Seorang gadis desa yang selalu dianiaya layaknya budak oleh ibu tiri dan saudara tirinya. Dia adalah Alana si gadis lugu dan polos, dan harus dijual oleh sang ibu tiri kepada juragan bewok. Ternyata Alana dibeli oleh seorang duda muda dan kaya dari kota yaitu Arka. Namun Arka membeli Alana hanya untuk dijadikan pengasuh anaknya yang masih berusia empat tahun, bukan dijadikan istri. Akankah kehidupan Alana lebih membaik setelah pindah ke kota atau Alana semakin menderita? Mari ikuti kelanjutan kisah Alana dan Arka dalam cerita "Menjadi Istri Duda Muda".
View Moreเขาคือชายหนุ่มหล่อเหลาแต่ใครจะคิดว่าเขาจะมีปมด้อย และดันเป็นปมด้อยที่รักษาทางกายไม่ได้มันต้องรักษาทางจิตใจเท่านั้น ส่วนเธอคือคุณหมอสาวสวย ผู้ซึ่งเคยทิ้งเขาไปเมื่อสิบปีที่แล้ว เจอกันหนนี้เขาจะไม่ยอมให้เธอหนีพ้น
เขาคือตราบาปในใจเธอ ส่วนเธอก็ตราบาปในใจเขา
“ผู้หญิงแก่บ้า ได้แล้วก็ทิ้งกัน”
“เด็กบ้า ใครจะคิดว่าอายุแค่สิบเจ็ดปี..นี่ฉันจะโดนข้อหา
พรากผู้เยาว์ไหมเนี่ย”หลังจากนั้นสิบปีผ่านไปเขาและเธอกลับมาเจอกันอีก ในฐานะคุณหมอกับคนไข้
“คนไข้มีอาการยังไงคะ”
“นอนไม่หลับหลังจากมีเซ็กส์”
“เออ...เป็นมานานหรือยังคะ”
“ตั้งแต่สิบปีที่แล้ว ตั้งแต่โดนผู้หญิงเปิดซิง แล้วทิ้งไปตอนนอนหลับ”
“ฉันก็โดนเปิดซิงเหมือนกันไม่ใช่นายคนเดียวสักหน่อย”
ชายหนุ่มเลิกคิ้วคมเข้มตกตะลึงอยู่กับภาพเบื้องหน้า เขาส่ายหัวไปมาอย่างเร็ว ๆ เพื่อให้แน่ใจว่าตาไม่ได้ฝาดไป
ผู้หญิงตรงหน้าคือคนที่เขาตามหามาตลอดสิบปีจริง ๆ
ไปอยู่ที่ไหนมาวะตั้งสิบปี..ชายหนุ่มสบถในใจ
"เชิญคนไข้นั่งก่อนค่ะ . .คุณปริญ" คุณหมอสาวขมวดคิ้วเป็นปม ชื่อนี้ หน้าตาแบบนี้ คงไม่ใช่มั้ง
"คุณพยาบาล ผมขออยู่ตามลำพังกับคุณหมอได้ไหมครับ" เขาเอียงคอ กล่าวกับพยาบาลสาวด้วยน้ำเสียงสุภาพ
หญิงสาวหันรีหันขวาง มองหน้าคุณหมอคนสวย
"กฎของคลินิกไม่อนุญาตให้คนไข้กับหมออยู่ด้วยกันตามลำพังน่ะค่ะ" คุณหมอสาวเอ่ยเสียงเรียบ เอากฎที่ไม่มีอยู่จริงมาอ้างแล้วพยายามฝืนยิ้มตามมารยาท
คนไข้หนุ่มมองหน้าเธอสักพักแล้วจึงตัดสินใจโพล่งคำถามออกมาทำเอาคุณหมอกับพยาบาลมองหน้ากันเลิ่กลั่ก
"เปิดซิงผมแล้วทำไมทิ้งผมไว้คนเดียว"
"ห้ะ" คุณหมอรีบหันไปทางพยาบาลแล้วสั่งให้อีกฝ่ายออกไปรอหน้าห้องก่อน
"คนไข้พูดอะไรหมอไม่เข้าใจ" น้ำเสียงของเธอสั่นหน่อย ๆ
"ผมชื่อปริ้นส์" เขาแนะนำตัวเองอย่างกวน ๆ
"เออ คุณปริ้นส์"
คุณหมอสาวมองหน้าคนไข้หนุ่ม สิบปี…เขาโตขึ้นมากจนเธอเกือบจำไม่ได้ ตอนเห็นชื่อคนไข้ครั้งแรกเธอก็ยังตกใจนิดหน่อย แต่ไม่คิดว่าจะใช่ไอ้เด็กเมื่อวานซืนคนนั้นจริง ๆ ชายหนุ่มที่บังอาจหลอกเธอและเกือบทำเธออับอายขายหน้า
คนไข้หนุ่มมองหน้าคุณหมอสาวด้วยแววตาอาฆาต
เพราะเธอ… ชีวิตเขามันถึงเหี้ยแบบนี้
เพราะเธอ…เขาถึงต้องมาพบจิตแพทย์
ไม่คิดว่าในที่สุด เขาก็เจอผู้หญิงที่เขาตามหามาเป็นสิบปี
จนเจอจนได้"คนไข้คงจำคนผิดแล้วค่ะ"
"จะดูคลิปไหม"
"ห้ะ" คุณหมอสาวหน้าถอดสี อะไรคือคลิป สิบปีที่แล้วมีคลิปแล้วเหรอ จำได้ว่าตอนนั้นไม่ได้ถ่ายนี่นา
"ไม่เชื่อเหรอ"
"ตกลงมาหาหมอทำไมคะ" คนเป็นหมอไม่อยากต่อความยาวสาวความยืด
"ผมจะนอนไม่หลับ ถ้านอนร่วมเตียงกับผู้หญิง โดยเฉพาะหลังมีเซ็กส์" เขากัดกรามตอบเธอด้วยสีหน้าเจ็บปวด
"ทำไมคะ" คนเป็นหมอก้มหน้าบันทึกข้อมูลลงบนชาร์จคนไข้ ปกปิดอาการประหม่าอย่างมิดชิด
"ผมโดนผู้หญิงบ้าทิ้ง หลังจากเธอเปิดซิงผม" เขากดเสียงต่ำประชด
"ฉันก็โดนเปิดซิงเหมือนกันไม่ใช่นายคนเดียว อุ๊บ"
คนบอกไม่รู้จักกันลืมตัวเผลอบอกเรื่องราวในอดีตได้แม่นยำ ...
