Share

KEMUNGKINAN TERBURUK

Vina menatap Romi yang sedang berusaha keras menahan tangisnya. Mereka sudah tiba kembali di kos an sejak sejam yang lalu. Namun, Romi masih terlihat seperti orang linglung.

“Aku pikir, setelah operasi kemarin mama udah sehat. Ternyata malah kankernya udah menyebar ke mana-mana,” kata Romi.

Vina menghela napas panjang, ia menepuk bahu Romi perlahan.

“Kapan mama mau ke rumah sakit lagi?” tanyanya kepada Romi.

“Besok malam kan harus rujuk ke rumah sakit Anisa untuk pemeriksaan lanjut. Kamu mau ikut?”

Vina langsung menganggukkan kepalanya.

“Mau.”

“Ya udah besok kamu aku jemput ya.”

Vina menarik napas panjang, dan memeluk Romi. Ia ingin sedikit mentransferkan rasa nyaman kepada kekasihnya itu.

"Nanti, kita punya anak jangan satu ya. Aku mau dua atau tiga gitu," sahut Romi.

"Loh, kok jadi ngomongin soal anak sih?Ini kan tadi lagi bahas mama. Kenapa jadi soal anak?" protes Vina.

Romi menghela napas panjang dan mengembuskannya perlahan lalu menatap wajah kekas
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status