Share

Mencurigakan

"Sana gih, cepat. Kalau terlalu malam melewati kebun sawit, kasihan Arsen," kata Bapak usai dia sholat.

Bapak cepat sekali sholatnya. Apakah Bapak tak bisa khusyuk? Atau … ah sudahlah, lebih baik aku cepat berwudhu. Entah kenapa, sejak peristiwa yang menimpa Satria, aku selalu saja paranoid dengan hal-hal yang begituan. Apalagi aku ingat, waktu itu Bapak sempat muntah. Namun Bapak tak mau datang lagi untuk di ruqyah.

Bapak benar, untuk keluar menuju ke jalan raya, butuh waktu sekitar dua puluh menit. Takutnya Arsen akan takut nanti, melihat pohon-pohon sawit di kegelapan malam. Pasti akan tampak menyeramkan di mata anak kecil seusia Arsen. Jangankan Arsen, aku sendiri terkadang takut kalau memandang pohon-pohon sawit yang berjajar rapi di malam hari. Berasa horor kalau diliatin lama-lama.

Bapak menunggu di ruang tamu, seperti aku tadi. Usai sholat aku bermunajat pada yang Maha Kuasa, berharap keputusanku untuk berpisah dari Mas Bima adalah keputusan yang tepat. Memohon kelancaran, j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status