Chapter: Akhir Dari Semuanya (Cinta Yang Tulus)Dari balik reruntuhan dinding gudang, di kegelapan yang tersisa, sepasang mata yang memancarkan aura dingin dan menusuk mengamati setiap gerakan Lucas. Itu adalah Grandmaster Xena.Dia merasakan dengan jelas bentrokan energi yang baru saja terjadi, kekuatan dahsyat yang dilepaskan oleh Lucas dalam bentuk Pralaya Bhuminya. Ada keraguan yang mulai menggerogoti hatinya.Mungkinkah Lucas benar-benar melampaui perkiraannya?Saat Lucas menghancurkan Dario dengan energi yang begitu dahsyat, Xena merasakan getaran kekuatan yang bahkan membuatnya sedikit gentar. Dia, yang selama ini dikenal sebagai salah satu yang terdekat dengan level immortal, merasakan ancaman yang nyata dari pemuda di depannya.Pertarungan barusan bukanlah pertarungan biasa. Itu adalah pertunjukan kekuatan yang melampaui batas manusia normal. Instingnya sebagai seorang petarung berpengalaman mengatakan bahwa konfrontasi langsung dengan pria itu saat ini akan menjadi pertaruhan yang sangat besar.Tanpa mengucapkan sepatah k
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: Dendam Yang TuntasLucas membeku. Suara itu. Senyum itu.“Dario…” gumamnya pelan. “untuk apa kau datang?”“Aku hanya ingin bertemu denganmu dan menunjukan jika aku masih hidup dan telah berkembang,,” Dario melangkah masuk. Udara di sekelilingnya bergetar halus, lalu terdengar crack! Petir kecil menyambar di udara, menyatu dengan aura biru keperakan yang mulai mengelilingi tubuhnya.Lucas mengepalkan tinjunya. Chakra Bhuminya masih aktif, tapi tak stabil. Pertarungan barusan telah menguras terlalu banyak.“Jadi, kau ke sini untuk bertarung denganmu?” tanya Lucas dingin.Dario tertawa. “Untuk mengakhiri ini, tentu saja. Lynch hanya pembuka jalan. Kau target sesungguhnya. Selama kau hidup, dendam ini akan selalu bersemayam di dadaku.”Petir membungkus tangan Dario seperti cambuk-cambuk tipis. Udaranya kini berbau logam.Julian maju satu langkah. “Dario, cukup. Masalah lalu, biarkan berlalu.”“Ciih! Tidak mungkin bisa!” ucap Dario. “apa yang sudah kamu lakukan padaku, harus mendapatkan balasannya.”Ketua Lu
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: Bebaskan Mereka!Darah menetes dari sudut bibir Lynch, tapi matanya menyala ganas.“Cukup main-mainnya,” desis Lynch. Kemudian dia merentangkan kedua lengannya.Angin di dalam gudang berubah.Aura hitam pekat mulai merambat dari tubuhnya, seperti kabut iblis yang merayap naik dari tanah neraka. Suara-suara aneh berbisik di udara, seperti ratapan roh-roh terperangkap.Julian mundur dua langkah. “Itu … teknik Ilmu Hitam Timur Tengah,” gumam Lucas, matanya menyipit. “kau sudah menjual jiwamu, Lynch.”Lynch tersenyum bengis. “Dan kau belum tahu harga yang harus kau bayar karena telah membangkitkan modeku ini.”Tubuh Lynch berubah. Otot-ototnya mengembang, urat-urat mencuat seperti akar pohon. Mata kirinya memucat, dan dari punggungnya, sepasang tonjolan keras muncul, bukan sayap, tapi seolah tulang yang mencuat liar.“The Obsidian Blade!” Julian berteriak. “kau harus pergi! Ini bukan pertarungan yang adil!”Emilio mengerutkan keningnya. Dia mendengar dengan jelas kali ini, Julian memanggil Lucas dengan pa
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: Lucas vs Grandmaster LynchDua pria itu berlutut dengan tangan terangkat, wajah mereka penuh debu dan darah. "Ampun... kami menyerah..." salah satu dari mereka terisak.Kai melangkah perlahan ke arah mereka. Napasnya sudah mulai teratur kembali. Wajahnya tetap dingin, tapi tangan kanannya masih mengepal.Dia menatap keduanya. Remuk, lemah, nyaris tak mampu berdiri. Mereka memang tak lagi mengancam.Kai mendesah. "Pergilah... sebelum aku berubah pikiran."Keduanya segera bergerak, namun sebelum sempat bangkit sepenuhnya—Doooor! Doooor!Dua peluru menembus kepala mereka. Darah memercik ke tanah.Kai terkejut. Ia menoleh cepat. Seorang pria berpakaian gelap, salah satu dari anggota Veleno, menurunkan senjatanya."Apa yang kamu lakukan?!" bentak Kai.Pria itu melirik dingin. "Orang-orang seperti mereka tidak pantas diberi pengampunan."Kai mengepalkan rahangnya. "Tapi mereka sudah menyerah. Kita tidak —”"Tidak tega? Kalau hatimu lemah, jangan masuk ke dalam lingkaran ini," katanya memotong, lalu berjalan pergi ta
