Brata dan Lia kembali mereguk kebahagiaan pernikahan. Cahaya telah memberikan restunya. "Akhirnya kita dapat melepas rindu lagi sayang" Brata yang sudah sangat tidak sabar langsung mengangkat tubuh Lia begitu mereka sampai dirumah Lia." Aduh mas, malu dilihat anak-anak" Lia kaget sekali. " Gak ah, anak-anak lagi istirahat dikamar nya" Brata tak perduli, dia sudah begitu rindu pada Lia. " Selain anak-anak kan masih banyak orang dirumah ini" Lia merasa begitu malu, apalagi melihat ART yang kelihatan kaget dan kembali ke dapur. "Biarin" Brata malah mencium bibir Lia sampai akhirnya mereka sampai dikamar.Tak sabar Brata segera meletakkan tubuh Lia ditempat tidur, dan mencium bibir Lia dengan rakusnya. Tangannya pun dengan terampil menyentuh seluruh tubuh Lia. Perpisahan beberapa Minggu yang telah mereka lewati membuat hasrat mereka berdua tak terbendung lagi. Lia yang juga sudah begitu merindukan suaminya dengan antusias merespon setiap sentuhan Brata. Suara desahan mereka berdua be
Lia dan Brata menikmati hari itu hanya berdua, mereka seakan melupakan semua permasalahan yang terjadi. Jauh dilubuk hati Lia masih risau tentang anak-anaknya tapi demi cintanya pada Brata rasa itu dia abaikan. "Sayang, maafkan aku ya" Brata menyadari Lia tidak fokus setelah sekian lama Brata mencium tubuh Lia. Lia terkejut."Maaf mas, aku..." Lia gugup, dia takut Brata marah dan kecewa. "Gak sayang, yang salah itu aku. Sekarang kita menghubungi orang suruhanku ya. Semoga sudah ada kabar" Brata segera mengambil handphone nya. " Bagaiman Jo..sudah ada perkembangan?" "Sudah pak, ini kami sudah menahan seorang laki-laki yang mengaku bernama Sandi, dia sedang menunggu non Dani di warung depan sekolahan""Ok, tahan dan bawa dia ke sini""Baik pak" "Sayang, sabar ya. Mas Dani sedang dibawa Jonatan kesini. Nanti kita tanya apa maksud dan tujuannya" Brata membujuk Lia. Lia terharu dan memeluk Brata. " Iya mas, semoga semua baik-baik saja. Semoga mas Sandi tidak ada maksud jahat pada an
Pencarian Dani dilakukan dengan seksama. setiap orang berusaha siang dan malam mencari Dani. Mulai dari preman tingkat rendah hingga detektif swasta yang berpengalaman telah dikerahkan. Polisi juga sudah bergerak. Keberadaan Dani belum juga ditemukan. Kesehatan Lia sejak kehilangan Dani menurun, dia begitu terpuruk atas hilangnya Dani. Berbagai pikiran buruk datang Hinga membuatnya gelisah. Brata pun sudah berhari-hari tidak pulang kerumah, sibuk bersama anak buahnya mencari Dani. Siang itu Brata menghubungi Lia, Brata juga sangat kuatir akan keadaan Lia. " Sayang, kamu gimana kabarnya?" Brata terdengar cemas. "Aku baik-baik saja mas, cuma agak lemas dan. mual. Entah apa yang terjadi pada Dani" Lia kembali menangis. " Sayang, jangan banyak pikiran ya. Dani baik-baik saja.. sebentar lagi dia pasti ditemukan. Aku telpon dokter Dewi ya biar datang merawat kamu dirumah""Gak mas, aku gak mau dirawat"" Sayang, tolong ya. Aku gak mau sesuatu terjadi pada dirimu" "Tapi mas...""Gak ad
Mendengar ada kabar mengenai Dani, Brata segera pulang bersama ahli IT. Handphone yang digunakan oleh Susi segera terlacak oleh ahli IT yang telah berpengalaman. Susi ternyata ada disebuah rumah yang berada tidak jauh dari komplek perumahan Lia. "Ternyata Dani ada disekitar kita" Lia terkejut. "Iya sayang, kita akan segera menemukan dia. Kamu bergerak dulu ya" Dani bergegas mau pergi. "Mas aku harus ikut" Lia bergegas mengikuti Brata" Sayang tolong tunggu saja dirumah. Kamu jaga diri dan anak kita. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa" Brata terlihat cemas. "Tapi mas, aku mau lihat keadaan Dani " Lia menangis."Baiklah,tapi kumohon kamu gak akan melakukan hal yang membahayakan " Lia segera mengangguk. Brata, Lia dan beberapa orang yang terlatih bergerak menuju titik dari penelusuran keberadaan Susi. Sepanjang jalan Lia terlihat cemas, Brata pun terlihat tegang tapi dia tetap berusaha terlihat tegar agar Lia tidak bertambah cemas. Brata juga telah menghubungi Sandi, Gandi. Mereka se
