Warning!! Terdapat beberapa adegan dewasa! Harap bijak dalam membaca. Aliika harus menerima kembali Sagara, cinta pertamanya yang pergi begitu saja meninggalkan gadis itu tanpa alasan. Kini mereka berdua harus terikat status tali pernikahan lewat perjodohan. Aliika berusaha untuk membuat Sagara luluh karena sedari awal laki-laki itu menolak untuk dijodohkan dengan Aliika. Penolakan itu bukan tanpa alasan, Sagara telah memiliki pacar dan ia sangat menyayangi pacarnya itu. “Pernikahan kita bukan atas dasar cinta Al. Dan aku rasa kita perlu membuat perjanjian yang akan memudahkan kita untuk jalani hubungan ini.” Aliika langsung mengalihkan pandangannya dari Sagara. “Perjanjian apa kak?” tanya Aliika. “Aku mau kamu bisa nerima hubungan ku dengan Soraya.” ucap Sagara. Aliika langsung menoleh ke arah Sagara dengan tatapan tak percaya. Menyandang status sebagai istri dengan suami masih mencintai wanita lain, apakah Aliika dapat mempertahankan pernikahan ini dan mengembalikan Sagara di pelukannya atau malah sebaliknya? Ketika Aliika berusaha untuk merebut hati suaminya, mantan pacar Aliika kembali datang membawa kehangatan yang belum pernah Aliika dapatkan dari Sagara.
View MoreMata hazel itu menatap sayu pemandangan di depan sana, menampilkan dua manusia yang salah satunya sangat ia kenali. Meski mata sayu, tetapi ekspresinya menunjukkan wajah yang datar. Tetap tenang menahan emosi yang bergejolak. Ia lalu mencoba mendekati dua manusia itu yang sedang duduk di pinggiran danau dan sepertinya gurauan yang dilontarkan sangat lucu hingga membuat keduanya dapat tertawa lepas.
“Danu…”
Panggilan dengan suara lembut yang membuat sang empu menoleh. Alangkah terkejutnya laki-laki itu saat mengetahui siapa dibalik suara yang memanggilnya. Ia lalu segera berdiri mensejajarkan tubuhnya menghadap gadis itu.
“Aliika..a-aku bisa jelasin.” ucapnya terbata-bata.
Danu mencoba untuk menggapai tangan Aliika, namun gadis itu segera menepisnya kasar. Aliika menatap lekat mata Danu, kelopak matanya sudah dipenuhi dengan air yang tak lama kemudian mengalir membasahi pipinya.
Wanita yang dari tadi duduk itu pun kemudian berdiri dan mendekati Danu. Kemudian pandangan Aliika berganti ke arah mata wanita itu, mereka saling berpandangan menyiratkan sebuah perasaan yang mulut pun sulit untuk mengatakannya. Tangan wanita itu bergerak merangkul lengan Danu, namun Danu segera melepaskannya.
Aliika menghembuskan nafasnya menahan sesak di dada, lalu mengusap kasar peluh dipipinya yang mengalir deras, “Aku pergi dulu. Maaf sudah mengganggu waktu kalian.”
Aliika mencoba cepat melangkahkan kakinya meninggalkan Danu bersama wanita itu. Ia tak habis pikir dengan apa yang dilihatnya saat ini, dua bulan ia berpacaran dengan Danu. Lalu sekarang Danu mengkhianatinya? Sekian lama Aliika mencoba menutup hatinya lalu mengizinkan Danu untuk masuk ke dalam kehidupannya. Tapi apa yang ia dapatkan? Pengkhianatan?. Bodoh, bodoh sekali Aliika membiarkan seseorang masuk bahkan sebelum traumanya sembuh sempurna.
“Aliika tunggu! Kumohon berhenti sebentar.” Danu mencoba meraih tangan Aliika yang seketika membuat Aliika berhenti. Danu sedikit menarik lengan Aliika agar gadis itu menghadap ke arahnya.
“Tidak perlu penjelasan, Nu. Aku sudah melihat dengan mata kepalaku sendiri.” ucap Aliika masih dengan isakan tangisnya.
“Kamu tidak tahu fakta yang sebenarnya Al. Jadi please tolong dengerin penjelasan aku dulu.”
“Fakta apa? Fakta bahwa kamu sedang bersanding dengan wanita lain. Itu sebuah fakta yang tidak perlu kamu perjelas lagi, Nu.” ucap Aliika. Wajahnya tertunduk ia tidak bisa menatap mata Danu, entahlah sepertinya ia merasa berat jika harus menatap pacarnya itu, oh tidak mungkin sekarang MANTAN.
