"Jadi kapan pernikahan Abi dan Mega bisa kita laksanakan? Kami sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi, karena perut Mega semakin lama akan semakin membesar. Kami juga tidak mau menjadi bahan omongan kerabat dan juga para tetangga, Pak!"
Pranggg!!
Senja yang sedang membawa baki yang berisi empat gelas teh manis hangat, mendadak menjatuhkan bakinya karena terkejut. Istri mana yang tidak kaget saat mendengar suaminya harus menikahi wanita lain karena hamil?
"Ma-maaf Sa-saya tidak sengaja. Saya akan segera mengganti minumannya."
Senja segera mengumpulkan pecahan gelas yang berserakan di sekitar tempat duduk tiga orang tamu Abimanyu. Senja melihat wajah Abi yang seketika pucat pasi melihat kemunculannya di ruang tamu. Kedua mertuanya juga tampak linglung dan kebingungan saat menatap kehadiran Senja.
"Aduhhh!!!"
Senja meringis kesakitan saat tajamnya pecahan kaca menggores telapak tangannya. Seketika darah segar pun mengucur deras karena ada pecahan kaca yang menancap cukup dalam ditelapak tangannya.
"Hati-hati Nja! Sini Mas lihat tangannya? Astaga banyak banget ini darahnya. Kamu duduk disini dulu, Mas ambil kotak obat sebentar."
Abi bergegas berlari mencari kotak obat dikabinet dapur. Senja cuma diam. Dia bahkan tidak sadar kalau telapak tangannya sudah berlumuran darah. Dibenaknya masih terngiang jelas kata-kata tamunya yang ingin segera menikahkan suaminya dengan anak perempuannya yang bernama Mega.
"Siapa gadis ini Bu?" Senja melihat seorang pemuda tampan dengan pakaian kerja formal abu-abu bertanya pada ibu mertuanya sambil menatap tajam padanya.
"Oh—eh i—ini adik bungsu Abimanyu namanya Senjahari."
Ibu mertuanya nampak gelagapan saat tiba-tiba ditanya tentang jati diri Senja. Senja yang sadar sedang ditanya, langsung merapatkan tangan kedada sambil memperkenalkan diri. Dia tidak mungkin menjabat tangan tamunya dengan tangannya yang berlumuran darah bukan?
"Kenalkan saya Senjahari Semesta Alam, a-adik bungsu Mas Abi. Maaf saya tidak bisa menjabat tangan Bapak."
Senja kembali merangkapkan kedua tangan didada. Seumur hidup dia telah diajarkan untuk selalu bersikap santun dan mampu menahan diri dalam menghadapi masalah apapun sedari kecil. Jadi walaupun saat ini badai seperti sedang memporak-porandakan hatinya, dia masih tetap bisa bersikap anggun dan sopan.
"Saya Halilintar Sabda Alam, kakak sulung Mega Mentari calon kakak ipar kamu. Kalau dipikir-pikir nama kita ada sedikit kemiripan ya Dek? Ada kata Alam dibelakangnya."
Senja hanya bisa tersenyum sopan sambil mengganggukkan kepalanya.
"Ayo siniin tangannya, biar Mas obatin. Kalau tidak dibersihkan dengan baik nanti bisa infeksi lho Nja."
Abimanyu menuangkan alkohol pada kapas dan mulai membersihkan luka Senja dengan cairan alkohol. Senja cuma diam dengan pandangan kosong, bahkan dia seolah-olah tidak merasakan perihnya alkohol yang sedang dituangkan pada luka terbukanya itu.
"Ehm! Sepertinya sudah cukup kami menyampaikan maksud kedatangan kami kesini. Kami permisi dulu ya Pak Sugeng, Ibu Riani, Abi dan Senja. Kami menunggu kabar baik dari anda sekalian untuk segera datang melamar. Kami permisi."
Setelah semua tamu-tamunya pergi, Senja segera duduk kembali keruang tamu diikuti oleh Abimanyu dan kedua mertuanya. Abi tampak begitu bingung dan salah tingkah saat harus menjelaskan mulai darimana duduk permasalahannya yang sepertinya sudah tidak mungkin untuk ditutup-tutupi lagi.
