Kejahatan adalah nafsu yang terdidik. Kepandaian, seringkali adalah kelicikan yang menyamar. Adapun kebodohan, acapkali, adalah kebaikan yang yang bernasib buruk. Kelalaian adalah itikad baik yang terlalu polos. Dan kelemahan adalah kemuliaan hati yang terlalu berlebihan - Emha Ainun Nadjib - Aku dan Gabe langsung menuju rumah Adi, setelah aku menelepon Ibnu agar segera menyusul ke sana. Kami bertiga akan menggeledah rumah Adi untuk membuktikan dugaan Gabe tentang novel Agatha Christie yang menjadi alat pembunuhan. "Mengapa harus novel?" tanyaku. Gabe mengangkat bahunya. "Mungkin karena Flo dan Adi adalah anggota komunitas pecinta misteri?" Dugaan yang terdengar konyol, namun bisa jadi juga adalah sebuah fakta. Namun, hubungan Flo dan Adi tidak tampak seperti hubungan yang baik, karena Flo selalu menyebut Adi dengan sebutan 'sampah'. Jika benar novel milik Flo ada di rumah Adi, maka seluruh kesaksian wanita itu memang adalah kebohongan. "Aku menemukan semua data tentang Flo," ujar
Kebohongan bisa berlari cepat, sedangkan kebenaran hanya bisa berlari marathon - Michael Jackson Anugrah adalah orang pertama yang menyambut kedatanganku dan Gabe di kantor polisi. "Kalian menemukan alat pembunuhan?" tanyanya tanpa berbasa-basi. Gabe mengeluarkan novel yang kami temukan di rumah Adi dari tasnya. Novel yang dapat menjadi bukti tak terbantah itu dibungkus plastik dengan rapi, agar tidak menghilangkan jejak sidik jari, maupun sianida. Sahabatku itu memberikan novel itu kepada Anugrah. "Bagian samping yang dipakai untuk membalik ke halaman selanjutnya." Dia menunjuk bagian yang dia maksud, dengan nada tegas dan cepat. "Sianida kemungkinan besar dioleskan ke bagian itu." Kepala Departemen Forensik mengambil barang bukti tersebut dari tangan Gabe. "Kalian memiliki tersangka?" Aku mengangguk muram. "Kau hanya perlu memastikan kalau ada sidik jari tersangka, di novel itu, karena sang tersangka sudah ada di kantor ini sejak tadi pagi." "Sejak tadi pagi?" tanya Anugrah k
Nyawa Manusia itu berharga karena memiliki batas. Batasan itulah yang membuat manusia terus berjuang - Heiji Hattori -Bruakkk!"Pak Ian, ada kasus di daerah Genteng Kali!" Seseorang berteriak tepat di depan meja kerjaku.Aku yang masih setengah tidur mencoba melihat wajah si berengsek yang berani membangunkanku.Wajah bulat lucu dengan ekspresi panik, lengkap dengan kacamata dan kepala plontos, adalah sosok yang berani menggebrak mejaku sepagi ini.Orang ini memang kelewat berani, karena dia juga sangat sering memintaku mentraktirnya makan siang. Tetapi, biasanya dia tidak sepanik ini akan apa pun."Pak, ayo kita ke TKP! Sebelum kasus ini diambil alih unit 1!" desaknya.