Tangan Danu bergerak membelai pelan dagu Aliika lalu menariknya agar mata gadis itu menatapnya.
“Tatap mataku saat kita sedang berbicara.” ucap Danu. Laki-laki itu terus memandangi wajah cantik Aliika. Meskipun pipinya basah tapi tidak memudarkan warna merona nya.
Aliika memang sudah terlahir cantik, kulit putih bersih dengan warna kemerahan di bagian pipinya yang memang sudah alami tanpa bantuan blush on. Dan matanya yang berwarna hazel, membuat gadis itu benar-benar mempesona.
“Kamu cantik Al.” puji Danu sambil tersenyum mengedarkan seluruh pandangannya ke arah wajah gadis itu, “Aku akan katakan semuanya, kumohon beri aku waktu sebentar saja untuk menjelaskannya.”
“Baiklah.”
Aliika berusaha untuk melihat masalah dari kedua sisi. Ia tidak ingin dicap sebagai seorang yang egois tidak mau mendengarkan apapun dan siapapun.
“Aku dan dia memang berpacaran Al… tetapi aku tidak benar-benar mencintainya. Aku terpaksa melakukan itu Al, aku terpaksa menerima dia sebagai pacarku karena…” ucapan Danu terjeda. Ia terdiam beberapa detik sebelum melanjutkan perkataannya.
“Dia sakit kanker Al, dan dia memintaku untuk mengabulkan permintaan untuk terakhir kalinya yaitu menjadi pacarnya.” lanjutnya.
Aliika melebarkan matanya, ia membungkam mulutnya untuk menahan suara tangisan kerasnya keluar. Sekejam itukah dirinya? Merasa paling tersakiti padahal mungkin saja wanita itu bisa saja pergi selamanya dengan masih menahan sakit karena tidak bisa memiliki Danu.
Gadis itu diam membisu seperti batu, ia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dadanya semakin sesak tubuhnya terasa lemas hingga ia reflek mundur untuk menopang tubuhnya.
“Sudah berapa lama kalian berpacaran?”
“Satu bulan.”
Air mata Aliika semakin deras mengalir ia benar-benar terkejut, pasalnya selama dua bulan ia berpacaran dengan Danu ternyata laki-laki itu juga sudah menjalin hubungan dengan wanita itu. Aliika memukul-mukul dadanya untuk meredakan sesak yang dirasakannya saat ini.
“Aku mohon jangan tinggalin aku Al. Aku sayang sama kamu tapi aku tidak bisa jika harus meninggalkan dia.”
Danu mencoba untuk mendekati Aliika. Gadis itu malah menjauhkan langkahnya dari Danu, membuat Danu semakin bimbang. Danu mengacak-acak rambutnya frustasi ia tidak tahu harus bagaimana lagi. Disisi lain dirinya sangat mencintai Aliika tapi sisi lainnya ia tidak bisa egois meninggalkan wanita itu.
“Lebih baik kita usai disini, Nu. Aku.. aku tidak ingin membuat wanita itu kecewa dan aku juga tidak ingin membuat beban untukmu.” Aliika kembali tertunduk.
“Secepat itukah kamu membuat keputusan Al?” tanya Danu.
“Sudah kubilang bukan, aku tidak ingin menyakiti pihak manapun. Dan keputusanku ini yang paling benar, Nu, kita harus berpisah dan kamu harus menyayangi wanita itu seperti kamu menyayangiku.”
Jawaban Aliika cukup membungkam mulut Danu. Laki-laki itu langsung menarik paksa Aliika dan memeluknya, Danu ikut terisak disana. Aliika berusaha untuk melepas rengkuhan itu namun apa daya dirinya tidak memiliki kekuatan penuh untuk menolaknya.
Beberapa menit dalam posisi itu Danu kemudian melepas pelukannya. Merasa sedikit ada kelonggaran Aliika segera mendorong Danu dan berlari meninggalkan laki-laki itu. Kali ini Danu tidak mengejarnya ia membiarkan Aliika pergi dan menerima keputusan yang sudah ditetapkan oleh gadis itu.
****
Prangggg
“Aaaarrgghh”
Sagara membuang semua benda yang berada di atas meja kerjanya. Emosi nya langsung memuncak ketika Papanya mengatakan sesuatu yang sangat tidak diinginkan terjadi dalam hidupnya.
Yaitu perjodohan.
Ya, Sagara akan segera dijodohkan dengan seorang gadis pilihan Papanya. Ini bukan yang pertama kali Papanya mencoba menjodohkannya. Sudah berkali-kali peristiwa perjodohan ini terjadi namun Sagara selalu menolaknya. Dan kali ini Papanya mengatakan jika perkataannya tidak bisa ditolak. Dan keputusan ini sudah mutlak.
