Share

Sial Tak Dapat Diduga

Dengan tatapan penuh tanda tanya, Jasuke memasuki ruangan khusus, dimana ruangan tersebut biasa dijadikan tempat berkumpulnya para dewa tertinggi dengan Mahadewa sebagai pemimpinnya. Apa yang Jasuke lihat saat ini berbanding terbalik dengan apa yang ada dalam pikiran Jasuke sejak dirinya dipanggil untuk menghadap Mahadewa.

Sepanjang kaki melangkah menuju ruangan yang cukup luas tersebut, Jasuke sudah membayangkan dirinya akan disambut dengan meriah oleh para dewa tertinggi, karena telah sukses melaksanakan tugas terakhirnya. Sebagaimana yang Jasuke ketahui, setiap ada dewa yang akan naik ketingkat yang lebih tinggi, maka, akan banyak dewa yang menyambutnya, terutama para dewa tertinggi di setiap bagian tugas mereka.

Namun yang saat ini Jasuke saksikan,sungguh berbeda jauh dari dugaannya. Disana hanya ada Mahadewa yang menatapnya dengan tatapan dingin, serta salah satu dewa tertinggi lainnya, yang bertugas mengatur usia makhluk hidup. Dewa itu sudah berada ditingkatan yang paling tinggi sehinga dia bisa dengan mudah berada di tempat istimewa tersebut.

"Mahadewa memanggil saya?" tanya Jasuke setelah dia memberi penghormatan begitu berdiri tepat dan lurus dari arah muka mahadewa.

"Duduklah," titah Mahadewa dengan suara yang dingin dan cukup membuat Jasuke merasa merinding. Entah kenapa, melihat tatapan dua dewa tertinggi itu, Jasuke merasakan firasat yang tidak baik. Jasuke hanya diam, menunggu Mahadewa untuk membuka suaranya.

Namun sebelum Mahadewa membuka suaranya, Jasuke kembali dibuat terkejut saat ada tiga dewa lain masuk ke ruangan yang sama. Yang membuat kening Jasuke berkerut, diantara tiga dewa itu, ada satu dewa kematian, yang sama seperti dirinya dengan tangan yang terikat rantai. Jasuke pun semakin dibuat penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya. Sedangkan dua dewa lainnya adalah Dewa penjaga yang mengantar Dewa kematian itu.

Dewa yang terikat rantai itu dipaksa bersimpuh di atas lantai dengan kepala menunduk. Sedangkan dua dewa dari kalangan penjaga, langsung keluar setelah melaksankan tugas mereka. Sungguh Jasuke sangat penasaran, dengaj apa yang terjadi saat ini. Jasuke semakin merasa kalau akan ada hal buruk yang menimpa dirinya, melihat keadaan yang begitu menegangkan.

"Kalian tahu apa yang membuat kalian dipertemukan dalam kondisi seperti ini?" Mahadewa mengeluarkan suara beratnya yang penuh dengan sikap wibawa.

"Saya tidak tahu, Mahadewa," jawab Jasuke jujur. Karena pada dasarnya, Jasuke memang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. "Apa saya telah membuat kesalahan?"

"Tentu," jawab Mahadewa dengan lantang, membuat Jasuke terperangah mendengarnya. "Apa kamu tidak sadar, apa kesalahan yang telah kamu perbuat?" secara spontan, Jasuke pun menggeleng. "Ambilah dua catatan yang ada di meja sebelah kanan kamu."

Jasuke mengangguk lalu mengambil dua berkas hitam dimana Jasuke sangat mengetahui apa isi berkas itu. Di sana berisi cacatan lengkap makhluk hidup yang menerangkan tentang kapan makhluk hidup akan lahir sampai dia meninggal secara detail, dari mulai usia, tempat dan waktu. Jasuke segera memeriksa satu persatu catatan itu.

Awalnya Jasuke nampak biasa saja dalam melakukan pemeriksaan. Namun beberapa saat kemudian mata Jasuke membelalak. Jelas sekali dari raut wajahnya kalau Jasuke begitu sangat terkejut setelah membaca dua berkas itu dengan sangat teliti. "Ini ... bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin ini bisa tertukar?"

"Bisa saja, apa yang tidak mungkin," bukan Mahadewa yang mengeluarkan suaranya, tapi Dewa kehidupan yang bertugas mengatur nyawa makhluk hidup. "Itu karena kamu terlalu ceroboh dan kurang teliti."

"Tapi saya selalu memeriksanya. Bahkan disaat terakhir saya akan berangkat melaksanakan tugas saya, saya sudah memeriksanya kembali," Jasuke berusaha membela diri. Karena dalam ingatan dia, Jasuke merasa tidak melakukan kesalahan apapun.

