-Revan POV-
Hujan di sore ini tidak menyurutkan niatku untuk menemuinya. Tidak lupa aku membelikannya seikat bunga mawar merah untuknya, melambangkan perasaan cintaku yang masih membara untuknya. Sang penjual bunga bahkan hafal dengan bunga pesananku. Delapan tangkai bunga mawar merah yang di ikat menjadi satu. Kenapa delapan? aku sendiri juga tidak tahu. Aku hanya sedikit mengingat perkataannya, jika angka delapan melambangkan angka keabadian, angka yang tidak ada titik putusnya seperti angka-angka yang lain.
Dan aku berharap cintaku padanya juga seperti angka delapan, yang abadi dan tak akan pernah putus.
Dengan mengenakan payung hitam dan juga setelan hitam, seperti biasa aku menghadapnya dengan tenang. Menghadap batu nisannya....
Aku tidak mempedulikan hujan yang sedikit membasahi bajuku. Aku tidak mempedulikan orang yang melihatku dan b
DARA POVTadi malam aku tidur sendiri. Tidak tahu kenapa Mas Revan tidak kembali ke kamar, mungkin kini dia sudah mulai jengah denganku, dengan keberadaanku, dan sepertinya aku memang harus lebih menghindarinya.Ku langkahkan kakiku menuju ke dapur, membantu para pelayan menyiapkan sarapan. Mereka baik terhadapku, jadi tentu saja aku harus baik terhadap mereka. Tiba-tiba ibu menepuk pundakku dari belakang, membuatku sedikit terkejut.“Revan ada di ruang kerjanya, kamu tak membuatkan kopi untuknya?”“Emm, aku akan membuatkannya, Bu, tapi tolong ibu yang mengantarkan saja, ya?”“Kenapa seperti itu?”“Kumohon Bu, aku, aku hanya-”“Hanya apa?” Suara dingin itu mengejutkanku. Dan aku melihatnya sedang berdiri tegap dengan tangan di lipat di dada. Tatapannya tajam seakan-akan bisa menggoresku.Aku menelan ludah dengan susah payah, tenggorokanku
REVAN POVHari ini berlangsung membosankan untukku. Rapat menjadi berantakan karena aku tidak konsentrasi pada rapat tersebut. Entah apa yang ada dalam otakku aku tak tahu, yang pasti aku selalu mendengar tangisnya dalam telingaku. Ini sedikit gila, aku tidak pernah mengalami hal yang seperti ini. Apa tadi pagi aku sedikit keterlaluan?Aku hanya tidak suka dia menghindariku. Bekerja tanpa meminta ijin denganku. Aku tak suka itu. Apalagi setelah tahu dia bekerja hanya untuk dekat dengan lelaki itu, lelaki yang katanya adalah kekasihnya. Apa dia sudah gila? Apa dia terlalu bodoh? Dia sudah memiliki suami dan baru beberapa hari yang lalu mengucapkan kata cinta, tapi hari ini dia berkata jika dia memiliki kekasih. Sial!Akhirnya aku mengatakan kata-kata itu. Kata-kata yang lagi-lagi membuatnya menangis. ‘Baik, pergilah. Berbahagialah dengan dia, dengan begitu kita bisa cepat-cepat berpisah.’ Dan aku
DARA POVDia Aneh! Dia berubah, apa yang terjadi dengannya?Saat ini dia sedang menciumku, melumat bibirku penuh nafsu. Bahkan akupun tak sadar jika saat ini aku ikut berendam di dalam bathub dengannya dalam dengan berpakaian lengkap dan dengan posisi duduk di atas pangkuannya.Dia mengerang, mendesah, dan akupun sama, kami menikmati ciuman ini, ciuman pertama kami. Lalu dengan terengah-engah dia melepaskan ciuman ini. Rasanya sesak, karena aku sulit bernapas, napasku terputus-putus, begitupun napasnya.Aku menunduk malu. Apa yang terjadi dengannya sehingga dia menciumku? apa juga yang terjadi denganku sehingga aku bersedia diciumnya olehnya? ini akan mempersulitku, aku tak akan bisa melupakannya jika dia memperlakukanku seperti ini.Dia mengangkat daguku, lalu menciumku kembali, tak ada kata di antara kami, dia hanya melumat bibirku tanpa ampun, menghisapnya penuh nafsu, lidahnya menari-nari d
Hana sangat senang karena ini malam pertama dirinya berkencan dengan lelaki yang sangat di cintainya. Lelaki yang belum genap sebulan ia kenal karena pertemuan tak terduganya. Pertemuan di dalam sebuah toko kaset, sangat klasik tapi entah kenapa membuat Hana benar-benar merasa jatuh cinta pada pandangan pertama kepada lelaki tersebut.Namanya Mike, Mike Handerson. Lelaki keturunan Indo-Jerman dengan ketampanan diatas rata-rata dan juga mata cokelat yang membuatnya semakin mempesona. Sebenanya Hana sedikit heran, kenapa lelaki yang mengenakan setelan jas rapi tersebut masuk kedalam toko kaset kecil langganannya. Tapi tentu saja Hana tidak mempedulikan hal itu. Nyatanya pertemuan mereka saat itu benar-benar memberikan hasil yang membahagiakan untuk Hana.Tiga hari yang lalu, Hana resmi menerima Mike sebagai kekasihnya. Meski itu dilakukan diam-diam karena tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dara, sahabatnya. Hana tak mungkin memberi tahu keluarganya, mereka kurang perga