Sagara hanya bisa meluapkan emosinya kepada barang-barang di sekitarnya. Tak peduli berapa nilai barang itu dan kondisi ruangannya saat ini.
Drrt drrt
Sagara membuka ponselnya saat benda pipih itu bergetar. Ternyata pesan dari Papanya. Sagara sangat malas membukanya, namun rasa penasaran melingkupinya. Apalagi saat ia mengetahui Papanya mengirimkan sebuah gambar.
Kornea mata Sagara membulat sempurna saat melihat gambar itu. Atau lebih tepatnya sebuah foto seorang gadis. Dan Sagara tahu persis siapa gadis itu. Belum sempat Sagara kembali dari keterkejutannya. Ponselnya kembali berdering. Kini Papanya menelepon nya.
“Itu adalah foto gadis yang akan Papa jodohkan denganmu.” ucap pria paruh baya di seberang sana.
“Tapi Pa, Sagara nggak..”
“Jangan bantah keputusan Papa. Kali ini kamu tidak bisa menolak, Lagipula gadis itu anak dari sahabat Papa yang sudah pasti dari keluarga baik dan terpandang.”
Sagara menghela nafasnya, “Aku tidak pantas untuknya, Pa.”
“Keputusan Papa sudah mutlak dan tidak bisa dibantah! Kamu mengerti.”
Tut
Sambungan telepon terputus secara sepihak. Sagara langsung menghempaskan tubuhnya di kursi kerjanya. Ia memejamkan matanya kuat-kuat sambil memijat pangkal hidungnya.
“Sagara laki-laki pengecut yang tidak pantas bersanding dengannya, Pa.” lirih Sagara dengan nada lelahnya.
“Vion! Aku punya berita bagus buat kamu.” Teriak Aeera berlari ke arah Vion yang sedang terduduk diam di pojok ruangan sambil bermain lego yang ia tumpuk seperti istana.Vion menoleh malas ke arah Aeera, “Apa?” tanya Vion singkat.“Kamu marah sama aku? Kan yang buat salah Arjuna bukan aku Vion. Lalu kenapa kamu malah marah sama aku?”Vion berdecak, “Aku sepertinya ada pr. Jadi kalau mau ngomong, langsung ngomong aja.”“Ish jangan gitu dong. Oke aku ngomong sekarang. Besok pas acara natal, Mommy aku ngajak keluargamu buat main kerumahku.” Aeera menggandeng lengan Vion. Anak itu langsung melepaskan rengkuhan tangan Aeera.“Nanti aku tanyakan dulu sama Mamah.” Ucap Vion kemudian berlalu darisana. Aeera nampak sedih dengan sikap Vion yang berubah dingin padanya. Dan ini semua karena Arjuna. Aeera kembali mendekati Vion.Anak itu sedang berkutat dengan buku tulis. Ternyata benar Vion sedang mengerjakan pr. Aeera duduk disamping Vion, meletakkan kepala di meja dan menoleh menatap Vion. Anak
Aliika masih terngiang dengan ucapan Aeera hari itu. Pasti Vion anak yang dibicarakan oleh Aeera telah kehilangan salah satu orangtuanya. Aliika berharap Vion adalah anak baik yang bisa menjadi teman untuk Aeera.“Permisi.” Ucap seorang wanita yang sudah membawa sebuah kain bahan berwarna putih dan merah. Aliika mendongak setelah tadi fokus di depan laptopnya.“Iya? Ada yang bisa saya bantu?”“Maaf apakah saya bisa meminta tolong anda untuk membuatkan baju dari bahan ini?” tanya wanita itu. Aliika tersenyum dan mengangguk lalu mengambil bahan itu untuk ia lihat.“Apakah baju untuk anda Nyonya. Jika iya saya bisa mengukurnya langsung sekarang.” Ujar Aliika.Wanita itu tersenyum canggung, “Sebenarnya untuk saya dan kedua anak saya. Untuk perayaan natal mendatang.”Aliika mengangguk, “Baiklah tapi saya perlu anak anda untuk datang kesini agar saya mudah untuk mengukurnya. Karena jika hanya di kira-kira nanti takut hasilnya tidak sesuai.” Jelas Aliika ramah.“Baiklah besok saya akan bawa