"Sekarang, coba kamu ingat kembali, apa yang dia lakukan sebelum kamu benar benar berangkat melaksanakan tugas kamu?" tanya Dewa kehidupan sambil menunjuk Dewa kematian yang terikat rantai.

Jasuke seketika langsung berpikir dan mencoba mengingat kembali semua yang dia lakukan sebelum berangkat melaksanakan tugasnya. Hingga beberapa saat kemudian Jasuke menemukan sedikit kejadian dalam ingatan yang berhubungan dengan dewa yang bersimpuh. "Astaga! jangan jangan saat kamu menabrak tubuhku dengan keras, kamu ..." ucap Jasuke dengan suara ya cukup lantang.

"Ya, saat itulah, berkas yang sudah berada di tangan kamu sengaja ditukar oleh dia," ucap dewa kehidupan dengan lantang.

"Apa!" pekik Jasuke, dan dia kembali menatap rekannya. "Kenapa? Kenapa kamu lakukan itu?" Jasuke menatap rekan seperjuangannya dengan tatapan tidak percaya. Namun Jasuke tidak memungkiri karena dia ingat betul, Jasuke terjatuh sampai berkasnya terhempas dan saat itu juga, Dewa yang bersimpuh mengambil berkas Jasuke.

"Karena saya tidak rela kamu naik ke tingkat dewa yang lebih tinggi terlebih dahulu," ucap dewa itu dengan kepala yang masih menunduk. Dari suaranya jelas sekali terdengar nada penuh kebencian. "Aku tidak suka kamu yang lebih dulu naik ke tingkat paling tinggi, sedangkan diantara kita, aku duluan yang menjadi dewa."

Jasuke terperangah mendengarnya. Dia tidak menyangka ada dewa yang menaruh iri kepadanya. Sekeika ingin rasanya Jasuke meluapkan amarahnya yang saat sini sudah mulai mendidih. kedua tangan Jasuke bahkan terkepal kuat dengan tatapan yang tajam penuh amarah dan rasa benci.

"Kamu! Apa kamu tidak sadar, akibat dari kesalahan yang kamu perbuat, hah!" bentak Dewa kehidupan dengan suara penuh kemurkaan kepada Dewa yang sedang menunduk. "Kamu sudah sengaja merubah jalan takdir hidup dua manusia yang bisa mempengaruhi takdir makhluk hidup lainnya, paham! Gara gara perbuatan kamu, seluruh Dewa kehidupan harus bekerja keras mengatur ulang takdir hidup makhluk lainnya yang berhubungan dengan dua orang yang kamu tukar takdirnya. Kamu tahu, betapa kesalahan kamu sangat fatal!"

"Dan kamu!" sekarang Jasuke yang mendapat bagian amarah dari dewa kehidupan. "Harusnya kamu periksa kembali catatan yang kamu pegang sebelum kamu melintasi batas antara dunia dewa dengan dunia manusia. Kamu tahu, hal itu biasa dilakukan kembali oleh setiap dewa yang bertugas sebelum melintas. kenapa kamu tidak melakukannya?"

Jasuke kembali dibuat terperangah. Sekarang dia tahu letak kesalahannya berada dimana. Jasuke sadar betul dia memang tidak memeriksa kembali cacatan hitam yang dia bawa, saat melintasi batas dua dunia. Jasuke ingat dengan jelas, jika sudah melintasi batas tersebut, para dewa tidak bisa kembali lagi sebelum menuntaskan tugasnya. Karena saat itu Jasuke terlalu senang, akan segera naik ke tingkat yang lebih tinggi, jadi Jasuke lalai hanya karena hal kecil yang ternyata sangat penting.

Seketika Jasuke langsung bersimpuh dengan segala rasa bersalah dan penyesalannya. "Ampuni saya, Mahadewa, saya mengaku salah, saya telah lalai karena tidak memperhatikan hal sekecil itu. Ampuni saya."

"Semua sudah terjadi, dan kalian tahu apa konsekuensi dari perbuatan kalian, bukan?" ucap Mahadewa dengan tatapan yang masih begitu tajam. Tentu saja kedua Dewa itu sangat tahu apa yang akan dia dapatkan setelah ini.

"Buat kamu," Maha dewa menunjuk ke arah Dewa yang tangannya terikat rantai. "Saya akan memasukkan kamu ke lembah dasar hukuman para iblis, dan buat kamu," sekarang Mahadewa menunjuk ke arah Jasuke. "Saya akan menghukum kamu menjadi manusia."

"Apa?!" Kedua Dewa kematian memekik secara bersamaan dan mereka nampak terkejut dengan pernyataan tersebut.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status