Chapter: 30.di TENGAH-TENGAH BUNGA PENGGODARumah tampak lebih sunyi dari biasanya, namun udara tetap tebal oleh ketegangan dan hasrat yang tak tersampaikan. Elkan berdiri di ruang tengah, menatap Anya yang duduk di sofa dengan ekspresi campuran antara penasaran, bangga, dan sedikit cemburu. Matanya tak lepas dari setiap gerak tubuhnya, dari rambut yang tergerai sampai lekuk gaun yang jatuh anggun mengikuti bentuk tubuhnya. Langkah-langkah halus terdengar dari arah tangga. Tiara dan Citra, dua sosok yang sebelumnya menghilang, muncul perlahan. Mereka menatap Elkan dengan senyum tipis penuh misteri. Hadirnya mereka membuat aura rumah berubah—lebih panas, lebih menantang. "Elkan," bisik Citra sambil melangkah lebih dekat, aroma parfumnya memikat. "Kamu tampak berbeda malam ini… lebih… percaya diri." Elkan menatap tajam, mencoba tetap tenang. "Aku tetap sama," jawabnya, walau hatinya merasakan godaan yang semakin kuat. Tiara duduk di kursi dekatnya, menyingkirkan jarak. "Sungguh? Aku rasa banyak yang berbeda dari dirimu," kata
Last Updated: 2025-08-19
Chapter: HANYA SATU RATU untuk PUTRA MSHKOTAPagi datang dengan cahaya keemasan yang menembus tirai tipis ruang keluarga Hartawan. Aroma teh dan kue sarapan berputar di udara, namun apa yang terjadi di meja pagi itu bukan lagi sekadar makan bersama—melainkan pengadilan keluarga, dengan Elkan sebagai terdakwa sekaligus hakimnya sendiri. Semua anggota keluarga besar telah berkumpul. Bu Mirna dengan blus mewahnya, Paman Arif, Bibi Rina, sepupu-sepupu seperti Linda dan Claudia, hingga para menantu lain yang selalu memandang Elkan setengah mata. Anya duduk tenang di samping suaminya, sementara Elkan mengambil posisi di kursi paling ujung—tempat yang memberi pandangan penuh ke seluruh ruangan. "Elkan," buka Bu Mirna, menyilangkan tangan, "karena semalam kau membuat pernyataan besar di pesta keluarga Mendoza, hari ini kau harus menjelaskan semuanya. Kalau kau memang pewaris besar seperti yang digembar-gemborkan… tunjukkan buktinya." Elkan mendongak perlahan, sorot matanya tenang namun tajam. Ia menatap satu per satu wajah di sekelil
Last Updated: 2025-08-19
Chapter: 28MALAMyang SEMAKIN PANASrtawan belum beranjak dari ruang tamu megah yang kini ditelan hawa panas tak kasat mata. Kristal pada lampu gantung berkilauan, memantulkan tatapan penuh penasaran setiap mata yang menatap Elkan bagai menatap teka-teki terbesar dalam hidup mereka. Setiap kalimat manis dibalut racun, setiap senyum menyimpan niat tersembunyi.Elkan duduk tenang di sofa tengah, bercangkir teh hangat yang tak pernah ia teguk. Di satu sisi, Anya duduk mendekat, menyentuhkan lututnya ke paha Elkan, sebagai isyarat kepemilikan. Claudia bersender di kursi seberang, menatap mereka bagai pemangsa. Katya—masih dengan tatapan khilaf sensualnya—menyilang kaki tanpa malu, sekali-sekali memperlihatkan paha porselen untuk menguji fokus Elkan yang tetap dingin.Bu Mirna berjalan pelan membawa nampan buah, mencoba terlihat keibuan padahal matanya begitu tajam memperhitungkan posisi. "Elkan, kau membuat kejutan semalam. Kau bilang akan selamatkan keluarga Mendoza. Sekarang seluruh dunia sedang membicarakanmu. Kau pikir
