Home / Romansa / I Can See Your Destiny / 3. Korban Kecelakaan

Share

3. Korban Kecelakaan

Author: Bintang Hamal
last update Last Updated: 2021-12-26 22:45:59

Elina sejak kecil memiliki kemampuan untuk melihat benang merah pengikat takdir milik semua orang yang dilihatnya. Elina tidak ingat bagaimana pertama kali kemampuannya itu muncul, namun yang jelas dia tidak pernah memiliki kehidupan yang normal seperti perempuan lain. Dengan kemampuannya itu, Elina selalu bisa melihat takdir seseorang. Menyaksikan bagaimana alur hubungan, dan menyaksikan bagaimana suatu kehidupan dimulai serta berakhir.

Selama ini, tidak pernah ada yang tahu mengenai kemampuannya. Termasuk kedua orang tuanya sendiri. Itu karena tidak pernah ada yang percaya dengan apa yang Elina katakan saat dia membahas mengenai kemampuannya. Orang-orang selalu menganggap Elina berhalusinasi setiap kali dia mencoba mengatakan mengenai keistimewaannya, dan tidak jarang juga orang-orang menganggap Elina aneh karena selalu mengatakan dia bisa melihat benang takdir seseorang. Sejak saat itu, Elina memutuskan untuk tidak pernah membahas mengenai kemampuannya pada siapapun. Dia pikir mungkin ini adalah anugerah tuhan yang harus dia rahasiakan, jaga, dan syukuri.

Dengan tidak pernah mengatakan mengenai kemampuannya pada siapapun, Elina akhirnya bisa beradaptasi dengan lingkungan, dan bisa memulai kehidupan seperti perempuan normal pada umumnya.

Walaupun Elina memiliki kemampuan istimewa untuk melihat takdir seseorang, Elina tetap memiliki kekurangan. Satu-satunya orang yang takdirnya tidak bisa dia lihat adalah dirinya sendiri. Sejak Elina sadar dengan kemampuannya, Elina juga baru sadar kalau dia tidak bisa melihat takdirnya.

Elina sudah berulang kali mencari cara agar dia bisa melihat takdirnya. Tapi semua usahanya gagal. Dan ketika dia putus asa untuk mencoba melihat takdirnya, Elina malah mengalami hal tak terduga yang membuat benang takdirnya muncul. Lalu apa yang terjadi membuat Elina sungguh tidak menyangka bahwa orang yang terikat dengan takdirnya adalah Alvin.

Di antara banyaknya pria di dunia ini, kenapa harus Alvin? Kenapa harus lelaki seperti dia yang takdirnya terikat denganku? Tidak bisakah kalau aku menawar pada takdir, dan meminta agar takdir menggantinya dengan pria lain? Elina membatin. Wanita itu termangu sambil memandangi benang yang terikat di jarinya.

Perhatian Elina mendadak buyar ketika petugas administrasi memanggil namanya. Elina spontan menoleh padanya yang mengatakan kalau pembayaran sudah berhasil, dan mereka akan segera memindahkan Alvin ke ruang rawat khusus  seperti permintaannya. Untuk sementara ini dokter menyarankan agar Alvin tetap berada di rumah sakit.

“Terima kasih,” ujar Elina sambil tersenyum. Dia lalu memasukkan kartu kreditnya ke dalam tas, lalu bersiap untuk kembali ke ruang rawat Alvin guna memberitahukan bahwa dia sudah menanggung semua biaya rumah sakitnya. Tapi belum sempat Elina beranjak dari sana, perhatiannya secara tidak sengaja beralih pada layar televisi besar yang ada di sana. Televisi itu saat ini menyiarkan sebuah siaran berita yang membahas mengenai sebuah kecelakaan mobil yang dialami seorang lelaki yang kecelakaannya terjadi semalam.

Elina terdiam di sana sambil menonton siaran itu, ada sesuatu yang menyita perhatiannya dari berita yang disiarkan.

Kecelakaan yang dibahas dalam siaran berita itu terjadi di jalan yang posisinya tidak terlalu jauh dari Jc Bar milik Jeremy. Dan bukan hanya itu yang membuat Elina terkejut.

Saat siaran itu menunjukkan kondisi kejadian, mayat yang dibawa dengan menggunakan ambulans secara tidak sengaja menampakkan sesuatu yang membuat Elina mendadak diam. Elina sempat melihat tangan korban kecelakaan itu menjuntai. Dia juga melihat korban menggunakan sebuah kemeja hitam, dan di jarinya, Elina melihat benang merah yang sudah terputus lalu perlahan menghitam.

