LOGINWarning 21+ "Ahh .... Papa. Ini terlalu dalam." Aina berusaha mengimbangi gerakan Raja yang semakin ganas. "Hush, jangan berisik. Di luar ada istri, dan anak saya," balas Raja memperingatkan. Dia terus menggenjot Aina hingga dia mencapai gelombang kenikmatannya. Aroma percintaan segera memenuhi kamar yang mereka tempati saat Raja, dan Aina mencapai klimaksnya bersamaan. *** Di saat Raja sudah tidak merasakan gairah dalam pernikahannya, dia justru bertemu dengan Aina Maharani, menantunya di club. Malam yang mereka habiskan bersama memberikan kesan mendalam. Raja merasakan kembali gairahnya yang telah lama padam, sementara Aina merasakan kehangatan dan kasih sayang yang tidak pernah dia dapatkan dari suaminya. Di saat cinta terlarang mereka terjalin, akankah mereka bisa hidup bahagia? Atau justru hangus dalam api permainan mereka sendiri?
View More"Ahh .... Mas Ilham. Ini enak banget. Aku mau keluar setelah ini ...."
Perempuan cantik bernama Aina Maharani meremang saat mendengar suara desahan menjijikkan dari arah kamarnya. Dengan kaki gemetar Aina mencoba mendekati kamarnya. Kamar itu adalah kamar miliknya dan Ilham, suaminya. Lalu, siapa wanita binal yang baru saja menyebut nama suaminya dengan sangat mesra itu? Aina kemudian menguak pintu kamar yang ternyata tidak terkunci dengan was-was. Dan ketika pintu terbuka lebar, rasa sakit yang luar biasa langsung menghantam dadanya. Aina nyaris kehilangan pijakannya. Dia terhuyung mundur dengan air mata mengalir membasahi kedua pipinya yang pucat. Hatinya hancur berkeping-keping melihat apa yang ada di dalam sana. Ilham sedang menggenjot seorang perempuan tanpa pakaian. Mereka terlihat sangat menikmatinya sampai tak mempedulikan Aina yang tengah berdiri membeku di ambang pintu. Barulah saat Aina tak sengaja menjatuhkan kantong belanjanya, Ilham mengangkat pandangannya untuk menatap Aina. Namun, pria berkaca mata itu tak juga menghentikan aktivitasnya menggempur liang perempuan di bawahnya. "Oh, kamu sudah pulang?" Satu pertanyaan Ilham meluncur begitu saja untuk Aina tanpa perasaan bersalah sama sekali. Aina mengepalkan kedua tangannya sangat erat di samping tubuh sampai buku-buku jarinya memutih. Pernikahan satu tahunnya dengan Ilham telah ternoda karena pengkhianatan pria itu. Padahal, Aina sangat mencintai Ilham. Sangat menyayanginya. Sampai Aina rela melakukan apa saja demi Ilham. Termasuk mengikhlaskan harta terakhir mendiang orang tuanya dipakai Ilham untuk modal bisnisnya yang tidak ada hasilnya sampai sekarang. Tapi, semua pengorbanan Aina justru dibalas dengan hal yang paling menyakitkan. Kamar yang seharusnya jadi tempat yang paling nyaman dan privasi untuk Aina, malah dipakai suaminya untuk bermesraan dengan wanita lain. Dengan masih berderai air mata, Aina berderap cepat menghampiri Ilham yang masih belum melepaskan penyatuannya dengan wanita selingkuhannya. "Mas Ilham! Tega sekali Mas melakukan ini padaku! Dan siapa jalang ini?" Aina berucap setengah berteriak. Dia menunjuk ke arah perempuan di bawah Ilham pada akhir pertanyaannya. Emosi Aina sudah memuncak sampai kata "jalang" yang kasar turut keluar dari mulutnya. Padahal, biasanya dia bermulut manis. Aina selama ini selalu sabar menghadapi sifat Ilham. Tapi, untuk kesalahan yang satu ini, rasanya Aina sulit memaafkannya. "Dia bukan jalang, Aina! Dia Della, kekasihku." Ilham membalas, dan dengan santai memeluk pundak telanjang perempuan bernama Della