Tiga hari kemudian setelah kejadian tempo hari, Arya membuat kejutan kembali dibantu dua sahabat Nina.
"Mit, An. Kalian tak repot kan?" tanya Arya
"Tidak kak, oh ya kita harus segera kerumah gadis bar-bar itu."
"Siapa gadis bar-bar?"
"Siapa lagi kalau bukan kekasihmu, kak Arya," ucap mereka berdua cekikikan
"Kalian ada-ada saja."
"Udah mending sekarang kita kerumahnya buruan, sebelum gadis itu pergi."
"Oke. Ayo!"
Di Jalan, Arya dan dua teman Nina bertemu dengan Roni. Roni membocorkan sarkastik ke Arya. Tapi dia mengabaikan hal yang penting untuk tidak menyentuh pikirannya. Arya tahu bahwa Roni sudah menyukai Nina sejak lama.
Tak lama, mereka sampai di depan rumah Nina, terlihat gadis itu hendak menutup pintu.
"Hei gadis bar-bar," Sapa Mita dan Ana
Nina merasa panggilan tak asing, lantas menoleh ke arah suara itu. Nina memakai kaos hitam dan celana pendek hitam, tidak lupa topi. meskipun berpakaian seperti laki-laki tetapi itu tidak mengurangi kecantikan alaminya, kulit putih mulus terpancar dalam aura Nina. Sungguh siapa yang tidak suka melihat titisan bidadari.
"Hei, kak Arya juga kesini. Ada apa rame-rame kesini, semuanya rapi?" tanya Nina dengan senyum lebar
"Tanya nanti, Nina cantik, tolong biarkan kami masuk dulu. Capek berdiri nih."
"Eh iya ... ayo," ajak Nina
Mereka pun masuk ke dalam rumah, Nina juga membuatkan minuman untuk mereka.
"Ini, minumlah. Maaf, tidak ada makanan ringan."
"Kebiasaan," celetuk Ana
"Sialan kamu, Ana."
Sesaat Ayah Firman keluar dari kamar dan bersiap pergi ke kebun teh.
"Loh, apa yang terjadi di sini. Kalian mau kemana terlihat rapi," tanya Ayah menyelidik
"Ehem, Pak. Arya ingin membicarakan sesuatu yang penting."
"Apa yang kamu inginkan,nak. Santai saja."
"Arya ingin melamar Nina sebagai istri."
Deg
Hati Nina rasanya ingin melompat mendengar kata-kata Arya, dia pikir apa yang dia katakan saat menembak cinta itu hanya lelucon tapi nyatanya.
"Begini, Nak, Ayah serahkan masalah ini pada Nina, putriku. Bagaimana dengan Nina."
Nina menatap tajam ke arah Arkha, pria tampan yang telah menemaninya selama beberapa bulan.
"Ehem ya saya terima, apakah Ayah setuju?"
"Ayah merestuimu."
"Terima kasih, terima kasih Nin, Pak."
"Panggil Ayah, nak Arya."
Arya mengangguk sambil tersenyum, kedua sahabat itu tak lupa mengucapkan selamat dan menyerahkan beberapa hadiah
Arya sangat senang menemukan cinta sejatinya, apalagi Nina menerima dirinya apa adanya.
Di tempat lain, di kota Jasmine, lelaki tua itu mengizinkan Mario dan Virgo berlibur sebagai penggantinya Dika yang akan mengisi kekosongan.
"Kakak, kau begitu bersemangat, bukankah hanya tiga hari," ejek Dika pada Virgo dan Mario
"Iya Dika, tapi kita sudah lama sekali tak merasakan refreshing."
"Ya … ya. Yang mau jalan-jalan."
"Hahaha … Hei jangan merajuk. Udah sana itu papamu sudah datang."
"Ihh menyebalkan."
Keduanya tertawa terbahak-bahak, mengingat Wira memimpin perusahaan semaunya jika tidak suka, dia ditendang.
Sepulang kerja, Virgo dan Mario bersiap-siap untuk berangkat ke bandara. Mereka tidak sabar untuk menyegarkan diri di desa lily yang terkenal dengan penduduknya yang ramah dan juga kebun teh nya.
"Selamat datang di desa lily," seru Mario dengan semangat
Beberapa jam akhirnya Mereka berdua sampai di bandara, dan bergegas menuju hotel di dekat desa Lily.
