Share

159. Kita Bisa Berbagi Ayah

last update Last Updated: 2025-05-02 20:35:11
“Secil! Apa yang kau katakan? Kau tidak boleh bicara begitu pada pada Ava!” Nicholas membentak marah.

Dia tahu bocah perempuan dengan cardigan pink itu sangat angkuh dan sering menganggu teman-teman lain. Jika Ava menjadi targetnya juga, maka Nicholas jelas tidak terima.

“Apa yang salah? Aku hanya bertanya padanya. Ava tinggal menjawab saja, punya Ayah atau tidak!” Secil berujar sambil melipat tangan dengan sombongnya.

Saat itula, Laura-teman Secil yang memegang loliop juga berkata, “Secil benar. Ava saja tidak tau Papa Day. Itu aneh. Apa selama ini dia tidak pernah merayakan Papa Day di rumah?”

“Ava, jangan-jangan kau memang tidak punya Ayah, ya? Mommy bilang anak yang tidak punya orang tua itu bermasalah. Dan kau sering membolos!” tutur Secil dengan sorot penuh ejekan.

Dia menoleh pada temannya sambil tertawa.

Ava pun melangkah lebih dekat, lalu menjelaskan, “Ava tidak membolos, tapi—”

“Menjauhlah dari Secil!” sentak Laura sambil mendorong Ava.

Bocah itu nyaris saja terjungkal ke bel
Inura Lubyanka

Happy reading, Kakak-kakak Sayang ^_^

| 8
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Irene
Iya nanggung amat uploadnya satu bab lagi 160
goodnovel comment avatar
Elis Sulistianty
............kocak loe kak
goodnovel comment avatar
Elis Sulistianty
ya ampun pelit bgt updatenya kak thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   178. Kau Membuatku Tidur Tanpa Pakaian

    “Apa yang kau tanyakan tiba-tiba?!” Ariella mendecak sengit. Dia berniat menarik diri, tapi Lucas malah bersikukuh menguatkan cekalan. “Jawab aku, Ariella!” tukas pria itu mendesak. ‘Brengsek! Kau sendiri dalang kejadian itu, tapi berlagak tidak tahu apapun? Apa kau seperti ini karena gagal membunuhku?!’ batin Ariella memicing tajam. Dengan gigi terkatup, wanita itu pun mendengus, “apa hubungannya denganmu? Jika aku mengatakannya, tidak akan memengaruhi apapun, termasuk—”“Karena aku tidak bisa menemukanmu!” sahut Lucas yang seketika membuat Ariella mengernyit. ‘Menemukanku?’ batin wanita itu bertanya-tanya. Rasanya dia salah dengar. Namun, detik selanjutnya Lucas kembali berkata, “hari saat kau menghilang, aku dengar memang ada kecelakaan. Aku pikir itu dirimu, tapi Peter tidak bisa menemukan tubuhmu jika itu benar-benar kau.”“Tunggu! Kau … mencariku?!” Ariella berujar ragu. Alih-alih menjawab, Lucas malah bungkam sekarang. Entah mengapa mulutnya jadi berat bicara. “Katakan!

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   177. Kau Anak Nakal yang Susah Diatur

    “Lepaskan Ariella! Aku tau kau menyembunyikannya!” Suara Damien terdengar berang dari seberang telepon. Ya, dia mati-matian melacak Lucas. Sialnya tidak punya petunjuk apapun mengenai keberadaannya. Hingga dia berhasil menemukan nomor pribadi Lucas dan lekas menghubunginya. Sekali Lucas mengangkat panggilan, Damien pasti bisa menemukan lokasi pria itu dari IP perangkatnya. Lucas juga tahu itu, tapi dirinya malah sengaja memprovokasi. “Datanglah jika kau siap untuk mati, bajingan!” dengus Lucas pelan, tapi setiap katanya penuh tekanan. Mendengar umpatan itu, Ariella langsung menoleh padanya. Dengan iris lebar, dia menerka dalam batin, ‘mungkinkah itu Damien?’ Tapi Lucas yang menyadari tatapan Ariella, kini meliriknya tajam. Tanpa segan dia mengakhiri panggilan, bahkan mematikan ponselnya. ‘Hah … harusnya aku merebut ponsel itu dan bilang pada Damien. Entah kenapa aku sangat khawatir pada Ava. Aku merasa harus segera pulang,’ batin Ariella was-was. “A-apa yang kau lihat?!” Wanita

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   176. Temani Aku Tidur!

