Home / Urban / Hasrat Sang Pewaris / Pewaris di Dalam Jeruji Besi

Share

Pewaris di Dalam Jeruji Besi

Author: Chana Lee
last update Last Updated: 2023-05-30 11:28:56

"Aku adalah Saka Sadewa, pewaris tunggal keluarga Sadewa!"

Orang yang dikenal sebagai gembel kampus itu mengatakan sebuah pengakuan yang tak terduga dan sangat mencengangkan.

Siapa yang bisa percaya, saat seorang 'gembel kampus' yang nunggak biaya kuliah, yang setiap hari menggunakan motor butut, mengakui dirinya sebagai pewaris tunggal orang terkaya di negeri ini?

Rasanya tak akan ada, tapi Saka mengakuinya dengan penuh keyakinan.

"Kalian tentu tahu seberapa besar pengaruh keluarga Sadewa di negeri ini, kan? Jadi lepaskan aku kemudian tangkap dan lakukan penyelidikan untuk Damian Delangga! Aku yakin dia pelakunya," lanjut Saka dengan aura yang jauh dari kesan seorang gembel.

Saka benar-benar ingin menunjukkan kekuatan dirinya di hadapan ketiga oknum polisi yang sudah bertindak sewenang-wenang terhadapnya.

Ketiga oknum polisi itu pun jelas tersentak, mereka langsung mematung, saling tatap satu sama lain kemudian berakhir menatap Saka penuh selidik.

"Kamu ... pewaris tunggal keluarga Sadewa?" celetuk salah satu petugas sambil menyipitkan matanya menatap mata Saka penuh selidik.

Saka mengangguk.

Sementara, para petugas itu terlihat mulai ragu, terlebih saat melihat pakaian lusuh yang melekat di tubuh Saka.

Akan tetapi, segala hal yang menyangkut keluarga Sadewa, maka hal itu bukanlah hal sepele. Mereka -Para polisi itu tentu tahu akan besarnya kekayaan, kekuatan, serta pengaruh keluarga Sadewa di negeri ini.

Mereka yang hanya polisi berpangkat rendahan, tak akan sebanding dengan kekuatan keluarga Sadewa.

Bahkan, kekuatan serta pengaruh keluarga Delangga pun tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan keluarga Sadewa.

Mereka tahu bahwa mereka harus sedikit lebih berhati-hati.

Salah satu polisi pun bergegas kembali ke meja, ia memeriksa ulang berkas terkait identitas Saka untuk memastikan kebenarannya.

Setelah memeriksa berkas itu, sang oknum polisi pun langsung terkekeh sambil menggelengkan kepalanya dan berjalan kembali ke hadapan Saka.

"Kamu memanfaatkan nama belakangmu yang sama untuk menakut-nakuti kami, hah!" celetuk oknum polisi itu sambil menatap Saka dengan berkacak pinggang di hadapan Saka.

Selain nama belakang yang sama, oknum polisi itu ternyata tak mendapati keterkaitan Saka dengan keluarga Sadewa.

"Apa aku terlihat sedang berbohong?" timpal Saka dengan tegas sementara kedua tangannya masih terborgol.

Ketiga oknum polisi itu pun menajamkan matanya lebih dekat dan lebih lekat menatap Saka.

"Bagi kami, semua tahanan adalah pembohong!" ujar salah satu petugas sambil menempelkan telunjuknya di dada Saka dan menekannya dengan kuat.

Mereka seperti sudah muak dengan ucapan Saka yang mereka kira merupakan sebuah kebohongan.

Akhirnya, pukulan demi pukulan pun bertubi-tubi menghantam tubuh Saka.

Saka yang diborgol tentu tak bisa melawan, tubuhnya seakan samsak yang sengaja dibuat untuk menerima setiap pukulan dan tendangan. Hajaran yang dilakukan oleh tiga orang oknum polisi yang terlatih itu cukup membuat Saka ambruk di atas lantai.

Setelah ambruk, Saka langsung diseret.

Mereka melepaskan borgol dari tangan Saka kemudian melemparkan tubuh Saka ke dalam sel sementara di sana.

"Dasar pemerkosa! Membusuklah kau di sana!"

"Bermimpilah jadi pewaris keluarga Sadewa!"

BRUUUUUGH! Saka dilempar bagai sampah menjijikan.

Saka meringis menahan sakit pada sekujur tubuhnya yang terasa remuk dan patah.

Terlebih pada hatinya.

***

Selang beberapa jam berlalu, di sudut sel yang sempit, lembab, dan sedikit berdebu.

Wajah tampan Saka kini terlihat penuh memar dan lebam, ia duduk sambil membayangkan sosok Anggia.

Rasa sakit di tubuhnya mungkin tak seberapa jika dibandingkan dengan rasa sakit yang dialami Anggia yang menjadi korban pemerkosaan dalam kasus ini.