"Nja, Mas minta maaf. Mas dijebak. Kamu ingat saat dua bulan lalu Mas menghadiri acara ulang tahun perusahaan yang ke empat puluh? Dipesta itu Mas dipaksa beberapa rekan untuk minum alkohol. Dan karena Mas tidak biasa minum, Mas mabuk berat Nja. Dan keesokan harinya Mas terbangun dikamar hotel dengan Ibu Mega yang juga tertidur pulas disamping Mas. Mas sendiri juga heran saat Ibu Mega malah menuduh Mas sudah menidurinya. Mas tidak ingat sama sekali. Kemudian kemarin Bu Mega memberitahukan Mas, kalau dia hamil anak Mas. Tapi Mas yakin, Mas tidak akan pernah sanggup tidur dengan wanita lain selain kamu Nja. Karena Mas cuma mencintai kamu. Kamu harus percaya sama Mas, Nja!"
Senja cuma diam. Dia memang tidak punya keinginan untuk menanyakan apapun pada Abi. Karena dia tahu, apapun yang ditanyakannya pada suaminya itu, tidak akan bisa mengubah hal apapun, selain menambah rasa sakit hatinya saja.
"Kamu jangan diam saja dong Nja. Setidaknya kamu tanya sesuatu apa gitu sama Mas, atau menampar Mas, bahkan memukuli Mas kalau perlu, biar rasa marah dihatimu bisa terlampiaskan."
Abi sekarang bahkan sudah dalam keadaan berlutut didepan Senja sambil menggenggam kedua belah telapak tangannya yang terasa dingin.
Senja tidak menyangka kalau nasib pernikahannya bisa setragis ini. Tiga tahun lamanya Abimanyu berjuang dengan segala cara untuk bisa menikahi nya, dan akhirnya perjuangan luar biasanya itu pun membuat hati ibunya luluh dan menerima lamarannya. Baru dua bulan yang lalu mereka menikah,
tetapi saat ini kelangsungan pernikahan mereka sudah terancam bubar."Jadi bagaimana ini Bi?kamu harus segera melamar Mega, kalau tidak selain karir kamu akan hancur, kamu juga bisa masuk penjara, Nak. Ibu tidak rela!!"
Bu Riani, ibu Abimanyu langsung menangis histeris saat membayangkan kalau anak laki-laki kebanggaannya harus mendekam didalam penjara.
"Tapi Abi kan sudah punya Senja Bu, jadi mana mungkin lagi kalau Abi menikahi Mega?"
Pak Sugeng ayah Abi, mulai tampak frustasi memikirkan kekisruhan rumah tangga anaknya.
"Ceraikan saja Senja Mas. Dengan kita bercerai selain Mas bisa segera menikahi Mbak Mega, Mas juga tidak akan kehilangan jabatan CEO yang sudah mati-matian Mas perjuangkan. Selain itu Mas juga bisa terhindar dari kewajiban masuk penjara karena sudah menghamili anak gadis orang.
Walapun sangat menyakitkan, tetapi Senja merasa cuma itulah satu-satunya jalan demi mengurai benang kusut ini. Daripada tiga orang sama-sama tidak berbahagia, bukankah lebih baik cuma satu yang tidak bahagia, tapi dua orang lagi terselamatkan bukan?"
Senja akhirnya bersuara juga mengemukakan pendapatnya. Senja adalah seorang pribadi yang selalu berempati pada kesulitan orang lain. Dia bahkan rela melepaskan kebahagiannya sendiri demi membuat orang lain bahagia. Didikan kuat ibunya yang mengatakan all is well, begitu terpatri kuat dalam dirinya. Dia percaya segala sesuatu yang baik atau malah buruk sekalipun pasti memberikan pelajaran dalam hidup. Semua itu tergantung dari sudut pandang kepentingannya.
Misalnya saat seorang pengusaha yang akan menghadiri proyek penting ketinggalan pesawat, dia pasti akan ngamuk-ngamuk saat proyek milyaran rupiahnya harus kandas begitu saja karena keterlambatannya. Saat itu dia akan merasa itu adalah sebuah berita buruk.
