Share

Hasrat Tersembunyi

last update Last Updated: 2025-06-15 13:00:23

Pintu berderit. Matthias membuka perlahan dan masuk ke dalam dengan hati-hati. Dia tidak mau mengganggu Luciana yang mungkin sedang tidur saat ini. Sadar jika dia pulang setelah lewat jam makan malam.

Matanya langsung berpendar ke segala arah, saat menyadari lampu rumah masih dalam keadaan menyala. Sampai kemudian berhenti pada satu titik.

Dia mengernyit ketika tak sengaja menemukan sosok yang dikira sedang istirahat, malah sedang ada di ruang tengah. Tepatnya di depan televisi yang masih menyala dalam posisi membelakangi.

Dia mendekat dan menyentuh kursi roda yang diduduki Luciana. Hampir saja Matthias mengguncang bahunya, jika saja dia terlambat menyadari kalau mata wanita itu dalam posisi terpejam.

Matthias melambai di depan wajah Luciana untuk memeriksanya, tapi wanita itu tetap tidak membuka mata. Luciana tidur. Entah apa yang terjadi, sepertinya wanita itu terlelap tanpa sadar saat sedang menonton televisi.

Matthias jelas tidak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Kesalahan?

    Kicauan burung terdengar nyaring di sebuah pohon yang berada dekat jendela kamar Luciana. Matahari pagi telah menyinari tempat itu dengan cahaya hangat kekuningan yang menyorot ke arah ranjang, di mana Luciana masih terlelap. Namun .... Dia tidak sendiri di sana, ada sosok lain yang tidak asing. Matthias. Pria itu tertidur sambil memeluknya dari belakang. Selimut putih polos menutupi tubuh telanjang mereka. Tubuh intim keduanya masih menyatu di bawah selimut usai malam penuh gairah yang telah mereka lalui sebelumnya. Luciana adalah orang pertama yang terbangun dan merasakan pagi telah tiba. Dia berkedip dan mengerang kecil saat menyesuaikan silau cahaya sang surya yang mengintip di sela-sela tirai jendela. Dia terdiam sesaat sembari menguap. Ketika nyawa telah terkumpul, matanya melirik jam dinding dan menyadari pagi telah tiba. "Ya ampun, ini sudah—"Luciana baru saja hendak bangun, sesaat sebelum menyadari sebuah lengan memeluknya. Dia kembali berbaring dan menoleh kebingungan

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Hasrat Tersembunyi

    Pintu berderit. Matthias membuka perlahan dan masuk ke dalam dengan hati-hati. Dia tidak mau mengganggu Luciana yang mungkin sedang tidur saat ini. Sadar jika dia pulang setelah lewat jam makan malam. Matanya langsung berpendar ke segala arah, saat menyadari lampu rumah masih dalam keadaan menyala. Sampai kemudian berhenti pada satu titik. Dia mengernyit ketika tak sengaja menemukan sosok yang dikira sedang istirahat, malah sedang ada di ruang tengah. Tepatnya di depan televisi yang masih menyala dalam posisi membelakangi. Dia mendekat dan menyentuh kursi roda yang diduduki Luciana. Hampir saja Matthias mengguncang bahunya, jika saja dia terlambat menyadari kalau mata wanita itu dalam posisi terpejam. Matthias melambai di depan wajah Luciana untuk memeriksanya, tapi wanita itu tetap tidak membuka mata. Luciana tidur. Entah apa yang terjadi, sepertinya wanita itu terlelap tanpa sadar saat sedang menonton televisi. Matthias jelas tidak

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Jangan Ceroboh

    "Kau terlihat seperti banyak pikiran, apa ada sesuatu yang terjadi, Matthias?" Matthias terdiam. Dia melirik pria berambut cokelat di depannya. Orang yang juga merupakan sahabatnya. Mereka bertemu secara tak sengaja ketika dia hendak pulang usai mengunjungi lokasi proyek. Matthias pun tidak bisa mengabaikannya dan berakhir di sana. Duduk bersama dengan kawan lamanya di sebuah bar saat matahari sudah tenggelam. Dia akan terlambat pulang. "Tidak ada. Aku hanya memikirkan seseorang." "Wah, siapa? Istrimu, ya?" Pria itu tertawa kecil mendengar perkataan jujur Matthias. Dia jelas tahu siapa istri dari kawannya karena pernah hadir dalam acara pernikahan keduanya. "Sepertinya kau berubah banyak dari yang kuingat. Menikah kadang memang mengubah seseorang. Aku senang kau bahagia dengan pernikahanmu, tapi kenapa kamu memikirkan istrimu? Sulit berjauhan, huh?" Matthias menenggak minuman miliknya, lalu melirik temannya. Dia melihat seringai geli saat temannya itu berpikir dia adalah seorang

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Mimpi Buruk?

