Chapter: Kerajaan WidyalokaKondisi di sana semakin panas saja. Cahaya api unggun yang berkedip-kedip menyorotkan bayangan-bayangan yang menari di antara pepohonan.Terlihat lebih jelas lagi jika mereka seperti sedang mengadakan pesta pora liar di tengah hutan. Ada guci-guci minuman keras berserakan, dan wanita-wanita dengan pakaian minim meliuk-liuk dalam tarian yang memprovokasi, dikelilingi oleh para pria yang tertawa-tawa dengan suara parau.Ketika Rajendra dan rombongannya sedang memperhatikan, bersembunyi di balik semak-semak lebat, tiba-tiba terdengar suara serak seorang pria yang menyadari kehadiran mereka. Sebuah suara yang menusuk keheningan malam."Hey, siapa di sana?! Keluar! Jangan bersembunyi seperti tikus got!" teriak pria itu, suaranya dipenuhi amarah dan sedikit kekacauan karena pengaruh minuman."Bagaimana ini, Yang Mulia? Kita ketahuan?" bisik Sarta, nadanya panik, matanya membelalak. Ia mencengkeram erat gagang pedangnya.Rajendra tetap tenang. Aura kepemimpinan yang kuat memancar dari diriny
Last Updated: 2025-07-25
Chapter: Suara TeriakanSurapati mengerutkan keningnya dalam-dalam, mendengar apa yang dikatakan oleh Layung. Sebuah kilasan informasi tiba-tiba muncul di benaknya, sebuah ingatan yang samar namun penting."Serbuk itu dari Kerajaan Lingga," kata Surapati, nadanya serius, matanya menyipit saat otaknya memproses informasi itu.Kerajaan Lingga terkenal dengan keahlian mereka dalam meracik ramuan, termasuk serbuk tidur yang sangat kuat."Tapi bagaimana bisa mereka masuk ke Kerajaan Angkara dan mencuri di wilayah kita?" tanya Surapati tanpa perlu jawaban."Oh iya, saya juga ingat, Paman!" seru Layung, mengangguk cepat, seolah ingatannya baru saja kembali sepenuhnya setelah efek serbuk itu sirna. "hanya mereka yang bisa membuat serbuk tidur seampuh itu. Jadi, ini pasti ulah orang-orang dari Kerajaan Lingga!"Kemarahan Surapati semakin membara. Bukan hanya sapi Rajendra yang hilang, tetapi ini juga merupakan pelanggaran batas wilayah dari kerajaan lain. Ia segera mengalihkan perhatiannya."Tidak ada waktu lagi untu
Last Updated: 2025-07-24
Chapter: Serbuk Tidur[?]Guntur, dengan mata terbelalak, segera menunduk dan mulai menghitung ulang dengan tergesa-gesa. "Satu, dua, tiga ... delapan," gumam Guntur, suaranya tercekat. Ia mengangkat wajahnya, menatap Rajendra dengan ekspresi tak percaya yang sama dengan Sarta. "Yang Mulia, benar-benar hanya delapan ekor! Bagaimana ini bisa terjadi?" Guntur panik. Sarta menggaruk kepalanya, kebingungan melukis jelas di wajahnya. "Oh iya, cuma delapan. Apakah sapinya lepas atau dicuri, Yang Mulia?" Rajendra mendengus, kesabarannya menipis. Cahaya rembulan yang samar-samar menerangi area itu memperlihatkan urat-urat menonjol di pelipisnya. "Jangan banyak berpikir! Cepat cari keburu pencurinya jauh!" serunya, suaranya tajam dan penuh perintah, memecah keheningan malam yang mencekam. Sarta dan Guntur tidak membuang waktu sedetik pun. Mereka langsung bergerak, berlari tergesa-gesa ke arah belakang rumah, tempat jalan setapak yang sempit membentang. Jalan itu adalah salah satu jalur yang bisa menghindar
Last Updated: 2025-07-23
