Pondok Hampstead kembali sunyi, Reno yang sudah tidak mampu menahan hasrat liarnya menatap Flora yang duduk di sampingnya. “Kita berkencan.” bisik Reno . Tanpa menunggu jawaban menggendong Flora , membawanya ke depan perapian , duduk berdampingan di atas karpet tebal berwarna putih, memantulkan siluet indah mereka yang duduk berdampingan dengan api yang menari-nari dengan lincahnya di dinding belakang mereka. Lidah-lidah api kemerah-merahan memberi nuansa indah membuat suasana terasa romantis, passionate love kembali ingin mereka hadirkan membuat mereka saling menicum, mengulum dan berpelukan dalam diam memandang perapian di depan mereka. Kebisuan diantara mereka terasa dingin dan beku. “Reno, aku ingin memberi anak bagimu.” bisik Flora, tersenyum. Reno melepaskan pelukannya memandang Flora dengan penuh tanda tanya.Mereka saling berpandangan, seolah-olah ingin mengetahui isi hati masing-masing. “Bukankah Liza dan Ami anak kita ?” tanyanya. “Kita buat satu anak lagi, laki-laki t
Sehari mereka di London kemudian mereka bersiap menuju bandara kembali ke Singapura . Flora menatap ke luar jendela pesawat, awan-awan kelabu menutupi pemandangan di bawahnya ketika pesawat landas dari bandara Heathrow. Aku akan memasuki dunia nyata, dunia khayal penuh madu telah berakhir. Aku seratus persen isteri Reno, melayaninya, melayani anak-anaknya dan berkutat seharian di rumah tanpa dia ketahui bagaimana bentuk rumah yang akan dia tempati bersama Reno. Pacaran singkat hanya sepuluh bulan, bulan madu hanya sepuluh hari nanti akan berakhir dengan sepuluh, seratus bahkan ribuan tanda tanya. Belum lagi menghadapi keanehan seksual Reno, mungkin kedatangan mantan isterinya atau perempuan lain yang pernah dikencani Reno? Semua masih penuh tanda tanya, batin Flora. Seperti sekarang aku duduk di dekat jendela memandang awan kelabu yang menutupi pemandangan di bawahku, hanya sinar-sinar kecil yang nampak, begitupun nanti aku akan menghadapinya, batinnya. " Mmm... que sera-sera, what
Reno adalah anak satu-satunya dari Valerie Schast dengan Roman Bimo Jatmiko. Valerie Schast yang cantik menawan, terpikat dengan Roman Bimo Jatmiko mahasiswa asing yang terkenal tampan, pemain basket andalan kampus Oxford , kaya, anak konglomerat terkenal di Indonesia. Pertemuan pertama mereka secara tidak sengaja di pesta pernikahan teman kampus mereka, berakhir dengan pacaran, mereka terpaksa menikah karena Valerie hamil. Pernikahan mereka tidak disetujui orangtua Roman yang sudah menyiapkan calon isteri bagi Roman, anak sesama konglomerat perusahaan jamu terkenal di Semarang. Roman bersumpah tidak akan kembali ke Indonesia , karena dia tahu begitu dia menjejakkan kakinya di Jakarta, orangtuanya pasti memasang jerat yang membuatnya tidak bisa kembali ke Inggris. Cintanya pada Valerie tidak mudah dipatahkan dengan segala godaan harta yang ditawarkan orangtuanya dan orang tua Dewita. Untuk ketentraman pernikahan mereka, akhirnya mereka pindah ke Singapura. Dengan modal uang yang dipe
Menjelang setahun pertemuan di jalan Jaksa, Reno mengusulkan merayakan perjumpaan mereka di café tempat mereka bertemu. Flora berkeberatan . “ Ren, cukup di kondo saja kita rayakan dengan anak-anak.” “ No, aku ingin hanya jita berdua !” “ Bukankah di antara kita ada anak-anak?” Flora bersikukuh mempertahankan keinginannya. “ Flora, aku ingin hanya kita berdua saja, kau dan aku !” tegas Reno menatap Flora , ada ketersinggungan di matanya. “ Aku sudah reservasi hotel, café dan tiket.” Sebulan yang lalu. “ Reno, bukankah aku sekarang isterimu? Mengapakah kau tidak bertanya padaku?” Reno tidak menjawab, meninggalkan Flora yang duduk di ujung tempat tidur, keluar kamar. “ Reno !” teriak Flora.Mendengar teriakan Flora, Reno berbalik,“ Why are you scream to me ? I’am not deaf !” balas Reno. “Kau tidak jawab pertanyaanku , kau putuskan sendiri tanpa konsultasi denganku.” “ Perlukah aku jawab pertanyaanmu?” tanyanya kemudian keluar kamar. Flora tidak senang dengan sikap Reno, tan
