Share

Bukti Lainnya

Author: Falisha Ashia
last update Last Updated: 2025-12-14 23:04:43

Tepat saat jariku hendak menggeser ke titik kedua...

KLEK.

Suara gagang pintu yang diputar terdengar tajam memecah keheningan kamar.

Refleks, aku menarik tanganku dari layar ponsel itu, menyambar sebuah handuk kecil yang kebetulan ada di meja rias, dan berpura-pura sedang mengelap wajahku yang berkeringat.

Pintu terbuka lebar. Amanda berdiri di ambang pintu, memegang gelas berisi air putih. Matanya langsung tertuju padaku, lalu turun ke arah ponselnya yang menyala di dekat tanganku.

Wajahnya yang tadi terlihat lelah, kini berubah tegang. Langkahnya terhenti.

“Kamu ngapain di situ, Rey?” tanyanya. Suaranya terdengar tajam, defensif. “Kamu buka HP aku?”

Dia bergegas masuk, meletakkan gelas air di meja nakas dengan bunyi tak yang agak keras, lalu menyambar ponselnya secepat kilat seolah benda itu berisi kode peluncuran nuklir.

Aku berusaha tetap tenang, memasang wajah datar yang biasa kugunakan saat menghadapi musuh.

“Nggak,” jawabku santai, meski jantungku masih berpacu. “Aku cuma mau a
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Hasrat Terlarang: Gairah Tersembunyi Istriku   Kebetulan[?]

    Suara desahan tertahan memenuhi ruangan VVIP yang sunyi dan dingin itu.Di atas ranjang pasien yang mewah, pemandangan gila sedang terjadi tepat di depan mataku. Siska, wanita yang baru kukenal kurang dari satu jam yang lalu, sedang menundukkan kepalanya di pangkuan Haris. Kepalanya bergerak naik turun dengan irama yang membuat seprai rumah sakit itu berantakan.Haris memejamkan mata, tangannya meremas selimut dengan kuat. Wajahnya yang penuh lebam kini memerah, campuran antara rasa sakit fisik dan kenikmatan duniawi.“Hhh... Gila...” desis Haris dengan napas memburu. Matanya terbuka sedikit, menatapku dengan sorot mata yang sudah kabut oleh nafsu. “Sedotan Siska kenceng banget, Rey... Enak parah... Sumpah, kamu harus coba.”Siska tiba-tiba menghentikan aktivitasnya sejenak. Dia menoleh ke arahku, bibirnya basah dan berkilat. Matanya sayu, penuh dengan undangan maksiat.“Kalau kamu mau, Rey...” tawarnya dengan suara serak yang menggoda. “Aku bisa ganti ke kamu sekarang. Mumpung aku la

  • Hasrat Terlarang: Gairah Tersembunyi Istriku   Ranjang Rumah Sakit Yang Panas

    Aku membuang pandangan dari Siska. Dan hal ini menyadari ku kalau di kamar rawat inap kelas 3 ini, ruangannya sempit, pengap, dan berisi enam pasien yang dipisahkan hanya dengan tirai kusam. Kipas angin di langit-langit berputar lambat, tidak mampu mengusir udara panas.Haris yang terluka karena permasalahanku, tidak pantas dirawat di tempat seperti ini.“Aku keluar sebentar,” kataku pada Haris dan kedua tamunya.Tanpa menunggu jawaban, aku melangkah keluar menuju meja administrasi perawat.“Suster,” panggilku. “Saya mau pindahkan pasien atas nama Haris ke kamar VVIP. Presidential Suite kalau ada.”Perawat itu menatapku dari atas sampai bawah. Seragam hotelku mungkin membuatnya ragu.“Maaf, Pak. Kamar VVIP biayanya sangat mahal. Depositnya saja sepuluh juta, dan per malamnya—”Aku tidak membiarkannya menyelesaikan kalimat. Aku mengeluarkan kartu debit hitam hadiah dari paman Julian dan kemudian meletakkannya di meja.“Pakai ini untuk biaya seminggu penuh. Sekalian obat-obatan terbaik

