Share

Bab 5

“Kepada kelompok 4 dipersilahkan maju,” ucap sang dosen mempersilahkan kami untuk mempresentasikan ide bisnis dan progresnya. Salah satu temanku yang cukup jago dengan presentasi berusaha menunjukkan kemampuan presentasinya sebaik mungkin. Ya, aku tidak suka dengan kondisi seperti sekarang, maju di depan kelas.

Temanku menunjukkan demonstrasi aplikasi, dan saat sebuah logo unik menampilkan diri di awal aplikasi, sang dosen terlihat terkejut untuk beberapa saat sebelum dia kembali menormalkan netranya. Apa yang membuat logo aneh dalam aplikasi yang diberikan Affa bisa memberikan reaksi itu?

Demonstrasi aplikasi berjalan lancar. Penjelasan juga selesai. Dan kala sesi tanya jawab, teman-temanku bisa melakukan tugasnya dengan baik. Setidaknya mereka tidak sepenuhnya menyebalkan, dan benar-benar membantu.

“Oh ya. Saya mau tanya, kalian serius mau lanjutkan ini setelah teknopreneur?” tanya sang dosen. Itu mengejutkanku dan seluruh isi kelas. Pertanyaan sederhana ini justru sedari tadi tidak dilemparkan beliau sedikitpun sampai detik ini. Teman-temanku tampak berpikir.

“Kami masih belum yakin Bu, tapi semisal memungkinkan, kami lanjutkan,” jawab salah satu temanku. Itu mengejutkan balik dosen kami.

“Kalian serius masih ragu? Ini aplikasi buatan anak yang sering dirumorkan sama mahasiswa yang ambil tekno kan?” tanya beliau beruntun. Tunggu, darimana beliau sadar? Apa logo itu.

“Ummm... benar Bu. Kami juga masih agak ragu,” jawab temanku. Oh plis, aku tidak ingin berbicara sedikitpun soal harga dan lain sebagainya. Dosen kami tampak menyelidik. Jam kelas menandakan masih ada sekitar 60 menit sebelum kelas selesai.

“Ibu masih gak habis pikir sih. Kalian masih ragu, tapi sudah pakai bantuan dia. Ibu gak bisa lupa soalnya semua juara dan rata-rata bisnis yang jalan dari matkul teknopreneur sampai sekarang itu ada logo itu di versi awal-awal aplikasinya,” komentar beliau lagi. Berarti, logo tadi sudah familiar di kalangan dosen teknopreneur?

“Bagi kami para dosen tekno, logo itu sudah menjadi sebuah simbol keseriusan mahasiswa yang mengambil teknopreneur,” komentar beliau lagi. Eh!?

“Dari semenjak logo itu pertama muncul sekitar 7 atau 8 tahun lalu, semua bisnis di bawah logo itu hidup dan berjaya. Sampai-sampai dulu orang-orang mengasosiasikan logo itu keberuntungan teknopreneur,” cerita beliau. Logo dengan bentuk aneh dan unik, yang menurutku sulit untuk direplikasikan dengan mudah. Tunggu, 7 tahun lalu!?

“Oh ya, kalian duduk saja dulu,” ucap beliau mempersilahkan kelompok kami kembali duduk. Jujur, logo itu memberikan banyak pertanyaan di benak kami.

“Ini ibu sesi cerita keberatan nggak?” tanya beliau sesopan mungkin. Kami menganggukkan kepala. Antara penasaran, dan supaya sisa 4 kelompok yang belum bisa menunda maju.

“Logo itu, masih ibu simpan di laptop presentasinya,” ucap beliau seraya mengarahkan laptop beliau untuk membuka sebuah file. Aku melihat nama file itu adalah Presentasi Azhar EduTech (GameEdu). Memang, beliau meminta kami untuk membuat rekaman presentasi kami, tapi tidak menyangka beliau menyimpan itu semua.

“Ini favorit ibu. Dulu mahasiswanya ada 4, yaitu Arrow, Azhar, Soul, dan Theodore. Iya, nama panggilan mereka aneh-aneh, tapi ibu coba hargai aja kalau mereka memang mau dipanggil begitu. Mereka presentasi dulu ibu sampe nyerang habis-habisan karena gak percaya ide mereka itu realistis, sampai mereka banyak mengulik data waktu itu,” cerita beliau. Beliau pun menyetel file yang ternyata adalah video berdurasi 55 menit tersebut. Presentasi sendiri hanya 10 menit. Berarti, mereka diserang selama 45 menit penuh.