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: Potensi Kai Yang Luar BiasaKetua kelompok musuh, sedikit tegang. Sebab peluru mereka sudah menipis.Mereka menganggap remeh karena tidak membawa peluru yang banyak. Mereka pikir pasukan Lucas tidak akan kuat dan banyak.Minimnya informasi membuat mereka menjadi salah mengambil keputusan “Bagaimana ini bos?” tanya pria gempal.“Jika sudah habis, kita serang dengan tangan kosong. Kita tidak bisa kembali!” ucap ketua kelompok.“Baik!”Teriakan nyaring terdengar dari sisi timur rumah.“Raaaghh!”Salah satu musuh menerobos pagar dengan brutal, melempar granat asap ke tengah halaman. Asap pekat menyebar cepat, menutupi pandangan. Kai menyipitkan mata. Ia tahu itu bukan untuk membunuh. Tapi untuk menculik.Mereka mengincar satu target.Angeline.Kai mengangkat tangan, memberi sinyal. Tiga anak buahnya langsung bergerak membentuk formasi segitiga, melindungi pintu depan.Namun dari balik asap, dua sosok melompat keluar dengan kecepatan kilat. Hitam, gesit, dan mematikan.“Dua orang ke kanan!” seru salah satu penjaga.
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: Target Berikutnya AngelineDua puluh orang diperintahkan oleh Jukain untuk tetap tinggal, bersiaga di perimeter rumah Angeline. Sedangkan sekitar 15 orang dikerahkan untuk mencari keberadaan mertuanya Lucas, termasuk Julian.."Jangan tinggalkan rumah ini tanpa pengawalan," pesan terakhir Julian pada semua orang sebelum berangkat.Lalu ia mendekati seorang pria muda berseragam hitam yang berdiri paling belakang.“Kai,” ucap Julian singkat.Kai berdiri tegak. Usianya belum lewat dua puluh lima. Wajahnya bersih, bahkan terlalu bersih untuk lingkungan seperti ini. Tapi tatapannya tenang. Tak ada keraguan."Mulai sekarang, kamu yang memimpin di sini."Beberapa pasang mata sempat berpaling. Mereka tahu, Kai bukan orang lama. Bahkan baru dua minggu bergabung. Tapi tidak satu pun dari mereka memprotes.Kalau Julian sudah menunjuk seseorang, maka orang itu pasti punya alasan.Kai hanya mengangguk. "Siap."Julian menepuk bahunya sekali, lalu pergi.Setelah itu, Julian dsn pasukan mulai bergerak untuk mengejar kelompok ya
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: Amukan BastianSiapa yang tidak takut jika dirinya ditodong oleh sebuah senjata api tepat di depan kepalanya? Apalagi dengan amarah yang begitu besar dari orang yang akan menembak itu.Secara spontan mendorong tubuhnya ke belakang hingga sofa yang diduduki juga bergeser."Bos Austin, ini tidak seperti yang Anda kira. Aku —""Kamu sudah mengkhianatiku, maka bersiaplah untuk mati!" pekik Austin lagi.Kemudian pria itu pun menekan trigger-nya, menembak kepala Deo.Dor!Deo hanya menggerakkan kepalanya ke bawah untuk menghindari serangan dari Austin. Beruntung tembakan dari jarak dekat itu meleset.Austin yang sudah mabuk dan membuat gandengannya berbayang menjadi alasan utama kenapa tembakannya meleset.Dan kemudian dengan cepat melempar gelas yang ada di hadapannya ke tangan Austin yang sedang memegang senjata api itu.Senjata api itu pun terjatuh setelah terkena gelas yang dilempar oleh Deo.Melihat pistol itu berada di jangkauan kakinya, Deo langsung menendang pistol itu ke kolong sofa. Dia tidak me
Last Updated: 2025-05-18