Entah kenapa melihat kemeja hitam dan benang itu terasa begitu familiar bagi Elina. Dia terdiam sambil mencoba mencari tahu dimana dia pernah melihatnya, sampai akhirnya Elina tersadar akan sesuatu. Dia membelalakkan mata ketika otaknya menggali sisa kejadian semalam ketika dia tidak sadarkan akibat pengaruh alkohol. Walau pun tidak sadar, Elina ternyata masih ingat bahwa dia pernah berteriak pada seorang lelaki di depan bar milik Jeremy, dan memberikan peringatan pada lelaki itu bahwa dia akan meninggal kalau tidak berhati-hati malam itu.

Orang itu…, jadi dia benar-benar mengalami kecelakaan dan meninggal?

*

Corwin: Maaf, tuan. Sepertinya hari ini saya akan sedikit terlambat menjemput tuan karena saya terjebak macet. Ada kecelakaan di dekat Jc Bar.

Alvin terdiam memandangi pesan yang baru saja dia terima dari Corwin—tangan kanan sekaligus orang kepercayaannya di kantor. Alvin baru ingat kalau dia belum memberikan kabar pada Corwin bahwa hari ini dia tidak akan bisa pergi ke kantor. Bergegas Alvin meneleponnya untuk memberikan kabar.

“Tuan, sebentar lagi saya akan sampai—“ ujar Corwin di seberang sana begitu sambungan telepon mereka terhubung.

“Tidak, aku menghubungimu karena aku ingin mengatakan bahwa aku tidak bisa pergi ke kantor.”

“Ng? Tapi kenapa, tuan?”

“Aku mengalami kecelakaan kecil di apartemen. Sekarang aku di rumah sakit, dan sepertinya untuk beberapa minggu kedepan aku tidak akan bisa berangkat ke kantor. Tolong tangani semua pekerjaanku selama aku tidak masuk, dan pastikan berita ini jangan sampai menyebar apalagi sampai ke telinga ayahku. Dia pasti akan sangat cemas.”

“A-anda mengalami kecelakaan? Bagaimana bisa? Apa yang terjadi? Bagaimana kondisi anda sekarang? Di rumah sakit mana anda dirawat? Saya akan pergi kesana sekarang juga!” Corwin berucap dengan cemas. Dia begitu terkejut mendengar kalimatnya barusan.

“Tidak! Jangan kemari. Aku baik-baik saja, jadi kau tidak perlu cemas. Pokoknya lakukan saja apa yang aku katakan padamu. Jangan membantahnya. Aku akan mengabarimu kalau aku benar-benar membutuhkan bantuan darimu, tapi selama aku tidak mengabarimu, jangan menelepon atau mendatangiku.”

“Tapi, tuan…”

“Sudah aku bilang jangan membantah! Aku butuh istirahat yang cukup untuk pemulihan. Maka dari itu tolong tangani semua pekerjaanku di kantor.”

“Baiklah, saya mengerti…”

“Okay, bagus. Sekarang kembalilah ke kantor dan kerjakan tugas yang aku berikan.”

“Tuan…, bagaimana kalau ada rapat penting yang harus anda hadiri secara langsung? Tidak bisakah anda menghadirinya?”

“Beritahukan saja kalau saat ini aku sedang melakukan perjalanan bisnis keluar negeri dan kau diminta untuk menggantikanku menghadiri setiap pertemuan yang ada.”

“Baik.”

“Sudahlah! Aku tutup teleponnya.” Alvin memutuskan sambungan teleponnya sepihak. Alvin merasa lega sekarang karena dia berhasil mencegah Corwin datang menemuinya. Kalau lelaki itu sampai datang dan Elina tahu, maka itu akan menghancurkan semua rencananya untuk bisa dekat dengan Elina. Dan mungkin saja Elina akan menolak untuk merawatnya hingga sembuh.

Kau tidak boleh menghancurkan rencanaku. Kalau kau datang, maka semuanya akan berantakan. Elina tidak akan mau merawatku, dan aku tidak ingin itu terjadi. Bagaimanapun, aku harus bisa membuat Elina terus ada di sisiku. Aku masih belum puas bermain dengannya… Alvin memandangi ruang obrolannya dengan Corwin.

Ia menyeringai, sudah terlintas di benaknya mengenai rencana yang akan dia lakukan guna mendekati Elina dan memastikan wanita itu berada terus di sisinya.