Aeera dan Arjuna sekarang sudah berumur 7 tahun dan telah memasuki kelas 1 SD. Mereka sekolah di asrama elite di daerah Jakarta. Dan pagi ini Aliika akan mengantar kedua anaknya itu ke sekolah. Bersama tubuhnya yang sudah berbadan dua dengan usia kandungan telah menginjak satu bulan.Kehamilan Aliika bukan tanpa sebab, Aeera dan Arjuna lah yang menginginkan untuk memiliki adik. Dan keinginan mereka saling bertolak belakang. Aeera yang menginginkan adik perempuan dan Arjuna yang menginginkan adik laki-laki. Dan untuk pemeriksaan terakhir dokter mendiagnosis jika anaknya laki-laki. Tapi tidak tahu nanti perkembangan selanjutnya.“Okeh siapa yang sudah siap untuk berangkat sekolah angkat tangan.” Riang Aliika bertanya kepada kedua anaknya.“Aku!” seru mereka bersama sambil mengacungkan tangan ke atas. Aliika tersenyum simpul dengan tingkah mereka yang terlihat menggemaskan itu.Aliika menggandeng kedua anaknya di sisi kanan dan kiri. Kali ini ia yang akan mengantar sendiri anaknya. Kare
Aliika membawakan air bersih dan juga kotak obat untuk Sagara. Wanita itu harus segera mengobati suaminya karena takut akan infeksi. Sagara sudah duduk di sofa ruang keluarga. Disana sudah ada seluruh keluarga besar tak terkecuali Danu, Vita, dan Radit.Sagara terlihat sangat memprihatinkan, banyak luka di sekujur tubuh dan wajah. Membuat Aliika menatapnya sedih. Dengan telaten dan hati-hati Aliika mengoleskan antiseptik ditubuh dan wajah Sagara.Sagara terlihat diam dan senyum-senyum sendiri menatap Aliika. Membuat wanita itu seketika kesal, ia lalu memukul lengan Sagara membuat suaminya itu mengaduh kesakitan.“Kok aku dipukul si? Emangnya aku salah apa, Sayang?” tanya Sagara menampakkan wajah bersedih seperti anak kecil.“Ya lagian kamu mah orang lagi luka gitu masih sempet-sempetnya tengil.” Kesal Aliika. Ia lalu kembali mengobati luka Sagara.Miranda terkekeh pelan dengan kedua manusia di hadapannya ini, “Mama bersyukur kamu sudah kembali Sagara. Mama khawatir banget sama kamu.”
Aliika membuka matanya perlahan, kepalanya terasa pusing dan sangat berat. Ia mencoba bangkit dan menyandarkan tubuh di kepala ranjang. Ia mulai mengedarkan pandangan dan bertanya-tanya ada dimana dirinya saat ini.Aliika kembali mengingat kejadian tadi siang, matanya membelalak, “Lintang. Ya saat itu aku dilecehkan oleh Lintang. Lalu ia membiusku.” Gumam Aliika. Ia kembali mengedarkan pandangan dan mulai berpikir bagaimana cara untuk pergi dari sini.Ia lalu berdiri dan berjalan menuju pintu, dan saat ia menekan handle itu ternyata terkunci dari luar. Aliika semakin kesal ia kembali mengedarkan pandangan untuk mencari celah yang bisa digunakan untuk kabur.Aliika mengernyit dan tersenyum senang saat melihat sebuah jendela. Ia berlari ke arah jendela itu. Mencoba untuk membukanya. Namun sial karena jendela itu macet dan sulit untuk dibuka. Ia semakin bingung harus lewat mana lagi.Aliika terus memukul jendela itu sampai ia mendengar suara kunci membuka pintu itu. Aliika tak menyerah i
“Apa kau yakin Al, jika pelacakan nomor itu berada di rumah Danu.” Tanya Andrian.Aliika mengangguk mantap, “Aku melihat sendiri kode lokasi itu dan tepat berada dirumah Danu Kak.”Andrian bertopang dagu, berpikir tentang kebetulan ini. Bagaimana bisa lokasi itu dirumah Danu. Ataukah Danu ingin membalas dendam pada Sagara. Dan merebut kembali Aliika.Bahkan sudah sekian tahun tapi kenapa Danu masih ingin memiliki Aliika. Sebegitu cinta kah dia dengan sepupunya ini?“Tapi masalahnya Danu tidak mau mengakui jika ia menculik mas Sagara. Dan ya memang wajahnya meyakinkan jika dia tidak terlibat dengan penculikan ini.” Jelas Aliika.Andrian mengepal, rahangnya mengeras. Jika memang Danu menculik Sagara untuk memiliki Aliika dan malah membuat Aliika menjadi tersakiti. Ia tak akan segan untuk membunuh Danu.Andrian berdiri dan langsung menyambar jaket. Membuat Aliika terkejut begitu juga Lola. Aliika segera mengikuti langkah Andrian yang berjalan keluar rumah.“Kak stop stop.” Tahan Aliika,
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments