Suamiku adalah Musuh bebuyutanku

Suamiku adalah Musuh bebuyutanku

last update最終更新日 : 2025-10-25
作家:  Suzy Ruたった今更新されました
言語: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
評価が足りません
39チャプター
413ビュー
読む
本棚に追加

共有:  

報告
あらすじ
カタログ
コードをスキャンしてアプリで読む

概要

Cinta yang Manis

Badboy

Miliarder

Pengantin Pengganti

Benci jadi Cinta

Seakan terjebak oleh keadaan, Shera harus menerima kenyataan pahit yang menyangkut masa depannya. Cita-cita untuk menjadi seorang pramugari harus terkubur dalam angan. Menikah adalah salah satu cara untuk menyelesaikan masalah yang telah di hadapi keluarganya. Namun, siapa sangka ia harus menikah dengan Bara Abisatya. Orang yang selalu membully dan menindasnya di masa sekolahnya dulu. Lantas, apakah pernikahan Shera akan bahagia atau menjadi pernikahan tragis?

もっと見る

第1話

Perjanjian

"Ayah menjaminkan salah satu di antara kita untuk melunasi hutangnya. Dan syarat itu adalah menjadi istri pak David. Kamu tau sendiri kan, kakak sudah mempunyai mas Adit. Dan tak mungkin juga kakak meninggalnya. Untuk itu, kakak berharap kamu yang menjadi istri pak David. Ok!"

Sebuah chat Amanda seketika membuat Shera tak mampu menahan air mata yang terkumpul di pelupuk mata. Jemari tangannya mengepal mengimbangi rasa sakit yang begitu menyesakkan dada.

"Bisa-bisanya dia berkata seperti itu tanpa harus berbicara terlebih dahulu padaku," gumam batin Shera menahan rasa amarahnya."Tidak-tidak! Itu semua tak boleh terjadi. Dulu, ayah pernah bercerita kalo pak David sangat sayang pada istrinya dan tak mungkin juga jika beliau menjadikanku sebagai istri keduanya. Ya, itu tidak mungkin? Mungkin saja, ini hanya akal-akalannya kak Manda untuk tidak membantuku membayar hutangnya ayah." Shera mencoba menenangkan hati dan pikirannya. Mencoba tersenyum meski hatinya tak karuan jika teringat dengan pernyataan sang kakak yang jelas-jelas akan merusak masa depannya."Dan, kalaupun persyaratannya seperti apa yang di bilang kak Manda, aku akan mencoba berbicara dengan pak David untuk mengubah persyaratan yang konyol itu."

Tok tok tok

Shera menoleh ke arah pintu yang sudah terbuka lebar. Dahinya mengernyit, bibirnya merapat saat melihat sosok orang yang tak lain adalah orang suruhannya pak David, berdiri tersenyum ke arahnya.

Setengah jam kemudian, Shera duduk termenung. Bibirnya merapat seraya menatap selembar kertas yang menjadi bukti perjanjian antara sang kakak dengan pak David.

"Lima ratus juta? Bagaimana bisa dia meminjam uang sebanyak ini? Bukankah pengobatan ayah selama ini hanya ...," kata Shera mendesah sebal.

"Sungguh keterlaluan! Bisa-bisanya dia menjaminkan masa depanku untuk masa depannya!" umpat Shera dalam hati sembari mendongak menatap kembali ke arah orang suruhan pak David yang masih duduk di depannya.

"Saya harap Anda tidak seperti kakak anda, Nona. Tolong kerjasamanya!" harap orang suruhan pak David yang mungkin seumuran dengan almarhum sang ayah.

"Apa sekarang, saya bisa menemui pak David?" tanya Shera hati-hati. Berharap orang itu mau membantunya.

***

Shera terdiam duduk terpaku seorang diri. Dua bola matanya berputar mengamati sekeliling rumah mewah yang merupakan milik pengusaha ternama di kota Malang tersebut.

Sejenak, dua bola manik mata indahnya tertuju ke arah foto keluarga yang terpampang jelas dan besar di dinding rumah. Tegakkan salivanya mengalir dengan paksa ketika melihat seseorang yang sangat tak asing baginya.

"Bara! Bukankah itu Bara Abisatya?" tanya Shera dalam hati. Alisnya bertaut, bibirnya merapat ketika teman sekelasnya dulu ternyata adalah bagian dari keluarga pak David."Ya Tuhan, kenapa aku harus bertemu dengannya lagi?" lirihnya seraya membuang nafas."Wait! Apa dia putranya pak David atau jangan-jangan dia itu menantunya pak David?" tanya Shera menerka-nerka saat ada wanita cantik yang berdiri di samping Bara.

"Ya Tuhan, kalo benar persyaratan itu terjadi. Otomatis, aku akan menjadi ibu tiri atau ibu mertua bagi Bara. Oh, tidak!" gumam shera bergelut dalam batin."Sungguh! ini semua mimpi buruk untukku! Setelah bertahun-tahun, aku mengobati luka traumaku ini tiba-tiba aku harus berurusan dengan orang yang dulu menindasku habis-habisan."

Sesaat, ia mendongak. Dua bola matanya tak berhenti menatap ke arah lelaki tua bertongkat menuruni anak tangga seraya mengembangkan senyum yang teramat manis.

"Apa itu pak David?" tanya shera tak percaya jika orang yang meminjamkan uang pada keluarganya yang usianya terbilang jauh lebih tua dari sang ayah."Ya Tuhan, apa iya aku akan menikah dengan lelaki yang usianya sudah terbilang aki-aki?"

