Susi termenung dipinggir pantai yang sepi, dia telah berada ditempat itu selama seminggu. Bersembunyi setelah gagal menculik Dani.Dia mengingat apa yang Sandi ucapakan sebelum dia pergi melarikan diri. "Susi, tusuk lah perutku dan segeralah lari. Aku ingin kamu membuka kehidupan baru. Lupakan aku, lupakan semua" Sandi berbisik ke telinga Susi, Sandi tidak mau Gandi mendengar rencananya. Susi sebenarnya masih begitu mencintai Sandi, dia tak mungkin tega membuat Sandi terluka. Sandi terus mendorong dia untuk bersandiwara bertengkar. Akhirnya peristiwa itu terjadi. Susi terpaksa menikam perut Sandi dengan dorongan dari tangan Sandi sendiri. Disaat yang mendesak itu, Susi segera melarikan diri. Dia sebenarnya tidak sanggup meninggalkan Sandi bersimbah darah. Tapi pandangan Sandi yang tajam menyuruh dia pergi dengan terpaksa dituruti oleh Susi. Dari kejauhan Susi memperhatikan Gandii yang berusaha menghentikan pendarahan di perut Sandi. Susi akhirnya pergi setelah melihat Sandi segera
Hari-hari Susi di desa itu begitu tenteram, dia tidak harus bersembunyi atau cemas akan usaha dan anak buahnya. Dia hanya perlu datang ke tempat pembuatan ikan asin itu dan menjemur ikan. Sehari-hari dia bercanda dengan pekerja yang sama-sama menjadi pegawai disitu. Gajinya memang tidak seberapa, hanya 60/hari. Dengan melihat perjuangan mendapatkan uang itu, Susi jadi lebih menghargai uang. Dia yang terbiasa hidup mewah, uang bukan masalah besar. Kini sadar begitu banyak orang yang butuh bekerja dengan sangat berat hanya untuk mendapatkan sedikit uang. Sepulang bekerja,dia akan bercengkrama dengan keluarga pamannya yang sederhana. Keluarga yang sudah begitu lama tidak Susi miliki. Orang tuanya sudah meninggal ketika dia masih kecil, pamannya ini adalah adik dari ibunya. Hanya pamannya inilah satu-satunya keluarga yang dia miliki.Ketika sedang asyik bercerita setelah selesai makan, handphone yang Susi simpan di dalam kantongnya bergetar. Dia sudah mengatakan kepada anak buahnya hany
Lia dan Brata bersama Dani sedang duduk bertiga di pinggir kolam renang, tempat favorit mereka berkumpul. Terlihat jelas kebahagiaan di wajah mereka. "Senang sekali adek udah sehat dan ada dirumah bersama kita kan mas?" Lia tersenyum. "Iya sayang, bapak juga senang sekali Danj udah kumpul lagi bersama kita disini" Brata membelai rambut Dani. " Iya Bu, Pak. Dani kemarin itu takut sekali gak bisa lagi berjumpa. " Tiba-tiba ada mendung di wajah Dani. "Kamu kenapa nak?" Lia panik melihat Dani yang meneteskan air mata. "Adek sedih Bu, adek ingat waktu sama ibu Susi. " "Adek cerita apa yang dilakukan oleh ibu Susi sama adek" Brata menahan marah. Dia merasa marah kalau mengingat bagaimana Susi telah menculik Dani hingga membuat Dani trauma. "Ibu Susi itu baik pak, dia gak pernah menyakiti adek. Dia sayang sama adek. Adek jadi kasihan sama dia. Dia pasti sedih sekali, sekarang dia pasti kesepian" Lia dan Brata kaget ."Maksud kamu gimana dek? bukannya kamu dia culik terus disekap?" Lia
Kehidupan Lia dan Brata telah tenang, mereka hidup bahagia. Telah lahir seorang bayi laki-laki yang begitu lucu. Bayi itu mereka beri nama Bayu. Dani yang telah mendapatkan seorang adik lucu juga sangat bahagia. "Lucu sekali kamu dek" Dani mencium gemes Bayu, mereka sedang bermain di ruang keluarga yang nyaman. "Hati-hati ya dek, adeknya masih kecil sekali" Lia yang sedang memilih pakaian untuk ganti Bayu mengingat kan. " Iya Bu, adek masih kecil, tangannya kecil, kakinya kecil, semuanya masih kecil" Dani tertawa senang. "Hai, kalian bermain kok bapak gak diajak?" Brata yang baru keluar dari kamar ikut duduk disamping Dani. "Eh,..bapak datang dek. Dia udah wangi.. hehehe" Dani tertawa. "Iya, bapak udah wangi, udah bisa dekat-dekat dengan adek" Brata mencium Bayu. "Adek Bayu kok masih bau acem ya...heheh""Iya pak, adek Bayu belum mandi, ini mau di mandiin ibu" Dani menjawab. "Ayo mandi ." Lia datang mengangkat tubuh Bayu ke kamar mandi. Dani dan Brata mengikuti dari belakang.
Lia akhirnya mendapatkan kebahagiaan setelah bersabar dalam menjalani hidupnya yang penuh liku. Dia bertemu dengan Brata yang mencintai dia dengan semua kekurangan dan kelebihan nya. Mereka berbahagia bersama ketiga buah hatinya. Doni dan Dani yang telah memiliki adik yang begitu lucu sangat menyayangi si kecil. Tidak ada keluarga yang sempurna tapi dalam setiap permasalahan apabila dalam keluarga saling mendukung maka persoalan itu akan dapat diselesaikan dengan baik. Lia merasa menjadi wanita yang begitu bahagia diberi suami dan anak-anak yang begitu menyayangi. Brata juga sangat menyayangi keluarga nya. *********Kehidupan Sandi Dan Susi.Mereka sekarang tinggal di sebuah desa, mereka telah meninggalkan semua kehidupan lama yang penuh intrik. Sandi sekarang telah bekerja sebagai seorang petani. "Mas, makan dulu" Susi yang baru datang dari rumah memanggil Sandi yang masih bekerja ditengah sawah. Mereka bersiap mau menanam padi di sawah. Sandi menatap Susi dengan bahagia, dia m
Selamat malam" sebuah chat masuk ke WA Lisa dari nomer asing. Dia tertegun sejenak dan mengabaikan chat itu. Lia sering mendapat chat seperti itu dari nomer WA asing. Dia sadar status nya yang janda membuat ada beberapa laki-laki yang menggoda. Dari nomer yang sama beberapa bulan ini dia tiap hari mendapat chat baik pagi, siang maupun malam. Bertanya kabar maupun memberikan kabar, walaupun Lia tidak pernah membalasnya. Lia juga tidak berusaha membalas ataupun memblokirnya padahal biasanya dia akan langsung memblokir kalau ada cowok iseng seperti itu. Lia adalah seorang janda beranak 2, anaknya Doni dan Dini. Suaminya telah meninggal 5 tahun yang lalu karena sakit. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Lia bekerja sebagai seorang OB disebuah perusahaan, karena Lia hanya tamatan SMA dan dengan ijasah itu dia sangat sulit mencari pekerjaan yang layak. Anaknya Doni kelas 5 SD, sedangkan Dani masih kelas 1 SD. Suaminya meninggal ketika Dini masih umur 1 tahun.Begitu banyak beban yang haru
Lia dan orang asing itu semakin intens ber chat ria. Lia begitu bahagia setiap waktu mendapat perhatian. Terkadang mereka bercerita hingga larut malam. Lia mendapat semangat dan kebahagiaan, dia melakukan pekerjaan dengan sukacita. " Selamat malam..,sudah makan sama anak-anak kan" sebuah chat masuk ketika dia bersiap hendak berbaring setelah selesai menidurkan anak-anaknya. " sudah ...kamu sudah makan kan? " Lia menjawab"Kita udah lama chat melalui WA tapi nama aja kita gak tahu. " sambung chat Lia. " Aku tahu kok namamu... namamu Lia Anisa kan" chat masuk lagi. " Iya ..kamu tahu aku dari mana? Kamu siapa?" Lia penasaran."He....he..kok baru sekarang ditanya..kita kan udah lama cerita." Lia tersipu merasa dilihat oleh yang nge chat itu."Maaf,..aku selama ini cuek dan gak pernah bales chat dari kamu""Gak apa-apa, aku ngerti kok..""Aku teman sekolah kamu dulu waktu SMA" balas chat itu."Aku sudah lama cari kamu, semoga kamu masih ingat sama aku" Lia kaget membaca chat itu."Nam
Pov SandiAku melihatnya dari jauh, setelah sekian lama aku akan bertemu dan melihat lagi wajahnya yang begitu cantik. Dialah wanita yang begitu aku cintai dan dambakan. Dia terlihat resah keluar dari kantor itu.. aku tersenyum bahagia melihat dia sehat dan tak kurang suatu apapun. Aku tadi berjanji menunggu dia pulang kerja. Aku ingin memandang wajahnya sepuasku tidak seperti 5 bulan lalu pertama kali aku melihatnya dan mencoba mencari tahu tentang dia. Aku selama ini hanya bisa memandang dia dari jauh dan memeluk bayangannya.Dia masih Lia yang kukenal dulu ketika kami sama-sama SMA. Dialah gadis idola disekolah ku ..begitu banyak pria yang mencoba mendekati dan menggodanya. Aku yang hanya anak seorang pedagang bumbu dapur tidak berani mendekati, bahkan memandangnya pun aku tak punya keberanian. Dia berjalan pulang sambil mencari keberadaan diriku, aku diamkan sesaat dan merasa sangat senang dia mencari aku.. aku bahagia. "Lia ....." aku memanggilnya, ketika dia menoleh aku langs