Di bawah langit dengan warna yang tak berubah, sembilan remaja sedang fokus mendengarkan pengarahan Farrabi. Latihan hari pertama dimulai, Farrabi akan membuat sembilan remaja itu mengasah kemampuan berpedang lebih baik lagi.
“Di kota ini tak diwajibkan menggunakan pedang selama kalian bisa melindungi diri,” ucap Farrabi sambil memperhatikan ekspresi tegang di wajah sembilan remaja di hadapannya.
“Namun, khusus untuk sembilan pedang suci ... harus dinyatakan lulus di tingkat ahli. Silakan jika ingin menggabungkan kemampuan berpedang dengan kekuatan khas yang kalian miliki,” tegas Farrabi kemudian meminta murid-muridnya memakai pelindung tubuh dan segera bersiap-siap.
Selama ini, setiap latihan memang hanya mengandalkan kekuatan fisik dan taktik tanpa kemampuan yang diwarisi dari keluarga. Latihan kali ini juga berbeda dengan latihan yang didapatkan di kelas, sebab mereka akan berhadapan langsung dengan Farrabi.
Pada tingkat pemula,
Setelah melihat pedang Seema meleleh, Farrabi pun menjeda latihan. Beberapa saat kemudian, ia memanggil Teon Nigella. Tak membutuhkan waktu lama, Farrabi bisa mengalahkan Teon karena pertahanan muridnya itu masih lemah. Teon memang belum terbiasa melakukan latih tanding satu lawan satu.“Bahaya jika tak bisa menangkis atau mengelak dari serangan lawan. Kau harus menjaga posisi pedangmu, Teon,” pesan Farrabi. “Luangkan waktumu untuk latihan sendirian atau duel dengan teman,” tambahnya.Angin bertiup pelan menghilangkan ketegangan di tengah-tengah mereka. Hero tampak memberikan semangat untuk Teon. “Nanti, kita bisa latihan bersama,” ujar Hero lalu keduanya melakukan jabat tangan homie handshake.Setelah Teon, Dann Orchid maju dan tampak percaya diri memegang pedang kemudian mengayunkannya dengan kecepatan yang mengagumkan. Seperti tombak yang biasa digunakan oleh Dann, pedangnya pun tampak berputar disertai gemuruh sua
Dua pedang masih beradu. Keringat di wajah Hero menetes dan rambutnya yang dikuncir setengah itu tampak sedikit berantakan. Hero ingin memberikan serangan balasan pada gurunya, tetapi wajahnya mendadak tegang.“Guru, ada serangan mengarah ke sini. Teman-teman, lari!” teriak Hero lalu bergegas memacu langkah. Farrabi memang tak dapat menghilangkan atau merasakan aura, tetapi instingnya mengatakan ada seseorang yang mengirim serangan dari atas.Duaarr!!Suara ledakan membuat mereka semua tiarap dan menutup telinga. Berbeda dari ledakan yang menyerang Hero dan Nino saat itu, kali ini tertinggal tombak kecil yang merupakan sumber ledakan.Beberapa penjaga mendatangi lokasi latihan, tetapi Farrabi menahan langkah mereka sebab ia waspada pada ledakan susulan. Namun, tak ada lagi suara ledakan. Setelah beberapa menit berlalu dan memperhatikan keadaan di sekitar mereka, Farrabi meminta murid-muridnya berdiri.“Tidak, jangan disen
Ucapan Atalla membuat Hero tak bisa terlelap. Ia kembali berlatih sendirian di halaman belakang. Menurut Hero, Atalla memang sudah tahu bahwa sembilan pedang suci melakukan penyelidikan diam-diam tentang sejarah 16 tahun lalu, karena itulah Atalla tak ragu menyebutkan nama Adark.Namun, cerita setengah-setengah dari Atalla hanya membuat sembilan remaja itu kebingungan. Hero paham tentang kata-kata Farrabi saat itu bahwa orang dewasa di kota ini ingin setiap anak tumbuh tanpa dibayangi rasa takut akan kejadian belasan tahun silam. Mereka ingin melindungi kebahagiaan anak-anak.“Tapi kami berbeda dari anak-anak lain, harusnya ceritakan saja!” gumam Hero sambil menyeka keringatnya dan ingin istirahat dari latihan malam.“Hero, harusnya tadi kau membangunkanku.” Teon menghampiri Hero.“Kalian semua pasti lelah,” kata Hero yang mengingat kejadian setelah mereka latihan.“Jadi, apa kau tidak lelah?” tanya T
Atalla memanggil Arion Primrose untuk maju, lelaki jangkung bermata biru itu berdiri memegang pedang dengan percaya diri. Kemampuan khusus keluarga Primrose adalah menggandakan benda, tetapi tak bisa bertahan lama.Hector, ayah Arion, menurut penjelasan Atalla belum menamai kemampuannya. Jadi, Arion bebas untuk memberikan nama apa pun seperti yang ia pikirkan.Arion berkonsentrasi penuh dan berpikir keras untuk menyalurkan kemampuan pada pedang yang sekarang digenggamnya. Ia membuka kaki selebar bahu, kaki kanannya mundur dan Arion memposisikan pedang menyamping.“Primtheradobiennis!” seru Arion. Seketika muncul dua pedang yang melayang di sisi kanan dan kiri Arion.Atalla tersenyum bangga dan memberikan tepuk tangan ketika Arion selesai. “Dua pedang itu kemungkinan akan bertahan cukup lama sebelum menghilang,” kata Atalla yang tahu bahwa benda yang digandakan dengan kemampuan keluarga Primrose biasanya akan menghilang di esok hari
