Share

Part 2

Di sebuah tempat yang sangat indah terdapat seorang gadis cantik menatap sekitar yang semuanya serba putih. "Gue dimana."

“Siapa itu?" iris matanya menangkap seorang gadis yang sedang berjalan ke arahnya sekarang. Ia tidak mengenali siapa gadis itu.

Sekarang ini, terlihat seorang gadis seumuran dengannya berdiri didepannya.

“Siapa lo?” tanya dirinya pada seorang gadis di depannya.

“Gue Emily Arabelle Wilson. Tolong bantu gue," ucap gadis itu dengan nada memohon.

Dirinya menaikkan satu alisnya. Mengapa gadis ini meminta bantuannya, dan bantuan apa yang gadis ini inginkan. “Bantu apa?"

“Tolong balaskan dendam ku pada mereka semua. Terserah lo pakai cara apa saja, yang terpenting tangan gue sendiri yang melakukan semua itu," ucap gadis di depannya.

Dirinya terdiam sejenak mendengar bantuan yang di inginkan gadis didepannya sekarang ini.

“Kenapa bukan lo saja?” tanya dirinya. Mengapa bukan gadis di depannya saja yang melakukan itu semua itu, mengapa harus meminta bantuan dirinya. Itulah yang dipikirannya saat ini ketika mendengar bantuan gadis itu.

“Gue tidak bisa. Sekarang gue tidak punya banyak waktu tolong balaskan dendam ku,”  kata gadis itu penuh harap.

Dirinya menghembuskan nafas pelannya. “Baiklah. gue bantu lo balaskan dendam lo itu tapi dengan cara gue sendiri."

“Iya, terserah cara apa saja. Yang terpenting pakai tangan gue sendiri," balas gadis itu

“Biar gue bunuh mereka?” tanya dirinya pada gadis di depannya dengan menaikkan satu aslinya.

Gadis itu terdiam sejenak, kemudian menjawab pertanyaan yang dilontarkan untuknya.

“Iya. gue sangat muak melihat wajah mereka!” seru gadis di depannya dengan tatapan dendam yang sangat mendalam.

“Baiklah,” ujar dirinya. Ia melihat terdapat tatapan dendam di mata gadis itu.

“Terima kasih,” ungkap gadis itu

Gadis di depannya menghilang begitu saja setelah mengatakan ‘terima kasih’

•••

Disebuah tempat, lebih tepatnya rumah sakit. Disebuah ruangan yang serba putih, terdapat seorang gadis cantik yang berbaring dengan infus ditangan cantiknya itu.

“Euggh.” Gadis itu membuka matanya secara perlahan. Ia berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke renata matanya.

“Non sudah sadar." Seorang wanita membantu gadis itu untuk duduk bersandar di brangkar tempat ia berbaring.

"Biar Bibi panggilkan dokter dulu.” Wanita itu langsung keluar dari ruangan memanggil dokter setelah mengatakan kalimat itu. 

Wanita berusia 57 tahun. Yang gadis itu yakini adalah pembantu, saat menyebut kata ‘Bibi’ yang dia terlontarkan dari mulutnya tadi.

Tak lama dokter datang bersama satu orang suster. Dokter tersebut memeriksa gadis itu. “Bagaimana keadaan Anda? Apa ada keluhan?” tanya seorang Dokter tampan dan tinggi tentunya setelah memeriksa keadaan gadis itu.

“Pusing,” kata gadis itu singkat.

“Bagaimana keadaannya, Dok?" tanya wanita itu.

Dokter itu menoleh ke arah wanita yang berada di sampingnya. “Pasien sekarang tidak apa-apa. Hanya saja membutuhkan istirahat yang cukup."

Gadis itu menatap lurus ke depan dan mengeluarkan kata dari mulutnya. "Pulang."

Mendengar perkataan pasiennya, Dokter tersebut menoleh ke arah gadis itu. “Untuk saat ini anda belum bisa pulang. 1 sampai 2 hari anda baru bisa pulang."

Gadis itu tidak menjawab perkataan Dokter, ia hanya diam saja.

“Baiklah saya permisi dulu," pamit Dokter.

“Baik dok,” balas wanita itu. Setelah itu, Dokter dan suster itu keluar dari ruangan.

“Non tidak apa-apa?” tanya wanita tersebut dengan nada khawatir yang dibalas anggukan oleh gadis itu.

“Siapa?” tanya gadis itu singkat. Wanita di depan gadis itu terlihat bingung. Gadis itu yang tidak dapat jawaban, menghela napas pelan lalu bertanya kembali. “Siapa nama gadis ini?” 

“Kenapa Non Emily bertanya soal namanya? Apa Non Emily lupa ingatan?” batin Wanita itu.

Wanita bingung akan pertanyaan gadis tersebut, tapi wanita itu tetap menjawab pertanyaan tersebut.

“Nama Non yaitu Emily Arabelle Wilson,” jawab wanita itu.

“Ternyata dia,” batin gadis itu.

“Keluarga?” tanya kembali gadis itu dengan wajah dinginnya.

Wanita di depannya menunduk mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut gadis itu. Lalu mendongak melihat kembali ke arah gadis itu.

“Keluarga Non tidak ada yang menjenguk. Tapi, Non tenang saja. Ada bibi yang akan menjaga Non," papar wanita itu yang hanya dibalas anggukan oleh gadis itu.

Gadis itu menoleh ke arah wanita tersebut. “Siapa nama Anda?” 

“Bi Sri,” jawab wanita itu.

“Baiklah,”pungkas gadis itu.

Bi Sri berdiri dari duduknya dan membantu gadis itu membaringkan tubuhnya untuk beristirahat. “Non istirahat saja agar Non cepat pulih.”

Gadis yang dipanggil Non oleh Bi Sri mengistirahatkan tubuhnya, dan ditemani oleh Bi Sri yang berada di sampingnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status