Home / Fantasi / HUKUMAN DEWA KEMATIAN / Menjalankan Tugas

Share

HUKUMAN DEWA KEMATIAN
HUKUMAN DEWA KEMATIAN
Author: Rcancer

Menjalankan Tugas

Author: Rcancer
last update Last Updated: 2023-07-18 17:55:07

"Mato! To!" 

Mendengar namanya dipanggil sang atasan, anak muda itu berkerut bingung. Bukankah tugasnya sudah selesai?

Tak butuh waktu lama, ia pun menghadap. "Bapak memanggilku?" 

"Ini Kano ke mana? Disuruh nganter makanan ke rumah saya, malah sampai sekarang tidak kelihatan anaknya," sungut pria berperut buncit dengan wajah yang terlihat sangat kesal.

"Maaf, saya nggak tahu, Pak." Mato menjawab dengan wajah yang terlihat sedikit bingung.

"Ya udah, kamu aja yang ngantar ini ke rumah saya, sekalian kamu istirahat di rumah saja. Ke sininya besok sekalian."

Mato segera mengangguk. Dengan sangat terpaksa Mato menerima perintah bosnya. Biar bagaimanapun, dia tidak enak jika menolak perintah sang atasan. 

Hanya saja, hujan masih mengguyur begitu deras meski waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam ketika ia hendak melaksanakan tugas terakhirnya.

Mato pun segera mengenakan mantel untuk bersiap pergi ke rumah sang bos dan melajukan motornya dengan pelan.

Diperhatikannya jalanan sudah terlihat cukup sepi. Hanya ada beberapa kendaraan yang melintas meski semuanya didominasi oleh kendaraan besar.

Namun, ketika Mato melaju beberapa meter, terdapat mobil yang hendak menyalip sebuah truk dari arah berlawanan..

Karena kaget dan juga silau dengan cahaya mobil yang terpancar sangat terang, Mato langsung saja banting stir ke kiri.

Tapi naas,  Mato kehilangan keseimbangan saat itu juga.

Brak!

Kecelakaan pun tak bisa dihindari. Anak muda itu terseret motor, hingga menghantam beberapa drum yang ada di depan sebuah toko. 

Tak jauh dari tempat kejadian tersebut, ada sosok yang mengenakan pakaian serba hitam, tersenyum ke arah pemuda yang sedang meregang nyawa.

Sosok itu berdiri di seberang jalan dengan senyum penuh kepuasan.

Tak lama waktu berselang, datang dua sosok yang mengenakan pakaian yang sama persis, menghampiri sosok yang sedang tersenyum penuh dengan rasa senang. "Sepertinya kamu menjalankan tugas terakhirmu dengan baik, Jasuke," ucap salah satu dari sosok yang baru saja datang.

Pandangan mata mereka tertuju pada Mato. "Selamat, Jasuke, akhirnya kamu akan menuju ke tingkat yang lebih tinggi, mendahului kami." 

"Tentu, ini adalah saat yang aku tunggu," jawab Jasuke dengan seringai jahatnya yang sejak beberapa waktu lalu terkembang di bibirnya, "Baiklah, aku harus memastikan dulu kalau manusia itu sudah mati dan kita bisa kembali untuk memberi laporan."

Kedua rekan Jasuke pun setuju.

Mereka mendekat kepada pemuda yang sedang dilarikan ke rumah sakit. Anehnya kedatangan tiga sosok itu tidak ada satupun mata manusia yang melihatnya. Hanya sosok Mato yang tiba tiba matanya melotot begitu melihat tiga sosok tersebut. Namun tak lama kemudian mata Mato berubah perlahan menjadi terpejam.

"Selamat, Jasuke, nyawa dia sudah terlepas dari tubuhnya," ucap sang rekan.

Jasuke tersenyum senang sembari menatap arwah Mato yang menatapnya dengan penuh tanda tanya. "Sudah saatnya kamu berada di alam keabadian, pergilah kamu mengikuti cahaya itu," ucap Jasuke kepada sang arwah. Setelah arwah Mato mengangguk lalu pergi mengikuti cahaya terang, Jasuke bersama kedua rekannya segera saja menghilang.

Jasuke kembali ke dunianya, yaitu dunia para dewa. Kedatangan Jasuke disambut meriah oleh dewa dewa lainnya, terutama para dewa kematian. Ya, Jasuke adalah sosok dewa kematian yang baru saja menyelesaikan tugas terakhirnya. Saat ini Jasuke masih berada di tingkat dewa yang terbilang rendah. Setelah tugas terakhirnya ini sukses dia jalankan, Jasuke akan segera naik pangkat menjadi Dewa ditingkat yang lebih tinggi.