Di hotel
"Kamu mandi dulu, setelah ini kita akan langsung berjalan ke perkampungan."
"Oke."
Mario yang penasaran dengan desa itu langsung turun. terlihat di bawah banyak orang yang lewat
"Tempat ini ramai sekali."
Lalu lalang orang berjalan sana dan sini dengan urusan masing-masing.
Mario, menatap ke sekeliling. Rasanya sangat indah. Tak disangka dari keramaian tersebut ada sosok yang ia rindukan dan ia cari selama ini.
"Arkha?Itu tidak mungkin dia kan?apa aku salah melihat?"batin Mario.
Ia mengucak matanya beberapa kali, guna meyakinkan dirinya, bahwa penglihatannya benar.
Mario berinisiatif mengambil gambar dan dia beralih menghubungi Virgo. Tapi sayangnya panggilannya tak diangkat.
"Oh, di mana Virgo?" ucapnya sambil mondar-mandir. Dia belum juga menemui lelaki yang dipikirnya sangat mirip dengan Arkha. Iya akan memastikannya terlebih dahulu.
Sesaat, Virgo muncul memakai hoodie hitam dengan celana panjangnya yang terlihat begitu tampan, dengan santai mendekati Mario
"Apa sih? kamu berisik Mario,"gerutu Virgo
"Lihat ini."
Mario langsung memperlihatkan foto Arkha kepada Virgo.
"Ini Arkha, di mana dia?"Virgo sangat terkejut saat melihat foto yang diperlihatkan oleh Mario
"Kita harus menyelidiki semua ini."
"Kamu bertemu dimana?"
"Tidak sengaja, aku lihat dia bersama seorang gadis cantik."
"Oke. Kita akan menjadi detektif selama di sini, kita harus pastikan apa yang terjadi, dan apa dia benar Arkha atau hanya sekedar mirip, dan jika itu Arkha, apa tujuannya? Jadi selama kita belum menemukan jawabannya, kita tidak boleh terlihat olehnya."
….
Sudah tiga hari Virgo, dan Mario sedang menyelidiki, tepat hari ini desa Lily terlihat ramai
"Kenapa ada begitu banyak orang, ada apa ya ,Vir?"
"Biarkan aku bertanya dulu."
"Oke."
Virgo dengan santai menghampiri seorang gadis cantik yang kebetulan merupakan sahabat Nina, bernama Mita.
"Eh, permisi."
Mita menoleh ke arah suara itu dan betapa terkejutnya ada seorang pria tampan mendekat, Virgo pun tak kalah terpesona dengan bidadari cantik di hadapannya.
"Ternyata masih ada gadis cantik di tempat ini," Bising jantung Virgo
“Maaf, saya ingin bertanya Nona. Apakah ada acara? sepertinya ramai. Saya baru saja berkunjung ke sini.”
"Oh, ini kak, ada upacara pernikahan akbar untuk primadona desa."
"Wow, keren. bolehkah aku ikut dengan temanku?"
"Boleh kak, ajak saja temanmu dan pakai ini ya." kata Mita memberikan identitas warga baru
"Oke, terima kasih nona, aku akan menjemput temanku dulu."
Mita mengangguk dan tersenyum, sungguh Virgo ingin berteriak jika menemukan cinta di desa ini. Virgo berjalan dengan senyum tidak jelas di wajahnya, yang membuat Mario mengerutkan kening.
"Kenapa kamu senyum-senyum sendiri?"
"Tak apa, happy aja. Oh ya, katanya ada upacara pernikahan disitu. Ayo ke sana, siapa tahu ada petunjuk baru," ujqt Virgo sambil memberikan identitas pada Mario. "Dikasih nona tadi, pakailah."
"Thanks."
Keduanya memasuki upacara sakral dan duduk tepat di sebelah Mita dan Ana. Mario sedikit melirik ke arah Ana, jantungnya berdegup kencang saat melihat sosok cantik.
"Ehem," deheman keras Mario membuat Ana melirik tajam saat bersebelahan
"Kenapa, tenggorokanmu sakit?" ucap ketus Ana
Mita dan Virgo menahan tawa melihat tingkah mereka. Mario seketika nyali menciut mendapat semprotan dari Ana.
…
Acara pun dimulai, Arya mengenakan jas terlihat gagah. Tiba-tiba, kedua Virgo dan Mario berdiri membuat Mita dan Ana mengernyitkan dahi.
