Share

Part 2

Author: Indah. S
last update Last Updated: 2021-07-30 09:55:22

Di sebuah tempat yang sangat indah terdapat seorang gadis cantik menatap sekitar yang semuanya serba putih. "Gue dimana."

“Siapa itu?" iris matanya menangkap seorang gadis yang sedang berjalan ke arahnya sekarang. Ia tidak mengenali siapa gadis itu.

Sekarang ini, terlihat seorang gadis seumuran dengannya berdiri didepannya.

“Siapa lo?” tanya dirinya pada seorang gadis di depannya.

“Gue Emily Arabelle Wilson. Tolong bantu gue," ucap gadis itu dengan nada memohon.

Dirinya menaikkan satu alisnya. Mengapa gadis ini meminta bantuannya, dan bantuan apa yang gadis ini inginkan. “Bantu apa?"

“Tolong balaskan dendam ku pada mereka semua. Terserah lo pakai cara apa saja, yang terpenting tangan gue sendiri yang melakukan semua itu," ucap gadis di depannya.

Dirinya terdiam sejenak mendengar bantuan yang di inginkan gadis didepannya sekarang ini.

“Kenapa bukan lo saja?” tanya dirinya. Mengapa bukan gadis di depannya saja yang melakukan itu semua itu, mengapa harus meminta bantuan dirinya. Itulah yang dipikirannya saat ini ketika mendengar bantuan gadis itu.

“Gue tidak bisa. Sekarang gue tidak punya banyak waktu tolong balaskan dendam ku,”  kata gadis itu penuh harap.

Dirinya menghembuskan nafas pelannya. “Baiklah. gue bantu lo balaskan dendam lo itu tapi dengan cara gue sendiri."

“Iya, terserah cara apa saja. Yang terpenting pakai tangan gue sendiri," balas gadis itu

“Biar gue bunuh mereka?” tanya dirinya pada gadis di depannya dengan menaikkan satu aslinya.

Gadis itu terdiam sejenak, kemudian menjawab pertanyaan yang dilontarkan untuknya.

“Iya. gue sangat muak melihat wajah mereka!” seru gadis di depannya dengan tatapan dendam yang sangat mendalam.

“Baiklah,” ujar dirinya. Ia melihat terdapat tatapan dendam di mata gadis itu.

“Terima kasih,” ungkap gadis itu

Gadis di depannya menghilang begitu saja setelah mengatakan ‘terima kasih’

•••

Disebuah tempat, lebih tepatnya rumah sakit. Disebuah ruangan yang serba putih, terdapat seorang gadis cantik yang berbaring dengan infus ditangan cantiknya itu.

“Euggh.” Gadis itu membuka matanya secara perlahan. Ia berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke renata matanya.

“Non sudah sadar." Seorang wanita membantu gadis itu untuk duduk bersandar di brangkar tempat ia berbaring.

"Biar Bibi panggilkan dokter dulu.” Wanita itu langsung keluar dari ruangan memanggil dokter setelah mengatakan kalimat itu. 

Wanita berusia 57 tahun. Yang gadis itu yakini adalah pembantu, saat menyebut kata ‘Bibi’ yang dia terlontarkan dari mulutnya tadi.

Tak lama dokter datang bersama satu orang suster. Dokter tersebut memeriksa gadis itu. “Bagaimana keadaan Anda? Apa ada keluhan?” tanya seorang Dokter tampan dan tinggi tentunya setelah memeriksa keadaan gadis itu.

“Pusing,” kata gadis itu singkat.

“Bagaimana keadaannya, Dok?" tanya wanita itu.

Dokter itu menoleh ke arah wanita yang berada di sampingnya. “Pasien sekarang tidak apa-apa. Hanya saja membutuhkan istirahat yang cukup."

Gadis itu menatap lurus ke depan dan mengeluarkan kata dari mulutnya. "Pulang."

Mendengar perkataan pasiennya, Dokter tersebut menoleh ke arah gadis itu. “Untuk saat ini anda belum bisa pulang. 1 sampai 2 hari anda baru bisa pulang."

Gadis itu tidak menjawab perkataan Dokter, ia hanya diam saja.

“Baiklah saya permisi dulu," pamit Dokter.

“Baik dok,” balas wanita itu. Setelah itu, Dokter dan suster itu keluar dari ruangan.

