Beranda / Romansa / Hati Seorang Perempuan (Indonesia) / Chapter 1 (lebih baik mengalah)

Share

Hati Seorang Perempuan (Indonesia)
Hati Seorang Perempuan (Indonesia)
Penulis: Suzy Wiryanty

Chapter 1 (lebih baik mengalah)

Penulis: Suzy Wiryanty
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-26 17:40:25

"Jadi kapan pernikahan Abi dan Mega bisa kita laksanakan? Kami sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi, karena perut Mega semakin lama akan semakin membesar. Kami juga tidak mau menjadi bahan omongan kerabat dan juga para tetangga, Pak!"

Pranggg!!

Senja yang sedang membawa baki yang berisi empat gelas teh manis hangat, mendadak menjatuhkan bakinya karena terkejut. Istri mana yang tidak kaget saat mendengar suaminya harus menikahi wanita lain karena hamil?

"Ma-maaf Sa-saya tidak sengaja. Saya akan segera mengganti minumannya."

Senja segera mengumpulkan pecahan gelas yang berserakan di sekitar tempat duduk tiga orang tamu Abimanyu. Senja melihat wajah Abi yang seketika  pucat pasi melihat kemunculannya di ruang tamu. Kedua mertuanya juga tampak linglung dan kebingungan saat menatap kehadiran Senja.

"Aduhhh!!!"

Senja meringis kesakitan saat tajamnya pecahan kaca menggores telapak tangannya. Seketika darah segar pun mengucur deras karena ada pecahan kaca yang menancap cukup dalam ditelapak tangannya.

"Hati-hati Nja! Sini Mas lihat tangannya? Astaga banyak banget ini darahnya. Kamu duduk disini dulu, Mas ambil kotak obat sebentar."

Abi bergegas berlari mencari kotak obat dikabinet dapur. Senja cuma diam. Dia bahkan tidak sadar kalau telapak tangannya sudah berlumuran darah. Dibenaknya masih terngiang jelas kata-kata tamunya yang ingin segera menikahkan suaminya dengan anak perempuannya yang bernama Mega.

"Siapa gadis ini Bu?" Senja melihat seorang pemuda tampan dengan pakaian kerja formal abu-abu bertanya pada ibu mertuanya sambil menatap tajam padanya.

"Oh—eh i—ini adik bungsu Abimanyu namanya Senjahari."

Ibu mertuanya nampak gelagapan saat tiba-tiba ditanya tentang jati diri Senja. Senja yang sadar sedang ditanya, langsung merapatkan tangan kedada sambil memperkenalkan diri. Dia tidak mungkin menjabat tangan tamunya dengan tangannya yang berlumuran darah bukan?

"Kenalkan saya Senjahari Semesta Alam, a-adik bungsu Mas Abi. Maaf saya tidak bisa menjabat tangan Bapak."

Senja kembali merangkapkan kedua tangan didada. Seumur hidup dia telah diajarkan untuk selalu bersikap santun dan mampu menahan diri dalam menghadapi masalah apapun sedari kecil. Jadi walaupun saat ini badai seperti sedang memporak-porandakan hatinya, dia masih tetap bisa bersikap anggun dan sopan.

"Saya Halilintar Sabda Alam, kakak sulung Mega Mentari calon kakak ipar kamu. Kalau dipikir-pikir nama kita ada sedikit kemiripan ya Dek? Ada kata Alam dibelakangnya."

Senja hanya bisa tersenyum sopan sambil mengganggukkan kepalanya.

"Ayo siniin tangannya, biar Mas obatin. Kalau tidak dibersihkan dengan baik nanti bisa infeksi lho Nja."

Abimanyu menuangkan alkohol pada kapas dan mulai membersihkan luka Senja dengan cairan alkohol. Senja cuma diam dengan pandangan kosong, bahkan dia seolah-olah tidak merasakan perihnya alkohol yang sedang dituangkan pada luka terbukanya itu.

"Ehm! Sepertinya  sudah cukup kami menyampaikan maksud kedatangan kami kesini. Kami permisi dulu ya Pak Sugeng, Ibu Riani, Abi dan Senja. Kami menunggu kabar baik dari anda sekalian untuk segera datang melamar. Kami permisi."

Setelah semua tamu-tamunya pergi, Senja segera duduk kembali keruang tamu diikuti oleh Abimanyu dan kedua mertuanya. Abi tampak begitu bingung dan salah tingkah saat harus menjelaskan mulai darimana duduk permasalahannya yang sepertinya sudah tidak mungkin untuk ditutup-tutupi lagi.