Chapter: Menuju Puncak Bersama RanjaniRajendra menoleh ke arah Ranjani, sebuah kerutan tipis di dahinya. "Entahlah, Ranjani. Aku terbangun tiba-tiba. Perasaanku tidak enak."Ranjani, melihat kekhawatiran di mata suaminya, segera bangun juga. Ia berdiri di samping Rajendra, tangannya menggapai dan menggenggam tangan hangat sang pangeran."Itu hanya perasaanmu saja, Yang Mulia," kata Ranjani, mencoba menenangkan. "mungkin bagian dari bunga tidurmu, mimpi buruk yang tak sempat terwujud.""Ya, aku berharap seperti itu," kata Rajendra, tatapannya beralih dari jendela ke wajah Ranjani.Cahaya rembulan yang menembus celah jendela menerangi paras cantik Ranjani, membuatnya tampak bagai bidadari.Mereka saling menatap, mata mereka bertemu dalam keheningan malam yang intim. Tatapan Rajendra begitu dalam, menyiratkan kekaguman dan gairah yang terpendam."Ranjani, kamu cantik sekali malam ini," puji Rajendra, suaranya rendah dan penuh kekaguman, seperti bisikan angin malam yang membelai lembut.Ranjani, yang biasanya pemalu dan cangg
Last Updated: 2025-07-23
Chapter: Terpukau Dengan Tinta AjaibSuara deru kaki kuda dan ringkikan sapi memecah keheningan Desa Gunung Jaran. Rombongan yang membawa sapi akhirnya tiba, diiringi obor-obor yang menari-nari dalam gelap.Rajendra, yang telah menunggu di beranda rumahnya, segera melangkah keluar, wajahnya diterangi cahaya rembulan. Sepuluh ekor sapi terlihat gemuk dan sehat, napas mereka mengepul tipis di udara malam yang dingin.“Akhirnya kalian tiba!” seru Rajendra, suaranya dipenuhi kelegaan. “syukurlah kalian selamat sampai sini. Bagaimana perjalanan kalian? Apakah ada kesulitan di jalan tadi?”Rajendra menatap satu per satu wajah para pengikutnya, memastikan tidak ada tanda-tanda kelelahan atau masalah.Surapati, yang memimpin rombongan, maju selangkah. Senyum lebar terukir di wajahnya yang berkeringat.“Tidak ada kesulitan berarti, Yang Mulia. Jalanan lancar, dan kami bertemu dengan Aji dan Layung di tengah perjalanan. Jadi, kami bisa pulang bersama, membuat perjalanan terasa lebih ringan,” terang Surapati.Rajendra mengangguk-an
Last Updated: 2025-07-22
Chapter: Membuat KapokAnugraha merasa Marwah Amukti Pener bernama Rajendra, seorang pedagang, atas ketidakbecusan Giriprana. Ini adalah noda yang tak termaafkan."Kamu tidak bisa melawannya? Tidak becus sekali! Sebagai Amukti Muda, kau seharusnya bisa mengatasi sampah rendahan seperti itu tanpa berkeringat!" geram sang Amukti Utama, nada suaranya penuh kekecewaan dan kemarahan. Ia merasa Giriprana telah mempermalukannya.Giriprana berusaha membela diri, suaranya bergetar. "Mohon ampun, Yang Mulia Amukti Utama! Bukan hamba tidak becus! Tapi orang itu ... dia benar-benar bukan orang biasa. Saya hanya membawa sedikit pengawal saat itu. Dan yang paling parah, pengawal terbaik saya, Kundala, pun harus kalah telak di tangannya! Kekuatannya tak terduga, Yang Mulia. Saya tidak punya pilihan lain selain kembali ke kerajaan untuk melapor dan menyusun strategi baru."Ia melanjutkan, nadanya kembali penuh semangat, mencoba mendapatkan kembali kepercayaan Prabu Anugraha. "Oleh sebab itu, sekarang saya menghadap Yang Mu
Last Updated: 2025-07-22
