“Hahaha baguslah kalau kau tahu siapa aku, orang aneh! Itu artinya aku tidak harus langsung turun tangan untuk membunuhmu. Kau boleh tanggalkan nyawamu sendiri di hadapanku.”Dewa Api masih belum mengetahui orang yang menggunakan caping itu adalah Liong Yun. Seandainya ia mengetahui, tentu tidak akan gegabah berani menantang pemuda itu. Orang yang pernah membuatnya kehilangan sebelah tangan itu sampai sekarang masih menjadi satu-satunya orang yang membuat gentar selain kakak seperguruannya.Liong Yun yang masih menyamar di balik penampilannya yang bercaping, hanya memberikan gumaman. Namun hal itu sudah membuat Dewa Api tersurut mundur.“Auman naga surgawi!” seru Dewa Api.Dewa Api sangat mengenali teknik suara yang digunakan Liong Yun. Auman Naga Surgawi, sebuah teknik suara yang mengandung tenaga sakti di tingkatan tertinggi. Sangat jarang orang menguasainya. Bahkan ia sendiri belum mencapai tahapan itu.“Siapa sebenarnya orang aneh ini?” gumam Dewa Api mulai timbul rasa gentarnya.
Dewa Api tersenyum sinis lalu melompat ke udara. Pandangan Dewa Api, terlihat begitu menakutkan. Ia tidak ragu untuk mengeluarkan seluruh kemampuan yang dimilikinya. Dengan gemetar, dia memanggil kekuatan tenaga inti api terkuat yang tersimpan dalam dirinya. Bahkan, untuk menambah kekuatannya, ia menelan tiga pil peningkat tenaga. Dewa api mengerahkan kekuatan tenaga inti api terkuatnya. Kekuatan Tenaga api yang begitu dahsyat pun langsung memancar dalam tubuhnya. Dengan Tangan Dewa Api yang tersisa satu, ia bergerak dengan cepat, memanipulasi api di sekitarnya menjadi serangan yang mematikan. Liong Yun, tidak mau kalah, mengerahkan Ilmu Tenaga Inti Nirwana. Dari tubuhnya memancar cahaya kuning putih yang menyilaukan, pertanda kekuatan sakti itu sudah sempurna. Pertarungan kedua makhluk ini tak bisa dielakkan lagi. Pada awalnya, Dewa Api mampu mengimbangi serangan Liong Yun, bahkan dengan kekuatan yang mengagumkan. Namun, beberapa saat kemudian, Dewa Api mulai terdesak oleh kekuat
“Baktiku kepada guruku, sampai kapanpun tidak akan padam. Tapi untuk menaatimu dalam kesesatan, tentu seandainya guruku masih hidup ia yang akan melarangnya langsung!” jawab Giok Jung.Pertapa Sakti Pulau Kayangan nampak marah, ia memerintahkan majikan pulau hong yang menggunakan pakaian hijau menyerang. Pertempuran yang mendebarkan pun dimulai. Sebuah gesekan kekuatan yang menghasilkan percikan api di udara memancar dari tubuh musuh. Pertapa Sakti Pulau Kayangan memandang dengan mata penuh kemarahan, dan dengan sikap tegasnya, ia mengangguk kepada Majikan Pulau Hong yang mengenakan pakaian hijau, memerintahkannya untuk menyerang.Majikan Pulau Hong dengan kekuatan api sejati, melangkah maju dengan gerakan ringan. Langkahnya kokoh, penuh kepercayaan diri seolah-olah ia sudah mengetahui hasil pertarungan ini sebelumnya. Pancaran kekuatan api di tubuhnya semakin lama semakin meningkat. Membuat tempat itu dilanda hawa panas yang kuat.Di sisi lain, Giok Jung, dengan rasa dukanya bersiap
Di tengah pertempuran yang mendebarkan antara Giok Jung dan Majikan Pulau Hong, serta Liong Yun dengan Pertapa Sakti Pulau Kayangan, keadaan semakin memburuk bagi pihak Li Cheng dan Liong Yun. Mereka harus menghadapi tekanan yang semakin meningkat dari lawan-lawan mereka yang sangat kuat.Li Cheng, yang telah menyaksikan pertarungan Giok Jung dari kejauhan, merasa cemas melihat ayahnya yang berada di pihak lawan. Dia melangkah maju dengan hati yang berdebar-debar, ingin membantu Giok Jung untuk menghadapi ayahnya.Namun, dia juga sadar betul bahwa situasinya tidak memungkinkan. Pertarungan di dunia persilatan memiliki aturan dan etika yang harus dihormati, dan Li Cheng tahu bahwa campur tangan tanpa sebab yang jelas dapat akan menjadi bahan tertawaan dunia persilatan.Seandainya yang dihadapi orang-orang aliran hitam, mungkin lebih mendingan. Namun Pertapa Sakti dari Pulau Kayangan terkenal dengan sepak terjangnya yang mulia dan sangat dihormati di aliran putih.Sementara itu, Liong