Shera tak berhenti berucap dalam hati. Dadanya terasa sangat sesak saat melihat kenyataan pahit yang datang menghampirinya.

"Jadi, kamu adiknya Amanda?" tanya pak David yang begitu mengenal sang kakak.

"Iya, Pak! Saya Shera Anjani!" kata Shera memperkenalkan dirinya seraya menatap pak David yang mulai duduk di depannya.

"Shera Anjani?" tanya pak David mengernyit heran mendengar namanya.

"Maafkan saya sebelumnya, Pak. Sebenarnya, kedatangan saya kemari hanya ingin melakukan negosiasi dengan bapak," tutur Shera begitu hati-hati.

"Negosiasi?" pak David mulai bingung dengan apa di katakan perempuan yang seumuran dengan putranya.

"Tentang persyaratan itu, saya benar-benar tidak mau memenuhinya, Pak. Saya tak tau apa-apa tentang semua ini!"

Pak David menghela nafas panjang. Jemari tangan kanan dan kirinya menyatu seraya menatap ke arah Shera yang memohon.

"Lalu? Jika kamu tidak mau memenuhi persyaratan itu, bagaimana uang itu? Kakakmu tak mau tanggung jawab dan ayah kamu juga sudah tiada."

"Saya akan tanggung jawab untuk mengembalikan uang itu, Pak. Dan saya akan menyicilnya setiap bulan," ucap Shera mencoba tersenyum di atas rasa takut yang mulai datang menguasainya.

"Menyicilnya?"

"Ya, saya akan menyicilnya!" ucapnya dengan pasti.

"Maaf, cantik! Saya tak mau menunggu terlalu lama lagi! Saya ingin kamu memenuhi persyaratan itu atau kamu masuk dalam jeruji besi seumur hidup!"

Senyum Shera hilang seketika. Tegakkan salivanya mengalir dengan paksa saat perkataan yang tak di harapkan keluar dari mulut pak David.

"Tapi, Pak!" kata Shera terhenti.

"Percayalah! Masa depanmu akan cerah jika kamu memenuhi syarat itu," tutur Pak David mengedipkan mata seraya tersenyum ke arahnya. "Apabila di kemudian hari tak ada kecocokan, kamu bisa melakukan gugatan perceraian. Dan, pernikahan itu harus melewati lima tahun lamanya. Tapi, saya yakin kamu tidak akan melakukannya!"

Shera tercekik. Untuk kesekian kalinya ia harus berhadapan dengan lelaki yang bermata jelalatan.

"Tamat sudah riwayatku! Ya Tuhan, haruskah aku menikah dengan dia? Dan, lima tahun lamanya, aku baru bisa terlepas dalam pernikahan ini. Sungguh, tak ada pilihan yang baik untukku," gumam batin Shera menahan air mata yang seakan sulit untuk keluar.

"Pulanglah! Ambil barang berhargamu dan tinggallah di rumah saya sebelum pernikahan itu berlangsung. Ok!"

Shera tak mampu berucap. Bibirnya seakan beku dan tak mampu berucap saat kata pernikahan terdengar olehnya.

***

Bara Abisatya menoleh ke arah Shera keluar dari rumah sang ayah. Membuka kaca mata hitamnya seraya menatap ke arah Shera yang masuk ke dalam mobil milik sang ayah.

"Kamu sudah pulang?" Suara pak David seketika mengalihkan pandangan Bara.

"Iya!" jawab Bara berjalan menghampiri sang ayah.

"Bagaimana menurutmu? Apa kamu suka dengan wanita yang barusan pergi?" tanya pak David berharap sang putra tertarik dengan pilihannya.

"Jika itu pilihan ayah, lakukanlah!" ucap Bara memasuki rumah yang sudah terbuka lebar itu.

"Yes! Akhirnya dia mau menyetujuinya!" gumam pak David merogoh ponsel yang berada dalam saku celananya. Dengan mata mengernyit, jemari tangannya mulai mencari nama seseorang yang akan mengurus pernikahan itu.

"Halo, Diandra. Besok kamu urus semuanya! Saya tak mau ada kesalahan yang terjadi!" ucap pak David penuh penekanan.

"Baik, Pak!" jawaban yang keluar dari balik benda layar pipih tersebut.

"Ok!" Pak David mematikan ponsel miliknya. Senyumnya mengembang saat apa yang ia inginkan akan segera terjadi.

"Tak sabar menanti hari esok!" kata pak David memasuki rumahnya kembali.

Sedangkan Shera harus meratapi kesedihan yang teramat dalam dengan kenyataan yang ada.

"Kenapa harus menikah dengan pak David? Apa kata orang nanti jika tau kalo aku menikah dengan seorang aki-aki?" gerutu Shera seorang diri. Helaan nafas keluar dari hidung mancungnya. Mencoba memejamkan mata saat isi kepalanya penuh dengan pertanyaan.

Shera membuka kedua matanya kembali.

"Tapi, kenapa ini harus terjadi padaku? Dan kenapa aku harus menikah dengan ayahnya Bara?" Shera meneteskan air matanya kembali. Rasa sakit yang terpendam sekian lama seakan kembali lagi."Daripada aku mati pelan-pelan berhadapan dengan Bara, apa lebih baik aku mendekam dalam penjara saja?"

もっと見る
次へ
ダウンロード

最新チャプター

続きを読む

読者の皆様へ

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

コメント

コメントはありません
39 チャプター
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status