POV SusiMelihat kebahagiaan Lia rasanya hatiku begitu sakit, aku yang dulu begitu mencintai mas Sandi bisa dilupakan semudah itu. Mas Sandi adalah laki-laki yang kutemukan di gelapnya kehidupan jalanan. Dia laki-laki yang baru keluar dari penjara kulihat begitu menarik. Aku pun jatuh cinta padanya, dan dia pun menerima cinta ku. Setelah sekian lama akhirnya aku pun meminta dia menikahi ku. Aku tahu mas Sandi tidak pernah mencintai ku tapi aku berharap dia akan mencintaiku suatu saat nanti. Pernikahan itu memang suatu yang sangat ku dambakan, setiap hari aku mencoba membuat mas Sandi jatuh cinta padaku ,segala usaha telah kulakukan. Bahkan aku telah bekerja siang dan malam . Aku bahkan rela bekerja dihitamnya kejahatan demi mencapai kekayaan dan kekuasaan, semua itu untuk Mas Sandi. Satu hal yang ku sedihkan dia tak pernah menyentuh tubuhku bahkan dia tak pernah perduli padaku. Dia hanya suami diatas surat, tapi aku tak pernah ada di kehidupannya. Banyak wanita yang dia bawa p
Mas Sandi akhirnya meninggalkan ku sendirian yang terhempas menahan luka. Segala usahaku mempertahankan dia tetap di sisiku sia-sia. Aku menangis dan tak punya semangat lagi. Beberapa hari setelah kepergian Mas Sandi, aku dikejutkan oleh kedatangan nya yang tiba-tiba. "Mas, kamu pulang?" Aku begitu bahagia. Tanpa bicara dia pergi ke kamar kami. Aku pun segera menyusul. " Kamu kenapa mas? sakit?" Aku khawatir melihat wajahnya yang pucat. " Benar yang kamu katakan, Lia tidak pernah mencintai ku. Dia punya laki-laki lain dan bukan hanya satu" Mas Sandi terlihat begitu marah. Aku menyembunyikan rasa bahagia ku karena fitnah ku telah berhasil."Sabar ya mas, lupakan dia. Dia memang tidak pantas kamu cintai" Aku pun memeluk mas Sandi. Aku bahagia sekali akhirnya mas Sandi kembali kepelukanku. "Aku sudah membunuh bayi haram itu" Betapa terkejutnya aku. "Maksud mu mas?""Bayi itu telah mati, Lia harus menerima hukuman dari penghianatan yang telah dia lakukan " Mas Sandi yang kejam tel
POV SandiSusi begitu tega telah membohongi ku. Aku telah melakukan dosa yang sangat besar. Anak yang telah begitu lama ku rindukan telah ku bunuh dengan kejam. Bahkan orang yang paling ku sayangi telah tega ku siksa siang malam. Susi keterlaluan. Aku harus segera menemui Lia dan memohon ampun. Aku begitu merindukan dia. Aku tahu kesalahanku tidak pantas mendapatkan maaf dari Lia. Aku telah buta oleh semua cerita Susi. Aku sendiri bingung mengapa aku begitu percaya padanya, bahkan tanpa aku tahu aku melihat dia begitu menggairahkan dan setiap saat ingin menikmati tubuhnya, padahal aku selama ini tak pernah tertarik padanya. Entah apa sebabnya sekarang aku sangat jijik pada tubuhku sendiri yang telah menyentuh tubuhnya.Dengan kecepatan penuh aku menuju hutan , tempat aku menyiksa Lia selama ini. Rasanya sudah tidak sabar memeluk Lia. Aku sudah menghubungi anak buahku yang menjaganya tapi entah mengapa dia tidak bisa dihubungi. Dengan cepat begitu sampai ditempat itu, aku berlari.
Susi termenung dipinggir pantai yang sepi, dia telah berada ditempat itu selama seminggu. Bersembunyi setelah gagal menculik Dani.Dia mengingat apa yang Sandi ucapakan sebelum dia pergi melarikan diri. "Susi, tusuk lah perutku dan segeralah lari. Aku ingin kamu membuka kehidupan baru. Lupakan aku, lupakan semua" Sandi berbisik ke telinga Susi, Sandi tidak mau Gandi mendengar rencananya. Susi sebenarnya masih begitu mencintai Sandi, dia tak mungkin tega membuat Sandi terluka. Sandi terus mendorong dia untuk bersandiwara bertengkar. Akhirnya peristiwa itu terjadi. Susi terpaksa menikam perut Sandi dengan dorongan dari tangan Sandi sendiri. Disaat yang mendesak itu, Susi segera melarikan diri. Dia sebenarnya tidak sanggup meninggalkan Sandi bersimbah darah. Tapi pandangan Sandi yang tajam menyuruh dia pergi dengan terpaksa dituruti oleh Susi. Dari kejauhan Susi memperhatikan Gandii yang berusaha menghentikan pendarahan di perut Sandi. Susi akhirnya pergi setelah melihat Sandi segera