Share

24. Terpantik Emosi

Salsabila duduk. "Tapi kenapa sekarang malah tambah sibuk? Seling hari lagi. Abi kemana sih?"

"Sayang, Abi--"

"Baiklah. Hari ini kita jalan-jalan." Salman tiba-tiba muncul di balik pintu.

Salwa menatap cemas. Ia masih tidak bisa melupakan wajah suram Salman waktu mereka rekreasi ke pantai. Seketika nyeri kembali muncul dan merayapi tubuhnya. Mengapa semakin lama, semakin banyak situasi yang membuatnya nyeri.

"Benarkah?" Salsabila terlonjak gembira.

Salman mengangguk. Ia duduk di samping putrinya. "Salsa mau kemana?"

Salsabila menengadahkan wajahnya, dengan meletakkan jari di dagu. Salwa tertawa melihat tingkah Salsa, tetapi bersamaan dengan itu matanya mulai mengaca.

“Rupanya belum tau ya mau kemana?” celetuk Salman.

Salsabila tersenyum cengengesan. “Kalau kita ke pantai, boleh?”

Salwa menahan napasnya.

“Kalau itu kejauhan. Perjalanan pulang pergi jadi 4 jam. takutnya kita kecapekan kaya kemarin. Besoknya Salsa harus sekolah lagi kan?"

Salsabila mengangguk. "Kalau begitu sekita
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status