"Eh kalian, duduklah acara mau di mulai," Mita menyuruh keduanya dan mereka duduk kembali
Beberapa menit kemudian, Arya mengucapkan ijab kabul dengan lantang hanya satu kali tarikan nafas
"Saya terima nikah dan kawinnya, Nirina amalia binti Firmansyah dengan maskawin tersebut dibayar tunai."
"Gimana saksi?"
"Sah."
"Sah."
"Alhamdulillah."
Akhirnya terdengar Sah, Semua bahagia mengucap syukur. Tiba-tiba Arya memegang kepalanya terasa berdenyut, dia merasa sedikit pusing dan menyenderkan badannya sejenak. Mita dan Ana melihat ada yang aneh pada Arya segera mendekat
"Kak, kamu baik-baik saja. Ini Minumlah."
"Tidak apa-apa. Terima kasih Mit , An."
Tak lama Kedua sahabat Arkha itu berjalan mendekat dan tiba-tiba memeluk Arya.
"Arkha, kami merindukanmu," Virgo
"Akhirnya kami menemukanmu," Mario menimpali
"Lepaskan! siapa kalian?" ucap lantang Arkha
Raka berjalan menyenggol lengan Alden yang tertawa namun tak berlangsung lama, karena Yasmine menjewernya agar tak iseng. Sedangkan Raka memilih tidur di sofa ruang tamu. Nina dan yang lain menghela nafas berat melihat kelakuan Hilda mengusir suaminya sendiri.......Pagi nya, Hilda bangun pagi sekali dan membangunkan suamnya"Kak, bangun.""Emmm, astaga," ucap Raka terkejut ada Hilda di depannya"Kamu pikir aku hantu, ayo bangun.""Ada apa sayang.""Ayo mandi, aku mau kerumah Bunda Sarah. Ayo.""Hah, tumben.""Udah ah, ayo buruan. Awas aja uler keket ikut lagi.""I-iya, nih bangun."Raka pun mengikuti istrinya menuju kamar membersihkan diri segera. Selesai ritual mandinya mereka bersiap untuk ke rumah Bunda Sarah."Udah semua, sayang.""Udah kak."Mereka keluar, Hilda menggendong Berlian yang masih terlelap dalam mimpi indahnya. Saat sampai di ruang makan, Raka dan Hilda menitip pesan karena Mami da Daddy belum bangun."Bik, kita titip pesen Mami dan Daddy jika ke rumah Bunda Sarah,
"Sayang, udah dunk. Capek nih. Nih," Alden memelas pada istrinya"Hahhahaaha, kau lucu sekali sayang. Aduh perutku sakit.""Ih nyebelin deh."Saat ini Alden di dandani seperti cewek memakai pink polkadot dress serta higtheels pink. Sungguh menggemaskan sekali, jika orangtuanya tahu mungkin diketawain dua hari dua malam."Sini, aku bersihin. Kacian amat."Yasmine pun dengan telaten membersihkan wajah Alden, setelah bersih ia memberi kecupan hangat di seluruh wajah suaminya. Alden mengulas senyuman lalu mencari kesempatan dan menarik dagunya memperdalam pagutannya. Namun, saat dia merasa ingin lebih, Yasmine mencegahnya"Puasa dulu, hahahhaha."Alden mendengus kesal karena hasratnya tak tertuntaskan, dan ia memilih untuk bersolo karier di kamar mandi. Setelah hampir satu jam lamanya, Alden keluar dengan wajah ceria kembali. Ia mendekati istrinya yang mulai gemar nonton drakor dilaptopnya."Sayang, kok nonton drakor mulu.""Seneng aja, romantis sayang. Oh ya kita ke rumah Mami yuk. Aku
"Uda ayo buruan anter aku pergi.""Yas tunggu, sebenarnya kamu kenapa dengan Alden.""Aku hamil, La. Hiks ... hiks. Tapi Alden nggak mau," ucapnya sesegukanLala heran kenapa dengan Alden hingga nggak mau menerima kehadiran buah hati mereka."Kenapa dia nggak mau, itu buah hati kalian, Yas.""Dia trauma dulu pas aku ngelahirin sudah kayak orang gila, saat aku berjuang melawan maut.""Astaga, Alden kau gila.""Lalu, aku mau anter kamu kemana Yas," tambahnya"Kita cari tempat yang nggak mungkin di jangkau Alden."Yasmine berfikir ia akan ke New york menemui Bu Rose. Pasti dia akan di tampung lagi pikirnya."Aku ke Bu Rose aja, La.""Hah, New york.""Hem.""Tapi Yas, kalau mertua mu tahu gimana kalian ini.""Tolong jaga rahasia ini, dari semua La."Lala dan Yasmine masuk ke dalam mobil menuju bandara. Sepanjang perjalanan perasaan Yasmine campur aduk. Tiba-tiba, ada dering ponselnya terlihat panggilan dari Alden. Namun ia tak menggubrisnya.Alden baru saja di telpon oleh suster jika Yas
