Share

Hukuman Untuk Maya

Author: Falisha Ashia
last update Last Updated: 2025-11-30 23:24:03

"Tunggu, Alfonso," tahanku, mengangkat tangan tepat sebelum Alfonso menjepit jari kelingking Maya dengan tang besi.

Alfonso berhenti, menatapku bingung. "Ada apa, Tuan Muda? Anda ingin mengubah metode?"

Aku berjalan mendekati Maya yang sudah gemetar hebat, keringat dingin membasahi pelipisnya. Aku menatapnya dengan pandangan menilai, seolah sedang melihat barang dagangan cacat di pasar loak.

"Menyiksanya secara fisik itu membosankan, Alfonso. Itu terlalu cepat. Rasa sakit fisik bisa hilang dengan obat bius," kataku pelan, namun setiap kata mengandung racun. "Lagipula... dosa wanita ini berawal dari selangkangannya, bukan?"

Maya mendongak, matanya membelalak ngeri. "A-apa maksudmu?"

Aku tersenyum miring. "Kau ingat pertemuan pertama kita, Nyonya? Kau mencoba membeliku. Kau ingin aku melayanimu di ranjang. Kau merendahkanku seolah aku hanyalah alat pemuas nafsumu. Kau suka bermain dengan brondong, kan?"

Aku merogoh saku dalam jasku, mengeluarkan sebuah botol kaca kecil berisi cairan ber
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Hasrat Terlarang: Gairah Tersembunyi Istriku   Pasutri Teman Haris

    Livia terdiam sejenak. Namun, bukannya panik atau ketakutan, dia justru tertawa kecil. Tawa yang terdengar meremehkan, seolah pertanyaanku adalah lelucon paling konyol yang pernah dia dengar.Dia menyentuh tanda merah di lehernya dengan ujung jari, bukan untuk menutupinya karena malu, tapi seolah sedang memamerkan sebuah trofi.“Kamu mikirnya kejauhan, Rey,” jawabnya tenang, matanya menatapku lurus. “Kamu pikir aku dan istriku bisa berkhianat? Jangan konyol.”Dia memajukan tubuhnya sedikit. “Suamiku, Arya... dia sedang ‘ganas-ganasnya’ semalam setelah dia pulang. Mungkin dia cemburu melihatku bicara denganmu, jadi dia ingin menandai miliknya. Wajar, kan?”Livia kembali bersandar di kursinya, memasang wajah bosan.“Jangan berpikiran yang aneh-aneh apalagi sampai menuduh istriku yang macam-macam. Itu menyakitkan buatnya. Sekarang, tolong keluar. Jangan bikin malu departemen kita dengan gosip murahan.”Aku terdiam. Penjelasannya masuk akal. Arya adalah suaminya, mereka berhak melakukan a

  • Hasrat Terlarang: Gairah Tersembunyi Istriku   Bekas Kecupan

    Waktu seolah membeku di ruang makan itu.Di bawah meja, tangan Lydia masih menangkup asetku yang menegang keras di balik celana jeans. Sentuhannya berani, panas, dan menuntut. Dia tidak hanya memegang, tapi ibu jarinya mengusap pelan ujung gundukan itu, membuat darahku berdesir liar hingga ke ubun-ubun.Mata kami terkunci. Napas Lydia memburu, bibirnya sedikit terbuka, memancarkan gairah terlarang yang selama ini dia sembunyikan di balik statusnya sebagai ibu mertua yang anggun."Besar sekali… Apa boleh aku mencobanya?” tanya Lydia.Lidahku kelu, tidak bisa menjawab pertanyaan itu.Namun, momen gila ini hancur berantakan dalam sekejap.BIP! CEKLEK!Suara kunci digital pintu depan terbuka, diikuti langkah kaki sepatu pantofel yang tegas menghantam lantai."Ma! Kamu masih di rumah?"Itu suara Surya.Lydia terlonjak seperti disengat listrik. Dia menarik tangannya secepat kilat dari selangkanganku. Wajahnya yang tadi penuh nafsu kini memucat pasi.Aku pun tidak kalah panik. Dengan refleks