    Keesokan harinya. Luciana menyantap sarapan paginya bersama Matthias di meja makan. Mereka berdua terlihat santai dan tak ada pembicaraan. Luciana fokus pada makanannya dan Matthias sesekali mengamati ponselnya seolah memeriksa apakah ada pesan masuk atau tidak. "Aku mungkin akan pulang agak sore. Tolong jangan banyak bergerak dulu. Panggil saja orang suruhan Ayah ke sini. Kakimu masih belum pulih." Matthias memecah keheningan di meja makan. Dia melirik Luciana dengan serius. "Aku sudah bisa berjalan, kok. Jangan berlebihan.""Kau melakukannya semalam dan kini, kakimu bengkak."Luciana melotot, tapi kemudian dia melirik ke arah kakinya yang memang agak besar. Rasa sakitnya masih terasa. Semua karena dia nekat mencoba berjalan. Dia terlalu malas untuk terus duduk di kursi roda. Dia juga tidak nyaman untuk dilayani setiap saat. Dia sudah sangat terbiasa mengerjakan semuanya secara sendiri. Bahkan meski kondisinya sakit. Luciana tidak pernah mau merepotkan orang lain. "Dokter memang

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Godaan Ipar

    Mulutnya dibungkam. Luciana dibuat tak berkutik saat mendapat ciuman Matthias yang menuntut begitu tiba-tiba. Lidah pria itu mendesaknya, membuat erangan lirih lolos dari bibirnya. Pikirannya blank. Rasa kagetnya dengan cepat berganti dengan sesuatu yang lebih menggoda. Hasrat. Dia benar-benar nyaris hanyut dalam godaan iparnya sebelum cengkeraman di pinggang, beralih pada pahanya. Kesadaran menyentaknya, membuat Luciana refleks menepis tangan Matthias yang hendak menyusup masuk ke dalam gaunnya. Giginya tanpa sadar menggigit bibir iparnya sampai ciuman itu terlepas dan Matthias terlihat kaget. "Ah ...."Luciana yang tersadar melotot. Napasnya memburu dan dia melihat Matthias menyeka darah di bibir yang tadi dia gigit. Ada perasaan bersalah yang mengganggunya, tapi dia segera menepisnya dan meyakinkan kalau apa yang dilakukannya adalah hal yang benar. "Matthias, kamu ini kenapa? Kenapa tiba-tiba menciumku?" pekik Luciana setelah mendapatkan kembali suaranya. Dia buru-buru berdir

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Terlalu Intim

    Di sebuah ruangan gelap nan sunyi, Matthias duduk tenang di sebuah kursi kayu. Dia menatap laptop di depannya yang menampilkan sebuah foto seorang wanita cantik yang tersenyum begitulah manis. Foto yang diambil secara diam-diam tanpa sepengetahuan pemiliknya. Tak hanya satu, ada banyak dan tersimpan rapi dalam folder pribadinya. Kedua sudut bibirnya sedikit terangkat melihat keceriaan sosok dalam foto yang menjadi pusat dunianya. Namun dalam sekejap, senyumnya kembali berubah datar ketika teringat jika senyum manis itu tidak tertuju untuknya. Dia tidak pernah tahu, apakah dia bisa membuat senyum itu HANYA tertuju padanya atau tidak. Perasaan ingin memiliki, kian menguat. Matanya menunjukkan keinginan yang tak terbantahkan dan hasrat yang besar. Dia fokus menatap foto itu sambil mengingat semua detail kecilnya, sampai semua dihancurkan oleh suara ponselnya yang berdering. Pandangannya teralihkan pada ponsel di sebelah tangannya yang menyala dan menampilkan sebuah nama yang tak asin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status