Reynar yang tidak ingin membuang-buang waktu lagi menyudahi pembicaraannya dengan Yudi. Ia harus segera membawa Alana kembali ke Villa Rose. Namun, begitu di depan pintu ia jadi bimbang sendiri. Apakah ia harus marah-marah pada Alana? Atau hanya menatap Alana marah? Tapi ia juga khawatir sama Alana.
Yudi yang mengintip dari balik dinding merasa gemas sendiri dengan kelakuan Reynar. Seharusnya sahabatnya itu segera masuk dan membujuk Alana bukannya hanya diam mematung di depan pintu.
“Masa harus aku ajarin sih,” gumam Yudi geram.
Bukan hanya Yudi s
Cahaya matahari masuk mengintip di dalam sela-sela tirai jendela di kamar Alana. Sinarnya menyilaukan manik-manik mata indah berwarna hitam milik Alana."Kamu sudah bangun," ucap Reynar yang duduk di depan sofa ranjang yang ditiduri Alana.“Pagi Rey.” Terdengar suara serak khas orang tidur.“Bersiap-siaplah aku menunggumu di bawah untuk sarapan.” Reynar berkata dengan dingin.
1 minggu kemudianTanpa terasa sudah seminggu Reynar dan Alana berada di pulau R. Pulau pribadi milik Reynar yang ada di pertengahan Kepulauan Seribu. Pulau yang sangat indah dan mampu memanjakan mata dengan segala pesonanya dan keistimewaannya yang seakan-akan berada di Maldives.Alana sangat menikmati keindahan pulau R. Hamparan pasir berwarna putih tampak apik dengan deretan bunga-bunga indah dan pepohonan yang rindang. Fasilitas di pulau tersebut juga tak kalah dengan tempat-tempat yang lainnya. Pulau R tidak terlalu besar hanya 10 hektar dan terdapat Villa-villa modern ada di sana dengan ketenangan dan berlibur dari penatnya pekerjaan.
1 bulan kemudianSudah 1 bulan Reynar selalu bersama Alana. Gadis itu sudah telah jatuh cinta padanya dan selalu melayani apapun keinginannya. Hal yang membuat ia semakin menyukai Alana ternyata wanita itu selalu bisa memuaskannya di tempat tidur bahkan Alana bisa mengimbangi semua permainannya.Setelah pulang dari perusahaannya, Reynar selalu cepat - cepat ingin kembali ke Villa Rose. Rasanya sehari saja tidak bertemu Alana bagaikan setahun dan yang lebih membuat ia bersamangat Alana selalu tersenyum menyambutnya pulang.Sekarang Alana di dalam dekapan Rey ingin menanyakan hal yang membuatnya penasaran.
Pagi harinya Reynar yang tertidur di samping Alana terbangun terlebih dahulu entah mengapa sulit rasanya untuk ia tidur terlelap. Tadi malam ia begitu kebingungan dengan perasaannya sendiri. Ada sesuatu yang mengganjal di dalam hati dan pikirannya.Melihat Alana di balik selimut tanpa mengenakan sehelai benang pun membuat pikirannya melayang. Ingin sekali ia melakukan hubungan intim dan menikmati semua kenikmatan yang diberikan oleh Alana. Napsu dan gairah sudah membuatnya lupa akan dendamnya sendiri.“Aku harus melakukan lagi sebelum kembali ke Jakarta,” ucapnya mulai ketagihan dengan tubuh Alana.
Reynar berangkat ke kantornya dengan wajah sumringah. Mungkin benar yang orang katakan jika hasrat seksual terpuaskan membuat bahagia kehidupan ini. Begitulah yang dirasakannya, kehidupan seksualnya menjadi semakin bergairah semenjak bersama Alana.Wildan hanya bisa ikut bahagia semenjak mood Reynar yang jarang marah - marah kalau ada pekerjaan dari karyawan yang tidak tepat. Semenjak ada Alana Reynar jadi sangat berbeda. Ia juga tahu kalau atasannya selalu bercinta tiap malam dengan Alana tak merasa heran. Setelah bertahun - tahun ia ikut bekerja di Adiwangsa Grup baru kali ini melihat Reynar tersenyum lebar. Ia bahkan berharap Reynar sudah lupa dengan dendamnya pada Alana.
Reynar menghela napas berat saat ia harus merangkul pundak Reva. Untuk sekarang demi Alana, ia berusaha menahan ego nya, jika ia terus menerus bertengkar dan menyudutkan Reva akan membuat Alana salah. Reva yang merupakan putri keluarga Wijaya mampu melakukan apapun sesuai keinginannya. Meskipun, sudah bertunangan selama 3 tahun dengan Reva, tak pernah ada perasaan cinta yang dirasakan oleh Reynar pada Reva.Sudah berkali - kali Reynar mencoba untuk menerima kehadiran Reva. Bahkan Reva sangat dekat dengan keponakannya, Felicia. Reva begitu perhatian pada Felicia sering mengajak keponakannya bermain ataupun jalan - jalan. Meskipun, Reva sangat sombong, arogan, dan sangat egois, tapi ada sisi baik dari Reva yang mungkin tidak semua orang mengetahuinya, tapi ia tahu. Sekarang wajah tunangannya tersebut tampak cemberut jika keing
Suara gaduh terdengar di lantang saling menyahut memekakan telinga bagi yang mendengarnya. Seorang wanita berpenampilan seksi dengan polesan make up semakin menunjang penampilannya yang cantik mengeluarkan kata - kata kasar dan umpatan pada wanita lain yang juga membalas tatapannya tak kalah lantangnya. Bagaikan dua singa betina yang siap saling menerkam tak mau kalah.Dua wanita cantik itu tidak ada yang mau mengalah saling mempertahankan argumen yang menurut mereka benar. Membuat salah satu wanita semakin berang dan ingin mencakar wanita yang lain."Dengar yaa kamu wanita murahan, aku ini Reva
Setelah dari apartemen Reva, Reynar kembali ke Villa Rose. Ia mengkhawatirkan keadaan Alana. Sesampainya di Villa Rose, Wildan dan Nina sudah menyambutnya. "Bagaimana keadaan Lana?" tanya Reynar."Nona Alana sudah tidur Tuan," jawab Nina."Apa dia menangis?" "Iya Tuan, tapi sekarang sudah tidak lagi." “Wildan panggilkan semua penjaga.” “Baik Pak.” Hary, Fajar, dan Irfan sudah di hadapan Reynar. Ia akan memberikan instruksi agar siapapun tidak boleh masuk ke dalam Villa Rose meskipun itu Reva. Semua dilakukannya demi melindungi Alana. “Kalian jaga Villa Rose. Jangan biarkan siapapun masuk ke dalam Villa, siapapun itu termasuk Reva. Kalau bodyguard Reva memaksa untuk masuk ke dalam kalian lakukan segala cara untuk menghalangi si Indra masuk! Hajar saja si Indra itu bila dia tetap memaksa masuk,” titah Reynar. “Siap Tuan,” ucap Hary, Fajar, dan Irfan serempak. "Dan untuk kamu, Nina tugasmu segera hubungi Wildan saat Reva dan Indra mencoba mengganggu Alana dan lindungi Alana da