Home / Sci-Fi / Hidden Secret / HADIAH DARI RENO DAN TUHAN

Share

HADIAH DARI RENO DAN TUHAN

Author: Enura
last update Huling Na-update: 2021-05-30 16:00:00

Suasanya ini, membuat jantung Liana berdegup kencang. Ia tidak tau harus menghindar atau diam dan menerima. Namun, kini ia terus memperhatikan bibir Reno dengan terus berandai-andai.

Ctuak …

“Aduh, sakit,” geram Liana ketika Reno menjitak kepalanya.

“Hayo, kamu pasti berpikir yang tidak-tidak, kan,” ejek Reno sambil tertawa kemudian kembali ke tempat duduknya.

“Astaga, aku, aku tidak berpikiran aneh,” elak Liana memalingkan wajah memerahnya.

***

Sesampainya di rumah, keadaan mulai terasa aneh. Reno merasa bingung karena tidak biasanya penjaga rumah tidak berada di pos. Tidak biasanya, pintu rumahnya tertutup rapat. Bahkan ada banyak mobil, namun tak ada orang sama sekali. Ia mulai panik.

Apalagi kaca depan rumahnya tampak pecah dan banyak serpihan kaca yang berceceran di lantai. Ia mengira bahwa telah terjadi sebuah perampokan di rumahnya. Reno bergegas masuk ke dalam rumah dengan keringat yang sudah membasahi keningnya.

Alhasil, saat pintu rumah di buka, semuanya terlihat gelap. Begitupun Liana yang tak bisa melihat apapun, bahkan untuk melihat Reno.

Selamat Ulang Tahun Kami Ucapkan, Selamat Panjang Umur Kita kan Doakan …

Suara teriakan orang yang ramai membuat Reno terkejut dan meloncat. Ada banyak orang, mama dan papa Liana pun ada.

“Siapa yang ulang tahun?” tanya Reno kebingungan, sembari memperhatikan banyak orang bersorak untuknya.

“Ya, kamu dong, masa aku,” balas Liana cekikikan memperhatikan Reno yang kebingungan.

“Selamat ulang tahun, sayang,” ucap mama dan papa Reno sembari memeluknya.

“Reno bahkan melupakan hari kelahiran Reno sendiri Ma, Pa. Terima kasih, berkat Mama dan Papa, Reno bisa seperti sekarang. Berkat doa dan restu Mama dan Papa,” kata Reno dengan air mata yang tak mampu terbendung lagi, sehingga membasahi pipinya.

“Sudah jangan menangis, ada Liana nih kok menangis,” canda papa Reno, sembari menunjuk ke arahku.

“Om bisa saja,” balas Liana tersenyum melihat kelakuan Reno.

Seusai kue di potong, ada sesi foto bersama. Liana tidak mau ketinggalan jika ada sesi ini. Banyak gaya yang Liana dan Reno peragakan sehingga memori card kameranya hampir penuh.

Liana melihat orang tuanya sedang mengobrol bersama orang tua Reno. Entah apa yang sedang mereka bicarakan. “Mungkin itu urusan orang tua,” gumam Liana sembari menggelengkan kepala.

“Dasar cengeng,” ejek Liana mendekati Reno, yang berusaha menyembunyikan air matanya.

“Aku bukan cengeng, air matanya yang otomatis keluar,” elak Reno dengan pipi merah merona.

“Masa, ulang tahun sendiri lupa,” ucap Liana mencubit hidung Reno yang semakin memerah.

“Yang penting, masih ingat kamu terus kan Li,” gurau Reno mencubit pipi Liana kemudian tersenyum bak bunga yang baru mekar.

Reno menggandeng Liana dan mengajaknya ke balkon atas. Kemudian, memberikan sebuah kotak kado kepada Liana. Saat dibuka, kotak itu berisi liontin yang berbentuk anak panah.

“Terima kasih Liana,” ucap Reno memasangkan kalung itu di leher Liana.

“Untuk apa?” tanya Liana memandangi wajah Reno, yang semakin mendekat.

“Karena, kamu sudah mau menerimaku, sebagai sahabat,” jawab Reno tersenyum, kemudian mengelus lembut rambut Liana.

