Share

Berdamai Dengan Luka

“Aku mohon ampuni aku Katrina, jangan minta cerai!”

“Masih punya muka Mas jenengan bilang begitu. Kamu pikir aku tempat sampah huh? Seenaknya kau mesum dengan pria berotot itu. Lalu pulang memasang wajah seolah tak bersalah begitu.”

Mata ibu berapi-api sesuai dengan besarnya amarah yang ia luapkan. Tangannya menunjuk-nunjuk wajah Bapak yang memelas. Pria itu kuyu, persis seperti ayam kurang makan. Tampak awut-awutan. Benar-benar mencerminkan suasana pikirannya yang carut-marut.

“Jangan tampakkan wajahmu di hadapanku pezina. Kamu manusia tidak tahu malu. Apa kau pikir Allah tidak melihatmu?”

Percuma, kata-kata itu tidak menembus hati Bapak ternyata. Ia minta maaf karena ketahuan saja, bukan karena merasa bersalah. Jika ia merasa dilihat Allah maka, takkan ia lakukan perbuatan keji itu. Ibu bisa membaca situasi, ia sudah tahu akan percuma bicara dengan lelaki setengah wanita ini. Ing

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status