Sebenarnya sudah sejak awal Alvin tertarik dengan Elina. Sejak pertemuan pertama mereka, Alvin sudah merasa kalau Elina adalah wanita yang menarik. Tapi karena Elina yang terus menjaga jarak darinya, Alvin jadi sama sekali tidak memiliki kesempatan sampai berpikir untuk menyerah. Namun kejadian semalam seolah memberikan pertanda baik bagi usahanya untuk mendekati Elina.

Alvin tersadar dari lamunannya begitu dia tak sengaja membaca kembali pesan yang dikirimkan Corwin. Di pesan itu, Corwin mengatakan bahwa ada kecelakaan di dekat Jc Bar, dan itu membuat Alvin penasaran. Alvin lantas beralih, mencoba mencari tahu kecelakaan yang dimaksudnya di internet. Alvin terdiam begitu dia membaca artikel yang membahas mengenai kecelakaan tersebut. Di artikel itu, ada foto korban kecelakaan yang teridentifikasi sebagai salah seorang yang cukup terkenal. Seorang pebisnis yang beberapa waktu lalu sedang ramai jadi perbincangan karena bisnis kafe yang dikelolanya sukses besar, bahkan sampai viral di dunia maya.

“Pria ini…, bukankah dia adalah pria yang semalam?”

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • I Can See Your Destiny   37. Jaxon Emberglow

    Dariel menghampiri mayat tersebut, dan setelah di cek, ternyata mayat lelaki yang mereka temukan benar-benar Jax yang selama ini di carinya. “Ini…” Tubuh Dariel langsung mambatu setelah melihat sosok lelaki yang ada di hadapannya. “Dari yang aku periksa, dia bukanlah korban dari kejahatan mister predator. Tidak ada simbol di tubuhnya. Biasanya kalau mister predator yang melakukannya, dia akan meninggalkan jejak di tubuh korban,” jelas Zane. Mister predator adalah salah satu penjahat yang kasusnya saat ini dipegang oleh Zane dan Taylor. Dia adalah sosok seorang pembunuh bayaran yang akhir-akhir ini membuat keresahan di Future City. Selain membunuh, mister predator juga dikenal sebagai seorang maniak seksual. Sejak tiga tahun terakhir, sudah ada ratusan mayat yang ditemukan, dan diidentifikasi sebagai korban dari mister predator. Kasus ini sudah berjalan tiga tahun lamanya. Namun baik Zane maupun anggota polisi lain sampai sekarang masih kesulitan untuk menemukan tersangka utamanya kar

  • I Can See Your Destiny   36. Penemuan Jasad

    Dariel terdiam sambil terus memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Dia masih tidak mengerti kenapa semua realitas di dunia nyata bisa tiba-tiba berubah dan tidak sama dengan yang tertulis di buku. Padahal, sebelumnya segala yang tertulis di buku sungguh menjadi nyata. Ini adalah pertama kalinya ramalan di buku itu berubah. Aku masih tidak mengerti kenapa semua ini bisa terjadi lebih cepat. Kenapa Marcus tiba-tiba pindah lebih awal? Dariel terus memandangi buku catatan dalam genggamannya. Sekarang yang menjadi misteri bukan hanya kepindahan Marcus yang mendadak, tapi juga hilangnya Jax secara misterius. Dariel sekarang ini sibuk menyelidiki kedua hal itu. Sejak terakhir kali Dariel menanyakan mengenai Jax dan Marcus ke kantor E-Tech, pada awalnya yang membuat Dariel kebingungan hanyalah kepindahan Marcus yang lebih awal. Namun beberapa hari setelah itu, ada orang yang melaporkan bahwa Jax menghilang dan tidak pulang sama sekali sejak terakhir kali pergi ke kantor. Bukan hanya itu, le

