Home / Romansa / HASRAT MEMBARA CEO PERKASA / BAB. 36 Sentuhan Pertama di Rumah Baru

Share

BAB. 36 Sentuhan Pertama di Rumah Baru

last update Huling Na-update: 2025-10-22 10:51:21

Mary masih memegang tangan Joseph erat, di taman rumah mereka seolah-olah belum percaya jika rumah indah ini kini milik mereka.

“Ini beneran rumah kita kan Kak Jo?” Mary berbisik, matanya berbinar-binar.

Joseph mengangguk sambil tersenyum, lalu mencium kening istrinya.

“Iya, Sayang. Ini hadiahku untukmu, Mary. Semoga kamu bisa merasa bahagia dan nyaman di sini.”

Mary kembali melangkah pelan memasuki rumah. Langit-langit tinggi dengan lampu gantung kristal menyambut mereka. Dinding marmer dan lantai yang memukau memantulkan cahaya alami dari jendela besar.

“Aku seperti masuk ke dalam majalah desain interior,” gumam Mary, matanya lagi-lagi menjelajahi setiap sudut.

“Tapi rumah ini belum punya sentuhan seorang Mary,” ucap Joseph.

“Itu sebabnya, aku mau kamu yang mendesain semuanya. Sesuai selera kamu.”

Mary menoleh cepat.

“Serius, Kak? Kamu nggak keberatan kalau aku ubah beberapa bagian?”

“Ha-ha-ha. Hanya beberapa bagian?” Joseph tertawa.

“Kamu boleh ubah semua. Aku cuma mau satu hal
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 53 Welcome To Tasmania

    Setelah puas menjelajahi pantai-pantai eksotis Bora-Bora, Joseph dan Mary pun meninggalkan pulau surga itu dengan senyuman puas di wajah mereka. Keduanya lalu menumpang jet pribadi milik keluarga Joseph, sebuah pesawat jet pribadi mewah yang dilengkapi fasilitas premium.Di dalam kabin, Mary duduk di samping jendela sambil menikmati panorama langit. Joseph duduk di sebelahnya, menyeruput kopi hangat.“Nggak nyangka ya, akhirnya kita bisa menikmati waktu liburan panjang ini,” ucap Mary, tersenyum manis.Joseph mengangguk, memegang tangan Mary. “Aku udah lama rencanain semua ini. Setelah semua kesibukan kantor yang melelahkan di Jakarta sana.”Mary menyandarkan kepalanya di bahu Joseph. “Dan sekarang kita menuju Tasmania. Jujur aku penasaran banget sama tempat itu.”Beberapa jam kemudian, jet mereka mulai menurunkan ketinggian. Di kejauhan, bentang alam Tasmania mulai terlihat. Ada perbukitan hijau, hutan lebat, dan teluk biru yang tenang. Cuaca cerah, dengan awan tipis menghiasi lan

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 52 Menikmati Keindahan Surga Pribadi Yang Begitu Menggoda

    Pagi berikutnya, matahari bersinar lembut di balik awan tipis, menyinari permukaan air laguna Bora-Bora yang berkilauan bak kristal cair. Joseph dan Mary berdiri di dermaga resort, bergandengan tangan, menunggu perahu pribadi mereka datang. Hari ini, keduanya dijadwalkan mengikuti Lagoon Tour, petualangan yang paling ditunggu-tunggu selama bulan madu Joseph dan Mary.“Lihat airnya, Kak Jo,” ujar Mary takjub, matanya tak lepas dari gradasi biru toska yang memukau. “Kayak bingkai kaca raksasa.”Joseph tersenyum, merangkul pinggang Mary. “Dan kita akan mengarunginya berdua. Bagaimana rasanya jadi pasangan paling beruntung di dunia?”Mary tersipu. “Rasanya kayak mimpi yang menjadi kenyataan.”Tak lama, perahu katamaran putih elegan bersandar di dermaga. Kapten kapal, seorang pria lokal ramah bernama Teva, menyapa dengan senyum lebar.“Selamat pagi! Selamat datang di surga pribadi kalian hari ini!” sapa Kapten Teva.Mary terkekeh. “He-he-he. Surga pribadi. Kedengarannya menarik!”Josep

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 51 Tour Helikopter Yang Mendebarkan