Last Updated: 2025-08-19
Chapter: 27 – Dilema, Godaan, dan Dinamika Keluarga Elkan menutup pintu apartemennya dengan lembut, namun napasnya masih berat karena sisa adrenalin dari pesta malam sebelumnya. Cahaya lampu kota menembus jendela besar, memantulkan kilauan malam yang elegan. Di sisinya, Anya berdiri dengan memakai gaun malam yang lembut, rambutnya yang basah diguyur hujan sore tadi masih menetes perlahan di bahunya. Tatapan mereka bertaut lama, penuh kata yang tak terucap, ketegangan yang bercampur antara cinta, keingintahuan, dan godaan. “Aku… tak menyangka kau bisa melakukan itu,” bisik Anya, suaranya lirih namun tegas. “Mengambil alih kendali begitu saja, di hadapan semua orang. Kau… menakutkan sekaligus memikat.” Elkan tersenyum tipis, tangannya meraih jemari Anya. “Kalau ingin dijaga… kau harus tahu siapa yang benar-benar memegang kendali. Tidak ada kompromi, tidak ada kebohongan.” Anya menghela napas. Tubuhnya bergetar, namun matanya tetap menatap tajam. “Dan kalau aku jatuh di hadapanmu lagi? Bagaimana kalau aku tak bisa menahan… hasrat ini?
Last Updated: 2025-08-17
Chapter: 25TEKAN LEBIH DALAM!!! Elkan menutup pintu apartemennya dengan lembut, namun napasnya masih berat, sisa adrenalin dari pesta malam sebelumnya. Cahaya lampu kota menembus jendela besar, memantulkan kilauan malam yang elegan. Di sisinya, Anya berdiri dalam gaun rumah yang lembut, rambutnya yang basah diguyur hujan sore tadi masih menetes perlahan di bahunya. Tatapan mereka bertaut lama, penuh kata tak terucap, ketegangan yang bercampur antara cinta, keingintahuan, dan godaan.“Aku… tak menyangka kau bisa melakukan itu,” bisik Anya, suaranya lirih namun tegas. “Mengambil alih kendali begitu saja, di hadapan semua orang. Kau… menakutkan sekaligus memikat.”Elkan tersenyum tipis, tangannya meraih jemari Anya. “Kalau ingin dijaga… kau harus tahu siapa yang benar-benar memegang kendali. Tidak ada kompromi, tidak ada kebohongan.”Anya menghela napas. Tubuhnya bergetar, namun matanya tetap menatap tajam. “Dan kalau aku jatuh di hadapanmu lagi? Bagaimana kalau aku tak bisa menahan… hasrat ini?”Elkan memandangnya dal
Last Updated: 2025-08-17
Chapter: 24. GIGGOLO KELAS ATAS???Anya di sisinya, gaunnya jatuh anggun mengikuti lekuk tubuhnya. Ada sesuatu di tatapan mata Anya malam itu—campuran bangga, khawatir, dan rasa percaya yang dalam. Ia tahu Elkan bukan sekadar pria yang berdiri pasif di pesta ini. Bisikan-bisikan mulai terdengar."Siapa pria itu?" "Kenapa bersama Nyonya Anya?" "Kurir? Bodyguard? Atau sekadar tamu bayangan?"Elkan menahan senyum tipis. Ia sudah terbiasa diremehkan.Malam semakin larut saat alunan musik berubah menjadi jazzy sensual, menggoda siapa pun yang mendengarnya. Sebuah tepukan di bahu menyadarkan Elkan dari lamunannya. Saat ia menoleh, Claudia berdiri sambil menyeringai, segelas martini di tangan."Tebakan mereka makin liar, Elkan," bisik Claudia genit. "Ada yang bilang kamu itu gigolo pribadi yang disewa Anya. Menarik sekali, bukan?"Elkan hanya tertawa kecil, menyambar gelas sampanye miliknya. "Gigolo yang bisa beli gedung pesta ini kalau mau, ya? Biarkan mereka berkhayal, Claudia."Claudia mendekat, aromanya provokatif. "Tapi