“Non tidak apa-apa?” tanya wanita tersebut dengan nada khawatir yang dibalas anggukan oleh gadis itu.

“Siapa?” tanya gadis itu singkat. Wanita di depan gadis itu terlihat bingung. Gadis itu yang tidak dapat jawaban, menghela napas pelan lalu bertanya kembali. “Siapa nama gadis ini?” 

“Kenapa Non Emily bertanya soal namanya? Apa Non Emily lupa ingatan?” batin Wanita itu.

Wanita bingung akan pertanyaan gadis tersebut, tapi wanita itu tetap menjawab pertanyaan tersebut.

“Nama Non yaitu Emily Arabelle Wilson,” jawab wanita itu.

“Ternyata dia,” batin gadis itu.

“Keluarga?” tanya kembali gadis itu dengan wajah dinginnya.

Wanita di depannya menunduk mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut gadis itu. Lalu mendongak melihat kembali ke arah gadis itu.

“Keluarga Non tidak ada yang menjenguk. Tapi, Non tenang saja. Ada bibi yang akan menjaga Non," papar wanita itu yang hanya dibalas anggukan oleh gadis itu.

Gadis itu menoleh ke arah wanita tersebut. “Siapa nama Anda?” 

“Bi Sri,” jawab wanita itu.

“Baiklah,”pungkas gadis itu.

Bi Sri berdiri dari duduknya dan membantu gadis itu membaringkan tubuhnya untuk beristirahat. “Non istirahat saja agar Non cepat pulih.”

Gadis yang dipanggil Non oleh Bi Sri mengistirahatkan tubuhnya, dan ditemani oleh Bi Sri yang berada di sampingnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Siti Juleha
jiwanya Keisya masuk ke raganya Emily
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • I'M Keisya Not Emily   Part 60

    Tetapi saat mereka berjalan menjauh, sebuah pisau melayang mendekati Keisya. Gadis itu yang mempunyai insting yang sangat kuat, langsung saja menangkap pisau itu dengan tangan kosong. Dan itu membuat tangan putihnya dipenuhi darah sendiri. Itu membuat Darel serta yang lain kaget dan terkejut, tetapi gadis itu tidak memperdulikan mereka semua.Keisya berjalan mendekat ke arah Lara. Sesuatu dalam dirinya ingin keluar sekarang, tetapi ia tahan. Bukan sekarang waktunya dan ia tidak ingin sesuatu terjadi seakrang. Ia tersenyum smrik pada Lara, sementara gadis itu mengeluarkan keringat dingin sebab Keisya telah berada depan wajahnya sekarang.Keisya memainkan pisau tersebut dengan sangat santai, itu membuat Darel sangat takut. Walaupun ia mengetahui siapa Keisya, tetapi masih ada rasa takut dalam dirinya setiap gadis itu melakukan hal yang berbahaya.“Bawa senjata tajam ke kampus. Melanggar peraturan.” Lara terdiam tidak bisa mengeluarkan kata sedikit pun.

  • I'M Keisya Not Emily   Part 59

    “Dia bukan Keisya. Jika lo ke sana, maka lo tidak akan bisa melihat dunia lagi dan tinggal nama lo saja nanti.” Darel terdiam di tempat mendengar perkataan itu, ia tidak mengerti. Ia ingin melakukan sesuatu pada gadis itu tetapi ia juga tidak ingin kenapa-kenapa pada dirinya.Darel menetapkan hatinya untuk mendekat pada gadis itu, Felicia belum sempat menahan tangan pria itu tetapi dia lebih dahulu pergi. “Shit! Darel memang menyerahkan nyawanya pada Alexa.”Sementara Darel sekarang sudah babak belur karena sedari tadi menahan gadis itu. Sementara mereka semua menatap Darel dengan tatapan yang sulit untuk diartikan, mereka tidak ada yang membantu pria tersebut bahkan kedua gadis itu. “Sudah gue bilang, jangan ke sana. Tetap ke sana, lihat sekarang.”Tak lama dari itu, terdengarlah suara langkah kaki berlari dari belakang mereka semua. Sontak saja, mereka membalikkan badan. Kedua gadis itu bernapas lega melihat keenam pria itu