Siang ini Hana berencana untuk makan siang bersama Dara. Mereka juga akan membicarakan beberapa masalah tentang tinggal serumah. Ya, memag Hana dan Dara kini sudah tinggal bersama di sebuah rumah kontrakan kecil sejak sebulan yang lalu.Hana yang terlalu kesal dengan sikap kakaknya yang Over protektif akhirnya mempunyai ide untuk tinggal hanya berdua dengan Dara di sebuah rumah atau apartemen kecil yang bisa disewakan di dekat kantor mereka. Sedangkan Dara entah karena alasan apa dia sangat menyetujui ide hana Tersebut.Awalnya Revan dan orang tua Hana sangat melarang keras, tapi karena Hana merengek dan membujuk kedua orang tuanya Akhirya orang tuanya mengijinkannya, lagi pula Hana kan tidak sendiri, dia bersama Dara, pikir orang tuanya kala itu. Sedangkan Revan tidak bisa melarang Hana lagi karena sejak kedatangan lelaki itu, hubungannya dengan Hana menjadi dingin.Ya, Mike pernah datang kerumah Hana, dan itu mendapat penolakan keras dari kak
Jam makan siang sudah berdering, tapi Hana masih saja belum mau bangkit dari tempat duduknya. Entahlah, kepalanya pusing memikirkan Design Iklan yang bertumpuk-tumpuk. Dara sudah membantunya tapi tetap saja menurutnya masih ada yang kurang.Satu-satunya hal yang membuatnya tetap tersenyum dan bersemangat adalah saat Mike Mengirim pesan kepadanya seperti saat ini.Mike : Sweety. Lunch with Me?Hana tersenyum lalu membalas pesan Mike.Hana : Maaf Mike, untuk siang ini sepertinya tidak bisa.Mike : Why?Hana : Aku banyak pekerjaan Mike.Mike : Come on Sweety, just a minute.Hana : Tidak bisa.Mike : I miss you.Hana : Aku banyak pekerjaan Mike.Mike : I wanna Kiss you.Dan Hanapun tersenyum.Hana : Berhentilah menggombal, aku benar-benar banyak pekerjaan Mike.Mike : Baiklah, aku yang akan menjemput ke kantormu.Hana mengernyit. Menjemput ke kantor? Memangnya dia siapa bisa
Mike kembali ke kantornya setelah makan siang bersama dengan Hana. Entah kenapa ketika memasuki ruangannya suasana dingin kembali menyelimutinya. Suasana yang sangat berbeda ketika bersama Hana.Bersama dengan Hana membuat Mike mengenal banyak rasa. Membuat dirinya mengenal banyak warna kehidupan.Sejak ditinggal ayahnya, Mike menjadi tulang punggung keluarga. Mengurus perusahaan besar ayahnya yang mempunyai cabang dimana-mana. Menjadi pimpinan tertinggi sejak muda membuat Mike membangun sosok dirinya sebagai sosok dingin dan tak berperasaan. Itu yang membuat para pengusaha lain segan untuk berurusan dengan seorang Mike Handerson. Si pengusaha muda berdarah dingin, begitulah julukannya.Hampir setiap hari yang dilakukan Mike hanya kerja, kerja, dan kerja. Tidak ada waktu buat yang lainnya. Mike bukan tipe Bad boy atau Playboy yang suka mempermainkan wanita. Sungguh, hidupnya hanya untuk bekerja dan juga mengabdi pada ibu dan adik kesay
Hana terbangun di pagi hari dengan perut yang mual seperti di aduk-aduk. Berlari ke kamar mandi dan mencoba memuntahkan semuanyaa, tapi nihil, dia hanya mual dan tidak bisa memuntahkan apapun. Ahhh ada apa dengan dirinya?Mike yang mendengar suara Hana segara bangun dan bergegas ke kamar mandi, di mana Hana berada saat ini.“Kenapa, Sayang?”“Aku hanya mual.”Mike menegang seutuhnya. “Apa kamu, kamu hamil?”Kali ini giliran Hana yang menegang seutuhnya, Hamil? kenapa tidak terpikirkan hal tersebut dalam otaknya? raut wajahnya kini berubah menjadi raut bahagia.“Astaga Mike, aku bahkan tidak berpikir sampai situ. Ya mungkin saja aku hamil, ayo kita membeli alat test kehamilan.” kata Hana dengan semangat dan meninggalkan Mike yang saat ini masih diam membatu.Hamil? Itu, itu berarti waktunya bersama Hana tidak lama lagi. Tapi bukankah itu bagus? Kenapa dirinya merasa ada yang salah disini?