Saka benar-benar tercabik hatinya atas kejadian ini, bukan tentang hal yang menimpa dirinya, tapi lebih tentang nasib Anggia yang harus terenggut kesuciannya.

'Jika benar Anggia diperkosa, maka aku sangat yakin jika Damian yang melakukannya! Aku akan membuat dia menyesal seumur hidup!' rutuk Saka di dalam hatinya.

Namun saat ini, Saka tak mampu untuk berbuat banyak.

Para oknum polisi telah menghajarnya tanpa belas kasihan hingga ponsel Saka pun hancur di saku celananya.

Maka dari itu, Saka tak bisa menelpon keluarganya, atau siapa pun.

Namun di saat yang bersamaan, terdengar seorang wanita yang tengah berbincang di ruang lain tak jauh dari sel sana.

"Aku mau menemuinya."

Suara seorang wanita itu terdengar begitu tak asing di telinga Saka.

Saka mengerutkan keningnya, menajamkan pendengarannya.

Ia sangat mengenali suara itu.

Suara derap kaki kemudian terdengar, hingga tak lama kemudian, muncullah sosok wanita cantik dengan kemeja putih dan rok hitam pendek yang ketat hingga menampakkan pahatan tubuh yang begitu indah.

Wangi farpum yang khas pun perlahan menelusup ke rongga hidung Saka.

"Bu Laura?"

Saka bangkit kemudian berjalan mendekati jeruji besi yang kini menjadi pembatas baginya dan bagi Laura -dosennya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hasrat Sang Pewaris   HASRAT YANG TERPENUHI

    Malam itu, langit menggantung dalam gelap yang nyaris sempurna. Tapi di antara keheningan, sebuah rumah kecil di pinggiran kota menyala hangat. Lampu-lampu temaram menyinari dinding bata, dan angin malam menerpa tirai tipis dari jendela yang terbuka setengah.Saka duduk di tepi ranjang kayu yang sederhana namun rapi. Kemeja putihnya tergantung di sandaran kursi. Tubuhnya hanya terbalut celana panjang kain, sementara rambutnya masih sedikit basah setelah mandi. Ia memandang ke arah luar jendela, ke langit malam yang kini tidak lagi menakutkan seperti dulu.Dulu, malam seperti ini identik dengan rasa sepi. Rasa kalah. Rasa kecil. Tapi malam ini… berbeda.Pintu kamar terbuka pelan. Anggia melangkah masuk, mengenakan gaun tidur tipis berwarna lembut. Wajahnya polos, tanpa riasan. Rambutnya digerai begitu saja, seperti tak ada yang perlu disembunyikan lagi.Saka menoleh perlahan. Matanya menatap Anggia bukan dengan nafsu semata, tapi dengan rasa—yang telah matang oleh waktu, luka, dan peng

  • Hasrat Sang Pewaris   nyala yang SESUNGGUHNYA

    Malam terus merambat. Lampu-lampu kota Jakarta menyala seperti gugusan bintang yang tersesat di bumi. Anggia masih berdiri di pinggir jalan kampus, tubuhnya kaku, bibirnya kelu. Saka telah pergi, membawa serta bayangan masa lalu dan kebenaran yang selama ini tersembunyi.Tapi yang tertinggal bukan cuma kejutan. Ada luka yang menyesak di dada Anggia—luka karena rasa bersalah. Rasa menyesal. Dan rasa… yang tak sempat diucapkan.Beberapa jam berlalu. Dunia kampus mulai sepi. Anggia melangkah sendirian, melewati lorong-lorong yang biasa ia lewati bersama Saka dulu. Sudut tangga belakang gedung A, bangku taman kecil dekat kantin—semua terasa asing dan menyesakkan, padahal dulu tempat mereka tertawa.Langkahnya berhenti di depan gerbang utama.Lalu tiba-tiba...“Masih suka duduk di bangku ketiga dari kanan?” suara itu muncul di belakangnya.Anggia menoleh cepat.Saka berdiri di sana. Tanpa jas, hanya mengenakan kemeja putih dan celana hitam. Sederhana. Seperti Saka yang dulu.Anggia menatap