Tapi, apa hubungannya dengan Affa? Masa Affa sudah lulus? Dia kan bilang sendiri dia mahasiswa semester 7 waktu aku semester 3 kemarin. Nggak mungkin kan dia sudah presentasi bertahun-tahun lalu. Mungkin aku harus bertanya kepada Affa tentang logo itu.

Di sana, kami melihat ide awal daripada sebuah perusahaan yang kelak akan menguasai negeri ini. Konsepnya tidak terlalu rumit, dan idenya menarik. Tapi, yang mencolok adalah logo itu ada, dan menjadi latar presentasi.

Hanya saja, Azhar EduTech tidak memakai logo itu. Selain itu, presentasi itu memakai nama GameEdu. Ini seperti melihat awal-awal perjalanan daripada perusahaan raksasa. Namun, mereka baru mulai terlihat tidak pada tahun itu pula. Aku kenal dua orang pertama. Orang ketiga itu dikenal sebagai ahli saham di berita-berita, dan sering kelihatan di kanal yang membicarakan ekonomi, yang tentunya aku ganti dengan cepat. Namun yang terakhir, aku tidak pernah mendengar namanya.

Di sana, kami melihat bagaimana dosen kami ini bisa menjadi killer. Bahkan, aku melihat Azhar yang sering kalem di berita-berita menjadi sangat khawatir. Wajahnya menyiratkan ini akan berakhir buruk. Arrow, yang diberita sering terlihat kalem dan penuh wibawa, sekarang terlihat berapi-api untuk membela diri, namun dicegat oleh laki-laki yang disebut Soul. Soul terlihat paling tenang dengan gaya penjelasannya.

Sayang, sampai akhir, aku tidak mendapatkan jawaban yang menghubungkan antara Affa dan 4 orang di video itu. Jika teknopreneur ada di semester 4, dan mulai terkenalnya Azhar EduTech adalah sekitar 1 tahun setelah Azhar lulus, berarti mereka sudah mencanangkan dan beroperasi selama 3 tahun sebelum masuk mata publik.

“Apa mungkin sambil on/off?” gumamku dengan suara terucap dari mulut kala dosen telah keluar dari kelas. Ini membuatku penasaran. Apa hubungan seorang Affa, yang notabene adalah anak dingin, dengan 2 orang paling berpengaruh saat ini?

Aristy: Hey, Affa.

Aku mengirimkan pesan itu secara pribadi. Jujur, aku tidak terlalu suka menghubungi orang itu. Namun, dia banyak membantu dulu. Setidaknya, dia pantas untuk tidak dibenci. Sebuah pesan masuk.

Affa: Ada apa?

Aristy: Kamu kenal Pak Arrow dan Pak Azhar?

Affa: Bukannya kita semua kenal ya? Namanya aja sering muncul di televisi.

Aristy: Bukan itu. Logo di aplikasimu, dosenku tau.

Affa: Oh? Itu bukan logoku awalnya. Milik kakakku.

Aristy: Kakakmu? Kakakmu siapa? Soul? Theodore?

Dia hanya membaca, tidak menjawab. Kenapa ya?

Aini: Kak Aristy! Kak Aristy!

Aristy: Apa lagi, Aini?

Aku yakin dia akan bercerita tentang Affa panjang dan lebar.

Aini: Aku sedih Kakak

Aini: Kenapa sih Kak Affa suka sama yang lain sih?

Aristy: Dia keknya gak suka-suka amat. Cuma balasin mereka aja.

Aini: Serius Kak?

Aristy: Kalau dari yang ku lihat, dia emang tipikal gitu. Balasnya sekadarnya. Kalau gak penting pasti gak dibalas. Chat mereka penting memang, karena dia kan orang kepenulisan. Tapi kalau kamu liat, begitu mereka ngeribut, Affa hilang.

Aini: Oke Kak.

Entahlah. Aku tidak tahu dengan anak ini. Dia terlalu mabuk karena Affa. Bucinnya sudah parah. Oh, ada notifikasi lain masuk.

Affa: Jangan bahas logo itu lagi. Terima kasih.

Oke... itu aneh. Kenapa dia enggan membahasnya? Terpikir di benakku untuk menyampaikan sesuatu terkait hal ini kepada Aini. Namun, aku mengurungkan. Masih terlalu awal untuk menyimpulkan apapun.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status