Home / Romansa / Hasrat Liar Suami Wasiatku / Mie Ayam Favoritnya

Share

Mie Ayam Favoritnya

Author: Mommykai22
last update Huling Na-update: 2025-08-02 17:04:42

Seorang wanita paruh baya berkacamata hitam melangkah masuk ke gedung perusahaan. Penampilannya cukup anggun dan gayanya modis, tapi tatapannya begitu waspada mencari ke sekelilingnya.

Dan wanita itu adalah Ayudia yang sengaja ke Luxterra untuk menemui anak tirinya.

Ayudia pun langsung duduk di lobby sambil menelepon Claudia.

"Ibu sudah di lobby. Mana dia, Claudia?"

"Tunggu saja! Saat jam pulang kantor tiba, Ibu akan melihatnya."

Ayudia menyeringai. "Akhirnya kita menemukan wanita sialan itu dan kita bisa segera menyerahkannya pada Pak Bono."

"Tapi Ibu harus hati-hati! Jangan sampai Pak Darren tahu aku terlibat atau dia akan memecatku."

"Ibu bukan pemain amatiran, Claudia. Kau tenang saja! Tapi cepat kau turun duluan dan arahkan Laura pada Ibu."

"Baiklah, tunggu di sana, Ibu!"

Claudia langsung bergerak untuk mengintip ke ruangan Laura, tapi ia baru tahu kalau Laura pergi menemani Darren bertemu klien sejak sore.

"Apa? Laura tidak ada? Lalu mengapa kau menyuruh Ibu ke sini, h
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Pengakuan Mengejutkan

    "Cia, Grandpa dan Grandma datang!" Anna berteriak memanggil saat ia tiba di rumah Darren siang itu. Suasana rumah sepi, tapi tiba-tiba Bik Erna berlari dengan ngos-ngosan. "Eh, Bik Erna?" "Bu Anna! Pak Diego!" "Ada apa, Bik? Mengapa Bibik ngos-ngosan seperti ini?" tanya Emily yang ikut ke sana, sedangkan Davin tidak ikut karena sedang mengontrol ke kantor Diego. "Cia ... Cia dibawa Bu Winny," sahut Bik Erna terbata. "Apa? Cia dibawa Winny? Bagaimana bisa?" "Pokoknya Bu Winny membawa Cia lalu Laura mengejarnya bersama Pak Darwis, kakaknya Pak Yusak!" "Bagaimana bisa? Katakan yang jelas, Bik Erna!" seru Diego lagi. Bik Erna pun menceritakan semuanya dengan napas yang putus-putus. Namun, begitu ia selesai bercerita, Diego langsung meraih ponselnya dan menelepon Harry, ayah Winny yang sudah berjanji bertanggung jawab pada anaknya itu. "Apa? Winny membawa Cia?" pekik Harry. "Itulah yang ingin aku tanyakan, Pak Harry! Bagaimana Winny bisa membawa Cia? Anda sudah bilang akan menja

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Bersama Orang Jahat

    "Ya Tuhan! Laura! Laura!" Jantung Bik Erna sudah memacu tidak karuan. Ia mencemaskan Cia, tapi entah mengapa ia juga sangat mencemaskan Laura yang pergi bersama Darwis. Dengan gemetar, Bik Erna pun akhirnya menelepon Darren dan Darren langsung mengangkatnya. "Pak Darren, syukurlah Anda mengangkat teleponnya," seru Bik Erna penuh kelegaan. "Ada apa, Bik? Laura mana? Kau sudah tiba di taman kan?" "Aku di taman, Pak. Tapi ...." Jantung Darren memacu tidak karuan. "Ada apa? Katakan ada apa kau begitu panik, hah?" "Cia ... Cia dibawa Bu Winny dan Laura ... Laura sedang mengejarnya." Kedua mata Darren membelalak dan jantungnya berdebar makin tidak karuan. "Apa? Cia dibawa Winny dan ... Laura mengejarnya bagaimana? Katakan yang jelas, Bik! Aku sedang dalam perjalanan pulang sekarang!" "Laura menyusul mereka bersama Pak Darwis! Mendadak mobil Pak Darwis muncul dan Laura pergi bersamanya. Aku takut sekali, Pak!" Suara Bik Erna sangat cemas dengan air mata yang sudah mengalir deras.

