Share

Suamiku Menangis?

"Kayaknya, saya harus bicarakan dulu dengan suami," jawabku.

"Baik. Mudah-mudahan saja suamimu setuju. Besok saya ke sini lagi untuk minta kepastiannya." 

Mang Supri pamit pulang. 

*

Malam hari warung masih ramai meski sudah lewat jam sembilan. Anak-anak muda yang masih berkeliaran malam-malam,  nongkrong di sini sambil jajan seblak dan pentol ceker mercon. Ini adalah malam Minggu, namun terpaksa warung kututup lebih awal meski yang beli masih mengantre. 

Aku kedatangan tamu, dan juga masih harus meluangkan waktu berdiskusi dengan Mas Dasep. Jika kupaksakan buka sampai jam sepuluh-sebelas seperti biasa, aku tak akan punya waktu lagi. Kesibukanku dengan usaha ini membuat waktuku terkuras.

"Bibi senang usahamu maju. Kalau orangtuamu masih ada, mereka pasti akan bangga." 

Bibiku berkunjung ke rumah, ini pertama kalin

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status