Liana pun tersenyum manis. Pukul 20.20, mereka menatap bintang dengan saksama. Liana memang suka memandangi langit. Ia sangat sederhana, melihat gemerlap bintang yang semburat di langit malam, itu sudah membuatnya tersenyum sedu.

“Aaa …,” keluh Liana tampak kesakitan.

Liana merasa kesakitan pada bagian kepalanya. Ia memegang kepalanya dengan erat, sesekali menggeleng-gelengkannya, lalu ia pingsan. Reno segera menggendongnya ke bawah dan berteriak, “Mama papa, Liana pingsan,” teriak Reno.

Seketika mama dan papa Liana mendengar teriakan tersebut. Papa Liana langsung merebutnya dari gendongan Reno, dan segera membawanya ke rumah sakit. Reno ingin ikut, tapi mama Liana melarangnya, karena saat ini acara ulang tahun Reno masih berlangsung.

Mama Liana sangat cemas, melihat kondisi putri semata wayang mereka yang terbaring lemah. Sesampainya di rumah sakit, orang tua Liana menemui dokter di ruangannya, yang tidak lain adalah teman papa Liana. Mereka merasa sangat ketakutan karena tanda pada Liana, sangat terlihat akhir-akhir ini.

“Bagaimana keadaan anakku?” tanya papa memegang kedua pundak dokter bagus.

“Liana tidak apa-apa, hanya saja …,” henti Dokter Bagus, memutus ucapannya.

“Hanya saja apa dok?” tanya Mama panik dengan tangan bergetar.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Hidden Secret   PERANG ATAU MUSNAH

    Salma kemudian mencabut sebuah kabel agar video itu berhenti, sebelum Liana melakukan hal yang tidak bisa dicegah. Semua orang terdiam dan terus memperhatikan Liana.“Aku akan membunuhnya,” ucap Liana kemudian mengaktifkan senjata andalan yang pernah ia siapkan bersama Panji, selama ada di bumi.Melihat itu, Sofi memeluk Liana dan berusaha menenangkannya. Sofi tahu, bahwa alat itu bahkan bisa menembak mati seekor godzila dengan sekali tembakan. Alat itu, dibuat khusus dan hanya Liana yang bisa memakainya.“Ada apa denganmu? Mereka hanya memancingmu Liana. Tidak mungkin, Aji dan Panji dalam kondisi itu,” jelas Sofi terus memeluk Liana.“Apa kakak tuli? Kak Panji jelas-jelas memanggil kakak, dan kini kakak memintaku untuk mengabaikannya? Apa kakak waras,” tanya Liana.Liana melontarkan pertanyaan itu sembari melepaskan pelukan Sofi. Ia berusaha menyembunyikan

  • Hidden Secret   KITA AKAN SEGERA BERTEMU

    Alat buatan Liana telah selesai. Alat berkilau yang ia kerjakan selama 13 jam non stop itu, akan menjadi salah satu komponen terpenting dalam sejarah penyelamatan planet ini.“Astaga, kenapa alat ini bisa berkilau?” tanya Ratih.“Ini adalah sebuah trik,” jawab Liana kemudian membawa alat itu dan pergi ke pusat teknologi kota.Salma dan Ratih bergegas mengikuti Liana. Mereka sadar bahwa saat ini, pilihan hidup mereka hanyalah membantu Liana dan kembali ke bumi bersama Aji dan Panji.***Proses evakuasi kota masih terus dilakukan. Semua penduduk diberi alat pelindung diri yang sudah dirancang khusus, untuk melindungi diri jika kota ini berhasil di ambil alih.“Tenanglah, Ana. Mereka berusaha memprovokasimu,” ucap Sofi terus memantau keadaan di luar sana.Sembari terus memantau lapisan keamanan, Ana mengaktifkan semua perlin