Last Updated: 2025-08-15
Chapter: HASRAT YANG TERPENUHIMalam itu, langit menggantung dalam gelap yang nyaris sempurna. Tapi di antara keheningan, sebuah rumah kecil di pinggiran kota menyala hangat. Lampu-lampu temaram menyinari dinding bata, dan angin malam menerpa tirai tipis dari jendela yang terbuka setengah.Saka duduk di tepi ranjang kayu yang sederhana namun rapi. Kemeja putihnya tergantung di sandaran kursi. Tubuhnya hanya terbalut celana panjang kain, sementara rambutnya masih sedikit basah setelah mandi. Ia memandang ke arah luar jendela, ke langit malam yang kini tidak lagi menakutkan seperti dulu.Dulu, malam seperti ini identik dengan rasa sepi. Rasa kalah. Rasa kecil. Tapi malam ini… berbeda.Pintu kamar terbuka pelan. Anggia melangkah masuk, mengenakan gaun tidur tipis berwarna lembut. Wajahnya polos, tanpa riasan. Rambutnya digerai begitu saja, seperti tak ada yang perlu disembunyikan lagi.Saka menoleh perlahan. Matanya menatap Anggia bukan dengan nafsu semata, tapi dengan rasa—yang telah matang oleh waktu, luka, dan peng
Last Updated: 2025-07-15
Chapter: nyala yang SESUNGGUHNYAMalam terus merambat. Lampu-lampu kota Jakarta menyala seperti gugusan bintang yang tersesat di bumi. Anggia masih berdiri di pinggir jalan kampus, tubuhnya kaku, bibirnya kelu. Saka telah pergi, membawa serta bayangan masa lalu dan kebenaran yang selama ini tersembunyi.Tapi yang tertinggal bukan cuma kejutan. Ada luka yang menyesak di dada Anggia—luka karena rasa bersalah. Rasa menyesal. Dan rasa… yang tak sempat diucapkan.Beberapa jam berlalu. Dunia kampus mulai sepi. Anggia melangkah sendirian, melewati lorong-lorong yang biasa ia lewati bersama Saka dulu. Sudut tangga belakang gedung A, bangku taman kecil dekat kantin—semua terasa asing dan menyesakkan, padahal dulu tempat mereka tertawa.Langkahnya berhenti di depan gerbang utama.Lalu tiba-tiba...“Masih suka duduk di bangku ketiga dari kanan?” suara itu muncul di belakangnya.Anggia menoleh cepat.Saka berdiri di sana. Tanpa jas, hanya mengenakan kemeja putih dan celana hitam. Sederhana. Seperti Saka yang dulu.Anggia menatap
Last Updated: 2025-07-15
Chapter: API YANG TERPENDAMSaka menarik napas panjang. Sorot matanya berubah—tidak lagi sekadar tajam seperti biasanya. Kini ada sesuatu yang berbeda di sana: kemarahan yang tertahan, keyakinan yang tak tergoyahkan, dan wibawa seorang pria yang tak lagi takut pada siapa pun. Wibawa yang membuat dua pria berbadan besar di depannya mendadak diam, dan Anggia… membeku.“Justru karena mereka anak buah Damian, aku akan bayar utangmu sekarang juga,” ucap Saka pelan, tapi tegas. Jemarinya bergerak cepat, membuka aplikasi m-banking di ponselnya tanpa sedikit pun ragu.Anggia mendesis pelan, tak percaya. “Berhenti pura-pura jadi pahlawan, Saka. Kamu itu… kamu itu cuma mahasiswa miskin yang—”Saka menyela dengan tenang, “Lihat ini.”Ia mengangkat layar ponselnya. Anggia dan kedua penagih utang mendekat dengan rasa penasaran yang bercampur bingung. Angka di layar menyala jelas:Saldo: Rp 12.458.000.000Anggia membelalak. Bibirnya gemetar. “A—apa ini?” gumamnya nyaris tak terdengar.Penagih utang yang bertubuh tambun menole