"Nja, Mas minta maaf. Mas dijebak. Kamu ingat saat dua bulan lalu Mas menghadiri acara ulang tahun perusahaan yang ke empat puluh? Dipesta itu Mas dipaksa beberapa rekan untuk minum alkohol. Dan karena Mas tidak biasa minum, Mas mabuk berat Nja. Dan keesokan harinya Mas terbangun dikamar hotel dengan Ibu Mega yang juga tertidur pulas disamping Mas. Mas sendiri juga heran saat Ibu Mega malah menuduh Mas sudah menidurinya. Mas tidak ingat sama sekali. Kemudian kemarin Bu Mega memberitahukan Mas, kalau dia hamil anak Mas. Tapi Mas yakin, Mas tidak akan pernah sanggup tidur dengan wanita lain selain kamu Nja. Karena Mas cuma mencintai kamu. Kamu harus percaya sama Mas, Nja!"

Senja cuma diam. Dia memang tidak punya keinginan untuk menanyakan apapun pada Abi. Karena dia tahu, apapun yang ditanyakannya pada suaminya itu, tidak akan bisa mengubah hal apapun, selain menambah rasa sakit hatinya saja.

"Kamu jangan diam saja dong Nja. Setidaknya kamu tanya sesuatu apa gitu sama Mas, atau menampar Mas, bahkan memukuli Mas kalau perlu, biar rasa marah dihatimu bisa terlampiaskan."

Abi sekarang bahkan sudah dalam keadaan berlutut didepan Senja sambil menggenggam kedua belah telapak tangannya yang terasa dingin.

Senja tidak menyangka kalau nasib pernikahannya bisa setragis ini. Tiga tahun lamanya Abimanyu berjuang dengan segala cara untuk bisa menikahi nya, dan akhirnya perjuangan luar biasanya itu pun membuat hati ibunya luluh dan menerima lamarannya. Baru dua bulan yang lalu mereka menikah,

tetapi saat ini kelangsungan pernikahan mereka sudah terancam bubar.

"Jadi bagaimana ini Bi?kamu harus segera melamar Mega, kalau tidak selain karir kamu akan hancur, kamu juga bisa masuk penjara, Nak. Ibu tidak rela!!"

Bu Riani, ibu Abimanyu langsung menangis histeris saat membayangkan kalau anak laki-laki kebanggaannya harus mendekam didalam penjara.

"Tapi Abi kan sudah punya Senja Bu, jadi mana mungkin lagi kalau Abi menikahi Mega?"

Pak Sugeng ayah Abi, mulai tampak frustasi memikirkan kekisruhan rumah tangga anaknya.

"Ceraikan saja Senja Mas. Dengan kita bercerai selain Mas bisa segera menikahi Mbak Mega, Mas juga tidak akan kehilangan jabatan CEO yang sudah mati-matian Mas perjuangkan. Selain itu Mas juga bisa terhindar dari kewajiban masuk penjara karena sudah menghamili anak gadis orang.

Walapun sangat menyakitkan, tetapi Senja merasa cuma itulah satu-satunya jalan demi mengurai benang kusut ini. Daripada tiga orang sama-sama tidak berbahagia, bukankah lebih baik cuma satu yang tidak bahagia, tapi dua orang lagi terselamatkan bukan?"

Senja akhirnya bersuara juga mengemukakan pendapatnya. Senja adalah seorang pribadi yang selalu berempati pada kesulitan orang lain. Dia bahkan rela melepaskan kebahagiannya sendiri demi membuat orang lain bahagia. Didikan kuat ibunya yang mengatakan all is well, begitu terpatri kuat dalam dirinya. Dia percaya segala sesuatu yang baik atau malah buruk sekalipun pasti memberikan pelajaran dalam hidup. Semua itu tergantung dari sudut pandang kepentingannya.

Misalnya saat seorang pengusaha yang akan menghadiri proyek penting ketinggalan pesawat, dia pasti akan ngamuk-ngamuk saat proyek milyaran rupiahnya harus kandas begitu saja karena keterlambatannya. Saat itu dia akan merasa itu adalah sebuah berita buruk.

Tetapi saat satu jam kemudian, dia mendengar bahwa pesawat yang seharusnya tadi ditumpanginya ternyata mengalami kecelakaan dan menewaskan semua penumpangnya, maka detik itu juga dia merasa bahwa dia begitu beruntung karena tidak jadi menaiki pesawat tersebut. Itu termasuk suatu berita baik bukan?

Seperti itulah Senja terbiasa dididik oleh ibunya.

