Hari Minggu, hari di mana Aksa lebih senang berada di rumah untuk beristirahat. Namun, tidak untuk sekarang. Aksa masih mengingat jelas ucapan Era untuk lebih meluangkan waktu bersama Bian. Sekecil apapun itu, pasti akan membekas dan berkesan di hati anaknya. Di dalam mobil, Aksa tersenyum sambil menatap jalan di depannya. Sesekali dia melirik Bian yang tengah bernyanyi di sampingnya. Pagi tadi, Aksa mengajak Bian untuk olahraga di taman. Memang hanya dirinya yang olahraga, karena Bian memilih bermain bersama anak-anak lainnya. Tipikal seorang Bian, mudah sekali untuk bersosialisasi, sama seperti ibunya.
"Mau es krim, Pa."
"Habis olahraga kok makan es krim?" tanya Aksa masih fokus menyetir.
"Dikit aja, Pa. Nanti habis makan Bian olahraga lagi."
"Mau es krim rasa apa?" Aksa menghentikan mobilnya di depan kedai es krim.
"Durian!" teriak Bian semangat.
"E
Mantan terindah. Menurut Aksa, tidak ada yang namanya mantan terindah. Jika memang terindah, tentu suatu hubungan tidak akan berakhir. Pasti akan dipertahankan bagaimanapun caranya. Jika memang sudah berakhir, berarti dia bukanlah pasangan terindah yang diberikan oleh Tuhan.Sesimpelitulah isi pikiran Aksa.Dari kejauhan,diabisa melihat Renata yang tengah berenang bersamaBian. Mereka tertawa bersama dan Aksa bersyukur akanhal itu. Setelah menunggu setahun lebih, akhirnya Renata bisa datang untuk mengunjungi anaknya.Kesibukannyasebagai pembawa acara kuliner di Belanda yang membuatnya sulit untuk mencari waktu luang."Sa! Ayo, ikut renang!"panggilRenata saat melihatAksayang hanya diam.Aksa menggeleng dan membiarkanBianmenikmati waktu bersama ibunya. Sudah dua hari wanita itu rutin berkunjung ke rumahnya. Tujuannya hanya satu, yaitu menemaniBiandan melepas rindu dengan a
Sudah beberapa hari berlalu tapirasa malu yang Era rasakan tidakkunjunghilang.Dia masih mengingat jelas kebodohannya di depan Aksa. Pria itu terlihat senang saat berhasilmenggodanya. Terpaksa Era harus menjauh demi kesehatan jantungnya sendiri.Aksi menghindari Aksa masih berlangsung hingga saat ini, tapi entah kenapa Bu Asih seolah tidak mendukungnya untuk bersembunyi. Dengan santainya wanita itu meminta Erauntukmengantarkan sayur nangka muda kesukaan Bu Ratna. Era yang memang segan untuk menolak memilih untuk menurut. Dia hanya bisa berdoa supaya Aksa tidak ada di rumah.Doa buruk tidak akan pernah terkabul. Era berdiri di halaman rumah Aksa dengan lemas. Dia bisa melihat dengan jelas mobil pria itu di halaman. Aksa ternyata sudah kembali dari kantor. Ingin sekali Era lari dan menitipkan makanan yangiabawa pada satpam, tapi tentu dia tidak akan melakukannya. Era masih mempunyai sopan santun, setidaknya untuk Bu Ratn
Keresahan membawa keberuntungan, kalimat ituberlakuuntukErasaat ini. Keresahan yang dia rasakan selama beberapa hari terakhir ini berakhir dengan mimpi indah.Bahkan hingga saat ini Era masih berpikir jika semuanya adalah mimpi. Keberadaan Renata di samping Aksa yang membuatnya nekat untuk menyatakan perasaannya yang sebenarnya. Jika tidak ada Renata, mungkin Era tidak akan menyadari perasaannya hingga saat ini.Bukan bodoh, tapi Era tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Hidupnya hanya dipenuhi dengan pendidikan dan adik-adiknya. Percintaan adalah nomor sekian yang akan ia pikirkan. Namun siapa sangka di usianya yang ke-18 ini Aksa hadir masuk ke dalam hidupnya. Seorang duda beranak satu yang mampu menggetarkan hatinya. "Ra, kenapa lo senyum-senyum?" bisik Lala saat melihat Era mendengarkan materi dengan tersenyum. "Orang kalo lagi pelajaran biasanya wajahnya kusut, lah ini malah ceria. Lo stres ya?" tanya Aldo yang ikut merasa bing
Perjalanan pulang menjadi momen paling menakutkan bagi Era. Entah kenapa kebahagiaan yang ia rasakan bersama Aksa langsung lenyap saat mendengar kabar dari Bu Asih. Era tidak lupa jika dia sempat bertengkar dengan Ezra di sekolah tadi dan sekarang pria itu datang bersama ayahnya. Apa yang sebenarnya Ezrainginkan?Keheningan di dalam mobil membuat Aksa menarik tangan kekasihnya danmenggenggamnyaerat,"Kamu kenapa?"Era menggeleng lemah,"Perasaan saya nggak enak, Pak."Aksa tidak menjawab. Jujur, dia merasakan hal yang sama tapi dia tidak ingin menunjukkannya. Aksa tidak ingin membuat Era semakin khawatir. Kabar tentang Ezra yang datang ke panti membuatnya kesal, tapi saat tahu jika Ezra tidak datang sendiri malah membuatnya bingung. Apa yang sebenarnya terjadi?Mobil berhenti tepat di halaman panti. Era bisa melihat ada mobil Ezra di sana. Perlahan dia menatap Aksa dan menggenggam tangannya erat. Bahkan rasa dingin dan basa