Chapter: Tidak Bisa DigangguRey memandang Amy dengan tatapan lembut. Sangat jauh berbeda sekali dengan latar belakang yang sebagai seorang mafia."Kamu bilang kamu adalah pemimpin wilayah selatan Timur Jakarta dan berada di bawah Charlie langsung? Bisakah kamu mengirim pengawal untukku? Nanti aku yang akan mengatakan kepada Bastian untuk meminta izin. Kamu dan Charlie itu di bawah kendali Bastian, 'kan?" tanya Amy dengan kedua alis yang terangkatRey tersenyum dengan sangat lebar ketika mendengar itu. Lalu dia berkata, "Dengan senang hati Nyonya. Aku sendiri yang menjadi pengawal pribadimu, nggak akan menjadi masalah.""Ya sudah kalau begitu nanti aku kabari Bastian dulu, ya." Amy berkata sembari menahan ekspresi wajahnya agar tetap datar.Kemudian wanita itu menutup pintu mobil dan melaju kembali ke rumahnya.Rey lalu membalikkan badannya dan melangkahkan kaki kembali ke dalam hotel dengan perasaan yang riang. Ketika dia berada di depan pintu lobby hotel, dia terkejut ketika melihat Alby yang sudah berdiri di d
Last Updated: 2025-07-25
Chapter: Hubungan Terlarang Yang TerbongkarTentu saja larangan yang dibuat oleh Anastasia membuat semua orang terkejut. Pasalnya yang dilarang untuk menyentuh Bastian adalah Alexa yang mana adalah istrinya Bastian.Alexa bahkan sampai terkesiap ketika mendengar itu. Dia pun menjadi seperti patung yang hanya berdiri tegak tanpa bergerak sedikit pun.Bastian yang melihat Alexa seperti itu, menjadi tidak enak hati. Dan dia pun berniat untuk melepaskan tangannya dari genggaman tangan Anastasia.Tetapi setelah terjadi…"Kamu nggak boleh memegang bagian perut, wajah dan tangan kiri Bastian. Bagian itu sedang terluka, kamu pegang tangan kanannya saja. Gandeng dia masuk ke dalam kamar," ucap Anastasia seraya tersenyum.Mendengar ucapan Anastasia itu, terlihat semua orang langsung merasa lega. Bahkan Alexa yang sudah akan meledak kemudian berubah menjadi tersenyum.Alexa melangkahkan kakinya dan meraih tangan kanan Bastian seraya berkata, "Terima kasih Anastasia sudah memberitahuku. Aku akan hati-hati pada bagian itu biar Bastian nggak
Last Updated: 2025-07-25
Chapter: Rencana Gila Mark Untuk Membersihkan NamanyaAnastasia sangat khawatir dengan keselamatan Bastian. Semenjak tadi ketika Jenderal Anders masuk ke dalam ruang rapat, dia menunggu di depan ruangan dengan sangat cemas.Wanita itu mengetahui keberadaan Bastian saat dia menghubungi Charlie. Sebelumnya dia menghubungi Bastian untuk mengajak makan malam di panti asuhan, namun tidak kunjung tersambung. Karena khawatir dia pun menghubungi Charlie dan pada akhirnya mengetahui yang sebenarnya sedang terjadi.Ketika mendapatkan penjelasan dari Charlie kalau Bastian bisa saja tidak akan pernah kembali, Anastasia berinisiatif untuk menghubungi Jenderal Anders. Dia mengetahui kalau Bastian dan Jendral Anders memiliki hubungan yang dekat dari cerita yang pernah Bastian katakan kepadanya. Dan kebetulan dia memiliki nomor ponsel Jenderal Anders semenjak 2 tahun yang lalu ketika bertemu dalam acara bisnis di Kota Bogor "Kamu kenapa bertindak sangat bodoh dengan masuk ke dalam kandang macan, Bastian! Kamu benar-benar bodoh!" ucap Anastasia dari dal
Last Updated: 2025-07-25