    “Apa ada masalah?” tanya Dokter di hadapan Peter.Dirinya penasaran mengamati perubahan iras muka asisten Lucas tersebut.“Dokter, kenapa bagian riwayat kesehatan dan diagnosa tidak tertulis di sini?” Peter balik bertanya saat mengangkat pandangan.Dokter Esteban sudah tidak terkejut.Dengan tatapan tenang, dia lantas menimpali, “beberapa pasien memang melakukan itu. Mereka tidak ingin ada pihak luar yang tahu tentang kondisi kesehatan mereka.”Benar, Ariella sudah mengantisipasi hal itu. Dengan bantuan Damien, dirinya ingin pihak rumah sakit La Fosa menutupi pasal penyakit Ava. Terlebih kala itu Ariella berpapasan dengan Richard. Pihak Baratheon bisa langsung merebut Ava dengan dalih Ariella tak mampu merawatnya dengan baik.Peter tak bisa mendesak lagi.Dirinya menutup rekam medis tersebut, seraya berujar, “baiklah. Kalau begitu saya harus pergi, Dokter. Terima kasih bantuan Anda hari ini.”Dia pun mangkir usai sang dokter mengangguk. Langkah panjangnya menderap menuju luar rumah sak

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   175. Dia Bukan Pria yang Bisa Dipercaya!

    “Benar, Tuan. Pasien yang baru masuk, Ava Edelred!” ujar sang Suster menjelaskan.“Bukankah gadis kecil itu anak keluarga Rudwick?” Peter menimpali bingung.Melihat perubahan ekspresi pria tersebut, suster tadi langsung paham bahwa dia bukan wali Ava.“Mohon maaf, Tuan. Karena Anda bukan wali pasien, kami tidak bisa memberitahukan informasi pribadinya. Saya permisi,” tukas Suster tadi undur diri.Peter mendapukkan alisnya curiga. Di dataran San Carlo, tak banyak keluarga menyandang marga Edelred. Satu-satunya yang pernah dia temui hanya Ariella dan mendiang ayah wanita itu.‘Aku dengar adik Damien ini memang pernah menikah, tapi suaminya meninggal kecelakaan. Jika gadis kecil itu bukan putrinya, mungkinkah dia anak … Ariella?!’ batin Peter menerka kesimpulan. “Ya! Itu tidak mustahil karena Ariella berhubungan dekat dengan keluarga Rudwick!’Dirinya beralih menatap Ava yang kini berbaring di brankar, tapi sayangnya sang suster langsung menutup tirai agar orang luar tak bisa mengganggu.

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   174. Bibi Bukan Mommy Ava

    ‘Bukannya dia asisten Lucas Baratheon?!’ batin Jane tertegun. Ya, Peter memang hendak mendatangi Lucas di vila De Forte. Dia yang tak sengaja melihat Jane dikerubungi para berandal, tak mungkin mengabaikannya. “Bajingan! Siapa kau berani ikut campur?!” sambar pemuda jas navy geram. Alih-alih menyahut dengan ucapan, Peter malah berlari ke arahnya dan langsung menendang dada pemuda itu amat keras. Lawannya seketika ambruk menatap bemper mobilnya. “Sialan!” Pemuda bertindik memaki penuh emosi. Dia melepaskan Jane dan berniat menghajar Peter. Namun, gerakan amatirnya sangat mudah terbaca, hingga Peter bisa menghindar. Tanpa segan lantas melayangkan tinju kerasnya ke wajah pemuda tersebut. Dia memberi pukulan lebih kencang, sampai-sampai pemuda itu kelimpungan. “Brengsek! Berani sekali kau—” Ucapan pemuda jas navy yang hendak melawan langsung terhenti, begitu Peter mengacungkan pistol padanya. Dia bergidik dan baru sadar bahwa Peter bukan sembarang orang. “Pergi!” decak Pete

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   173. Kau Janda?

    “Aish, sial! Kau cantik, kenapa harus galak?” tukas seorang pemuda bersetelan jas navy. Dasinya amat berantakan, beberapa kancing kemeja atasnya juga terbuka. Bahkan aroma alkohol sangat menyengat dari tubuhnya. Jelas sekali pemuda ini mabuk. Mungkin juga baru kembali dari club, setelah semalaman tidak pulang. Sebab di belakang ada dua teman yang penampilannya sama-sama kacau. Begitu melirik mobil di belakang pemuda itu, Jane baru sadar kalau itu kendaraan yang nyaris menabraknya. ‘Brengsek! Bajingan ini mau mencari ribut denganku?!’ batin Jane memicing dongkol. Dia berusaha menyabit ponselnya seraya mendecak. “Kembalikan dan enyahlah!” Sial sekali, pemuda tadi dengan cepat meninggikan tangannya, hingga Jane tak bisa meraih ponsel itu. Tindakan tersebut seketika memicu tawa dua teman di belakangnya. “Hei, sepertinya wanita ini boleh juga. Bagaimana kalau kita ajak main bersama?” tukas seorang pemuda dengan tindik di telinganya. Temannya yang berambut pirang pun menimpali antusi

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   172. Apa Ava Akan Sakit Lagi?