Nina melihat raut wajah Yasmine pucat segera menghampiri menantunya."Yas, kamu kenapa? Kenapa wajahmu pucat.""Kepala Yasmine pusing Mi.""Mana Alden?""Aku usir Mi.""Hah, kenapa sayang. Tumben biasanya kalian kayak perangko.""Pengen sendiri aja Mi.""Mami anter ya ke kamar hotel, ya.""Nggak usah Mi, Yasmine hanya lelah aja kok.""Ya udah kalau butuh Mami, panggil ya. Mami sama Daddy ada di sebelah sana ada Papa Mama mu juga.""Baik Mi."Nina pun berpamitan gabung dengan para sahabat lain, sedangkan Yasmine memijat pelipisnya mersakan kepalanya berdenyut kembali."Kenapa kepalaku pusing banget sih."Tak lama twins dan Babaysitter datang mendekatinya."Mami, kita foto sama aunti dan Om yuk," ajak Sha"Boleh, ayo."Yasmine berjalan bersama kedua buah hatinya menuju pelaminan, Alden melihat istri serta anaknya naik kepelaminan tanpa mengajaknya, merasa diacuhkan ia pun segera mengikuti."Mau kemana kak," tanya Dira"Mau ngejar kakakmu itu."Willi, Revan, Lala dan Dira melihat Yasmin
Setelah kepergian Herlina dari ruangannya, Alden menelpon salah satu bodyguardnya. "Halo bos.""Bagaimana situasi.""Tawanan tak mau makan, bos.""Paksa atau robek mulutnya, setelah itu lempar perempuan itu ke kampung terpencil yang tak ada yang mengenalinya.""Siap bos."Alden menutup telpon lalu beralih mengajak istri untuk pulang karena persiapan ke kampung Ega."Come on ladies, kita siap-siap ke kampung Ega.""Siap tuan raja."Alden menoel hidung macung istrinya lalu mereka turun bersama sampai di lobby pasangan muda tersebut jadi pusat perhatian karena santun dan berwibawa."Sumpah, ceo kita sungguh membuatku baper sama istrinya.""Iya dulu tuan Arkha sekarang keturunannya.""Iya dunk lihat dulu bebet nya makanya jadinya begini.""Udah-udah ghibah nanti lagi, kasihan yang diomongin.""Siap sayang."Alden dan Yasmine bersiap meluncur ke kediamannya, sebelum itu mereka mampir ketempat babyshop membeli keperluan twins karena kebetulan ada yang habis."Udah sayang, ayo.""Oke."Mere
Lala sengaja pagi sekali menemui Revan untuk meluruskan masalah yang ada. Yasmine dan Alden pun mundur masuk ke dalam rumah membiarkan mereka berdua menyelesaikan masalah.Revan menatap gadis yang ia cintai saat ini kebencian, dia hanya bisa membiarkan nya entah omongan yang akan keluar dari mulutnya."Honey, aku minta maaf. Kamu salah paham kemarin dia sepupuku Reno, dia dari kampung. Kalau kamu nggak percaya bisa dateng ke rumahku," ucapnya lirih"Hanya itu saja.""Lalu, apa yang harus aku jelaskan honey. Tak ada lagi.""Kalau ponsel kenapa kamu matiin.""Kemarin aku matiin karena lowbat sekarang udah beli batrenya lagi. Kamu masih nggak percaya sama aku. Kita udah lama, udah 5 tahun. Aku juga sabar menghadapi hubungan kita, terus kamu mau nya harus sabar kayak apalagi, Van."Revan melirik ke arah wajah yang sudah terisak itu, lalu memeluknya."Maafin aku, jika kamu terlalu sabar denganku.""Aku juga minta maaf jika egois memaksamu.""Udah sekarang, senyum dunk," ucap Revan sambil m