Chapter: Rapat Darurat BerakhirMendengar teriakan dari peserta rapat yang mengatakan kalau Dewa Perang datang, membuat Victor menjatuhkan pedangnya. Lalu dia membalikkan diri dengan perlahan dan …Booom!Victor merasa syok melihat sosok Jenderal Anders datang dan menatap matanya dengan tajam. Lebih tajam dari katana milik Norman."Dewa Perang untuk apa anda ke sini? Apa ada sesuatu yang penting yang ingin Anda sampaikan hingga repot-repot datang ke sini?" Mark bertanya sambil berusaha menahan tubuhnya untuk tidak gemetaran.Berapa bulan yang lalu ketika pertama kali bertemu dengan Bastian di Red Light Club, Jenderal Anders baru menjadi calon Dewa Perang yang baru. Namun saat ini, ketika Dewa Perang yang lama memutuskan untuk meletakkan gelar Dewa Perang yang selama ini melekat, Jenderal Anders naik sebagai Dewa Perang yang baru.Memang seorang Dewa Perang bukanlah sebuah pangkat resmi di dalam dunia militer. Namun seseorang yang mendapatkan gelar itu akan memiliki kekuatan dan juga pengakuan dari seluruh orang yang
Last Updated: 2025-07-25
Chapter: Bastian Di Ujung KematianNorman mengayunkan katana itu dan Bastian langsung melompat ke belakang untuk menghindari katana itu.Kemudian setelah percobaan pertama gagal, Norman langsung kembali menyerang Bastian dengan cepat. Bastian bergerak lebih cepat dibanding dengan Norman dan kini entah bagaimana dia sudah berada di belakang Norman dengan memegang botol wine di tangannya.Saat menyadari kalau Bastian berada di belakangnya, Norman pun bergerak memutar sembari menyabetkan pedangnya. Namun baru berputar setengah, Bastian memukul kepala Norman dengan botol wine hingga terjatuh dengan kepala yang berdarah.Dengan cepat Bastian mengambil katana milik Norman dan kemudian menancapkan ke punggung kiri hingga katana itu tertancap di lantai.Aarrgghh!Teriakan Norman terdengar sangat pilu.Mark langsung berdiri dan melotot melihat kejadian itu. Wajahnya memerah dengan badan yang bergetar menahan amarah."Apa yang akan kamu lakukan Dominic! Kamu tahu ini di mana?" pekik Mark.Kemudian Bastian memberikan pandangan me
Last Updated: 2025-07-24
Chapter: Hanya Orang Munafik Yang TersinggungSemua orang yang mendengar jika pemuda itu adalah tuan Dominic merasa sangat terkejut.Pria itu memang memiliki nyali yang sangat besar!Dari semua orang yang terkejut, ada Master Lee yang juga sangat terkejut. Dia tidak menyangka jika Bastian datang di acara rapat Asosiasi Master Beladiri Indonesia."Bastian, untuk apa kamu datang? Di sini sangat berbahaya!" tanya Lee yang mengkhawatirkan keselamatan Bastian."Aku datang untuk membantumu mendapatkan keadilan, Guru. Kamu tenang saja, mereka semua akan dibuat mengerti!" ucap Bastian.Victor berdiri. Dia yang sudah menanti pertemuan berikutnya dengan Bastian, tersenyum.Dia memang berpikir jika Bastian masih hidup maka jika pun hari ini Lee bisa diturunkan dari jabatannya dan dikeluarkan dari Asosiasi Master Beladiri Indonesia, orang itu akan melakukan aksi balasan. Jadi, sebelum hal itu terjadi, lebih baik dihancurkan saja sekarang."Tidak kusangka kamu berani untuk datang ke pertemuan penting ini tanpa izin. Luar biasa! Aku mengapresi
Last Updated: 2025-07-24