Semesta itu adil, Nak. Ada kemarau ada hujan. Ada panas ada dingin. Ada kesedihan yakinlah akan tiba juga kebahagiaan. Maka nikmatilah tiap prosesnya. Itu akan menjadikanmu kuat dan dewasa. Mungkin ada yang bilang itu adalah suatu kebodohan, tapi kita berdua sepakat untuk menyebutnya keikhlasan.

"Ngomong apa kamu Nja!sampai mati pun Mas tidak akan pernah menceraikan kamu. Mas itu sangat mencintai kamu Senjahari Semesta Alam. Mas bisa mendapatkan kamu setelah Mas harus bersaing mati-matian dengan para pengagum-pengagummu yang seperti tiada habisnya itu. Dan kini kamu dengan mudahnya mau minta cerai dari Mas? Never in million years Nja!!"

Abimanyu tampak marah sekali mendengar saran dari Senja.

"Tapi memang cuma itu jalan satu-satunya, Nak. Ibu tidak mau melihatmu masuk penjara! Ibu Ibu cu—ma ma—u "

"Ibuuuuu!!!" Bu Riani langsung jatuh pingsan saking stressnya memikirkan masalah putra sulungnya. Dan akhirnya mereka semua malah berakhir dirumah sakit karena sakit jantung Bu Riani yang kumat, alih-alih membicarakan masalah Abi dan Senja.

Malam itu juga didepan kedua orang tuanya Abimanyu Wicaksana menjatuhkan talak pada Senja, dan ikatan mereka sebagai suami istri pun sudah putus secara agama. Hal- hal yang menyangkut masalah legalitas perceraian mereka, telah Senja limpahkan semuanya kepada Abi.

Untuk terakhir kalinya, malam itu Senja menatap lama wajah sedih dan putus asa laki-laki yang dua bulan lalu telah sah menjadi suaminya, dan kini telah sah juga menjadi mantan suaminya.

"Berbahagialah Mas. Semoga Mas selalu bisa menjadi anak yang berbakti pada orang tua dan menyayangi anak dan istri Mas kelak dikemudian hari. Senja permisi pulang dulu ya Mas, Bapak, Ibu."

Senja menyalim hormat tangan kedua mantan mertuanya saat ini. Senja tahu Abi dengan berat hati mengabulkan keinginannya sekaligus keinginan ibunya, hanya karena demi kesehatan ibunya. Tetapi jauh didalam lubuk hatinya, Abi sama sekali belum ikhlas untuk menceraikan Senja. Semua itu terlihat dari tatapan kesedihan yang tersirat setiap kali Abi memandangnya.

"Kamu jangan tidur dulu ya Nja. Nanti Mas mau membahas beberapa hal sama kamu. Tunggu Mas di rumah ya?"

Senja hanya menganggukkan kepalanya. Abimanyu sama selali tidak tahu, bahwa itu adalah hari terakhirnya bisa menatap wajah cantik nan ayu mantan istrinya. Karena malam itu juga ternyata Senja telah pergi dari rumah mereka.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
gampang banget bagi seorang penulis utk memutus sebuah pernikahan. seakan2 sebagai perpanjangan setan dasim. gampang berbohong padahal pernikahan yg sah. di depan tamunya berani bilang klu itu adik padahal istri anaknya.
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
untung baru menikah 2 bulan... ortunya egois lebih mementingkan nama baik dan anaknya aja sedangkan anak orang lain yg mereka ambil.dari ortunya tak dipikirkan perasaannya
goodnovel comment avatar
dwi nurhayati
mb suzy bagus selalu suka ama cerita nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Hati Seorang Perempuan (Indonesia)   Chapter 48(extra part)

    Bintang sedang menekuri tugas kuliahnya yang sepertinya tidak akan pernah ada habisnya itu. Matanya sampai sepet karena terus menerus dipaksa memelototi laptop yang juga balas memelototi nya galak.Saolohhh... tugas oh tugas, kapanlah engkau menjauhi diriku!TOK!!! TOK!!! TOK!!!"Masuk aja, Bu. Tidak di kunci."Bintang menyahut lemas dari dalam kamar. Perlahan seraut wajah teduh ibunya muncul dibalik pintu. Ibu nya Senjahari, masih tampak cantik di usia pertengahan empat puluhan."Bi, itu ada Kak Tian di depan. Sana temani dulu ya, Nak. Langit masih dalam perjalanan pulang. Katanya macet banget dijalan. Ayo Bi, sana temani dulu Nak Tian. Perasaan dulu waktu kecil Kamu malah bilang mau jadi istrinya Tian kan ya?"Hahahahaha...Senja tertawa menggoda putri bungsunya ini. Walau pun Langit lahir hanya lima menit lebih dulu dari Binta