Itulah alasan kenapa Jasuke sangat senang saat tugas terakhirnya sukses besar. Dengan kata lain kesuksesannya adalah simbol kalau dia akan naik tingkat sebentar lagi. Maka itu rekan sesama dewa kematian yang tingkatannya sama dengan dia, menyambut kedatangan Jasuke dengan penuh keceriaan karena naik ketingkat yang lebih tinggi adalah impian semua dewa termasuk dewa pencabut nyawa.

"Jasuke, kamu disuruh menghadap Mahadewa, sekarang," ucap salah satu dewa menyampaikan pesan yang dia bawa.

"Benarkah?" tanya Jasuke memastikan pendengarnya. "Kenapa secepat ini, aku disuruh menghadap Mahadewa?"

"Aku tidak tahu. Cepatlah, kamu menemuinya, Mahadewa sudah menunggumu."

Mendengar kepastian dari si pembawa pesan, Jasukeblangsung saja bergegas pergi menuju ke tempat Mahadewa, Pimpinan dewa tertinggi dari para dewa yang ada. Sepanjang kaki melangkah, senyum Jasuke tidak surut sama sekali dari bibirnya. Pikirannya sudah membayangkan kalau dia akan berdiri sejajar bersama para dewa dengan tingkat yang lebih tinggi.

"Permisi Mahadewa, saya Jasuke, saya dengar anda memanggil saya?" ucap Jasuke begitu sampai di tempat tujuan.

"Masuklah!" terdengar suara tegas nan dingin dari arah dalam ruangan. Dengan segala rasa tenang yang dia kumpulkan, Jasuke pun membuka pintu dan memasuki ruangan tempat Mahadewa berada. Namun saat mata Jasuke melihat keadaan di dalam sana, dia dibuat tercengang. Di dalam ruangan yang luas tersebut, tidak hanya ada Mahadewa yang duduk disinggasananya, tapi sosok dewa lain yang menatapnya dengan tajam.

"Dewa kehidupan? Kenapa dia ada disini?" gumam Jasuke dengan tatapan herannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • HUKUMAN DEWA KEMATIAN   Akhir Dari Perjuangan

    Setelah terjadi percakapan yang cukup panjang dengan kedua rekan dewanya, saat ini Jasuke memilih duduk menyendiri, merenungi semua nasehat yang menghampiri dirinya. Saran dan nasehat dari dua dewa berwajah kembar, cukup membantunya untuk merenung agar Jasuke bisa mengambil pilihan yang tepat.Jasuke duduk termenung sembari menatap langit. Pikirannya menerawang pada semua hal yang telah dia lalui. Jasuke membandingkan dirinya sendiri, kala dirinya masih bertugas menjadi dewa dengan saat dia menjalani kehidupan layaknya manusia.Cukup lama sosok dewa itu merenung di halaman rumahnya. Bahkan dia merasa bosan kala jalan pikirannya terasa buntu karena sama sekali tidak menemukan solusi yang tepat menurutnya. Jasuke pun kembali berpikir untuk mengalihkan dilema yang bergelayut dalam benaknya."Apa sebaiknya aku pergi ke rumah Lavena saja ya?" gumamnya kala teringat satu nama wanita yang akan menjadi tempat terakhir Jasuke untuk menanam benih. "Benar, sebaiknya aku ke sana. Mungkin saja

  • HUKUMAN DEWA KEMATIAN   Jasuke Dilema

    Dick terduduk dengan perasaan yang sangat kacau. Matanya menatap nanar ke arah cahaya merah yang mengandung kekuatan besar, yang baru saja dia miliki. Dick tidak menyangka, kekuatan yang sangat dia harapkan, hanya sekejap bersarang pada tubuhnya. Marah dan menyesal kini berbaur dalam benak sosok dewa itu. Dick menyesal bukan karena kesalahannya yang telah berbuat curang kepada rekan sesama dewa, tapi Dick menyesal, karena dia memilih terlebih dahulu datang ke markas naga merah demi menguasai kelompok tersebut.Dick berandai-andai, jika dia memilih untuk langsung menyerang dunia para dewa, mungkin nasibnya tidak seburuk ini. Dick masih memiliki kesempatan besar untuk membalaskan dendamnya. Bahkan, bisa saja dia berhasil mewujudkan keinginannya itu berkat kekuatan besar yang dia miliki.Namun sayang, harapan tinggal harapan. Dick sudah tidak bisa berkutik lagi karena saat ini dia sudah tidak berdaya sama sekali. Dick bahkan merasa kekuatan lain yang dia miliki juga ikutan lenyap bersam