Terlihat ekspresi kaget di wajah Reno ,meletakkan gelas yang dipegangnya, menatap Flora dengan tatapan tidak percaya. “ Are you pregnant my baby?” “ Of course ! Your baby.” kataku. Akhirnya Reno mengakui bahwa sebenarnya ia sangat menginginkan anak lahir dari percintaan mereka siapa tahu Tuhan memberikan anak laki - laki sehingga ada generasi penerus bagi keluarga Jatmiko. “ Ketika kau mengatakan bahwa ingin memberi aku anak laki-laki, jauh di dalam hatiku ada rasa senang,” bisiknya. “ Aku sangat mencintaimu Flora, kau segalanya bagiku, kau milikku !” katanya dengan tegas. Flora menatap lelaki di depannya, kekasih, suami , “ Aku mencintaimu dengan segala kelebihan dan kekuranganmu.” bisiknya. “ Bisakah kita bercinta sayang?” tanya Reno. Flora mengangguk. Dengan bercinta aku mengungkapkan kecintaanku kepadanya , aku sangat menikmati hubungan percintaan kami karena aku bisa merasakan getar badannya, degup jantungnya, desahan nafasnya . Meskipun dia mempunyai kelainan, percintaa
Kembali ke kondo , Flora mencoba berdamai dengan hati dan pikirannya.Meskipun terlintas dalam pikiran Flora membiarkan Reno terus dalam penyesalan , berpisah sementara, tidak tidur se kamar dan se ranjang. Entah mengapa pikiran Flora tidak senada dengan hati kecilnya, bersama mereka memasuki kamar, lalu Flora berbaring di ranjang dan Reno menatapnya was-was. “ Mana buku harianmu?” tanya Flora. “ Ada di brankas.” Jawab Reno. “ Saya akan musnahkan buku harianmu,” kata Flora. “ Mengapa?” tanya Reno. “ Agar masa kelammu hilang bersama dengan buku harianmu. Besok hari Sabtu kamu libur, kita musnahkan bersama-sama. Kita ke kantormu memotong buku harianmu dengan mesin pemotong kertas.” Kata Flora. Terlihat keraguan di wajah Reno. “ Buat apa kau simpan buku harianmu ? Apakah kau masih sering membacanya?” tanya Flora. Reno menggeleng. “ Maukah suatu hari anak-anakmu membaca buku harianmu. Maukah mereka frustasi karena ayahnya memiliki kelainan mental, mmm… kelainan seksual?” tany
Flora bingung memandang mama dan Reno, dimana mama akan tinggal ? kamar kami hanya ada tiga, kamarku, kamar Liza dan Ami , jika mereka libur dan kamar bayi, batin Flora. “ Hai, Flora, kamu tidak mengijinkan mama masuk ?” tanya mama Siska sambil memandang Flora dengan heran. “ Oh, ya mari masuk ma.” Kata Flora sambil menatap Reno penuh tandatanya. Mama melihat sekeliling kondo dan memuji selera Flora dalam menata, “Dari dulu kau memang penata rumah yang hebat.” kata mama. “ Mama kenapa tidak telepon kalau mau datang . “ kata Flora. “ Oh … Reno menelpon Mama seminggu yang lalu ,minta mama menemanimu sampai kamu melahirkan .“ kata mama. “ Tapi … ma, dimana mama akan tinggal ? kami hanya punya tiga kamar , Reno itu menginginkan privasi, ia tidak suka kalau ada keluarga yang menginap di kondo kami. “ kata Flora. “ Oh … itu, kekhawatianmu ! Reno sudah menyewa apartemen di ujung sana untuk mama selama enam bulan. Mama sudah melihat apartemennya, mewah banget ! " bisik mama. " Hum,
Irene duduk di sofa, menyilangkan kakinya memamerkan kakinya yang langsing , mulus dan jenjang, di mata kakinya tergantung gelang kaki dari emas dengan liontin huruf I. Pandangan matanya liar melihat ke sekeliling kondo. Aku memberi kode ke Asdara agar mengunci pintu kamar tidur utama dan kamar anak-anak. Entah karena nalurinya, Dean menangis keras, terdengar bujukan nanny. Aku meninggalkan Irene yang memandangku pergi ke kamar bayi menemui Dean. “ It’s time to breastfeed?” tanya Flora pada nanny. “ Not yet.” Jawabnya. Flora memeriksa celana Dean dan pampersnya, kering, membelainya lembut , berbisik, “ Mom akan melawan siapapun yang akan mengganggu dad dan mom. “ Kata Flora. Flora sengaja berbahasa Indonesia agar nanny tidak mengerti apa yang dikatakannya. Flora kembali ke ruang tamu dan tidak nampak Irene. “ She just left.” Kata Asdara. Flora menghembuskan nafas, Kedatangan Irene bukan urusanku, biar Reno yang menyelesaikannya. Aku akan mempertahankan pernikahanku jika