  • I Can See Your Destiny   35. Keluar dari Rumah Sakit

    Waktu berlalu, dan sudah beberapa hari Alvin dirawat di rumah sakit. Sejak lelaki itu di rawat, Elina terus datang dan pergi ke rumah sakit untuk membantu merawatnya. Saat ini, Elina terus berjalan menyusuri koridor menuju ruang rawat Alvin. Sesampainya di ruang rawat Alvin, Elina melihat pria itu sedang bersama dengan dokter. Elina yang menyadari hal itu lantas segera masuk. Dia ingin tahu bagaimana hasil pemeriksaan Alvin secara langsung dari dokter. Begitu dia masuk, fokus semua orang langsung tertuju padanya yang baru saja tiba. “Kebetulan sekali anda datang di saat yang tepat.” Dokter tersenyum ke arahnya begitu sadar Elina datang di saat yang tepat. “Ada apa, dok?” “Saya ingin memberi kabar bahwa suami anda sudah bisa keluar dari rumah sakit,” ujar dokter. Untuk sesaat Elina merasa tidak nyaman dengan panggilan dokter padanya yang masih mengira dia adalah istrinya Alvin. Namun mendengar bahwa Alvin sudah bisa keluar dari rumah sakit sudah cukup untuk mengubah moodnya. Elina be

  • I Can See Your Destiny   34. Penyelidikan

    “Kau tidak perlu tahu siapa orang yang sudah meminta kami untuk membantumu, yang jelas apakah kau ingin membalas dendam atau tidak?” tanya Erick. Marcus terdiam sambil merenungkan kalimatnya barusan. Entah kenapa, tapi dia merasa bahwa Erick dan Calvert memang berniat untuk membantunya. “Aku menerima tawaran kalian!” Marcus bisa melihat senyuman terbit di wajah Erick yang kini duduk di samping kemudi. Wajahnya terlihat dengan jelas karena Marcus bisa melihat refleksi wajahnya di kaca spion. Setelah mendengar ucapannya barusan. Perjalanan terus berlanjut tanpa kalimat apa-apa sampai kemudian mereka berhenti di sebuah bangunan tua kosong yang letaknya di pinggiran Future City. “Kau bisa menentukan hukuman yang pantas untuknya.” Erick menyodorkan sebuah amplop baru pada Marcus. Lelaki itu terdiam dengan wajah kebingungan. Dia sama sekali tidak mengerti dengan apa maksud ucapannya barusan, dan Marcus juga tidak mengerti kenapa mereka menurunkannya di tempat seperti ini. Erick mengambil

  • I Can See Your Destiny   33. Realitas yang Berubah

    “Marcus Waverly yang pindah?” tanya Dariel, memastikan bahwa dia tidak salah dengar. Elina menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. “Apakah kau tahu kemana dia akan pindah?” Elina terdiam sejenak, mencoba untuk mengingat-ingat lagi. “Tadi aku tidak sengaja mendengar pembicaraan orang-orang yang membantu mereka pindah. Katanya mereka akan pindah ke apartemen Baker’s Grove Apartments, di jalan 45 Riverside di Meadowside City.” Tubuh Dariel membatu seketika begitu mendengar ucapan dari Elina barusan. Dia sungguh tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Bagaimana bisa? Ini… berubah? Dariel mencoba untuk tetap tenang. Perhatiannya langsung kembali beralih pada Elina begitu wanita itu berpamitan untuk pergi karena dia sudah hampir terlambat untuk pergi ke kantor. Setelah berpisah dengan Elina, Dariel segera membuka buku catatannya, mengecek kembali alamat yang tertera di sana. ‘Baker’s Grove Apartments Jl. 45 Riverside, unit Apt 202 Meadowside City MD1AA 2AA Sciencetopia.

  • I Can See Your Destiny   32. Pertemuan Takdir

    “Ini masih sangat pagi, dan kita harus patroli. Bukankah ini menyebalkan?” gerutu Greg pada lelaki yang kini duduk di samping kemudi. Dariel terlalu sibuk memperhatikan buku yang ada di dalam genggamannya. Membaca beberapa lembar catatan lain yang tertulis di sana. “Jangan menggerutu dan lebih baik kau fokus pada jalanan yang ada di depan. Kalau kau menabrak akan sangat berbahaya,” jawabnya sambil membuka lembaran lain bukunya. “Aku lapar, dan tadi aku belum sempat sarapan apa-apa. Bagaimana kalau kita mampir ke restoran atau minimarket dulu?” “Bagus, kalau begitu sekalian saja kita mampir ke minimarket di dekat jalan 915 Willow Lane. Kita sekalian mengintai Marcus.” “Okay! Kita berangkat!” Greg melajukan mobilnya menuju tempat yang dimaksud. Mereka pergi ke jalan 915 Willow Lane untuk mampir ke minimarket terdekat, sekaligus mengintai Marcus. Dariel harus tetap memastikan bagaimana kondisinya. Karena jujur saja sampai sekarang baik Dariel maupun polisi lain yang memiliki tugas yan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status