Tetapi saat satu jam kemudian, dia mendengar bahwa pesawat yang seharusnya tadi ditumpanginya ternyata mengalami kecelakaan dan menewaskan semua penumpangnya, maka detik itu juga dia merasa bahwa dia begitu beruntung karena tidak jadi menaiki pesawat tersebut. Itu termasuk suatu berita baik bukan?
Seperti itulah Senja terbiasa dididik oleh ibunya.
Semesta itu adil, Nak. Ada kemarau ada hujan. Ada panas ada dingin. Ada kesedihan yakinlah akan tiba juga kebahagiaan. Maka nikmatilah tiap prosesnya. Itu akan menjadikanmu kuat dan dewasa. Mungkin ada yang bilang itu adalah suatu kebodohan, tapi kita berdua sepakat untuk menyebutnya keikhlasan.
"Ngomong apa kamu Nja!sampai mati pun Mas tidak akan pernah menceraikan kamu. Mas itu sangat mencintai kamu Senjahari Semesta Alam. Mas bisa mendapatkan kamu setelah Mas harus bersaing mati-matian dengan para pengagum-pengagummu yang seperti tiada habisnya itu. Dan kini kamu dengan mudahnya mau minta cerai dari Mas? Never in million years Nja!!"
Abimanyu tampak marah sekali mendengar saran dari Senja.
"Tapi memang cuma itu jalan satu-satunya, Nak. Ibu tidak mau melihatmu masuk penjara! Ibu Ibu cu—ma ma—u "
"Ibuuuuu!!!" Bu Riani langsung jatuh pingsan saking stressnya memikirkan masalah putra sulungnya. Dan akhirnya mereka semua malah berakhir dirumah sakit karena sakit jantung Bu Riani yang kumat, alih-alih membicarakan masalah Abi dan Senja.
Malam itu juga didepan kedua orang tuanya Abimanyu Wicaksana menjatuhkan talak pada Senja, dan ikatan mereka sebagai suami istri pun sudah putus secara agama. Hal- hal yang menyangkut masalah legalitas perceraian mereka, telah Senja limpahkan semuanya kepada Abi.
Untuk terakhir kalinya, malam itu Senja menatap lama wajah sedih dan putus asa laki-laki yang dua bulan lalu telah sah menjadi suaminya, dan kini telah sah juga menjadi mantan suaminya.
"Berbahagialah Mas. Semoga Mas selalu bisa menjadi anak yang berbakti pada orang tua dan menyayangi anak dan istri Mas kelak dikemudian hari. Senja permisi pulang dulu ya Mas, Bapak, Ibu."
Senja menyalim hormat tangan kedua mantan mertuanya saat ini. Senja tahu Abi dengan berat hati mengabulkan keinginannya sekaligus keinginan ibunya, hanya karena demi kesehatan ibunya. Tetapi jauh didalam lubuk hatinya, Abi sama sekali belum ikhlas untuk menceraikan Senja. Semua itu terlihat dari tatapan kesedihan yang tersirat setiap kali Abi memandangnya.
"Kamu jangan tidur dulu ya Nja. Nanti Mas mau membahas beberapa hal sama kamu. Tunggu Mas di rumah ya?"
Senja hanya menganggukkan kepalanya. Abimanyu sama selali tidak tahu, bahwa itu adalah hari terakhirnya bisa menatap wajah cantik nan ayu mantan istrinya. Karena malam itu juga ternyata Senja telah pergi dari rumah mereka.
