Share

50. Pendosa

Aku sebenarnya malas berbicara lama-lama dengan Mas Andra, tetapi untuk saat ini kuikuti saja kemauan laki-laki itu. Sesampainya di depan kamar Fadil, dia mencekal lenganku sedikit kuat.

“Fadil kenapa jadi cuek gitu sama Mas, Nai? Kok, dia jadi berubah?” bisik Mas Andra dengan nada kesal.

Aku melepaskan tangannya yang mencengkeram sedikit erat. Rasanya tak nyaman saat kulit kami bersentuhan begitu. Aku pun merasa aneh, padahal kami adalah suami istri.

“Kok kamu nanya gitu, Mas? Mungkin Fadil lagi gak nyaman aja, kan? Kamu sabar sedikit! Gak usah main tuduh gitu!” sentakku.

Mas Andra melengos, sepertinya tak terima dengan ucapanku barusan. Entah apa yang ada dalam pikirannya itu sampai menduga kalau aku mempengaruhi Fadil.

“Kemarin-kemarin, pas ketemu dia lengket sama Mas, Nai! Coba lihat sekarang, bahkan melihat ke arah Mas aja dia ogah-ogahan!” Mas Andra mengacak rambutnya kasar.

“Ya mana aku tahu, Mas. Mungkin dia masih ingat kejadian pas kamu maksa mau bawa dia pulang. Ingat y
Puspa Pebrianti

Terima kasih untuk teman-teman pembaca yang sudah mengikuti cerita ini. Love sekebon untuk kalian. Jangan lupa baca juga dua cerbung saya yang lain, berjudul Jodoh yang Tertunda dan Karma Pengkhianat Pernikahan. Akan mulai update rutin mulai hari ini! ^^

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status