Aku percaya bahwa satu-satunya cara membebaskan orang dari penderitaan adalah dengan membunuhnya - Carl Panzram –Aku masih ingin sedikit lebih lama di TKP untuk menyelidiki kasus ini, namun paksaan Gabe yang kelaparan membuatku harus mengalah.Akhirnya tim kami memutuskan untuk mengisi perut di restoran cepat saji di dekat TKP, sambil menunggu hasil autopsi dari Nugrah yang seharusnya keluar beberapa jam ke depan."Jangan terlalu keras pada dirimu Pak, kita harus makan agar tetap bisa berpikir," kata Ibnu.Aneh sekali mendengar kata 'berpikir' dari mulut orang yang tidak pernah berpikir. Meskipun aku mengoceh dalam hati, tetapi akhirnya ayam goreng yang ada di depanku kulahap juga."Tetapi Pak, bukannya
Betapa pun sempurnanya rencana manusia, pasti akan ada kesalahan - Five Orange Pips -Setelah pertanyaan itu dilontarkan, ada keheningan sejenak yang menguar di ruangan autopsi. Jawaban dari pertanyaan itu belum tentu 'iya', namun kemungkinan besar memang benar.Aku mencoba menenangkan diriku, karena ada dua anak buahku dan Anugrah disini. Bagaimana pun juga, aku sudah mempersiapkan diri untuk bertarung dengan pembunuh keji itu."Jadi sampah itu menantang kita?" gumamku dengan suara yang cukup keras untuk bisa didengar oleh satu ruangan. "Kalau begitu, kita harus memberi dia pelajaran berharga, karena sudah berani bermain api dengan kita!”Aku menunjuk Otniel, lalu memberinya perintah, "Cari informasi sebanyak mungkin tentang Pak Sugeng dan orang-orang yan
Rahasia terbesar selalu disembunyikan di tempat yang paling tidak di sukai – Roald Dahl –Tangga ruang rahasia itu membawaku ke gang sebelah yang memiliki lebar sedikit lebih besar daripada gang rumah Pak Sugeng. Namun, tangga pintu rahasia itu berada cukup jauh dari rumah warga, meskipun berada di gang yang sama.Gang sebelah ini jauh lebih kumuh daripada gang Pak Sugeng, sehingga adanya sebuah tangga yang mengarah ke tembok kosong itu tidak menarik perhatian.“Ruang rahasia itu adalah alasan lantai atas sangat berantakan,” ujar Gabe sambil mengelus kepala plontosnya yang masih kesakitan karena pukulanku.“Ruangan yang berantakan untuk menyembunyikan pintu itu?” tanya Ibnu.
Rahasia hanya untuk pecundang. Untuk orang-orang yang tidak mengerti betapa pentingnya informasi – Daniel Patrick Moynihan –Rumah tempat Ibnu dan Otniel menemukan orang yang mau dimintai keterangan adalah sebuah rumah yang hampir berada di ujung gang. Jadi, setiap kali aku melangkah mendekati rumah itu, aku memikirkan berbagai macam alasan untuk menyentuh si calon saksi ini."Kau bisa menjabat tangannya sambil memperkenalkan asal divisi kita," usul Gabe.Sebuah usul yang logis, dan sempat aku pikirkan, tapi kelemahannya adalah waktu yang terlalu pendek. Aku pesimis kalau dapat menemukan informasi soal Pak Sugeng di ingatan orang itu, jika hanya menjabat tangannya sebentar. Aku perlu sebuah alasan yang kuat dan logis untuk menyentuhnya agak lama.Pik
Narkoba adalah musuh dari ambisi dan harapan– dan saat kita berjuang melawan narkoba, maka kita sedang berjuang untuk masa depan - Bob Riley - Antusiasme Gabe membuat dia salah mengambil jalan, sehingga mobil kami salah masuk tol. Aku takut kalau Adi sudah kembali pulang kerumahnya, karena jam sudah menunjukkan pukul dua belas lebih dua puluh menit tengah malam. Saat ini, aku hanya memiliki satu pilihan bantuan. Aku terpaksa menelepon Ibnu dan Otniel untuk menyuruh mereka mencari Adi di salah satu warung dekat rumahnya. Untungnya, dua anak itu mau kembali berangkat kerja, meskipun sudah kuusir setelah sukses dengan ingatan Adi. Dua anggota timku itu adalah yang paling bisa diandalkan untuk mencari orang, jadi aku sudah lega saat mereka menyetujui permintaanku. "Kalau benar air liur Adi mengandung narkoba, maka Pak Sugeng adalah pemasoknya untuk waktu yang lama," ujar Gabe memecah keheningan di tengah jalan tol yang sepi. "Dan hal itu akan membuat tersangka pembunuhan Pak Sugeng s