Chapter: Rencana Yang BocorRencana yang sudah dibuat oleh Bastian harusnya diberitahu dari sekarang, sebab Austin sudah akan bergerak dalam 1 jam lagi.Menyiapkan pasukan dan menyampaikan strategi kepada pasukan agar tidak terjadi salah paham atau salah mengerti, tidak bisa dilakukan dengan cepat. Apalagi jika rencana itu penuh dengan taktik.Bastian pun mengerti tentang hal itu. Dia kemudian langsung menyampaikan rencananya kepada seluruh anak buahnya itu.Dalam rencana Bastian kali ini yang memegang peranan penting justru adalah Deo.Ya, Bastian tidak begitu saja merekrut dan menawarkan Deo untuk bergabung dengan janji menjadi penerus Austin, tanpa sebuah rencana yang matang.Ketika menyampaikan rencananya itu, seluruh anak buahnya setuju termasuk Deo dan dua pemimpin wilayah jaringan mafia entertainment."Semua sudah paham?" tanya Bastian setelah menyampaikan seluruh rencananya."Paham, Tuan!" ucap anak buahnya secara bersamaan.Bastian menganggukkan kepalanya.Kemudian seluruh pasukan langsung bergegas menj
Last Updated: 2025-05-18
Chapter: Manuver DeoMaman tentu saja ketakutan mendengar perintah dari Davis. Dia pun menggelengkan kepalanya dengan sangat keras seraya berkata, "Saya bukan mata-mata. Saya adalah Maman, tukang bersih-bersih dan yang merawat pemancingan ini. Saya adalah pegawainya den Bastian. Jangan bunuh saya!"Anak buahnya Davis akan menginjak wajah Maman seraya berkata, "Pandai sekali kau berbohong!"Namun Davis langsung menghalanginya. Dia menendang kaki anak buahnya itu yang akan menginjak wajah Maman. Dia mengingat sosok pria itu yang sudah membuka pintu pagar pemancingan tadi ketika mereka datang."Jangan lakukan itu!" larang Davis.Kemudian Davis menarik baju Maman hingga membuat pria itu berdiri."Kenapa kamu mengintip? Apa ada yang membayarmu?" tanya Davis.Jika memang ada orang yang membayar Maman, Davis tidak akan memberi ampun. Dia yang akan membunuh Maman dan menenggelamkannya di kolam ikan.Tentu saja Maman menggelengkan kepalanya seraya berkata, "Nggak ada. Saya sama sekali nggak menerima uang dari siap
Last Updated: 2025-05-18
Chapter: Mata-mataSaat sedang berpikir, ponsel milik Deo berdering. Menandakan panggilan suara masuk.Davis yang berada di belakang Deo, langsung mengambil ponsel itu dan kemudian menunjukkan kepada Bastian jika orang yang menghubungi Deo adalah Austin."Berikan saja kepada Deo, biar dia yang menjawab telepon itu!" seru Bastian.Tentu saja semua orang terkejut mendengar perintah dari Bastian. Davis dan Charlie pun akhirnya membuka suara untuk memperingatkan bahaya kepada Bastian."Jangan Tuan Dominic, sangat berbahaya sekali jika diberikan kepadanya." Davis memperingatkan bahaya yang akan terjadi."Jika boleh aku sarankan, lebih baik telepon itu dibiarkan saja. Jika Deo mengatakan yang macam-macam, Austin pasti akan marah dan langsung menyiapkan pasukan untuk menggempur kita," ucap Charlie, memberikan sarannya.Bastian mengerutkan kening. Lalu dia berkata, "Apa kalian takut dengan Austin? Jika kalian takut lebih baik kalian menyingkir. Aku nggak perlu orang yang penakut dan enggak royal padaku.""Bukan
Last Updated: 2025-05-18
Chapter: Tawaran MenggiurkanDengan rasa penasarannya, Maman mengendap-endap untuk semakin dekat namun tetap tidak terlihat. Dia bersembunyi di balik samping bangunan.Dia sangat terkejut ketika melihat ketiga orang itu dibawa dorong dan dipaksa untuk bersimpuh di hadapan Bastian dengan kepalanya yang ditekan ke bawah, dan hari juga yang dijambak hingga terlihat sangat kesakitan orangnya."Cepat sujud di kaki Tuan Dominic!" seru Davis.Bastian masih tetap duduk di kursinya sambil bersandar. Dia tetap tenang walaupun Deo dan kedua temannya itu tidak mau bersujud di kakinya.Bastian mengangkat tangannya, memerintahkan kepada Davis untuk diam.Tentu saja Davis langsung terdiam setelah mendapat perintah dari tuan Dominic."Kalian anak buahnya Austin?" tanya Bastian.Ketiga orang itu menganggukkan kepalanya tanpa bersuara."Kalian mengenal aku?" tanya Bastian lagi.Ketiga orang itu kembali menganggukan kepalanya tanpa mengeluarkan suara.Bastian mengeluarkan rokok. Lalu menyalakannya dan menghisapnya dengan santai."G