Chapter: Akhir Dari Semuanya (Cinta Yang Tulus)Dari balik reruntuhan dinding gudang, di kegelapan yang tersisa, sepasang mata yang memancarkan aura dingin dan menusuk mengamati setiap gerakan Lucas. Itu adalah Grandmaster Xena.Dia merasakan dengan jelas bentrokan energi yang baru saja terjadi, kekuatan dahsyat yang dilepaskan oleh Lucas dalam bentuk Pralaya Bhuminya. Ada keraguan yang mulai menggerogoti hatinya.Mungkinkah Lucas benar-benar melampaui perkiraannya?Saat Lucas menghancurkan Dario dengan energi yang begitu dahsyat, Xena merasakan getaran kekuatan yang bahkan membuatnya sedikit gentar. Dia, yang selama ini dikenal sebagai salah satu yang terdekat dengan level immortal, merasakan ancaman yang nyata dari pemuda di depannya.Pertarungan barusan bukanlah pertarungan biasa. Itu adalah pertunjukan kekuatan yang melampaui batas manusia normal. Instingnya sebagai seorang petarung berpengalaman mengatakan bahwa konfrontasi langsung dengan pria itu saat ini akan menjadi pertaruhan yang sangat besar.Tanpa mengucapkan sepatah k
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: Dendam Yang TuntasLucas membeku. Suara itu. Senyum itu.“Dario…” gumamnya pelan. “untuk apa kau datang?”“Aku hanya ingin bertemu denganmu dan menunjukan jika aku masih hidup dan telah berkembang,,” Dario melangkah masuk. Udara di sekelilingnya bergetar halus, lalu terdengar crack! Petir kecil menyambar di udara, menyatu dengan aura biru keperakan yang mulai mengelilingi tubuhnya.Lucas mengepalkan tinjunya. Chakra Bhuminya masih aktif, tapi tak stabil. Pertarungan barusan telah menguras terlalu banyak.“Jadi, kau ke sini untuk bertarung denganmu?” tanya Lucas dingin.Dario tertawa. “Untuk mengakhiri ini, tentu saja. Lynch hanya pembuka jalan. Kau target sesungguhnya. Selama kau hidup, dendam ini akan selalu bersemayam di dadaku.”Petir membungkus tangan Dario seperti cambuk-cambuk tipis. Udaranya kini berbau logam.Julian maju satu langkah. “Dario, cukup. Masalah lalu, biarkan berlalu.”“Ciih! Tidak mungkin bisa!” ucap Dario. “apa yang sudah kamu lakukan padaku, harus mendapatkan balasannya.”Ketua Lu
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: Bebaskan Mereka!Darah menetes dari sudut bibir Lynch, tapi matanya menyala ganas.“Cukup main-mainnya,” desis Lynch. Kemudian dia merentangkan kedua lengannya.Angin di dalam gudang berubah.Aura hitam pekat mulai merambat dari tubuhnya, seperti kabut iblis yang merayap naik dari tanah neraka. Suara-suara aneh berbisik di udara, seperti ratapan roh-roh terperangkap.Julian mundur dua langkah. “Itu … teknik Ilmu Hitam Timur Tengah,” gumam Lucas, matanya menyipit. “kau sudah menjual jiwamu, Lynch.”Lynch tersenyum bengis. “Dan kau belum tahu harga yang harus kau bayar karena telah membangkitkan modeku ini.”Tubuh Lynch berubah. Otot-ototnya mengembang, urat-urat mencuat seperti akar pohon. Mata kirinya memucat, dan dari punggungnya, sepasang tonjolan keras muncul, bukan sayap, tapi seolah tulang yang mencuat liar.“The Obsidian Blade!” Julian berteriak. “kau harus pergi! Ini bukan pertarungan yang adil!”Emilio mengerutkan keningnya. Dia mendengar dengan jelas kali ini, Julian memanggil Lucas dengan pa