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Eksekusi yang Sempurna

    "Aku masih tidak bisa menghubungi Laura, Oscar. Aku akan pulang duluan, sedangkan kau serahkan video ini ke pengacara untuk segera diproses." "Aku tahu, Darren. Tapi apa yang akan kita lakukan pada Darwis sekarang? Aku sudah menelepon kantor, tapi Darwis tidak masuk kerja hari ini." "Sial! Akhir-akhir ini dia sering tidak masuk kerja. Dia sudah membuatku sangat emosi. Kalau dia masuk, langsung tangkap dia saja! Tahan dia dan biarkan dia menjelaskan semua di kantor polisi." "Aku tahu!" Darren dan Oscar baru saja melangkah saat ponsel Oscar berbunyi dan ia pun mengangkat telepon dari Marlin itu. "Marlin, ada apa meneleponku?" "Maaf menganggu, Pak Oscar. Tapi karena Anda tidak kunjung datang ke kantor, aku tidak bisa menunggu lagi. Aku sudah mengamankan Jay, aku mendengarnya menelepon dengan Pak Darwis tentang penggelapan uang perusahaan yang sedang Anda selidiki itu." Oscar membelalak lebar. "Jay? Jadi Jay juga bekerja sama dengan Darwis?" "Dan ada beberapa orang lagi, Pak." "A

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Melihat Mamanya Lagi

    "Kau di mana Darwis? Ada berita gawat. Sepertinya kecuranganmu di kantor sudah ketahuan."Jay, seorang teman kepercayaan menelepon Darwis pagi itu dan memberitahu apa yang ia dengar di kantor. Darwis pun mengepalkan tangannya geram. "Apa maksudmu, Jay?" "Laporan keuangan sedang dibedah langsung oleh Pak Darren. Perasaanku sangat buruk tentang ini. Mereka juga mencari info dari beberapa karyawan finance. Bahkan mereka membongkar laporan keuangan sampai tahun lalu." "Sial! Bagaimana itu bisa terjadi, hah?" "Aku tidak tahu, tapi kau harus antisipasi. Aku yakin mereka sedang mencari bukti untuk membawamu ke polisi, Darwis." Darwis kembali menggeram. "Kau bersamaku kan, Jay?" Jay mengembuskan napas panjangnya. "Aku tidak bisa membantu lebih, aku hanya bisa memberitahumu saja." "Aku tahu. Aku akan menransfer bagianmu nanti, tapi tetaplah tutup mulut!" "Aku akan melakukannya, tapi berjanjilah untuk tidak membawa namaku, Darwis." Darwis tersenyum sinis. Tentu saja ia bukan orang seba

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Kebenaran yang Tersembunyi

    "Apa ini, Oscar? Pesan dari siapa? Pelayan hotel? Apa yang mau dia katakan tentang Yusak?"Darren langsung mengernyit membaca pesan aneh itu. "Aku tidak tahu, Darren! Tapi jantungku mendadak berdebar kencang. Aku akan meneleponnya." Oscar pun buru-buru menelepon nomor Didik dan Ody langsung heboh melihat nama Oscar di sana. "Dia menelepon, Dik! Dia menelepon!" "Siapa?" "Pak Oscar!" "Cepat angkat! Biarkan aku bicara dengannya!" Ody mengangkat teleponnya dan Didik pun langsung bicara dengan Oscar. Pengeras suara sengaja diaktifkan oleh Oscar dan Darren juga merekam pembicaraan itu untuk antisipasi apa pun. "Halo, dengan siapa ini?" tanya Oscar begitu suara seorang pria terdengar di seberang sana. "Pak Oscar, akhirnya Anda meneleponku, aku sudah berkali-kali menelepon Anda." "Ya, cepat katakan ada apa karena aku tidak punya banyak waktu." "Aku tahu Anda adalah orang sibuk, Pak. Tapi aku benar-benar harus bicara dengan Anda. Aku ... aku Didik, aku adalah pelayan di hotel tempat

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Pesan Aneh di Ponselnya

    "Kau tidak apa, Pak?" "Kau tidak apa? Lihat mereka! Lihat mereka!" Didik dan Ody masih kesakitan di aspal setelah tubuh keduanya menghantam keras ke sana. Jalanan tidak ramai sampai Didik bisa mencuri lihat mobil apa yang menabraknya. Didik menahan napasnya sejenak di antara rusuknya yang mungkin patah. Tapi ia bersumpah melihat wajah Darwis di sana sedang menyetir sambil menoleh ke arahnya. "Akhh!" rintih Didik. "Kau tidak apa, Pak? Bawa mereka ke rumah sakit!" Suara orang-orang di sekitar terdengar lagi. Ia tidak mendengar suara lagi karena tidak lama kemudian, ia kehilangan kesadaran. Ia baru sadar saat ia sudah berada di rumah sakit dengan Ody yang duduk di sampingnya dengan kepala diperban. "Dik, kau sudah sadar? Bagaimana rasanya? Mana yang sakit? Kau masih mengenaliku kan?" tanya Ody cemas. Didik menelan saliva. Ia masih linglung sejenak, tapi wajah Darwis terukir nyata di otaknya. "Orang itu ... orang itu yang menabrak kita. Orang itu ... kakaknya Pak Yusak itu," lir

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status