Last Updated: 2025-05-18
Chapter: Mengamankan Kaki Tangan AustinMelukai orang terdekat dari musuh adalah cara yang kotor. Tetapi cara ini sedikit banyaknya sangat berpengaruh dan efektif untuk mengalahkan seorang musuh yang sulit untuk dilawan.Austin memikirkan ini setelah dia sadar kalau menyentuh tuan Dominic bukanlah hal yang mudah."Untuk apa kamu masih diam di sini? Cepat siapkan pasukan sekarang juga!" seru Austin.Deo membungkukkan badannya seraya berkata, "Baik Tuan, aku akan menyiapkan pasukan sekarang."Kemudian Deo melangkahkan kakinya keluar dari ruangan rapat itu.Charlie masuk ke dalam mobil jip dan langsung menghubungi Bastian untuk melaporkan tugasnya yang baru selesai."Selamat siang, Tuan Dominic, aku mau melaporkan kalau aku sudah membeli saham dari tiga pemilik saham utama TV 5," terang Charlie."Bagus kalau gitu. Semuanya lancar? Atau ada hambatan tadi?" tanya Bastian.Charlie kemudian menceritakan apa yang terjadi saat semua pemilik saham utama menandatangani dokumen jual-beli saham di mana Austin datang dan marah-marah."Ja
Last Updated: 2025-05-17
Chapter: Tatapan Yang BerbedaDi depan rumah Rajendra, kerumunan warga semakin banyak dan mereka semua tidak sabar untuk segera mencicipi roti yang aromanya sudah membius indra penciuman mereka sejak tadi. Beberapa anak buah Rajendra berusaha menenangkan dan mengatur antrian agar semua bisa mendapatkan bagian.“Sabar, Bapak-bapak, Ibu-ibu! Semua pasti kebagian!” seru Tama dengan nada lantang, mencoba menertibkan warga yang mulai berdesakan.“Kami sudah sangat lapar, Tuan!” keluh seorang pria paruh baya sambil memegangi perutnya.“Iya, kenapa lama sekali prosesnya! Kami ingin segera membeli!” timpal seorang ibu rumah tangga dengan nada tidak sabar.Banyak dari mereka yang mulai mengeluarkan protes karena belum bisa mendapatkan roti yang mereka idam-idamkan. Aroma lezat roti buatan Rajendra benar-benar telah membangkitkan selera mereka.Akhirnya, Rajendra keluar dari rumah dengan senyum ramah di wajahnya. “Maaf atas keterlambatannya, Bapak-bapak, Ibu-ibu. Saya sudah menentukan harga untuk roti ini.”“Jadi, untuk ro
Last Updated: 2025-05-18
Chapter: Perbuatan Baik Akan Mendapatkan Hal Baik PulaSuara riuh rendah dari depan rumah yang terdengar hingga ke dapur membuat Tama yang sedang membantu Rajendra memanggang roti merasa geram. Ia mengira ada lagi penduduk desa yang datang untuk mencari masalah atau menyebarkan fitnah tentang Rajendra.“Ada apa lagi, sih! Kenapa banyak orang yang membuat darah mendidih!” gerutu Tama dengan nada kesal namun berusaha menahan suaranya agar tidak terlalu keras.Rajendra yang sedang memanggang roti di atas batu pipih juga terdiam. Ia meletakkan spatula besinya dan mencoba fokus mendengarkan percakapan yang terjadi di luar rumah.Tak lama kemudian, Layung dengan langkah tergesa-gesa masuk ke dapur. Wajahnya tampak bersemangat, bukan marah seperti yang dikhawatirkan Tama.“Yang Mulia! Di depan rumah sudah banyak sekali orang yang ingin membeli roti!” lapor Layung dengan nada antusias.Rajendra dan semua orang yang berada di dapur terkejut mendengar berita itu. Mereka saling bertukar pandang dengan ekspresi tidak percaya.“Bagaimana mereka bisa t
Last Updated: 2025-05-18