  • Hati Seorang Perempuan (Indonesia)   Chapter 47(hari-hari bahagia/end)

    Sabda melenguh penuh kepuasaan saat meraih puncak asmara tertingginya. Begini ini nikmatnya rasa bercinta setelah berpuasa cukup lama akibat puerperium atau masa nifas setelah Senja melahirkan. Hari-harinya yang gelap penuh penyiksaan akibat junior yang kebingungan mencari pelampiasan usai sudah terhitung sejak hari ini.Senja yang terlihat kelelahan setelah di mesrainya habis-habisan tampak mulai mengantuk. Bukan hal mudah mengurus dua orang bayi kembar yang kalau sudah menangis, bisa membuat kelabakan seluruh penghuni rumah."Selamat malam jummat Sayang. Mau tidur atau mau lagi?" Bisik Sabda sambil menggigit mesra telinga Senja."Astaghfirullahaladzim..Emangnya Abang nggak capek udah berkali-kali begituan masih aja nggak puas-puas?" Senja sampai ngeri melihat nafsu Sabda yang tidak puas-puas juga. Balas dendamnya niat banget sepertinya."Abang kan nunggunya ud

  • Hati Seorang Perempuan (Indonesia)   Chapter 46(kelahiran si kembar)

    Senja sedang dilanda kebosanan yang luar biasa saat menanti kelahiran putra putrinya. Hasil USG bulan lalu memperlihatkan kalau ternyata dirinya mengandung anak kembar. Sejak kabar itu diketahui Sabda, suaminya yang memang posesif akut itu pun naik level menjadi suami paranoid pangkat tiga.Bagaimana tidak, suami galaknya itu bahkan sama sekali tidak memperbolehkannya melakukan kegiatan apapun, catat apapun. Ke bengkel hanya sekedar untuk bercengkrama dengan Pak Wijayakesuma atau Bang Abyaz, tidak boleh. Ngemall bareng si Lily somplak tidak diizinkan. Pengen sekedar nyamperin Tita ke kost-an, tidak ridho katanya. Bahkan saat dia ingin ke rumah Ayahnya saja, harus bersama dengan dirinya. Padahal kalau Sabda ke sana, ayahnya selalu melihatnya sebagai mahkluk tak kasat mata, alias tidak terlihat dan tidak dianggap.Hari ini Senja ingin sekali memberi kejutan pada suami kulkasnya itu dengan cara membawakan makan siang untuknya. Sedari

  • Hati Seorang Perempuan (Indonesia)   Chapter 45(malam pertama)

    Perhelatan akbar pun akhirnya usai sudah. Senja yang tengah duduk di kursi rias, merasa kakinya seperti hendak patah karena terus berdiri dalam waktu yang lama. Ia harus menyalami beberapa ribu tamu yang ingin mengucapkan selamat atas pernikahannya. Ketika akhirnya semua usai, barulah ia bisa bernafas lega.Sebenarnya sewaktu di gedung tadi pun diam-diam ia telah mengganti highheelsnya dengan sendal hotel yang dibawakan Sabda. Karena menurut Sabda, dirinya sedang hamil, jadi tidak boleh berlama-lama memakai sepatu hak tinggi. Namun kendati pun telah memakai sendal yang nyaman, tetap saja kakinya kram karena berdiri diselingi duduk selama berjam-jam.Pintu kamar mandi terbuka. Menghadirkan sosok suaminya yang baru saja selesai mandi. Titik-titik air masih tampak menghiasi ujung-ujung rambutnya yang sedikit basah. Tubuh pelukable suaminya hanya ditutup oleh lilitan handuk putih yang menggantung seksi di pinggang ra

  • Hati Seorang Perempuan (Indonesia)   Chapter 44(pernikahan)

    "Saya terima nikah dan kawinnya Senjahari Semesta Alam binti Aryasatya Wisesa dengan mas kawin 100 gram emas dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!"Sabda dengan suara tegas dan lantang mengucapkan ijab kabul dalam satu tarikan nafas."Bagaimana saksi? Sah?" tanya Pak Penghulu."Sahhhh!"Koor dari para saksi dan semua tamu undangan yang menyaksikan ijab kabul terdengar lantang."Alhamdullilahhhh."Setelah acara ijab kabul selesai, penghulu meminta Senja untuk keluar dan duduk di samping suaminya. Saat mata keduanya bertemu pada satu titik, Senja melihat sorot mata Sabda begitu mesra sekaligus lega. Akhirnya seperti inilah akhir kisah cintanya. Senja yang seumur hidup hanya mengenal seorang pria yang sedekat nadi di sepanjang usian

  • Hati Seorang Perempuan (Indonesia)   Chapter 43(harapan baru)

