Share

Memastikan

Black terus saja membaca mantra-mantra yang ia lontarkan dengan semua persiapkan sampai selesai.

"Aku harus ke sana untuk memastikan kalau Maria benar-benar dia," gumamnya.

Suara ketukan pintu pun membuyarkan lamunannya.

Red pun membuka pintu ruangan itu. "Ketua, semua anggota sudah berkumpul untuk rapat," ucapnya.

Black menganggukan kepalanya dan beranjak bangun.

Seluruh anggota BlackTown sudah berkumpul. Semua memakai jubah dan topeng hitam untuk mengetahui sesama anggota mereka diberikan gelang khusus hanya bisa dilihat oleh anggota BlackTown sendiri.

"Kalian sudah tau apa tujuan kalian dikumpulkan di sini?" tanya Black serius.

Semua menganggukan kepalanya.

"Kita tau tujuan kita di sini?"

"Tak hanya untuk melindungi bangsa kita dan juga melindungi satu-satunya keturunan dari Serigala Hitam dari manusia serakah yang ingin menghabisi bangsa kita," tutur Black serius.

Semua menganggukan kepalanya.

"Kita sudah memastikan kalau Maria itu keturunan Serigala Hitam ...."

"Maaf ketua ...." potong salah satu anggota yang bernama Green nama samaran sembari menunjuk tangannya.

"Ada apa?" tanya Black.

Red langsung mengangkat  pedangnya tepat di leher Green.

"Berani sekali kamu memotong pembicaraan ketua?" tanya Red marah.

Black menarik tangan Red untuk menurunkan pedangnya. Red pun menganggukkan kepalanya menuruti perintah Black.

"Maaf, karena aku begitu lancang!" seru Green lagi.

Black menganggukkan kepalanya.

"Kita tau sendiri kalau Maria itu, bukan keturunan Serigala murni dia seorang setengah serigala karena ibunya seorang manusia," tutur Green.

Black masih mendengarkan ucapan Green dan mengerti maksud ucapannya.

"Apakah benar dia keturunan Serigala Hitam?" tanyanya ragu.

"Kita akan memastikannya sekalipun Maria bukan keturunan Serigala Hitam tapi, dia tetap seorang serigala walaupun hanya setengah serigala," tutur Black menjawab pertanyaan dari Green.

Green menganggukan kepalanya.

"Tujuan BlackTown didirikan untuk melindungi semua serigala kan termasuk Maria!"

Semua menganggukan kepalanya.

"Kita kembali ke topik utama?"

Semuanya pun kembali memperhatikan Black sebagai ketua mereka.

"Kita tau sendiri kita kecolongan karena kejadian ini!"

Semua menganggukkan kepalanya.

"Jika kita tau dari awal tak akan ada korban yang tak bersalah berjatuhan karena Maria."

"Bahkan untuk menyelamatkan Maria saja kita selalu gagal."

"Apa ada pengkhianat di sini?" 

Red pun ke belakang dan mengambil batu hitam. Sebuah batu sihir dari penyihir untuk mendeteksi kebohongan para serigala jelmaan.

"Jika kalian benar-benar setia maka tak akan terjadi apa-apa pada kalian jika kalian berbohong maka kalian akan termakan oleh batu ini," tutur Red serius.

Tak ada yang tau ekspresi dari mereka karena wajah mereka tertutup topeng namun, Red ataupun Black mengetahui kalau mereka gugup bahkan ada yang takut.

Satu-persatu mereka mencoba  memegang batu itu, baris pertama aman sampai baris kedua dan ketiga sampai baris keempat seseorang merasa terbakar dan ambruk karena badannya penuh dengan api.

Black mendekatinya dan berjongkok dihadapan laki-laki yang meringkuk di tanah kesakitan.

"Rupanya kamu pengkhianatnya?" tanya Black memperhatikan laki-laki itu yang merasakan kesakitan karena api sihir itu.

"Ampuni aku Black," ucapnya merasa kesakitan.

"Rupanya kamu Yellow, pengkhianat itu!" seru Red sangat murka sekali.

"Ampuni aku, aku janji tak akan melakukan ini lagi?" ucap Yellow meminta pengampunan.

"Siapa yang menyuruhmu?" tanya Black.

"Aku ketahuan oleh Rubina karena itu aku terpaksa membocorkan informasi," jawabnya masih menahan kesakitan.

"Wanita itu mengetahui kalau kamu serigala?"

"Yah, kamu tau sendiri semenjak kematian Raja Amung, para dewan meminta Raja Aiden untuk menghabisi serigala tanpa ampun."

"Kenapa kamu sampai ketahuan bukannya kamu harus berhati-hati sampai kondisi ini aman?"

"Yah, ampuni aku karena saat itu saat bulan purnama aku tak bisa menyembunyikan identitasku?"

"Informasi apa saja yang kamu berikan pada mereka?"

Yellow terdiam akan tetapi, laki-laki itu semakin terbakar dengan api sihir yang begitu menyiksanya.

"Jika kamu tak mengatakannya kamu akan semakin tersiksa?"

"Ampuni aku Black!"

"Aku akan katakan tapi, bisakah kamu lepaskan rasa sakit ini?" tanya Yellow meringis kesakitan karena api sihir itu.

"Aku tak bisa membebaskanmu karena semua ini salahmu dan kamu harus mempertanggung jawabkan semua kesalahanmu," jawab Black menjelaskan semuanya.

"Aku harus bagaimana?" tanya Yellow lagi.

"Itu tergantung padamu?"

Yellow masih kesakitan karena api sihir yang terus saja menyakitinya.

"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Yellow masih kesakitan.

"Apa yang kamu katakan pada Rubina?" balik tanya Black serius.

"Semuanya Black,  termasuk Maria."

"Jadi kamu yang menyebabkan kekacauan ini?"

Yellow menganggukan kepalanya.

"Kalau begitu kamu harus mempertanggung jawabkan semuanya?"

"Bagaimana caranya?"

"Kamu harus dihukum karena kamu banyak yang mati sia-sia."

Yellow menganggukan kepalanya.

"Sekarang katakan semua rencana Rubina?"

"Baik."

"Tapi, kamu harus memeriksa semua anggota yang belum menyentuh baru sihir," ucap Yellow masih kesakitan.

Black menoleh dan ada beberapa orang yang belum diperiksa.

"Siapa yang belum diperiksa maju?" tanyanya.

Tiba-tiba saja seseorang berlari untunglah keburu di tangkap Red.

"Kamu mau ke mana?" tanyanya sembari menarik Blue yang hendak kabur.

"Jika kamu bukan pengkhianat maka kamu akan selamat."

Blue menganggukan kepalanya. Seluruh tubuhnya bergetar ia sangat ketakutan tapi, mau tidak mau ia harus menyentuh batu sihir itu.

Beberapa orang yang belum diperiksa pun maju ke depan ke hadapan Black semuanya aman tinggal Blue.

"Ayo maju," pinta Red sembari mendorongnya.

Seluruh tubuh Blue bergetar, ia benar-benar ragu dan takut menyentuhnya.

"Sentuh batu itu sekarang," pinta Red.

Blue menganggukan kepalanya walau sebenarnya ia ragu dan takut. Saat Blue mulai menyentuhnya, seketika tangannya terbakar.

Blue langsung menarik tangannya. Ia menahan sakit karena tangannya bengkak.

"Jadi kamu juga sama-sama pengkhianat?" tanya Red.

"Ampuni aku Black," pinta Blue sembari bersujud pada Black.

Black tak mengatakan apa-apa dan berpikir sejenak.

"Aku akan menyembuhkanmu tapi, kamu harus jadi mata-mata kita," tawar Black.

Red mengerutkan keningnya. "Black kamu yakin menjadikan Blue mata-mata kita?" tanyanya.

"Kita butuh informasi yang akurat untuk pergerakan kita," jawab Black serius memikirkan sesuatu.

"Apa rencanamu?" tanya Red lagi menoleh pada Black.

"Kita ikuti permainan mereka?"

Yellow masih merasakan sakit begitu juga Blue yang menoleh padanya. Melihat Yellow seperti itu, Blue merasa merinding.

"Kamu ingin seperti Yellow?" tanya Black serius.

Blue mengelengkan kepalanya, baru segini saja tangannya terasa panas dan begitu menyakitkan.

"Lihatlah para pengkhianat itu?"

Semua anggota pun menoleh pada Yellow dan Blue.

"Jika kalian masih nekat maka itu yang akan kalian rasakan penderita yang begitu menyakitkan tak ada habisnya sampai tulang-tulang kalian ikut sakit."

Semua merinding melihat itu mereka semua pun mengucapkan sumpah.

"Kami anggota BlackTown bersumpah akan setia pada kelompok ini dan mengikuti ketua kita Black sebagai pemimpin bangsa serigala!" seru para anggota secara bersamaan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status