Chapter: Dua Orang KelaparanDi depan pintu rumah, kedua pria itu terus memanggil dengan nada memelas, memohon belas kasihan untuk mendapatkan sedikit makanan. “Tuan, Tuan … tolong kasihanilah kami. Perut kami sudah sangat lapar.”“Tuan, kami mencium aroma yang sangat lezat dari dalam rumah ini. Tolong berikan sedikit saja makanan yang baunya begitu menggoda ini kepada kami,” timpal yang lainnya dengan nada tak kalah memelas.Layung yang menjaga pintu gerbang berusaha mengusir kedua pria itu dengan sopan namun tegas. “Sudah kubilang, jangan mengganggu dan bersikap tidak sopan di depan rumah Tuan Rajendra. Pergilah!”Namun, kedua pria yang kelaparan itu terus memanggil-manggil dengan harapan ada keajaiban yang datang. “Tuan… Tuan…”Rumah Rajendra, untuk ukuran zaman itu, memang tidak terlalu besar. Bahkan bisa dibilang kecil dan sederhana. Oleh karena itu, suara kedua orang yang sedang meratap kelaparan itu terdengar jelas hingga ke dapur tempat Rajendra berada.“Siapa itu ribut-ribut di depan?” tanya Rajendra ke
Last Updated: 2025-05-17
Chapter: Aroma LezatMelihat Rajendra yang tersenyum lebar saat menatap mangkuk berisi adonan gandum yang tampak seperti “gandum basi”, Jati menghampirinya dengan langkah riang.“Ada apa, Yang Mulia? Apakah bahannya berhasil?” tanya Jati, wajahnya juga memancarkan semangat yang sama.“Berhasil, Jati. Raginya telah matang dengan sempurna,” jawab Rajendra dengan nada puas. “kita akan membuat roti yang enak dan sempurna, seperti yang kita bayangkan.”Wajah Jati langsung sumringah mendengar kabar baik itu. “Akhirnya, inilah yang kita nantikan selama ini!” Rajendra mengangguk mantap. “Benar sekali. Mari kita mulai membuat roti impian kita.”Dengan dibantu oleh Jati yang tampak antusias, Rajendra mulai mencampur adonan roti dari tepung gandum yang telah difermentasi selama seminggu terakhir.Mereka bekerja dengan hati-hati, mengikuti setiap langkah yang telah direncanakan. Setelah adonan tercampur rata, Rajendra menutup wadah dengan kain bersih dan mendiamkannya selama kurang lebih satu jam.Ketika penutup dib
Last Updated: 2025-05-17
Chapter: MerajukSebelum berbicara lebih lanjut dengan Surapati, Rajendra mengalihkan pandangannya ke arah pintu rumah.“Kirana, Ranjani, bisakah kalian masuk ke dalam sebentar?” pintanya dengan nada lembut namun mengandung perintah.Tanpa bertanya lebih lanjut, Kirana dan Ranjani menuruti permintaan Rajendra. Mereka berdua melangkah masuk ke dalam rumah, meninggalkan Rajendra bersama Surapati dan beberapa pengikut setia di luar.Di dalam rumah, Ranjani tampak tidak senang dengan keputusan Rajendra menyuruhnya masuk. Ia melipat kedua tangannya di dada, ekspresi wajahnya menunjukkan kekesalan.“Kenapa Yang Mulia menyuruh kita masuk? Padahal aku juga ingin mendengar apa yang dibicarakan di luar,” gerutu Ranjani kepada Kirana yang sedang duduk tenang di tepi ranjang.Kirana tersenyum lembut, berusaha menenangkan gejolak hati madunya. “Mungkin Pangeran punya alasan tersendiri, Sayang. Mungkin beliau ingin membicarakan strategi yang lebih rahasia, atau mungkin beliau hanya ingin kita beristirahat dan tidak
Last Updated: 2025-05-16
Chapter: MengalahAmarah Suryakusuma membakar suasana yang tadinya mulai mereda. Dengan nada penuh dengki, ia kembali mendesak Kepala Desa Arwan untuk menolak keberadaan Asmaran di desa mereka.“Jangan dengarkan omong kosongnya, Kepala Desa! Orang itu adalah monster! Dia bisa dengan mudah membunuh siapa saja yang menghalanginya! Kita tidak bisa membiarkan seorang pembunuh tinggal di tengah-tengah kita!” ucap Suryakusuma dengan berapi-api.Tidak hanya itu, Suryakusuma juga berusaha memanfaatkan kesempatan ini untuk menyingkirkan Rajendra dari desa Gunung Jaran.“Selain itu, Kepala Desa, kita juga harus mengusir Rajendra dari desa ini! Sejak kedatangannya, dia hanya membawa masalah dan melakukan hal-hal yang merugikan ketenangan penduduk desa! Dia melanggar pantangan, membawa orang asing yang menebang bambu keramat, dan sekarang malah melindungi seorang pembunuh!” lanjutnya.Arwan menghela napas, berusaha mempertahankan ketenangannya di hadapan amarah Suryakusuma.“Juragan Suryakusuma, kamu harus melihat
Last Updated: 2025-05-16