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: Lucas vs Grandmaster LynchDua pria itu berlutut dengan tangan terangkat, wajah mereka penuh debu dan darah. "Ampun... kami menyerah..." salah satu dari mereka terisak.Kai melangkah perlahan ke arah mereka. Napasnya sudah mulai teratur kembali. Wajahnya tetap dingin, tapi tangan kanannya masih mengepal.Dia menatap keduanya. Remuk, lemah, nyaris tak mampu berdiri. Mereka memang tak lagi mengancam.Kai mendesah. "Pergilah... sebelum aku berubah pikiran."Keduanya segera bergerak, namun sebelum sempat bangkit sepenuhnya—Doooor! Doooor!Dua peluru menembus kepala mereka. Darah memercik ke tanah.Kai terkejut. Ia menoleh cepat. Seorang pria berpakaian gelap, salah satu dari anggota Veleno, menurunkan senjatanya."Apa yang kamu lakukan?!" bentak Kai.Pria itu melirik dingin. "Orang-orang seperti mereka tidak pantas diberi pengampunan."Kai mengepalkan rahangnya. "Tapi mereka sudah menyerah. Kita tidak —”"Tidak tega? Kalau hatimu lemah, jangan masuk ke dalam lingkaran ini," katanya memotong, lalu berjalan pergi ta
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: Potensi Kai Yang Luar BiasaKetua kelompok musuh, sedikit tegang. Sebab peluru mereka sudah menipis.Mereka menganggap remeh karena tidak membawa peluru yang banyak. Mereka pikir pasukan Lucas tidak akan kuat dan banyak.Minimnya informasi membuat mereka menjadi salah mengambil keputusan “Bagaimana ini bos?” tanya pria gempal.“Jika sudah habis, kita serang dengan tangan kosong. Kita tidak bisa kembali!” ucap ketua kelompok.“Baik!”Teriakan nyaring terdengar dari sisi timur rumah.“Raaaghh!”Salah satu musuh menerobos pagar dengan brutal, melempar granat asap ke tengah halaman. Asap pekat menyebar cepat, menutupi pandangan. Kai menyipitkan mata. Ia tahu itu bukan untuk membunuh. Tapi untuk menculik.Mereka mengincar satu target.Angeline.Kai mengangkat tangan, memberi sinyal. Tiga anak buahnya langsung bergerak membentuk formasi segitiga, melindungi pintu depan.Namun dari balik asap, dua sosok melompat keluar dengan kecepatan kilat. Hitam, gesit, dan mematikan.“Dua orang ke kanan!” seru salah satu penjaga.
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: Target Berikutnya AngelineDua puluh orang diperintahkan oleh Jukain untuk tetap tinggal, bersiaga di perimeter rumah Angeline. Sedangkan sekitar 15 orang dikerahkan untuk mencari keberadaan mertuanya Lucas, termasuk Julian.."Jangan tinggalkan rumah ini tanpa pengawalan," pesan terakhir Julian pada semua orang sebelum berangkat.Lalu ia mendekati seorang pria muda berseragam hitam yang berdiri paling belakang.“Kai,” ucap Julian singkat.Kai berdiri tegak. Usianya belum lewat dua puluh lima. Wajahnya bersih, bahkan terlalu bersih untuk lingkungan seperti ini. Tapi tatapannya tenang. Tak ada keraguan."Mulai sekarang, kamu yang memimpin di sini."Beberapa pasang mata sempat berpaling. Mereka tahu, Kai bukan orang lama. Bahkan baru dua minggu bergabung. Tapi tidak satu pun dari mereka memprotes.Kalau Julian sudah menunjuk seseorang, maka orang itu pasti punya alasan.Kai hanya mengangguk. "Siap."Julian menepuk bahunya sekali, lalu pergi.Setelah itu, Julian dsn pasukan mulai bergerak untuk mengejar kelompok ya
Last Updated: 2025-04-30