yang sekarang duduk di sampingnya. Ilham sungguh tega mengatakan kalau wanita di pelukannya sebagai kekasihnya, tanpa peduli betapa kata-kata itu melukai Aina. "Mas Ilham sungguh keterlaluan!" Rasanya Aina ingin mencakar, dan mencekik dua manusia biadab itu. Namun, sebelum keinginannya terwujud ibu mertuanya datang menghentikan kericuhan yang ada. Tari, ibu mertuanya menatap Aina dengan sinis. "Ada apa ini? Kenapa teriak-teriak?" "Ma, Mas Ilham dan wanita ini ...." "Jangan dengarkan ucapan Aina, Ma. Dia cuma cemburu melihat kedekatanku dengan Della," potong Ilham tak mengizinkan Aina berkata sama sekali. Aina kira ibu mertuanya akan memarahi Ilham, dan mengusir perempuan yang masih duduk tenang di atas tempat tidurnya. Tapi, yang dilakukan Tari selanjutnya justru membuat hati Aina semakin hancur. Plakk!!! Dengan sekuat tenaga Tari menampar pipi Aina hingga memunculkan darah yang merembes di sudut mulut menantunya itu. "Dasar kamu jalang, Aina! Bisa-bisanya kamu cemburu pada Della. Mulai detik ini kamu harus bersikap baik pada Della, karena dia yang akan melahirkan anak untuk Ilham! Della akan jadi adik madumu." "Ma ...." Aina bergeleng sambil memegang pipinya yang terasa panas. Apa kata ibu mertuanya tadi? Wanita murahan itu akan melahirkan anaknya Ilham dan jadi adik madunya Aina? Meski, Aina belum juga dikaruniai anak, dia akan berusaha untuk memberikan keturunan untuk Ilham. Lagi pula, bagaimana Aina bisa hamil kalau Ilham saja tidak pernah menyentuhnya? "Kenapa kalian sangat tega padaku? Harusnya kalian bertanya dulu pendapatku." Aina bertanya diiringi isakannya yang memedihkan. Namun, ketiga orang itu sama sekali tak merasa iba pada Aina. Ilham hanya diam saja saat Tari kembali menampar pipi Aina dengan keras. "Memangnya siapa kamu? Kamu itu cuma wanita mandul yatim piatu! Kamu itu hanya benalu di keluarga ini! Kalau Della sudah hamil nanti, aku akan menyuruh Ilham menceraikanmu!" tandas Tari kemudian menyeret Aina keluar dari kamar, agar Ilham dan Della bisa melanjutkan kegiatan mereka yang sempat tertunda. Di luar kamar, Tari kembali menghunjamkan kalimat yang mengoyak luka hati Aina semakin lebar. "Jalang, kalau kamu sadar diri lebih baik kamu diam. Bersikaplah seolah kamu buta, dan tuli. Dengan begitu aku akan membiarkanmu tetap tinggal di rumah ini." Setelah berucap, Tari menendang kepala Aina, dan berderap pergi meninggalkan menantunya yang terisak. Aina menekan dadanya yang terasa sakit, seakan dia hendak menutupi luka menganga di sana. Andai orang tuanya masih ada, pasti mereka yang akan berdiri di barisan terdepan untuk membela Aina, dan tak membiarkan seorang pun melukainya. Tapi, sekarang Aina tidak memiliki siapa-siapa untuk membalut lukanya ini. "Pa .... Ma .... Aina kangen," isak Aina lirih dengan kepala menunduk. Air matanya menetes bertambah deras. -BersambungBrakk!!! "Eh, ayam!" Jantung Dodik nyaris meloncat dari tempatnya saat Raja tiba-tiba membanting tabletnya ke meja cukup keras. "Pak Raja, kenapa sih marah-marah? Masih pagi loh, Pak." Dodik tanpa sadar meringis menatap tablet atasannya itu yang malang. Selain suara tadi begitu mengerikan, dia juga merasa sayang pada benda pipih berharga belasan juta itu. Memang sih Pak Raja kaya raya. Tapi ya tidak gini juga. Pikir Dodik murung. Entah kenapa atasannya itu uring-uringan di hari yang masih pagi ini di kantor. Tapi, Raja tak menjawab pertanyaan Dodik sama sekali, Raja justru balik bertanya dengan tatapan tajam pada orang kepercayaannya itu. "Kamu sudah dapat infonya?" tanya Raja dingin tanpa ekspresi. Dodik menelan ludahnya dengan susah payah. Sekarang dia tahu apa yang membuat Raja kesal. Semuanya karena perempuan misterius yang sudah membuat junior atasannya bisa turn on kembali. Bekerja di bawah Raja selama delapan tahun, Dodik jadi mengerti kalau atasannya itu orang yang t