Tasya terus saja mendumel perihal Delvan yang tak mengucapkan kata manis keoadanya tadi malam. Bahkan sampai Tasya sulit untuk memejamkan mata, seolah hatinya ingin selalu membersamai sang pacar.Mungkin hati Tasya juga sudah terpaut dengan sosok Delvan yang memikat. Tasya seakan di bius oleh asmara seketika, dan sampai jam menunjukkan pukul satu dini hari pun, barulah Tasya memejamkan matanya.Sementara sang sahabat sudah berada di alam mimpi sejak tadi, membiarkan Tasya seorang diri dalam kebingungan.Dan saat ini, Tasya terbangun dengan kepala pening. Alarm di nakasnya berbunyi bersahutan dengan alarm milik Clara. Memaksa Tasya untuk membuka matanya yang masih terlelap.Tasya meregangkan otot-otot lengannya. Mencoba mengatur nafas dan juga konsentrasi penuh agar bisa beraktivitas dengan benar. Sang sahabat sudah tidak ada disampingnya, terdengar percikan air di dalam kamar mandi.Setelah melakukan segala aktivitas, Tasya dan Clara menuju ke sekolahnya dengan Clara yang membawa moto
Tasya terdiam, mencoba menajamkan alat pendengaran nya dengan sebaik mungkin. Takut salah denger dengan pengakuan cowok di depannya itu."Gue butuh Lo, Tasya. Bisa?" Tatapan Delvan memusat pada Tasya. Tatapan yang penuh arti dan permohonan. Tatapan yang membuat siapapun bakal terpesona."Gu-gue gak tau, gue gak boleh pacaran, Van." Tolak Tasya dengan ucapan pelan. Tak ada nada ketus.Rasa khawatir mulai tumbuh kembali, Tasya hanya takut jika semuanya kembali seperti hari kemarin. Hari dimana Delvan mulai menjauhinya atau mungkin tak akan menganggapnya ada lagi."Bukan karena Lo gak suka cowok badbboy? Ouh iya, Lo suka cowok good boy. Maaf Sya, gue baru inget." Seolah tak ingin mengungkit sesuatu yang lebih sakit. Delvan bergumam seorang diri.Mencoba menyadarkan posisi dirinya yang tak diinginkan oleh gadis di depannya itu."Tapi gue bakal buktiin, meskipun gue badboy, gue pasti dapetin Lo, cewek good girl."Tasya terperanjat, lalu mencoba kembali menatap Delvan. "Van? Lo ngomong apa
Layla dan Abidzar sudah sampai di rumah mereka. Mereka tadi sudah menebus obat untuk wajah Layla."Masih perih?" Tanya Abidzar."Udah mendingan Mas, nanti juga sembuh kok setelah rutin pakai salep sama obat nya ini." Ucap Layla sambil melihatkan beberapa salep dan obat.Abidzar langsung mengangguk mendengar jawaban Layla. Dia terlihat sangat lemah."Layla." Panggilnya dengan suara serak.Layla menikah kemudian tersenyum, "Kenapa Mas Abi?""Aku mencintaimu." Ungkapnya.Layla semakin tersenyum, kata-kata dari Abidzar mampu membuat pipi nya merona."Sampai kapan Mas?" Tanya Layla sedikit menggoda Abidzar."Sampai kapanpun, Insya Allah." Ungkapnya yakin."Aku juga mencintai mu Mas Abidzar. Tolong jangan tinggalkan aku." Pinta Layla.Abidzar mengangguk mantab. Kemudian dia merentangkan tangannya. Layla langsung menghamburkan tubuhnya ke dalam pelukan Abidzar.Pelukan yang selalu menghangatkan, pelukan yang selalu menenangkan. Layla sangat menyukai moment seperti ini.Abidzar juga tidak mau