  • Hasrat Sang Pewaris   API YANG TERPENDAM

    Saka menarik napas panjang. Sorot matanya berubah—tidak lagi sekadar tajam seperti biasanya. Kini ada sesuatu yang berbeda di sana: kemarahan yang tertahan, keyakinan yang tak tergoyahkan, dan wibawa seorang pria yang tak lagi takut pada siapa pun. Wibawa yang membuat dua pria berbadan besar di depannya mendadak diam, dan Anggia… membeku.“Justru karena mereka anak buah Damian, aku akan bayar utangmu sekarang juga,” ucap Saka pelan, tapi tegas. Jemarinya bergerak cepat, membuka aplikasi m-banking di ponselnya tanpa sedikit pun ragu.Anggia mendesis pelan, tak percaya. “Berhenti pura-pura jadi pahlawan, Saka. Kamu itu… kamu itu cuma mahasiswa miskin yang—”Saka menyela dengan tenang, “Lihat ini.”Ia mengangkat layar ponselnya. Anggia dan kedua penagih utang mendekat dengan rasa penasaran yang bercampur bingung. Angka di layar menyala jelas:Saldo: Rp 12.458.000.000Anggia membelalak. Bibirnya gemetar. “A—apa ini?” gumamnya nyaris tak terdengar.Penagih utang yang bertubuh tambun menole

  • Hasrat Sang Pewaris   Membayar Utang Anggia

    "Kamu sahabatku, masalahmu jadi masalahku juga," ucap Saka sambil menoleh kepada Anggia yang terlihat berderai air mata.Wajah cantik Anggia kini nampam begitu rapuh paska kabar pemerkosaannya beberapa waktu yang lalu."Kita hanya kenal di kampus saja, selebihnya kita bukan apa-apa," timpal Anggia sambil mengusap air matanya dan balas menatap Saka.Selain kesedihan yang dalam, Saka juga melihat ada rasa takut yang kini dirasakan oleh Anggia.Anggia seperti takut untuk dekat atau pun berhubungan dengan Saka.Saka menilai bahwa hal itu ada kaitannya dengan Damian. Mungkinkan Anggia telah diancam oleh Damian?"Lebih baik kamu pergi, dekat denganmu hanya akan memperburuk keadaanku saja," lanjut Anggia dengan suara bergetar.Saka menarik napasnya dalam-dalam sambil menatap Anggia dengan lekat.Wanita di hadapannya adalah wanita lugu dan baik, kehidupannya kini berubah total dan menjadi berantakan karena ulah Damian."Dengar Anggia! Kehadiranku mungkin telah membuat hidupmu berantakan, tap

  • Hasrat Sang Pewaris   Nasib Tragis Seorang Wanita

    Semua mata terbelalak saat melihat Saka muncul dari mobil super mewah yang mereka tabu harganya selangit.Bu Ratna menggosok-gosok matanya untuk meyakinkan penglihatannya.Namun, apa yang ia lihat sangat jelas bahwa orang yang turun dari mobil itu adalah Saka.Sementara, Saka berjalan tegap seakan tidak menghiraukan semua mata yang mengarah padanya dengan penuh rasa tak percaya."Sa -Saka, a -apa itu mobilmu?" tanya Bu Ratna sambil menelan salivanya.Saka hanya tersenyum tipis kemudian membungkuk dan memungut tas serta dus-dus yang berisi barang-barangnya.Vinna masih terpaku sambil menatap Saka yang nampak lebih ganteng saja dengan mobil mewahnya."Aku pamit, ya, Bu. Sekali lagi terima kasih atas semuanya," ucap Saka sambil menenteng barang-barangnya untuk dimasukan ke dalam mobilnya."Tunggu, Saka! Apa benar ini mobilmu?" hadang Bu Ratna sambil menatap Saka.Saka menghela napasnya, ia menatap Bu Ratna dengan tatapan tenang namun cukup menusuk.Hinaan serta sikap Bu Ratna masih terng

  • Hasrat Sang Pewaris   Cinta Anak Pemilik Kontrakan

    "Kamu mau membangkang hanya karena mahasiswa miskin seperti dia!" sentak Bu Ratna kepada anaknya sambil menunjuk Saka."Kamu udah dewasa, Mama gak larang kamu jatuh cinta, tapi ya harus pilih-pilih, masa pria miskin seperti dia bisa buat kamu jatuh cinta!" lanjut Bu Ratna dengan tatapan nyinyir dan kesal kepada Saka."Tampan aja gak akan cukup, Vinna!" lanjutnya sambil menepuk pundak Vina untuk membuat anaknya mengerti.Vina langsung menyingkirkan tangan mamanya, ia mundur satu langkah seakan tak ingin dekat dengan ibunya yang sudah mengusir Saka."Pokoknya, jika Mama tetap mengusirnya maka aku pun akan pergi dari sini," tegas Vina sambil menatap Bu Ratna dengan tajam.Bu Ratna langsung terdiam, bagai mana pun juga dia sangat menyayangi Vina sebagai anak semata wayangnya.Sementara, Saka yang selesai memungut barang-barangnya langsung menghampiri Bu Ratna dan Vina yang tengah berditegang.Rupanya sedari tadi Saka merasa tak nyaman atas pertengkaran ibu dan anak di hadapannya."Ini ...

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status