"Sial!" Raja berdecak kesal melihat tonjolan dari balik celananya semakin membesar. Raja sekarang duduk di ruang kerjanya sendirian sehingga dia bisa bebas melepaskan celananya tanpa takut ada yang melihatnya. Ketika celana dalamnya sudah terlepas, kejantanan Raja yang berukuran sangat besar langsung berdiri tegak bagaikan mercusuar. Hanya dengan bersentuhan dengan Aina tadi di dapur, kejantanan Raja bisa mengeras secepat ini. Padahal dengan Tari pun dia kesulitan berdiri. Raja memakai kedua tangannya untuk mengurut pusaka kebanggaannya. "Ahh ...." Raja mendesah sambil membayangkan tubuh perempuan yang dia habisi di hotel miliknya dua hari yang lalu. Raja gagal mencari tahu identitas dari perempuan itu. Membuat Raja merasa frustrasi karena hanya dengannya Raja bisa turn on kembali. Raja merilekskan punggungnya ke sandaran kursi saat dia akan mencapai gelombang kenikmatannya. Cairan miliknya yang kental dan berwarna putih segera menyembur mengenai lantai dan meja kerjanya. Ra
Semua orang tak akan percaya jika Raja adalah ayah kandung Ilham. Begitu pun dengan Aina yang baru melihatnya sekarang.Ayah mertuanya itu kembali ke Jakarta setelah menetap dua tahun lebih di Amerika. Raja masih muda. Mungkin usianya masih tiga puluh delapan tahun. Hanya selisih empat belas tahun dari Ilham. Raja juga memiliki perawakan yang tinggi gagah, dengan garis wajah seperti orang blasteran. Semua fisik yang menjadi nilai plus milik ayah mertuanya itu sama sekali tidak menurun pada Ilham. Untuk beberapa saat Aina seolah terbius oleh ketampanan Raja. Tapi, setelah ayah mertuanya balas menatapnya dengan dingin, Aina segera tercekat. "Siapa dia, Tari?" tanya Raja pada istrinya tanpa mengalihkan tatapannya dari Aina. Entah kenapa Raja merasa familier dengan perempuan belia di depannya. Dia lupa bertemu di mana, tapi dia merasa ada sesuatu dari perempuan itu yang berhasil menarik perhatiannya. Aina mengingatkan Raja pada seseorang. Tari melirik menantunya sinis karena tat
"Astaga! Maafkan aku. Aku kurang hati-hati." Aina buru-buru mengumpulkan pecahan gelas, dan mengelap lantai yang basah karena kecerobohannya. "Bagaimana ini? Jus lemon dariku sangat mahal loh. Bisa-bisanya terbuang sia-sia karena pembantu sialan ini," celoteh salah satu teman Ilham disertai dengusan kasar. "Pecat saja pembantumu itu, Ilham. Dasar pembantu tak berguna," tambah teman Ilham lainnya dengan mendecakkan lidah. Ilham sama sekali tak membantah teman-temannya yang mengatai Aina sebagai pembantu. Ilham juga tak membantu istrinya itu yang sedang membungkuk-bungkuk di hadapannya demi membersihkan serpihan gelas yang tercecer. "Aww ...." Satu pecahan gelas yang tajam menggores telapak tangan Aina karena dia kurang hati-hati. Darah segar mulai merembes keluar dari bagian tangannya yang terluka. Aina meringis merasakan perihnya. Tapi, hatinya kini terlampau sakit karena perlakuan Ilham, dan ucapan teman-teman suaminya itu. Meski, pakaian Aina sederhana. Dia-lah istri sah Ilh






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
reviews