Senja mulai menyusun buku-buku latihan anak didiknya.Sudah enam bulan Senja menjadi tenaga pendidik di salah satu sekolah internasional favorit di kota ini.Setelah meninggalkan rumah mantan suaminya malam itu juga,Senja pun segera mencari Dayu sahabat oroknya, untuk menumpang tinggal sementara dirumahnya.Dayu ini adalah segala tokoh idaman wanita masa kini. Cantik, kaya dan punya keluarga yang begitu harmonis. Saingan keluarga cemara kalau menurut istilah Senja. Dan kebetulan sekali, salah satu kerabat jauhnya menawarkan posisi sebagai tenaga pengajar di sekolah bonafid nya kepada Senja, yang tentu saja diterima olehnya dengan penuh suka cita. Seperti mendapat durian runtuh! Itulah pepatah yang tepat untuk tawaran pekerjaan yang diterimanya.Seolah semesta kembali mendukungnya, Senja pun mendapatkan tempat kost yang begitu stategis lokasinya dengan harga yang sesuai dengan kantongnya pula.Setiap ha
Setelah insiden kolong mobil, Senja segera kembali memeriksa tugas murid-muridnya. Sebenarnya kelasnya sudah lama selesai dan dia sudah bisa pulang. Tapi Senja adalah type orang yang tidak suka menunda-nunda pekerjaan, sehingga dia memutuskan untuk menyelesaikan dahulu perkerjaannya baru dia pulang.Diam-diam Sabda membuka ruang guru dan mendapati ipar cantiknya sedang tenggelam dalam keasikannya memeriksa lembaran LKS siswa-siswanya. Kadang-kadang keningnya berkerut bila mendapati siswanya menjawab salah dalam tugasnya. Sabda tersenyum kecil mengamati Senja yang sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya kini berada tepat dihadapannya. Senja seolah-olah tenggelam didalam dunianya sendiri."Mau sampai kapan Bu Senja ada disini? Ini malam minggu lho, Ibu tidak bersiap-siap berdandan cantik untuk menyambut kedatangan pacar?""Tidak punya pacar Saya Mang. Pernah punya dulu, tapi udah ditinggalin Saya nya. Hahahaha..lebih enak
"Njaaa! Senja! Bangun Nja!!" Senja yang sedang tertidur lelap mendadak terduduk saat merasakan tubuhnya ditarik paksa oleh tangan-tangan yang memaksakan dirinya untuk terjaga seketika."Hah! Kenapa? Ada apa?!" Senja yang nyawanya bahkan belum terkumpul semua kebingungan saat melihat Tita, Gading dan Marta tampak panik dan berkumpul dikamarnya."Itu Bude Yanti jatuh di kamar mandi Nja. Kepalanya luka dan badannya mendadak lemas Nja. Ayo kita bawa ke rumah sakit, kamu yang nyetir ya Nja?""Hoiii, cepetan dong geraknya, keburu kolaps ntar ini si Bude!" Rini dan lima penghuni kost yang lain tampak menggotong Bude Yanti yang sudah dimasukkan dan bersandar dikursi penumpang. Senja langsung melesat ke kursi pengemudi disusul tiga teman kost lainnya menjaga Bu Yanti di jok belakang. Senja pun mengebut pada pukul empat dini hari. Saking bingungnya melihat keadaan ibu kost mereka, empat gadis penghuni kost Bude Yanti sampai melupakan p
"Begitu? Baiklah kalau kamu tidak mau ikut Mas secara baik-baik, jangan salahin kalau Mas pakai cara ini."Dan Abimanyu pun langsung saja memanggul tubuh mungil Senja seperti sekarung beras di bahunya.Tapi satu hal yang di lupakan oleh Abimanyu adalah bomber jacket Sabda cuma menutupi tubuh Senja sebatas paha. Keadaan Senja yang dipanggul di bahu sukses mengekspose bokong seksinya yang cuma di balut panty putih berenda. Elang yang kaget melihat keadaan Senja, langsung melepaskan jaket kulitnya untuk menutupi bokong mulusnya.Jeritan ngeri Senja dan ketiga temannya sontak menyadarkan Abimanyu yang sedang marah tingkat dewa pada Senja. Dia sungguh berterima kasih pada jaket kulit Elang yang menutupi asset berharga Senja sebelum menimbulkan keributan berjamaah disana."Mas Abi apa-apain sih!turunin Senja nggak? Pagi-pagi sudah membuat Senja malu aja sih Mas!""Kamu