Bummmm!Liong Yun dan Liong Chen sama-sama menerjang dan saling menghantam dengan kekuatan mereka masing-masing. Sekilas memang terlihat seimbang, namun kenyataanya Liong Chen yang menguasai pertarungan.Pertarungan keduanya semakin sengit. Kini Liong Yun mulai merasakan keunggulan dari lawannya. Ia tidak lagi mampu menyerang, hanya bisa mempertahankan diri. Sesekali ia melihat keadaan sekitarnya, para pendekar di pihaknya pun sama dalam keadaan terdesak.“Apabila terus seperti ini mungkin kamilah yang akan binasa. Tidak akan ada lagi orang yang berani menghentikan orang tua sesat ini,” batinnya seraya terus bertahan dari serangan ayahnya yang kini tubuhnya dikuasai lawan.Bukkkk!“Huekkkk!”Liong Yun terlempar oleh tendangan Liong Chen yang tepat mengenai lambungnya. Ia langsung memuntahkan darah segar. “Pendekar Liong!”Hampir bersamaan beberapa orang pendekar yang melihat keadaan pertarungan Liong Yun dan Liong Chen berteriak khawatir. Nampak Pendekar Bayangan Maut itu sangat kepa
“Siapapun dari kalian yang ingin bergabung denganku, berdirilah di belakangku. Karena mereka yang berada di depanku, akan kuantar kepada dewa maut, hahaha!”Ucapan Pertapa sakti Pulau Kayangan menggelegar di angkasa membuat gentar semua pendekar yang mendengar. Para pendekar persilatan mulai panik ketika tubuh mereka diserang oleh kekuatan tak terlihat yang seolah-olah memaksa mereka untuk terlepas dari pijakan bumi. Serangan tak berwujud itu membuat mereka berguling-guling di udara, berusaha keras mempertahankan diri namun terlihat tak mampu mengatasi kekuatan misterius yang menyerang mereka.Beberapa pendekar yang tergolong kuat masih berusaha melawan kekuatan itu, tetapi sebagian besar dari mereka akhirnya terangkat tubuhnya dan melayang tak mampu bergerak di udara. Kegelapan mendalam melingkupi mereka, sementara deru petir yang menyambar-nyambar semakin menambah kekacauan dan ketakutan di sekitar.Semua orang menjadi panik, tetapi tak satu pun dari mereka mampu mengucapkan sepat
“Serang!”Pertapa Sakti Pulau Kayangan memberi perintah kepada sepuluh anak buah utamanya untuk menyerang. Mereka merupakan sepuluh pasukan pilihan yang dibuat oleh sang pertapa. Ia menamai mereka dengan Sepuluh Iblis Pengantar maut.Kesepuluh orang itu menggunakan pakaian serba merah. Mereka semua mengenakan topeng Iblis. Tubuh mereka memancarkan cahaya dan asap berwarna hitam.Para Iblis Pengantar Maut itu langsung mengepung Liong Yun di udara. Luar biasa, ternyata Ilmu meringankan tubuh sepuluh orang itu pun telah melampaui ketinggian ilmu normal manusia. Mereka melayang bagaikan berpijak di tanah. Hanya sesaat mereka menatap Liong Yun dengan ganas, kesepuluh orang itu langsung menyerang mengeroyok sang Pendekar Bayangan Maut.Kesepuluh orang itu berubah wujudnya menjadi sosok hitam pekat. Mereka menyerang Liong Yun dengan gerakan yang sangat cepat. Tenaga sakti yang mereka kerahkan pun bukan main-main.Namun serangan demi serangan yang dilancarkan oleh mereka tak satupun yang ber
Liong Yun mengerahkan seluruh tenaganya, memancarkan kekuatan merah yang begitu kuat hingga alam pun berguncang. Angin kencang berhembus, pepohonan melengking, dan awan-awan hitam berkumpul di langit, menciptakan suasana yang gelap dan tegang. Cahaya merah yang memancar dari tubuh Liong Yun menjadi semakin terang, seolah memenuhi seluruh medan pertempuran dengan kehangatan yang membara. Setiap orang yang terpapar cahaya itu menjadi sangat sulit bergerak.Orang-orang yang berada di sekitar pertempuran itu, baik dari pihak Liong Yun maupun dari pihak Pertapa Sakti Pulau Kayangan, menjauh dengan cepat. Mereka takut terkena dampak dari kekuatan yang begitu besar ini. Beberapa di antara mereka yang kurang waspada terkena sedikit cipratan energi merah itu, dan tubuh mereka terdiam tak lama kemudian terbakar dan hancur berkeping-keping.Liong Yun, dengan mata yang memancarkan kemarahan melesat maju dengan kecepatan kilat. Gerakannya begitu cepat sehingga sulit bagi mata manusia biasa untuk