Dengan kantung mata yang menghitam, Aksa menatap pantulan dirinya di depan cermin. Kemeja rapi yangiapakai tidak membuat wajahnya terlihat segar.Hal itu karena dia kesulitantidur semalam. Pikirannya terus tertuju pada Era yang tidak bisa dihubungi hingga saat ini. Anggap saja Aksa berlebihan, tapi dia merindukan Era. Tidak bertemu dengangadis ituselama beberapa jam membuatnya tidak suka. Ditambah fakta dengan kedatangan Ezra semalam. Aksa penasaran, apa yang sebenarnya terjadi?Sambil merapikandasinya, Aksa kembali melirikponselnyauntuk yang kesekian kali, berharap jika ada nama Era yang muncul di notifikasiponselnya, tapi yang ada hanya email-email pekerjaan yangiadapat. Selesai dengan kegiatan paginya, Aksa bergegas untuk keluar. Dia memilih untuk berangkat pagi agar bisa mampir ke panti. Dia khawatirdenganEra yang mendadak menghilang."Sa!" panggil Bu Ratna semangat saat melihat anaknya,&nbs
Mengambil satu langkah ke depan untuk perubahan yang positif adalah sebuah keharusan.Era memilihkehidupanbaru dengan harapan jika semuanya akan menjadi lebih baik. Setelah menerima banyak nasihat dari orang-orangterdekatnya, akhirnya Era memilih untuk mencobanya.Dia bersedia untuk memberikan ayahnya kesempatan untuk hidup bersama.Era menatap rumah di depannya dengan pandangan menerawang. Sangat asri dengan sentuhan kayu yangindah. Seketika ingatannya tertuju pada adik-adiknya di panti yang suka bermain di atas rumput. Ezra memiliki rumah dengan halaman yangsangatluas."Ayo, masuk. Mama sama Ezra udah nunggu di dalem," ajak ayahnya sambil membawa tas ransel milik Era. Ya, hanya tas ransel karena Era masih ingin beradaptasi terlebih dahulu.Saat sudah berada di dalam rumah, aroma khas kayu mulai masuk ke inderapenciumannya.Eramengingatucapan Ezra tentang pekerjaan ayahnya yang merupakan seora
Kebahagiaan adalah hal yang diinginkan oleh semua orang. Setelah diterpa oleh badai besar, langit cerah adalah momen yang paling ditunggu. Begitu juga Aksa, setelah beberapa tahun hidup menyedihkan tanpa kasih sayang, akhirnya dia dapat kembali merasakan kebahagiaan yang dia inginkan, yaitu dengan hadirnya seorang wanita di hidupnya.Sedari tadi Aksa tidak berhenti tersenyum di depanponselnya.Sudah banyak foto dirinya yang ia ambil. Aksa ingin mengirimkan gambar itu pada Era.Diayakin jikagadisnyaakansenang melihat wajahtampannyapagi ini. Aksa kembali tersenyum setelah berhasil mengirim foto yang menurutnya paling tampan. Padahal semua foto yang dia ambil memiliki gaya yang sama. Pria memang begitu bukan?Sambil menunggu balasan dari Era, Aksa mengambil dasi dan memakainya. Entah kenapa dia terlihat lebih segar pagi ini. Mungkin karena efek berbincang dengan Eravia teleponsemalaman.Ponsel Aksa berbunyi mena
Bagi sebagian orang, mungkin terasa aneh saat melihat remaja memiliki hubungan dengan seorang duda. Banyak yang akan menyayangkan hal tersebut. Namun bagi Era, meskipun duda, Aksa adalah pria yang paling baik di dunia. Terlepas dari masa lalu yang kelam, Aksa adalah pria dewasa yang sangat mengerti dirinya.Saat Era dibingungkan dengan dua pilihan, ada Aksa yang membantunya. Pria itu selalu memiliki jawabanyangmasuk akaldantidak pernah membuatnya kecewa. Aksa dan logikanya membuat Era semakin jatuh cinta. Untuk pertama kalinya dia merasa seperti ini pada seorang pria. Sepertisekarang, Era berdiri di depan panti dengan senyuman lebar. Apalagi saat melihat mobil Aksa yang datang dari kejauhan. Hatinya seketika berbunga-bunga. Seperti rencana yang sudahmereka buat, Era dan Aksaakan mengunjungi panti bersama. Namun karena pekerjaan yang padat, Aksa terpaksa lembur dan meminta Era untuk datang terlebih dulu.Di dalam mobil, Aksa terse