  • Hasrat Terlarang: Gairah Tersembunyi Istriku   Pasutri Teman Haris

    Livia terdiam sejenak. Namun, bukannya panik atau ketakutan, dia justru tertawa kecil. Tawa yang terdengar meremehkan, seolah pertanyaanku adalah lelucon paling konyol yang pernah dia dengar.Dia menyentuh tanda merah di lehernya dengan ujung jari, bukan untuk menutupinya karena malu, tapi seolah sedang memamerkan sebuah trofi.“Kamu mikirnya kejauhan, Rey,” jawabnya tenang, matanya menatapku lurus. “Kamu pikir aku dan istriku bisa berkhianat? Jangan konyol.”Dia memajukan tubuhnya sedikit. “Suamiku, Arya... dia sedang ‘ganas-ganasnya’ semalam setelah dia pulang. Mungkin dia cemburu melihatku bicara denganmu, jadi dia ingin menandai miliknya. Wajar, kan?”Livia kembali bersandar di kursinya, memasang wajah bosan.“Jangan berpikiran yang aneh-aneh apalagi sampai menuduh istriku yang macam-macam. Itu menyakitkan buatnya. Sekarang, tolong keluar. Jangan bikin malu departemen kita dengan gosip murahan.”Aku terdiam. Penjelasannya masuk akal. Arya adalah suaminya, mereka berhak melakukan a

  • Hasrat Terlarang: Gairah Tersembunyi Istriku   Bekas Kecupan

    Waktu seolah membeku di ruang makan itu.Di bawah meja, tangan Lydia masih menangkup asetku yang menegang keras di balik celana jeans. Sentuhannya berani, panas, dan menuntut. Dia tidak hanya memegang, tapi ibu jarinya mengusap pelan ujung gundukan itu, membuat darahku berdesir liar hingga ke ubun-ubun.Mata kami terkunci. Napas Lydia memburu, bibirnya sedikit terbuka, memancarkan gairah terlarang yang selama ini dia sembunyikan di balik statusnya sebagai ibu mertua yang anggun."Besar sekali… Apa boleh aku mencobanya?” tanya Lydia.Lidahku kelu, tidak bisa menjawab pertanyaan itu.Namun, momen gila ini hancur berantakan dalam sekejap.BIP! CEKLEK!Suara kunci digital pintu depan terbuka, diikuti langkah kaki sepatu pantofel yang tegas menghantam lantai."Ma! Kamu masih di rumah?"Itu suara Surya.Lydia terlonjak seperti disengat listrik. Dia menarik tangannya secepat kilat dari selangkanganku. Wajahnya yang tadi penuh nafsu kini memucat pasi.Aku pun tidak kalah panik. Dengan refleks

  • Hasrat Terlarang: Gairah Tersembunyi Istriku   Punyamu Besar Sekali

    Firasatku semakin kencang mengarahkan bahwa istriku sedang menutupi sesuatu.Cairan hangat yang kusentuh tadi... Pesan ambigu dari Livia... dan sekarang, punggung dingin Amanda yang membelakangiku. Semuanya adalah kode yang mencurigakan.Tapi aku mencoba menepis pikiran-pikiran liar itu. ‘Mungkin dia emang lagi lelah dan masih kecewa sama aku,’ kataku pada diri sendiri.Aku membalikkan badan, memunggungi Amanda, lalu memejamkan mata. Berharap tidur bisa mereset otakku yang panas.Namun, satu jam berlalu, dan mataku masih terbuka lebar menatap kegelapan kamar. Tubuhku lelah luar biasa setelah menghajar Titan dan anak buah Rodrigo, tapi pikiranku justru berlari maraton.Perlahan, aku membalikkan badan lagi menghadap sisi nakas Amanda. Istriku masih diam tak bergerak, napasnya teratur. Dia sudah tidur pulas.Mataku tertuju pada ponselnya yang tergeletak di samping lampu tidur. Rasa penasaranku kembali membuncah, lebih besar dari sebelumnya.Dengan gerakan sangat pelan seperti maling prof

  • Hasrat Terlarang: Gairah Tersembunyi Istriku   Bukti Lainnya

    Tepat saat jariku hendak menggeser ke titik kedua...KLEK.Suara gagang pintu yang diputar terdengar tajam memecah keheningan kamar.Refleks, aku menarik tanganku dari layar ponsel itu, menyambar sebuah handuk kecil yang kebetulan ada di meja rias, dan berpura-pura sedang mengelap wajahku yang berkeringat.Pintu terbuka lebar. Amanda berdiri di ambang pintu, memegang gelas berisi air putih. Matanya langsung tertuju padaku, lalu turun ke arah ponselnya yang menyala di dekat tanganku.Wajahnya yang tadi terlihat lelah, kini berubah tegang. Langkahnya terhenti.“Kamu ngapain di situ, Rey?” tanyanya. Suaranya terdengar tajam, defensif. “Kamu buka HP aku?”Dia bergegas masuk, meletakkan gelas air di meja nakas dengan bunyi tak yang agak keras, lalu menyambar ponselnya secepat kilat seolah benda itu berisi kode peluncuran nuklir.Aku berusaha tetap tenang, memasang wajah datar yang biasa kugunakan saat menghadapi musuh.“Nggak,” jawabku santai, meski jantungku masih berpacu. “Aku cuma mau a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status