Abidzar pun meng iya kan permintaan istrinya itu, tapi dengan syarat rujak yang akan di beli nanti bukan rujak yang berada pedas. Abidzar melarang Layla melakukan hal itu, Layla tidak boleh mengonsumsi makanan pedas selama dia hamil.Mereka pun akhirnya pergi ke pesantren modern, lebih tepatnya di samping pesantren modern, karena disanalah kedai rujak buah itu nangkring."Pak, beli satu yang tidak pedas dan buahnya jangan yang kecut." Abidzar memberitahu kepada bapak penjual rujak itu.Mereka sudah sampai di samping pesantren modern, dan Abidzar langsung memesan rujak keinginan Layla. Meskipun Layla sempat tidak menyetujui permintaan Abidzar yang request buah tidak kecut, padahal kan Layla malah ingin buah yang amat kecut sekali.Bapak penjual rujak itu mengangguk, dia langsung memotong beberapa buah segar dan langsung di siram dengan bumbu rujak. Beruntung sekali sore ini sedang tidak ramai, jadi Abidzar dan Layla tidak perlu antri.Setelah selesai, Abidzar pun menyodorkan uang sehar
Pagi itu cuaca nya sangat terang, semua beraktivitas seperti biasanya. Layla memasak untuk sarapan nya dengan Abidzar, sementara Abidzar sudah bersiap untuk pergi mengajar di pesantren modern.Layla terlihat bersemangat di pagi hari ini, mood nya sedang baik. Layla memasak dengan sangat semringah. Begitu juga dengan Abidzar yang terlihat juga senang, pagi hari nya di awali dengan semua yang baik."Makanan sudah siap, ayo Mas kita sarapan sulu biar Mas Abi ngajarnya fokus. Kalau fokus kan kita bisa berbagi ilmu dengan baik kepada para santri." Layla berucap sambil menyendok kan beberapa lauk setelah mengambil nasi ke piring makan untuk Abidzar."Iya Humaira, kamu memang yang terbaik. Gak di malam hari, gak di pagi hari, kamu selalu membuat Mas bersemangat." Abidzar memeluk Layla dari arah belakang yang langsung dapat rengekan dari sang empu nya.Mereka pun langsung memakan sarapan dengan sangat lahap, terlihat kalau Abidzar sangat menyukai masakan dari istrinya itu. Layla juga sangat s
"Lo mau makan apa?" Tanya Delvan sambil membuka menu makanan. Tempat makan yang bernuansa Jepang itu begitu menggugah selera. Terdapat berbagai jenis makanan sussi dan juga hidangan salmon yang disajikan dengan beberapa sayuran khas. Dan juga beberapa ramen, dari yang jenis berkuah dan tambahan bumbu lain.Saat ini kondisi agak ramai karena memang bertepatan dengan jam makan siang."Mau ramen, gue mau yang Shoyu dan juga sussi dengan ikan Salmond. Minumnya jus strawberry." Jawab Tasya sambil melihat sekeliling Mall. Begitu jakjub, jujur saja ini kali kedua dia ke Mall ini. Sejak kepindahan nya."Ouh, oke." Sahut Delvan bersemangat.Merasa senang karena Tasya begitu cekatan, tak seperti wanita pada umumnya yang ditanya makan malah jawabnya terserah. Delvan pun memesan makanan yang sama dengan Tasya, bahkan minumnya juga mengikuti rasa punya sang pacar. Dasar Delvan! Sudah jadi bucin akut.Beberapa menit menunggu, seorang laki-laki mendekati Delvan. Laki-laki itu berpenampilan sangat
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments