Home / Romansa / Gus! I Lap Yuh! / [76] Tiana Mau Selamanya Begini

Share

[76] Tiana Mau Selamanya Begini

Author: qeynov
last update Huling Na-update: 2024-11-26 14:45:20

“Bosen!” Berengut Tatiana.

Semua orang berkegiatan di luar sedangkan dirinya menjadi makhluk mati segan, hidup tak mau. Selain tidur dan menonton drama-drama, ia tak melakukan apa pun di rumah.

Mama dan papa yang biasanya menemani kesehariannya, hari ini mendadak memiliki acara bersama teman-teman mereka. Ia ditinggalkan tanpa perasaan.

“Sebenernya, gue ini hamil apa lumpuh?! Masa mau ngapa-ngapain dilarang? Mau ikut juga nggak boleh! Parah mereka!”

Tatiana bosan maksimal. Zahra dan Brandon masih kuliah. Sejak mempunyai hubungan signifikan dengan adik iparnya, sahabatnya itu berubah menjadi sangat rajin.

Brandon hampir tidak menerima usulannya untuk membolos. Ajakannya tadi ditolak mentah-mentah, padahal ia sudah memohon agar Brandon skip kelas terakhirnya hari ini. Hasilnya malah dibalas dengan sebuah quote tidak nyambung.

Inilah Jalan Kebenaran.

Sedikit agak-agak memang Brandon sekarang. Perubahannya tak seasyik dulu, meski perubahaan tersebut Tiana anggap baik. Setidaknya Brandon t
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hendry Hendryhen
alhamdullilah.. terima kasih banyak Thor untuk hari ini.. updatenya mantap...........
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Gus! I Lap Yuh!   [Final Ekstra Chapter] Mas Adnan Pengen Punya Adek

    “Mas Adnan, grrr!” Geraman tersemat pada panggilan yang Tatiana layangkan kepada sang putra.Ibu muda itu sudah lelah mengimbangi tenaga putranya yang seakan tak pernah ada habisnya.“Pake kopiahnya dulu, Mas Adnan! Mbah Uyut bentar lagi sampai loh!” Seru Tatiana.Dua hari Khoiron pergi demi untuk menjemput Kyai Dahlan. Awalnya merekalah yang ingin bertolak kesana mengingat usia sepuh sang kakek. Namun beliau melarang, dengan alasan kasihan pada cicit lelakinya. Selain itu beliau juga mengatakan jika dirinyalah yang merindu. Sudah sepatutnya dia yang menyambangi mereka ke Jakarta.“Nggak mau pake Ibu. Nanti Mas Adnan mirip tukang sate tak-iye itu!” Beo Adnan. Anak itu pernah bertanya mengapa setiap tukang sate yang dia temui memakai kopiah, dan ayahnya menjawab jika kopiah tersebut merupakan ciri khas mereka.“Ya kamu makainya kayak Ayah biar nggak dikira Abah-Abah penjual sate, Mas!”“Sini cepetan! Ibu nggak kuat kalau kamu ajakin lari-lari mulu!” timpal Tatiana, meninggikan suaranya.

  • Gus! I Lap Yuh!   Ekstra Chapter [5] Ngerti kan Sekarang?

    Kepulangan Tatiana dan Adnan dari sekolah disambut oleh kekepoan Soraya. Mama Tatiana itu langsung memberondongi putrinya dengan serangkaian kalimat tanya.“Kok kamu pulang bawa Mas Adnan? Tadi cepet-cepet pergi kemana, Ti?”“Ibu jemput Mas Adnan, Oma,” jawab Adnan mewakili ibunya.“Loh, kan belum waktunya pulang sekolah. Kok sudah dijemput? Mas Adnan nggak kenapa-napa kan?” tanya Soraya sembari mengekori anak dan cucunya.“Mas Adnan nggak kenapa-kenapa. Temen Mas Adnan yang masuk UKS, Oma.”“Hah?”Pemaparan tersebut semakin membuat Soraya bertanya-tanya. Jawaban sang cucu mengindikasikan jika telah terjadi sesuatu yang buruk, sehingga Adnan dijemput tak sesuai waktu kepulangannya.“Mas Adnan mau dibuatin es susu nggak?” tanya Tatiana setelah mendaratkan pantat Adnan ke atas sofa ruang keluarga mereka.“Mau, Ibu. Dikasih marshmallow di atasnya.”Tatiana membelai kepala Adnan, menyematkan ciuman dikening anak itu sebelum berkata, “oke.”Penasaran dengan apa yang terjadi, Soraya pun men

  • Gus! I Lap Yuh!   Ekstra Chapter [4] Ibu, Mas Adnan Anaknya Siapa?

    “Minggir!!” Teriak Tatiana sembari terus menekan klakson motornya berulang kali.“MINGGIR! GUE TABRAK YA LO LAMA-LAMA!”Perempuan muda beranak satu itu sama sekali tidak pernah menarik tuas rem setelah memutar gagang gas motor yang dipinjamnya. Motornya melaju bak pembalas nasional, menyalip pengemudi-pengemudi lain yang menggunakan jalanan searah dengan tempat dimana putranya mengenyam bangku pendidikan.Beberapa saat yang lalu, Tatiana mendapatkan telepon dari ibu wali kelas si bocil. Wanita itu berkata jika Adnan terlibat perkelahian dengan teman sekelasnya. Tentu saja hal tersebut membuat Tatiana panik bukan kepalang. Ia sampai meminjam motor bebek milik satpam rumahnya agar tak terjebak macet.Bukan apa-apa. Adnan meskipun seringkali bertindak seperti bocil kematian, anak itu cukup manis di luaran. Dia sama sekali tidak pernah bertengkar apalagi berkata keras terhadap orang lain. Nakalnya ya sebatas kenakalan wajar terhadap mamanya yang cantik. Jadi setelah mendapatkan informasi

  • Gus! I Lap Yuh!   Ekstra Chapter [3] Ketika Mas Adnan Ngajakin Ibu Ke Nekara

    “Ibu..”Tatiana mengangkat kedua tangannya ke atas.Tidak, tidak!— Ia tidak akan terpengaruh dengan raut memelas suami tercintanya. Pria itu harus merasakan betapa spektakulernya kelakuan anak mereka saat menginginkan sesuatu.‘Enak aja! Bikinnya bareng-bareng, masa bagian puyengnya, Ibu yang paling banyak.’ Dumel Tatiana, membantin.“Mau ini, Ayah! Mas Adnan mau ini.” Keras kepala Adnan dengan menunjuk satu unit mobil yang sedang dipamerkan pada lantai dasar sebuah Mall ternama di Jakarta.Tatiana terkekeh sembari memalingkan wajahnya. Biarlah ia berdosa. Namun wajah frustasi suaminya sangatlah menghibur jiwa emak-emaknya.“Beliin! Mas Adnan mau punya mobil yang pintunya 2, Ayah.”“Ya Allah, Mas.. yang pintunya 4 kan udah punya.”“Kan empat, nggak dua!” Ngeyel Adnan, membalas kata-kata sang ayah.“Mas..”“Enggak dalem!” potong anak itu menolak panggilan Khoiron.Khoiron menatap lembut kedua mata putranya yang membola. “Kok begitu jawab ke Ayahnya, Mas?” Sama seperti tatapannya, suara

  • Gus! I Lap Yuh!   Ekstra Chapter [2] Kehangatan Keluarga

    Mendekati pukul lima sore hari, Tatiana, Adnan dan Soraya— ketiganya tampak rapi, berjajar pada halaman luas kediaman mereka.Barisan vertikal yang ketiganya bentuk itu, merupakan pemandangan yang sehari-harinya akan terlihat jika saja tidak turun hujan kala hari hari kerja berlangsung.Di dalam barisan itu, ketiganya akan melakukan sebuah penghormatan besar kepada dua orang terkasih yang telah rela menghabiskan waktunya untuk bekerja keras agar mereka dapat hidup enak.Mereka akan menunggu kepulangan para pencari nafkah. Menyambut keduanya dengan senyum hangat supaya seluruh lelah yang merajai diri mereka sirna.Dalam hal ini, tradisi itu dibentuk setelah si kecil Adnan terlahir ke dunia. Sebuah kebiasaan kecil yang pada akhirnya terus dipertahankan dan menjadi rutinitas harian yang keberadaannya tak pernah ditinggalkan oleh Tatiana dan mamanya.“Itu mobil Ayah.” Seru Adnan, gembira. “Opa sama Ayah pulang, ye-ye-ye-ye!” Anak itu melompat kegirangan, merasa tak sabar untuk menyambut a

  • Gus! I Lap Yuh!   Ekstra Chapter [1] Ibu Angkat Tangan

    Tatiana tak pernah berhenti dibuat istighfar oleh atraksi anak laki-lakinya. Si kecil yang kini menginjak usia 5 tahun itu mempunyai banyak sekali tingkah. Kulit di dadanya mungkin sudah menipis saking seringnya dibelai secara mandiri karena kelakuan membagongkannya.“Ibu nyerah, Mas Adnan!” Tatiana mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Ia menyerah, mengibarkan benderah putih ke angkasa.Ayah anak itu baru saja pergi beberapa menit yang lalu, dan si kecil sudah kembali berulah.Adnan memang sangat tahu caranya menguji batas kesabaran ibunya. Dia mencari momen terbaik saat satu-satunya manusia yang ditakutinya tak lagi berada di rumah.“Mas, Ya Allah! Ikan koinya Ibu loh, mati itu ntar Mas!” lontar Tatiana, lemas tak bertenaga.Tatiana pikir dengan dirinya menyatakan kekalahkannya, putranya akan berbaik hati untuk hengkang dari kolam kesayangannya. Namun ternyata, ia salah. Anak itu tetap melanjutkan kegiatan merusuhnya.“Mas Adnan baik loh, Ibu. Mas kan lagi bantu ikan koinya Ibu napas.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status