Seseorang tidak akan bertambah kuat jika ia mempertahankan kebiasaan lama yang membuatnya sudah merasa cukup berada di zona nyaman. Sejak kemarin, sembilan pedang suci mengubah kebiasaan mereka yang selama ini masih lebih banyak istirahat.Sembilan remaja itu memutuskan untuk lebih disiplin latihan, mengisi setiap waktu kosong dengan latih tanding, tidur tak lebih dari tiga jam, dan hanya istirahat pada saat makan.Hero memang sudah terbiasa menghabiskan waktu untuk berlatih sendirian, tetapi ia benar-benar harus bertarung dengan rasa lelah. Berbeda dengan teman-temannya yang sekarang memiliki energi tak terbatas, Hero hanya mengandalkan ketahanan fisik.“Menurutku, latihan hari ini akan sangat melelahkan,” ujar Leander yang baru saja menyelesaikan sarapannya. “Guru Callia pasti akan menguji kekuatan fisik kita sebelum menggunakan kemampuan,” lanjut Leander.Cia pun mengangguk setuju, ia tahu betul karakter kakaknya saat melatih pa
“Guru, jumlah mereka sangat banyak. K-kita sepertinya akan mati di sini,” ucap Dann dengan suara yang bergetar. “Jangan mau membuang nyawamu semudah itu, Dann.” Callia mencabut pedangnya. “Kau pergilah! Bahaya jika tetap di sini,” suruh Callia yang siap menebaskan pedangnya. “Aku tidak mungkin meninggalkanmu sendirian, Guru,” kata Dann yang masih menahan rasa gugup dan memegangi sabuk pedang di pinggang. “Aku akan melindungimu!” seru Dann lalu mencabut pedangnya. Dann berpikir bahwa teman satu timnya pasti sedang menunggu, karena itu ia meniup peluit logam yang diberikan Luka. Tiupan peluit yang dibuat keluarga Zinnia itu melengking seolah ingin membelah hutan. Luka yang mendengar bunyi itu pun bergegas memacu langkah mengajak Eireena. “Luka, lewat sini!” Eireena menunjukkan jalan. Mereka berdua berlari sekuat tenaga. Sesampainya, Eireena dan Luka melihat Callia sedang melawan puluhan boneka kayu. Dann juga tampak terpojok, tetapi Luka langsun
Tim dua sudah berada di titik awal, tepat di tengah hutan. Namun, Callia sudah tak ada di sana. Sayangnya, mereka juga tidak bisa merasakan aura seperti yang dilakukan Hero atau orang dewasa lainnya.Beberapa jam mencari dan keluar masuk hutan, keberadaan Callia sama sekali tidak diketahui. Bendera merah yang dikatakan Callia juga tak berhasil ditemukan.“Aku yakin bendera itu memang ada pada guru Callia,” ujar Arion yang masih memikirkan cara untuk menemukan gurunya.“Kami juga memikirkan hal yang sama,” sahut Eireena. Tim tiga kembali ke titik awal sebab Dann ingat saat Callia memintanya untuk mundur Dann melihat bendera merah di pinggang Callia, persis di dekat sarung pedang.“Tapi, kami juga tak berhasil menemukan guru Callia,” tambah Luka kemudian duduk di sebelah Teon. Mereka semua merasakan hal yang sama, termasuk rasa lapar yang mulai bergejolak dan perut pun menagih untuk diisi.“Tim satu sekarang
Hero segera menyusul Callia dan tampak mempercepat langkah untuk memastikan satu hal yang mungkin diketahui gurunya itu.“Guru, apa selama ini ada peri lain yang bisa masuk ke Kota Gardraff?” tanya Hero yang tak pernah melupakan pertemuannya dengan Andromeda Freesia di hutan larangan.“Tidak, setahuku tidak pernah ada, Hero,” jawab Callia dengan tatapan menyelidik dan curiga bahwa Hero mengetahui sesuatu.Namun, saat Callia menanyakan hal itu, Hero menjawab bahwa dirinya tak mengetahui apa pun. Hero mengatakan bahwa ia hanya ingin tahu hal yang menyebabkan Kota Gardraff disegel.“Baiklah, bersiaplah untuk latihan.” Callia menepuk bahu kanan Hero.Latihan berikutnya adalah menghilangkan aura. Callia meminta muridnya yang sudah menguasai kemampuan itu untuk membantu mengajarkan pada mereka yang belum terlatih.“Jika kalian belum tahu, sebenarnya menghilangkan aura adalah tentang kalian dan diri kalian