  • HUKUMAN DEWA KEMATIAN   Pertarungan Terakhir

    "Apa yang terjadi? Kenapa ruangan menjadi gelap begini?" tanya Nano disela-sela dirinya sedang mencari keberadaan Mato. Sosok dewa itu nampak terkejut dengan perubahan keadaan yang berlangsung mendadak di depan matanya. Ruangan yang tadinya nampak cerah karena cahaya matahari yang menembus dari atap kaca, tiba-tiba menjadi gelap dengan keadaan langit yang sangat mendung. Perubahan cuaca secara signifikan tersebut tentu saja membuat dua dewa yang ada dalam satu ruangan merasa heran."Apa mungkin, ini pengaruah dari kekuatan jahat yang ada dalam tubuh Dick?" tanya Zano menyimpulkan segala yang dia pikirkan sejak perubahan susana itu terjadi."Wah, bisa jadi itu! Jangan-jangan saat ini, Dick sedang mengeluarkan kekuatannya?" Nano mendadak panik kala mengungkapkan dugaannya yang tidak sengaja terbesit dalam pikirannya. "Bagaimana ini? Kita lanjutkan mencari Mato apa membantu Jasuke terlebih dahulu?"Zano menggeleng. "Aku tidak tahu. Saat ini keduanya sangat penting," jawabnya. Nano pun

  • HUKUMAN DEWA KEMATIAN   Pertarungan

    Jasuke menyeringai. Sosok dewa itu sama sekali tidak merasa gentar kala matanya menangkap sosok Dick, yang penampilannya jelas sangat berbeda. Bahkan dalam benak Jasuke, dia sudah tidak sabar untuk menaklukan dewa yang dia buru, sejak beberapa waktu yang lalu.Sebenarnya Jasuke bukan baru datang ke tempat itu. Dia sudah sejak beberapa waktu yang lalu, sampai di markas Naga merah. Jasuke dan dua dewa berwajah kembar memilih fokus mencari keberadaan Mato, yang kemungkinan berada di salah satu ruangan, setelah tadi mereka mendapat surat ancaman.Namun, kala mereka memasuki ruang utama markas tersebut, Jasuke dikejutkan dengan suara perdebatan. Jasuke pun penasaran dengan apa yang terjadi di sana. Dia dan dewa berwajah kembar, memilih mendekat ke ruang yang nampak ramai dengan persebut. Namun Betapa terkejutnya Jasuke kala dia mengetahui, siapa yang sedang berdebat di sana.Jasuke sempat terperangah melihat keadaan Dick yang jauh berbeda. Bahkan, dari penampilannya saja, Jasuke sudah me

  • HUKUMAN DEWA KEMATIAN   Menyerang Markas Naga Merah

    Empat sosok dewa masih berbincang sampai detik ini. Mereka membahas sesuatu yang menurut mereka penting sangat penting.Mereka berbagi pendapat dalam persiapan menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi jika sosok dewa yang menjadi buruan mereka, datang dan mengusik ketenangan dunia dewa.Pyar!Tiba-tiba sebuah suara keras, terdengar dari arah halaman depan rumah. Keempat dewa tentu saja kaget mendengar suara tersebut. Tanpa pikir panjang salah satu dari mereka, bangkit dan beranjak keluar untuk mengecek keadaan."Apa ini?" gumam salah satu sosok dewa sembari memungut sesuatu yang tergeletak di atas rumput. Di sana, sosok dewa itu juga menyaksikan salah satu tempat tanaman hias yang terbuat dari tanah liat, nampak pecah dan tanahnya berserakan.Setelah memungut sesuatu yang dia temukan, Sosok dewa itu kembali beranjak masuk untuk menunjukan benda yang dia bawa. "Apa yang pecah, Zano?" tanya Nano begitu melihat Zano menghambiri ketiga dewa lainnya."Tempat tanaman yang ada di at

  • HUKUMAN DEWA KEMATIAN   Kedatangan Mahadewa

    "Orang rumah pada kemana? Kok sepi?" Jasuke nampak terkejut begitu dirinya sudah sampai di kediamannya dan rumah terlihat sepi.Mata Jasuke mengedar ke segala penjuru ruangan, tapi hanya hening yang dia dapatkan. Jasuke pun berteriak memanggil dua nama dewa. Sekian detik dia berteriak, sama sekali tidak ada sahutan."Apa mereka sedang pergi?" gumam Jasuke sembari mendaratkan pantatnya di atas sofa. Dia merogoh kantung jubah yang dia kenakan dan mengeluarkan ponsel miliknya. "Astaga! Ponselnya mati," keluhnya baru sadar. Entah ponsel miliknya mati sejak kapan, Jasuke sama sekali tidak mengetahuinya. Namun bukannya segera menambah daya, Jasuke malah meletakan ponsel tersebut di atas meja dan dia merebahkan tubuhnya."Mungkin mereka sedang pergi, biarin aja lah," Jasuke kembali bergumam dan dia memilih bengong di sana. Namun, tak lama setelah itu, Jasuke malah dkejutkan dengan kedatangan sosok yang dia kenal secara tiba-tiba dan sudah berdiri di hadapannya."Mahedewa!" pekiknya. Jasuke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status