Share

MENCARI PANJI

“Terlihat bagus, saat kamu pakai,” ucap Aji dengan pipi merah merona.

“Ah, begitu. Terima kasih,” balasku tersenyum.

“Sama-sama. Eh, kamu pasti belum makan siang, ayo mengantri makan siang bersama. Yah, sebelum kehabisan,” ajak Aji menggenggam tanganku.

“Nah, aku memang sangat lapar. Ayo,” ucap Liana bersemangat.

Sesampainya di dapur. Liana melihat Salma dan Ratih yang sedang asik makan tanpa mengajaknya.

“Hei, apa kalian meninggalkanku?” tanya Liana kesal.

“Tidak Li, kamu terlalu lama berada di hutan, dan perutku ini sudah meraung dari tadi, hehe,” elak Ratih melahap makanannya.

“Dia menelan buah hutan karena kelaparan,”  gurau Salma tertawa.

“Hm, ya sudah tunggu aku, aku akan mengambil makan,” seru Liana kesal.

<
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status