His To Claim: The Mafia's  Possession

His To Claim: The Mafia's Possession

last updateLast Updated : 2023-09-15
By:  BookwiseCompleted
Language: English
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
137Chapters
12.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

It was a kiss I initiated out of anger. When I came into the club hoping to meet Benson’s daughter and have a one nightstand with her, I figured the little bitch fooled me by disguising her friend, Dawn, as her. Out of anger I kissed Dawn, hoping to quell my anger but no…it didn’t stop there. I began wanting to feel not just her lips again but own her. To possess her. I can’t help it. I can’t stop myself from wanting to possess her. To claim her as mine. So I do what my heart yearns. I stalk her. I bought her heart. I bought her soul. And…at the process she bought mine. But…everything I felt for her. Everything I felt for Dawn changed in one night. In one night I figured a huge secret about her. She’s the girl I swore to kill if I ever set eyes on, if I mistakenly see her walking on earth, alive. Should I revenge against her? To kill her just like I vowed to do or spare her life, especially when she has my seed growing inside her belly? ** When rage, hatred and love collides which one will dominate?

View More

Chapter 1

1. Dawn.

Kartu kunci berkilat di antara jari Meira. Dentingan elektronik pintu terdengar, lalu aroma wangi kayu manis bercampur karpet baru langsung menyergapnya. Lampu hangat dari sudut ruangan membuat bayangan lembut di dinding, memantulkan cahaya di seprai putih yang tertata rapi di atas ranjang king size.

Ia melangkah masuk, meletakkan koper di tepi ranjang, lalu menoleh untuk berterima kasih pada Hastan.

Dari jauh, sosoknya saja sudah cukup membuat orang otomatis meluruskan punggung. Letnan Kolonel Hastan Maheswara—usia masih di awal tiga puluhan—memiliki postur yang nyaris sempurna bagi seorang perwira militer: tinggi menjulang, bahu lebar yang mengisi penuh potongan seragam hijau militer, dan garis punggung yang tak pernah terlihat merunduk. Langkahnya tenang, presisi, seolah setiap derap sepatu botnya sudah diatur oleh komando tak kasat mata.

Wajahnya bersih, namun tegas—rahang kokoh, hidung lurus tegas, dan alis tebal yang menaungi sepasang mata hitam dingin. Ada sesuatu pada sorotnya yang tak bisa diabaikan: tatapan tajam yang seolah bisa membaca lebih dari yang seseorang ucapkan. Rambutnya dipotong pendek rapi dengan fade tipis di sisi, gaya khas militer, namun sedikit ikal di bagian atas membuatnya tak sepenuhnya kaku.

Suara baritonnya rendah, tidak perlu meninggikan nada untuk memerintah, namun cukup untuk membuat siapapun menoleh dan mematuhi. Aroma aftershave segar bercampur samar dengan wangi kulit dari sarung senjata yang menggantung di pinggangnya. Tangannya besar, kuat, dengan urat yang menonjol di punggungnya—tangan yang jelas terbiasa memegang senjata sekaligus mengetik cepat di depan layar komputer divisi sibernya.

Dan di balik segala ketegasan itu, ada satu hal yang membuatnya berbahaya bagi hati siapa pun: tatapan sekilas yang hanya bertahan kurang dari satu detik, namun mampu meninggalkan sisa panas di kulit.

Hastan berdiri di ambang pintu. Seragam dinasnya sudah terganti dengan kemeja hitam, lengannya digulung hingga siku, ototnya tertarik setiap kali jemarinya meremas gagang pintu. Ada tegang halus di rahangnya, dan tatapannya… seolah sedang menimbang apakah ia akan melangkah atau tidak.

“Terima kasih sudah merekomendasikan hotel ini,” ucap Meira, berusaha terdengar santai. Ia menunduk, sibuk mengeluarkan pakaian. Jemarinya mengatur lipatan baju, mencoba mengabaikan rasa bahwa sepasang mata itu tak berhenti mengikutinya.

Begitu koper kosong, ia menutupnya. Dan di sanalah Hastan—masih di tempat yang sama, tapi kini bahunya lebih tegap, dadanya naik-turun pelan, napasnya berat namun terkendali.

“Kenapa kamu masih di sini?” tanyanya, kening berkerut.

Tidak ada jawaban. Hanya langkah yang semakin mendekat—perlahan, nyaris tanpa suara—sampai Meira bisa melihat kilat gelap di matanya.

“Hastan, jangan—”

Terlambat. Lengan kokoh itu melingkari pinggangnya, menariknya ke dalam dada yang keras. Tubuh Meira terlonjak, tangannya refleks mendorong, namun genggaman itu bagaikan borgol yang hidup.

“Apa yang kamu lakukan?!”

Suaranya pecah di udara. Dan kemudian, suara itu—dalam, berat, dingin—mendarat di telinganya.

“Menuntaskan perbuatanmu padaku… waktu kita sekolah dulu.”

Napas Meira memburu. “A-apa? Itu sudah lama… cuma cinta monyet.” Tangannya berusaha memisahkan diri dari lingkaran besi di pinggangnya. “Bukankah aku sudah minta maaf?”

Senyum menyeringai muncul di bibir Hastan, tapi matanya… penuh bara yang tak padam. “Tidak semudah itu, kakak kelasku.”

Jemarinya terangkat, membelai pipinya. Kulit Meira bergetar di bawah sentuhan itu, napasnya tersengal tanpa ia inginkan. Sentuhan itu turun perlahan ke lehernya, memancing reaksi yang ingin ia bunuh sebelum terlihat.

“Meski bibirmu menolak,” suaranya nyaris berdesah, “aku tahu persis di mana titik lemahnya.”

“Hastan… jangan,” suaranya melemah—setengah peringatan, setengah permohonan yang bahkan ia sendiri benci mendengarnya. Dalam benaknya, wajah Octavian berkelebat, membuat dadanya semakin sesak.

Tapi sebelum ia bisa berpikir lebih jauh, bibir Hastan menutup bibirnya—keras, memaksa—dan seolah mengenang sesuatu yang pernah hilang. Jemari di pinggangnya mencengkeram lebih erat, seakan takut ia menghilang jika dilepaskan.

Meira membeku. Otaknya memerintah untuk melawan, tapi tubuhnya… tubuhnya justru mengkhianatinya.

Dan di sela desah napas itu, ia tahu satu hal:

Hastan tidak akan pergi sebelum ia mendapatkan yang ia mau.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.

Comments

user avatar
Princess Queen
Please when are you updating
2023-09-09 19:58:16
0
137 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status