Sagara menggenggam tangan Aliika saat keluar dari pesawat, Aliika memasuki bandara sembari mengedarkan mata. Pasalnya tadi Lola berkata dia akan menjemput Aliika dan Sagara dibandara. Jadi saat ini Aliika sedang mencari keberadaan gadis itu.“Itu mereka!” teriak Aliika menangkap bayangan Lola bersama Andrian dan anggota keluarga lainnya yang menunggu tak jauh dari lokasi Aliika berdiri.Lola melambaikan tangan sesaat lalu kursi roda itu didorong oleh Andrian mendekati Aliika. Aliika langsung memeluk Andrian begitu juga Sagara yang langsung memeluk Lola.Miranda, Rama, Syifana, dan Robert yang baru datang juga langsung memeluk kedua pasutri itu.“Bagaimana keadaan mu, La? Tidak ada masalah kan selama aku pergi?” tanya Aliika dengan tangan menggenggam Lola.“Terus aja, Lola mulu yang ditanya. Harusnya aku dulu dong sebagai sepupu kamu.” Celetuk Andrian bernada jenaka.Lola mengangguk sebagai jawaban iya. Aliika lalu menatap Andrian jengah, kelakuan sepupunya ini memang diluar nalar. Ada
Usia kandungan Aliika saat ini sudah menginjak enam bulan. Waktu terasa begitu cepat, Aliika senang sekali sebentar lagi anaknya akan segera menghirup udara dunia. Tak ada yang lebih bahagia bagi seorang calon ibu selain menimang anaknya.Aliika yang tubuhnya sudah tak selangsing dulu, bahkan untuk olahraga saja sudah jarang. Olahraga dalam arti olahraga berat. Karena kehamilannya itu ia membatasi aktifitas berat.Seperti sore ini wanita pemilik mata hazel itu, tengah membugarkan tubuh dengan berlatih yoga khusus ibu hamil. Di pinggiran kolam Aliika telah menggelar matras berwarna ungu juga disana terdapat sebuah bola pantul berukuran besar juga digunakan khusus ibu hamil.Tak hanya itu ia juga sudah menyediakan segelas jus tomat yang ditemani dengan biskuit lagi-lagi khusus untuk ibu hamil.Aliika melakukan step by step gerakan yang ia tonton dari sebuah kanal youtube. Meskipun dengan nafas terengah karena faktor tubuhnya yang berat, tapi wanita itu tetap bersemangat. Agar ia dan cal
Aliika membuka dengan sangat pelan pintu ruang rawat inap dari gadis itu. Disana terlihat gadis itu yang masih terlelap tak sadarkan diri diatas ranjang Rumah Sakit. Aliika belum sempat mengetahui nama gadis itu. Nanti saja ia tanyakan saat gadis itu sudah sadarkan diri.Aliika mendekat ke ranjang itu. Menarik selimut untuk menutup tubuh gadis itu keseluruhan. Tangannya terulur untuk membelai kepala itu dengan lembut.“Istirahatlah gadis manis, setelah itu kau harus sadar dan berdoa untuk kedua orangtuamu.” Lirih Aliika sembari tersenyum tulus.Pasti sungguh berat hari-hari tanpa kedua orangtua. Namun Aliika jamin gadis itu sosok yang kuat, tangguh dan pekerja keras. Di Umurnya yang baru menginjak 18 tahun, perjalanan hidup masih sangat panjang.Tak lama kemudian Sagara yang baru selesai mengurus administrasi, kini sudah berdiri di samping Aliika. Tatapan laki-laki itu juga tertuju pada gadis yang terbujur lemah di ranjang rumah sakit itu.Mereka lalu keluar membiarkan gadis itu beris
Pagi itu Sagara dan Aliika memutuskan untuk menjenguk Vita di Rumah Sakit. Karena sebelumnya Radit telah memberi kabar pada mereka jika Vita sudah sadar.Sesampainya di Rumah Sakit Aliika membuka pelan pintu ruang rawat Vita, bergegas masuk untuk menemui gadis itu. Terlihat disana Vita sedang bermain ponsel dan juga Radit duduk di salah satu sofa sedang membaca surat kabar.“Hoho… pasangan jaman now cocok banget deh kalian.” Celetuk Sagara membuat dua sejoli dengan kesibukan masing-masing itu seketika mendongak lalu saling menatap bergantian.Radit yang sadar itu Tuan nya bergegas bangkit lalu membungkuk memberi hormat pada Sagara dan Aliika. Vita yang melihat Radit membungkuk, ia bingung sendiri apakah harus ikut membungkuk atau bagaimana.Saat ini Aliika sudah berada di samping ranjang Vita. Ia menggenggam tangan gadis itu dan mengelus pelan punggung telapak tangannya.“Bagaimana keadaanmu?” tanya Aliika seraya tersenyum.Vita membalas senyuman Aliika, “Baik Kak. Aku sudah merasa en