Last Updated: 2025-07-13
Chapter: Membayar Utang Anggia"Kamu sahabatku, masalahmu jadi masalahku juga," ucap Saka sambil menoleh kepada Anggia yang terlihat berderai air mata.Wajah cantik Anggia kini nampam begitu rapuh paska kabar pemerkosaannya beberapa waktu yang lalu."Kita hanya kenal di kampus saja, selebihnya kita bukan apa-apa," timpal Anggia sambil mengusap air matanya dan balas menatap Saka.Selain kesedihan yang dalam, Saka juga melihat ada rasa takut yang kini dirasakan oleh Anggia.Anggia seperti takut untuk dekat atau pun berhubungan dengan Saka.Saka menilai bahwa hal itu ada kaitannya dengan Damian. Mungkinkan Anggia telah diancam oleh Damian?"Lebih baik kamu pergi, dekat denganmu hanya akan memperburuk keadaanku saja," lanjut Anggia dengan suara bergetar.Saka menarik napasnya dalam-dalam sambil menatap Anggia dengan lekat.Wanita di hadapannya adalah wanita lugu dan baik, kehidupannya kini berubah total dan menjadi berantakan karena ulah Damian."Dengar Anggia! Kehadiranku mungkin telah membuat hidupmu berantakan, tap
Last Updated: 2023-06-16
Chapter: Nasib Tragis Seorang WanitaSemua mata terbelalak saat melihat Saka muncul dari mobil super mewah yang mereka tabu harganya selangit.Bu Ratna menggosok-gosok matanya untuk meyakinkan penglihatannya.Namun, apa yang ia lihat sangat jelas bahwa orang yang turun dari mobil itu adalah Saka.Sementara, Saka berjalan tegap seakan tidak menghiraukan semua mata yang mengarah padanya dengan penuh rasa tak percaya."Sa -Saka, a -apa itu mobilmu?" tanya Bu Ratna sambil menelan salivanya.Saka hanya tersenyum tipis kemudian membungkuk dan memungut tas serta dus-dus yang berisi barang-barangnya.Vinna masih terpaku sambil menatap Saka yang nampak lebih ganteng saja dengan mobil mewahnya."Aku pamit, ya, Bu. Sekali lagi terima kasih atas semuanya," ucap Saka sambil menenteng barang-barangnya untuk dimasukan ke dalam mobilnya."Tunggu, Saka! Apa benar ini mobilmu?" hadang Bu Ratna sambil menatap Saka.Saka menghela napasnya, ia menatap Bu Ratna dengan tatapan tenang namun cukup menusuk.Hinaan serta sikap Bu Ratna masih terng
Last Updated: 2023-06-12
Chapter: Cinta Anak Pemilik Kontrakan"Kamu mau membangkang hanya karena mahasiswa miskin seperti dia!" sentak Bu Ratna kepada anaknya sambil menunjuk Saka."Kamu udah dewasa, Mama gak larang kamu jatuh cinta, tapi ya harus pilih-pilih, masa pria miskin seperti dia bisa buat kamu jatuh cinta!" lanjut Bu Ratna dengan tatapan nyinyir dan kesal kepada Saka."Tampan aja gak akan cukup, Vinna!" lanjutnya sambil menepuk pundak Vina untuk membuat anaknya mengerti.Vina langsung menyingkirkan tangan mamanya, ia mundur satu langkah seakan tak ingin dekat dengan ibunya yang sudah mengusir Saka."Pokoknya, jika Mama tetap mengusirnya maka aku pun akan pergi dari sini," tegas Vina sambil menatap Bu Ratna dengan tajam.Bu Ratna langsung terdiam, bagai mana pun juga dia sangat menyayangi Vina sebagai anak semata wayangnya.Sementara, Saka yang selesai memungut barang-barangnya langsung menghampiri Bu Ratna dan Vina yang tengah berditegang.Rupanya sedari tadi Saka merasa tak nyaman atas pertengkaran ibu dan anak di hadapannya."Ini ...
Last Updated: 2023-06-11