    “Uhh … Bibi, hidung Ava kenapa berdarah?” Anak perempuan itu bertanya bingung.Jane yang berada di hadapannya seketika memeriksa dengan buncah. Dia menyabit tisu dari meja, lalu mengusap gelenyar merah yang mengalir.“Tidak apa-apa. Bibi ada di sini. Ava akan baik-baik saja,” tutur Jane berupaya menenangkan.Dia menyumbat lubang hidung bocah tersebut, lalu menekannya lembut untuk menghentikan darah yang keluar.“Bibi, apa Ava akan sakit lagi?” Bocah itu bertanya dengan tatapan getir.Membayangkan tidur berhari-hari di rumah sakit, sangatlah sesak. Ava tidak menyukainya.“Siapa bilang Ava sakit? Ava baik-baik saja. Bibi akan membawa Ava berobat, pasti tidak terjadi apa-apa pada Ava,” sahut Jane menyembunyikan rasa khawatirnya.Dia pun mengangkat Ava dalam gendongannya. Meski sudah menahan dengan tisu, tapi darah mimisan Ava tetap jatuh ke bahu Jane.Wanita itu lantas keluar menuju mobilnya. Mengingat penyakit Ava, Jane tak bisa diam saja. Dia bergegas membawanya ke rumah sakit agar dokt

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   171. Ava Mau Dengar Suara Mommy

    ‘Sialan! Apa Lucas tau tentang Ava?!’ batin Ariella menatap tegang.Perubahan iras mukanya semakin menebalkan asumsi Lucas. Membuat pria itu kian lekat menyidiknya.“Tuan Lucas, bagaimana kau bisa yakin kalau kita punya anak? Aku ingat, kau terpaksa menikahiku sebagai pengganti Nona Giselle yang kabur. Apa hubungan seperti itu membuat kita punya anak?!” decak Ariella memicing tegas.Lucas tidak bodoh. Ariella saja sanggup pura-pura hilang ingatan. Tidak mustahil wanita ini menyembunyikan pasal anak mereka.Lucas terus menyondongkan tubuh, tapi Ariella dengan sigap menahan dadanya dengan sebelah tangan. Sialnya, sang pria malah mencekal lengan Ariella dan mulai merangkak naik ke ranjang juga.“Apa yang kau inginkan?!” Ariella mendengus tajam.Dia berupaya menarik tangannya. Sial sekali cengkraman Lucas bertambah kuat. Ariella terpaksa merengkuh handuk kecilnya, lalu menyabitkan ke arah Lucas.Gerakan sembrono itu mudah terbaca, membuat Lucas menghindar dengan lihai. Bahkan dengan cerdik

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   170. Apa Dia Lucas yang Aku Kenal?

    “Minggirlah! Ini sudah cukup!” decak Ariella mendorong bahu Lucas menjauh.Dia bergegas bangun. Sial sekali kepala Ariella tak sengaja menyundul mini shower yang dipegang Lucas, hingga air itu mengalir ke tubuhnya. Dress putih gading yang dikenakan wanita tersebut seketika menerawang, terlebih di bagian dadanya. Dan itu menjadi target pandangan Lucas.“Apa yang kau lihat, hah?!” cecar Ariella yang lantas menampar wajah pria itu.Ariella buru-buru menutupi sekitar payudaranya dengan kedua tanggan, tapi Lucas yang melengos malah menyeringai tipis.“Kau menampar suamimu hanya karena melihat tubuhmu?” tukas Lucas disertai sorot dingin.Ariella merapatkan alis, lalu menyambar, “su-suami apa yang kau, hah … jadi kau sengaja membuatku basah?!”“Ariella, kau tidak tahu yang dimaksud basah!” Sahutan Lucas semakin membuat Ariella tak mengerti.Tapi belum sampai sang wanita menimpali, pria tersebut malah melempar mini showernya ke lantai. Sebelah tangannya merengkuh leher Ariella dan lantas menda

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status