Dan pada akhirnya Abimanyu lah yang mengantarkan Senja mengajar keesokan paginya. Bayangkan jam enam pagi Abi sudahngetemdi depan rumahnya. Mau marah juga bagaimana, karena ini kan juga rumahnya. Disepanjang perjalanan, Senja terus saja menekuk mukanya karena kesal diintilin terus oleh Abi. Senja baru bereaksi saat tiba-tiba Abi mengambil rute yang berbeda dari arah yang seharusnya."Lho..lho Mas, Kita mau kemana ini? Perasaan kalau mau ke tempat Senja mengajar nggak lewat sini deh Mas. Mas nggak salah jalan?""Lho mana Mas tahu lokasi kamu mengajar itu dimana, orang kamu gak bilang, diem aja dari tadi. Ya Mas pikir kali aja Kamu mau ikut Mas ke kantor karena rindu banget sama Mas." Abi menjawab santai."Kalau nggak tahu ya tanya dong Mas. Itu punya mulut buat apa coba?" Senja rasanya pengen bangetngegetokkepala Abi dengan dongkrak mobil."Selain buat nyium kamu
Setibanya dikantor polisi, mereka semua dikumpulkan pada satu ruangan yang cukup besar sebenarnya. Tetapi karena jumlah mereka yang sangat banyak, ruangan itu menjadi langsung sesak dengan banyaknya manusia dan berkuranganya pasokan O2 diruangan yang sekarang rasanya perlu tambahan oksigen itu.Baru sebentar begini aja di kantor polisi Senja sudah merasa sesak nafas. Apa kabar yang dipenjara seumur hidup ya?"Aduhhh!!"Senja kesakitan saat secara tidak sengaja bahunya bersinggungan dengan siswa SMA lawan yang sedang mencoba meregangkan tubuhnya."Maaf ya Sis, Gue nggak sengaja. Habisnya sempit banget nih ruangan. Pegel semua badan Gue nggak digerakin dari tadi."Seorang remaja belia seumuran Revan meminta maaf singkat sambil kembali memiringkan badannya ke kiri, agar muat diruangan yang rasanya semakin lama semakin mirip dengan ruangan sauna ini."Hati-hati lo Nyet!! Ni
"Mas nggak habis pikir, bagaimana Kamu yangnotabenenya adalah sebagai seorang guru, bisa-bisanya ikutan tawuran sepertiabegekurang kerjaan begitu, Nja!! Otak kamu itu di taruh dimana hah?!!"Abi langsung menyalak saat tiba diruang tahanan yang penuh dengan murid-murid nya sendiri maupun siswa -siswa sekolah sebelah.Selebar wajah Senja sudah memerah menahan malu dan kesal karena di bentak-bentak didepan mata para anak didiknya. Senja lelah, lapar, kesal dan yang terlebih diatas segalanya dia MALU!!Bagaimana dia bisa menasehati siswa-siswa nya dengan dagu terangkat lagi, kalau saat ini saja dia sudah di maki-maki tanpa diberi kesempatan membela diri."Bu Senja gak ikut tawuran Mas. Tadi ojek Bu Senja pas melewati lokasi tawuran. Karena Bu Senja melihat kami dalam kesulitan, maka nya beliau berhenti Mas. Ibu Senja sama sekali tidak bersalah Mas, jangan dimarah-marahin
Abimanyu terus menerus melirik jam dipergelangan tangannya. Waktu saat ini sudah menunjukkan pukul 10.40 WIB, itu berarti dia sudah meninggalkan Senja selama 3 jam 40 menit. Dia tidak tahu pasti apa yang sedang dilakukan Senja saat ini. Mau menelepon tidak enak dengan para pesertameetingyang merupakan pentolan-pentolan penanam saham besar di JagaKarsa Group ini. Mau meninggalkan pesan? itu berarti dia juga harus mengeluarkan ponsel ditengah-tengah rapat penting begini. Karena perasaannya terus saja tidak enak,bkursi empuk begini pun rasa-rasanya seperti penuhi duri.Segala kegelisahan Abimanyu pun ternyata tidak luput dari pandangan Sabda. Dia tahu sedari dia masuk tadipun, Abi sebenarnya sudah tidak fokus untuk mendengarkan semua poin poin penting selamameetingkali ini. Selama Abi bekerja pada perusahaan mereka, tidak pernah satu kalipun dia gagal fokus. Tetapi kali ini, dia bahkan sampai kehilangan orientasi. Dan