“Halo… ada orang nggak nih? Sagara! Aliika! Kalian dimana?” teriak Miranda menggelegar di seluruh penjuru rumah.Aliika yang masih asik bermesraan dengan Sagara didalam kamar pun bisa mendengarnya.“Mas.. itu suara Mama.” Ucap Aliika menghentikan kegiatan Sagara yang sedang asik menciumi leher jenjang wanita itu. Bahkan tali gaun tidur di bahu Aliika sudah sampai turun karena perbuatan Sagara.“Mana ada, jangan cari alasan. Aku lagi nyaman ini.” Sagara menggerutu dan malah masih asik melanjutkan kegiatannya.“Ihh nggak alasan. Beneran itu suara Mama, kamu diem dulu deh dengerin.” Akhirnya Sagara pun diam.“Sagara! Aliika! Kalian dimana? Mama mau nitip adik kalian ini.” Teriak Miranda lagi.“Tuh kan suara Mama. Cepetan kamu keluar dulu.” Aliika mendorong wajah Sagara menjauh dari lehernya. Dengan wajah kesal Sagara bangun dari ranjang sambil mengacak rambutnya. Dan Aliika juga langsung membenarkan gaun tidur dan rambutnya yang berantakan.Sagara terus menggerutu saat berjalan keluar ka
Aliika sudah berada di IGD Rumah Sakit. Sagara tidak boleh ikut masuk. Kini ia hanya bisa menunggu di luar saja. Ia menyandarkan tubuh di dinding sebelah pintu IGD. Ia memejamkan mata erat, nafasnya memburu dan kepalanya mendadak menjadi pusing. Mungkin karena ia terlalu panik.“Sagara…” panggil Syifana tiba-tiba sudah muncul disana bersama Rama dan Andrian. Wajah mereka juga terlihat sangat khawatir.“Gimana Aliika?” tanya Syifana.“Masih di dalam Bund.” Ucap Sagara lesu. Syifana menghela nafas. Ia sangat mengkhawatirkan keadaan putrinya itu. Ini adalah pengalaman pertama Aliika.Rama yang sudah berada di samping istrinya itu memeluk samping Syifana, mengusap lengan Syifana untuk memberikan ketenangan. Meskipun Rama juga panik, namun ia memilih diam sama seperti Andrian.Sepupu Aliika itu diam-diam memperhatikan Sagara. Menatap laki-laki itu dari atas sampai bawah. Andrian dapat melihat jelas jika Sagara masih menggunakan pakaian kerja lengkap dengan sepatu.Sagara kembali memejamkan
Mereka semua masih berada di ruang rawat inap. Aliika belum diizinkan untuk pulang. Ia masih harus menginap dalam masa pemulihan. Aliika tersenyum simpul melihat Andrian sedang bermain dengan anak nya bersama Lola.Semua orang disana juga menatap Andrian dan Lola secara bergantian dengan senyum-senyum. Mereka juga tahu hubungan Andrian dan Lola yang sebenarnya.“Andrian udah pantes yah gendong anak.” Celetuk Miranda menatap Syifana. Syifana membalasnya hanya dengan senyuman saja.“Tuh La, aku udah pantes gendong anak.” Ucap Andrian pada Lola.“Terus urusannya sama aku apa?” ketus Lola. Dirinya sangat malu saat ini.Andrian berdecih, “Sok-sok an gak peka kamu mah.”Semua orang disana tertawa dengan kekesalan Andrian. Mereka tahu persis jika Andrian sangat menyukai Lola. Namun Lola yang masih belum mau menerima, karena alasan belum siap.“Nungguin apa lagi? Lihat, orang itu udah makin tua aja.” Kali ini Robert yang berkata sambil menunjuk ke arah Rama dengan dagu. Rama hanya mengangguk
Berulang kali Sagara menciumi Aeera dan Arjuna bergantian. Padahal bayi mungil itu sedang tertidur diatas ranjang. Sagara yang sudah siap dengan pakaian kantor tidak bergegas pergi, malah asik menggoda mereka yang sedang tidur.Aliika yang sedang mengeringkan rambut dengan handuk kecil itu pun sudah berulang kali memperingatkan Sagara untuk jangan mengganggu. Wanita itu baru saja selesai mandi. Dan kini ia masih belum berpakaian, hanya ada handuk yang membelit tubuh sebatas dada hingga separuh paha.Aliika semakin kesal karena Sagara yang sekarang menciumi mereka dengan tengkurap diatas ranjang. Wanita itu geram karena baju yang sudah ia setrika licin menjadi lusuh. Namun Sagara masih asik dengan kegiatannya menggoda Aeera dan Arjuna. Dan mereka sama sekali tidak terganggu.“Mas! Kamu dengerin aku ngomong gak si-“GreppAliika langsung terdiam saat Sagara tiba-tiba bangkit dan menarik tangannya, membuat Aliika jatuh ke pangkuan Sagara yang kini sudah duduk di tepian ranjang. Kemudian