    Begitu mobil Abi memasuki pekarangan rumah dan terus lurus memasuki garasi, Sabda mengejar dan membuka paksa pintu pengemudi. Abi bahkan belum sempat mematikan mesin mobil, saat Sabda sudah menyeretnya keluar. Sabda menghempaskan tubuh Abi ke tanah dan memukulinya habis-habisan."Udah! Udahh! Bang Sabda. Jangan saling berkelahi lagi. Senja sudah capek seharian ini. Senja jadi berasa sedang shooting film The Raid2nya Iko Uwais, sejak dari bengkel tadi. Udah dong semuanya!"Sabda yang sedang menarik kerah baju Abi, seketika melepaskan Abi begitu saja. Ia segera memeluk erat Senja."Kamu nggak apa-apa Sayang? Ada yang sakit?" Dan saat pandang mata Sabda menemukan pipi Senja yang membengkak dan mulai membiru, ia kembali menerjang Abimanyu yang baru saja duduk."Banci Lo, bangsat! Lo mukul Senja hah? Kalo lo emang laki-la-""Bukan, Bang. Bukan Mas Abi yang mukul Senja. Tapi pr

  • Hati Seorang Perempuan (Indonesia)   Chapter 42(keikhlasan)

    Senja duduk diam dalam mobil Abi yang melaju gila-gilaan. Sesekali ia memegang sisi mobil sembari memejamkan matan. Ia merasa begitu ngeri dengan cara mengemudi Abi yang begitu emosional.Perutnya mulai mual karena terus terguncang-guncang setiap kali Abi membelokkan mobilnya. Karena Abi berbelok tanpa sedikitpun mengurangi kecepatannya. Keringat dingin kini bermanik di kening Senja. Ditambah dengan pipi bengkak dan membiru di sekitar rahangnya, membuat penampilannya mirip seperti korban KDRT."Mmm... Mas. Bisa berhenti sebentar? Senja mu-mual Mas..."Senja pun mencoba mengambil nafas pendek-pendek dan berusaha sekuat tenaga, menahan rasa mual yang sepertinya sudah mencapai tenggorokannya.Mobil pun seketika terhenti. Senja dengan segera berlari ke sudut jalan yang agak sepi. Di sana ia mengeluarkan semua isi makan siangnya di sisi jalan.Suara muntahnya yang berusaha di tahan sebenarnya s

  • Hati Seorang Perempuan (Indonesia)   Chapter 41(pemaksaan)

    @HallilintarSabdaAI can't wait to marry the love of my life@Senjahari#ILoveYou#couplegoals#holdinghands#theloveofmylife#TheoneandonlyDisukai oleh @DayuWijayaKesuma@BadaiPutraAlam@AbyazWijayaKesuma@CakraWisesa@ZahraZulfa@PrastithaLasmana@MarthaSitumorang@GadingPermana@ElangPramudya dan 697.632 lainnya.@ZahraZulfa Akhirnyaaaaa...kesampaian juga ya Pak, tekadnya untuk menikahi Bu @Senjahari, semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warohmah ya?Aamin.@AbyazWijayaKesuma Wohooooo...ada yang nggak sabar pengen belah duren jilid II ini?hahaha#tertawamesum@PrastithaLaksmanaSelamat ya Pak Sabda, semoga langgeng sampai kakek ne

  • Hati Seorang Perempuan (Indonesia)   Chapter 40(pikiran jahat)

    Badai sedang duduk termenung di kebun belakang, saat menyaksikan Sabda mengantarkan Senja pulang ke kos-annya. Dalam hati, Badai malu sendiri karena mempunyai perasaan-perasaan yang mulai tumbuh terhadap 'milik' abangnya lagi. Padahal baru beberapa hari lalu ia berjanji untuk tidak lagi 'mengambil' apa yang sudah menjadi milik abangnya seperti dulu. Dalam kediamannya itu, Badai tidak menyadari kalau sang ibu menyusulnya."Dai, ibu boleh bicara?" Bu Ajeng perlahan mendekati kursi malas yang sedang diduduki Badai. Menyadari kehadiran sang ibu, Badai menegakkan tubuh. Ia mengangguk dan menggeser duduknya. Memberikan tempat agar sang ibu bisa menempatkan diri di sana."Boleh dong, Bu. Ibu mau bicara apa?" Badai mencoba bersikap santai. Padahal ia tau, pasti ada hal penting yang ingin disampaikan sang ibu. Tidak biasanya ibunya bersikap serius seperti ini."Ibu mau bicara dari hati ke hati denganmu. Bisa 'kan Nak?" Badai terdia

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status