  • Hasrat Terlarang: Gairah Tersembunyi Istriku   Punyamu Besar Sekali

    Firasatku semakin kencang mengarahkan bahwa istriku sedang menutupi sesuatu.Cairan hangat yang kusentuh tadi... Pesan ambigu dari Livia... dan sekarang, punggung dingin Amanda yang membelakangiku. Semuanya adalah kode yang mencurigakan.Tapi aku mencoba menepis pikiran-pikiran liar itu. ‘Mungkin dia emang lagi lelah dan masih kecewa sama aku,’ kataku pada diri sendiri.Aku membalikkan badan, memunggungi Amanda, lalu memejamkan mata. Berharap tidur bisa mereset otakku yang panas.Namun, satu jam berlalu, dan mataku masih terbuka lebar menatap kegelapan kamar. Tubuhku lelah luar biasa setelah menghajar Titan dan anak buah Rodrigo, tapi pikiranku justru berlari maraton.Perlahan, aku membalikkan badan lagi menghadap sisi nakas Amanda. Istriku masih diam tak bergerak, napasnya teratur. Dia sudah tidur pulas.Mataku tertuju pada ponselnya yang tergeletak di samping lampu tidur. Rasa penasaranku kembali membuncah, lebih besar dari sebelumnya.Dengan gerakan sangat pelan seperti maling prof

  • Hasrat Terlarang: Gairah Tersembunyi Istriku   Bukti Lainnya

    Tepat saat jariku hendak menggeser ke titik kedua...KLEK.Suara gagang pintu yang diputar terdengar tajam memecah keheningan kamar.Refleks, aku menarik tanganku dari layar ponsel itu, menyambar sebuah handuk kecil yang kebetulan ada di meja rias, dan berpura-pura sedang mengelap wajahku yang berkeringat.Pintu terbuka lebar. Amanda berdiri di ambang pintu, memegang gelas berisi air putih. Matanya langsung tertuju padaku, lalu turun ke arah ponselnya yang menyala di dekat tanganku.Wajahnya yang tadi terlihat lelah, kini berubah tegang. Langkahnya terhenti.“Kamu ngapain di situ, Rey?” tanyanya. Suaranya terdengar tajam, defensif. “Kamu buka HP aku?”Dia bergegas masuk, meletakkan gelas air di meja nakas dengan bunyi tak yang agak keras, lalu menyambar ponselnya secepat kilat seolah benda itu berisi kode peluncuran nuklir.Aku berusaha tetap tenang, memasang wajah datar yang biasa kugunakan saat menghadapi musuh.“Nggak,” jawabku santai, meski jantungku masih berpacu. “Aku cuma mau a

  • Hasrat Terlarang: Gairah Tersembunyi Istriku   Ada Yang Disembunyikan

    Pertanyaanku tentang kenapa dia mandi dan keramas lagi menggantung di udara, terabaikan begitu saja. Dia tetap duduk membelakangiku, menatap pantulan dirinya di cermin sambil terus menyisir rambut basahnya dengan gerakan ritmis yang lambat.Aku menghela napas panjang, berusaha membuang ego lelakiku sejenak. Aku melangkah mendekat, berdiri tepat di belakang kursinya. Aroma sampo floral itu kembali menyengat indra penciumanku, berusaha menutupi sesuatu yang entah apa.“Sayang...” panggilku lembut, meletakkan tangan di bahunya yang tertutup jubah mandi sutra. “Maafin aku. Aku tahu aku salah karena terlambat dan nggak ngabarin kamu. Tapi tadi di jalan aku sempat mengalami kecelakaan.”Tangan Amanda berhenti menyisir. Matanya melirik tanganku di bahunya lewat cermin, tapi ekspresinya tetap datar. Tidak ada kepanikan, tidak ada pertanyaan.Reaksi dinginnya membuatku sedikit tersentak. Sebegitu marahkah dia?Aku merogoh saku celanaku, mengeluarkan bangkai ponselku yang sudah hancur lebur. Ak

  • Hasrat Terlarang: Gairah Tersembunyi Istriku   Loyalitas Tinggi

    Jonathan menatapku dengan sorot mata khawatir, seolah aku adalah bom waktu yang bisa meledak kapan saja karena kelelahan.“Untuk mobil, biar Guntur saja yang mengambilnya dan membawa ke rumah, Tuan,” tawar Jonathan dengan nada penuh hormat. “Sekarang saya akan mengantar Anda pulang sampai ke depan pintu rumah. Anda pasti sangat lelah setelah bertarung sendirian tadi.”Aku menggeleng pelan, menolak tawaran itu. Aku butuh waktu sendirian di balik kemudi untuk menata pikiran yang masih kacau karena kejadian di lobi apartemen tadi.“Nggak perlu, Jo. Aku bisa sendiri,” tolakku tegas. “Aku cuma butuh diantar ke tempat parkir mobilku.”Jonathan, yang sudah sangat paham dengan tabiatku, tidak berani membantah dua kali. Dia langsung mengangguk patuh.“Baik, Tuan. Guntur, bawa kita ke lokasi mobil Tuan Muda terparkir Tuan Rey di dekat Green Emerald,” perintahnya.Mobil sedan mewah itu pun meluncur membelah malam. Tidak ada percakapan selama perjalanan singkat itu.Sesampainya di lokasi, aku seg

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status