    Cahaya matahari pagi menelusup masuk melalui tirai tipis vila, membentuk pola lembut di dinding kayu. Mary membuka matanya lebih dulu dan menoleh ke sisi tempat tidur. Joseph masih terlelap, napasnya tenang dan damai. Senyum tipis terbit di wajah Mary.Dia membelai pelan rambut Joseph. “Bangun, Kak Jo. Hari ini kita punya janji sama langit,” bisiknya lembut.Joseph menggeliat pelan, lalu membuka mata dan tersenyum. “Langit? Maksudnya kamu?” godanya.Mary tertawa pelan. “He-he-he. Bukan, Kak. Maksudku, tur helikopter kita ke Mount Otemanu!”Joseph langsung bangkit. “Oh iya! Hari ini kita jadi burung.”“Lho? Kok jadi burung?” celetuk Mary bingung.“Kan kita akan terbang ke angkasa, Sayang!” sahut Joseph senang.“Ah, iya. Aku lupa! Hore … hari ini kita jadi pasangan burung yang cantik dan ganteng!” tukas Mary semangat.“Ha-ha-ha!” Keduanya pun tertawa terbahak-bahak.Setelah sarapan ringan di dek vila, roti panggang, buah tropis segar, dan jus mangga. Keduanya lalu dijemput oleh staf r

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 50 Keseruan Naik Parasailing

    Keesokan harinya,Pagi di Bora-Bora kembali menyambut Joseph dan Mary dengan langit cerah dan angin laut yang hangat. Dari balkon vila itu, mereka bisa melihat gugusan pulau kecil di kejauhan dan ombak tenang yang menyapu perlahan dasar laut.“Matira Beach menunggu kita hari ini,” ujar Joseph sambil menyeruput capucino.Mary tersenyum, duduk di kursi rotan sambil mengenakan kacamata hitam dan gaun pantai putih. “Katanya itu pantai terindah di dunia, Kak Jo. Aku nggak sabar deh!”Sekitar pukul sepuluh pagi, mereka tiba di Matira Beach. Hamparan pasir putih seperti tepung terhampar luas, bersih tanpa cela. Air laut bergradasi biru toska sampai hijau zamrud, begitu jernih hingga dasar pasir bisa terlihat jelas bahkan dari jauh. Di pinggiran pantai, deretan pohon kelapa melambai tertiup angin.Mary berdiri terpukau. “Kak Jo ini seperti lukisan. Tapi nyata.”Joseph menggenggam tangannya. “Ini lebih dari yang aku bayangkan. Lihat airnya, kayak kaca. Bening banget!”Mereka pun menanggalkan

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 49 Menjelajahi Dunia Bawah Laut dan Hal Romantis Lainnya Bersama Istri Tercinta

    Matahari pagi menyinari laguna kristal yang tenang, memantulkan kilauan lembut ke permukaan air. Angin tropis berhembus ringan, membawa aroma asin lautan dan bunga frangipani yang tumbuh di sekitar vila. Presidential Overwater Villa tempat Joseph dan Mary menginap berdiri anggun di atas air biru kehijauan, dikelilingi keheningan dan keindahan alam yang tak tertandingi.Di balkon kayu vila, Joseph dan Mary duduk berdua menikmati sarapan pagi mereka. Sepiring buah tropis segar, croissant hangat, telur dadar isi jamur, dan dua cangkir espresso tersaji di atas meja kaca bundar. Di belakang keduanya, pintu geser terbuka lebar, memperlihatkan ranjang besar yang masih berantakan karena malam yang penuh keintiman tadi malam."Tempat ini indah banget, ya?" gumam Mary sambil memandang hamparan laut biru yang tenang di hadapannya.Joseph tersenyum dan mengangguk. "Ya, Sayang. So wonderful. Aku masih nggak percaya kita beneran di sini, berdua, sebagai suami istri."Mary meraih tangan Joseph di

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 48 Makan Malam Romantis di Bawah Langit Bora-Bora

    Senja menjingga perlahan menelan langit Bora-Bora. Warna keemasan memantul indah di permukaan laut yang tenang. Suara deburan ombak menjadi latar alami, menyatu dengan hembusan angin laut yang lembut.Di tepi pantai pribadi Conrad Bora-Bora Nui, sebuah meja makan bulat sudah disiapkan di atas pasir putih. Meja itu dihiasi taplak krem lembut, bunga frangipani segar, dan dua lilin kaca yang menyala temaram. Di dekatnya, seorang pria lokal memainkan ukulele, membawakan lagu-lagu cinta Polinesia dengan suara lembut.Mary muncul dari dalam vila, mengenakan gaun putih anggun dengan potongan simpel namun elegan. Rambutnya digelung manis dan dihiasi bunga segar di satu sisi. Joseph, yang telah menunggu di pantai, terpukau.“Ya Tuhan, kamu cantik sekali,” ucap Joseph sambil tersenyum lebar.Mary tersipu, berjalan mendekat. “Kamu juga tampan malam ini, Suamiku.”Joseph meraih tangan Mary dan menciumnya dengan lembut. “Siap untuk makan malam paling romantis dalam hidup kita?”“Siap.” Mary ters

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status