  • I'M Keisya Not Emily   Part 58

    Mereka semua dapat melihat kilatan amarah di sana, kedua gadis itu semakin takut sekarang. Apa yang mereka rasakan sedari tadi, sekarang terjadi. Kedua gadis itu kembali saling memandang satu sama lain. “Cepat hubungi kak El sekarang. Hanya dia bisa.”Felicia langsung saja menghubungi Elvino dan tak lama diangkat oleh pria itu.“Halo, Kak.”[Ada apa?]“Lo sekarang ke sini. Dia kembali.”[APA? bagaimana bisa? sekarang lo di mana?]“Gue share lokasi sekarang. Secepatnya sekarang ke sini, Kak.”Carissa langsung saja memutuskan sambungan telepon itu sepihak dan langsung mengirimkan lokasinya pada Elvino. Sontak itu membuat mereka semua bingung dan khawatir. Sebenarnya apa yang terjadi sekarang.“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Alva.“Dia kembali,” papar Carissa.“Dia siapa?&r

  • I'M Keisya Not Emily   Part 57

    Sesuai perkataan gadis itu tadi. Sekarang mereka berada di sebuah Gudang tua. Saat ini kedua gangster berada di sebuah Gudang. Di sana terlihat banyak orang-orang, semua anggota kedua gangster berada di sana.Audrey, Febi, serta semua anggota gangster Rinex berada di depan ketiga gadis cantik tersebut, mereka semua dibuat berlutut. Ketiga gadis itu tersenyum smrik, Emily perlahan mengangkat dagu Audrey dengan jari telunjuknya. “Hai Shareena.”Setelah mengatakan itu, gadis itu melepaskan jarinya dari wajah Audrey. Gadis itu meludah ke arah samping. Ia meniup jari telunjuknya. “Ah jari gue habis pegang anjing.”“Shareena Aurora Gebiri, seorang jalang Aldeo Darvin Alendra. Mengikuti jejak sang mama tercinta yang pernah masuk dalam rumah tangga yang dulunya harmonis tetapi karena kedatangan kalian berdua, keluarga tersebut tidak harmonis lagi. Dan pada akhirnya Alya Putri Nafisha membunuh seorang lelaki yang tak lain adalah Samuel Raja

  • I'M Keisya Not Emily   Part 56

    Gadis itu melihat ke arah Felica, sedangkan Felicia yang melihat itu lalu menganggukkan kepala. Ia kemudian memutarkan sebuah foto yang mana terdapat Sembilan orang di sana. Foto pertama membuat semua anggota Graventas terutama Alex, di sana terdapat foto sang mama.“Kalian pasti mengetahui siapa dia. Ava Belvina Hernandez, mama dari Alex ketua gangster Graventas. Dia cantik, baik pula tapi sayang dia telah meninggal. Gue mau nanya sama kalian semua, kalian mengetahui penyebab kematian dia?”“Bagaimana kalua anaknya saja yang menjawab, Emily. Pasti dia mengetahui penyebab sang mama tercinta meninggal,” timpal Carissa.“Boleh deh. Jawab Alexander, bagaimana sang mama tercinta lo meninggal?” papar Emily.“Bunuh diri.” Emily tersenyum smrik ketika mendengar jawaban Alex, bukan hanya Emily saja tetapi kedua gadis tersebut.“Yakin bunuh diri? tapi gue tidak yakin deh dan serratus persen bukan karena

  • I'M Keisya Not Emily   Part 55

    Dua minggu telah berlalu, semua berjalan sesuai rencana ketiga gadis itu. Ah tidak lebih tepat, rencana Emily a.k.a. Keisya Gadis itu benar-benar membuat semua keluarga pemilik raga ini sangat menyesal sampai tidak bisa menunjukkan wajah lagi depannya.Entah apa yang dilakukan gadis itu pada mereka semua, hanya gadis itu yang mengetahui. Yang pasti gadis itu membuat mereka semua sangat menyesal bahkan William sangat menyesal sekarang.Dulu ia tidaak pernah membela Emily saat semua siswa-siwi mengatakan hal yang buruk pada gadis itu. Sekarang ia sangta menyesal, ia tidak pantas disebut sebagai kakak. Kakak mana yang bisa disebut sebagai kakak jika dia tidak menolong ataupun membela sang adik Ketika terkena masalah.William benar-benar sangat menyesal, sekarang ia benar-benar sangat menyesal. Masalah keluarga belum selesai juga sampai sekarang, dan sekarang masalah markas yang semakin rumit saja. Teka-teki terlalu banyak yang harus mereka pecahkan.'Gue

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status