  • Hidden Secret   PERLINDUNGAN UTAMA

    Semua orang berkumpul di kediaman utama, termasuk Ana dan penjaga kota. Setelah bedebat dengan kakaknya, Liana terkejut mendengar sirine diikuti dengan sensor merah yang menyala dimana-mana.“Apa yang terjadi?” tanya Ratih terkejut sembari menggenggam tangan Salma.“Mereka datang!” teriak salah seorang penjaga yang tergesa-gesa masuk ke kediaman utama.“Situasi darurat, amankan kota!” perintah kepala penjaga kota kemudian berlari keluar.Tanpa mengatakan sepatah kata, Ana berlari keluar dan segera menuju ke pusat teknologi. Entah apa yang akan terjadi, Sofi menarik tangan Liana dan melarangnya untuk ikut campur.“Liana dengarkan aku,” perintah Sofi sembari memegang tangan Liana.“Apa yang kakak lakukan? Kita harus mengikuti Ana,” tanya Liana terkejut ketika Sofi menghentikan langkahnya.“Tidak! Kamu tidak boleh ikut campur. Ka-k

  • Hidden Secret   SELAMA INI MEREKA BERSEMBUNYI

    Tiba-tiba suara larangan terdengar. Suara yang tidak asing bagi Liana, namun ia sendiri tidak tahu suara siapa itu. Liana terus memegang liontinnya erat-erat. Berharap sesuatu yang buruk tidak terjadi. Namun…“Pergilah Liana. Lari… cepat….” Teriakan larangan itu kembali mengusik Liana.Tanpa tahu apa arti dari suara itu, Liana dengan cepat mengaktifkan VEBU dan pergi meninggalkan tempat itu. Rasa berat hati meninggalkan tempat yang ia cari seharian penuh untuk menjawab tanda tanya di otaknya.***Sesampainya di kediaman utama, Liana terkejut beberapa penjaga beserta Ana memenuhi kediamannya. Terlihat pula Ratih dan Salma dengan raut wajah khawatir, sekaligus marah tanpa Liana tau apa penyebabnya.“Mengapa semuanya berkumpul di sini?” tanya Liana begitu sampai dan melihat semua orang.Tidak seorang pun membuka bibir mereka untuk

  • Hidden Secret   APA YANG TERSEMBUNYI DI SANA

    Mendengar perkataan kakaknya, Liana pun mencatat semua yang ia dengar. Sofi tidak lagi mengigau, atau terbangun sedikitpun. Namun, ucapannya itu, jelas membuat Liana merasa sangat penasaran.“Apa yang baru saja diucapkan kak Sofi? Mungkinkah, ingatan itu adalah kejadian yang tidak diketahui oleh siapapun, saat kak Sofi menghilang,” tanya Liana kepada dirinya sembari merapikan selimut Sofi.***Hari sudah berganti. Matahari di atas daratan mungkin sudah terbit saat ini. Tinggal di kota bawah tanah dengan waktu yang sama dengan daratan, membuat semua orang melupakan kenyataan bahwa mereka sudah hidup cukup lama di bawah sana.Dengan sinar matahari yang diserap langsung dari atas, mereka kerap kali tidak sadar bahwa saat ini tengah menjalani kehidupan di dalam bumi.“Selamat pagi,” sapa Ratih sembari membawa sepotong roti.“Apakah kak Sofi masih tertidur?&rdqu

  • Hidden Secret   CERITA SOFI (II)

    “Mama akan melindungimu, jadi jangan bersuara.” Satu kalimat yang membungkam Sofi selama 5 tahun pertama dia tinggal di planet ini.Selama itulah, dia tidak berkomunikasi dengan siapapun. Bahkan, Sofi kerap kali menangis ketika mendengar bunyi benda keras yang berjatuhan.Kedua orang tua Ana berusaha untuk merawatnya seperti putri mereka sendiri. Namun, apadaya jika seorang anak terus merindukan kasih saying orang tua kandung mereka.“Saat itu, aku sedang menunggu,” ucap Sofi singkat.“Apa yang sebenarnya kakak tunggu?” tanya Liana semakin penasaran.“Mama,” jawab Sofi kemudian meneteskan air mata.Liana kemudian menggenggam kedua tangan Sofi erat. Ia sadar bahwa tidak seharusnya bertanya hal itu, karena akan membuat kakaknya semakin sedih. Namun, Liana ingin Sofi berbagih kesedihan itu dengannya.“Mama berkata,

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status