Xora tidak pernah menyangka bahwa dunia yang hancur akibat munculnya dungeon justru menjadi template baru untuk identitas barunya sebagai "Blood Hunter" alias "Vampir". Di Dungeon, gadis yang beruntung itu bertemu dengan seorang guru yang mengajarinya berbagai teknik pertahanan diri. Ketika dia kembali ke Bumi, tentu saja dia menjadi sorotan orang-orang.
view more“Takdir yang goodlooking dan yang tak goodlooking jauh berbeda. Miris, tapi itulah kenyataannya. Dunia hanya memihak mereka yang goodlooking,” batin Xora tersenyum masam melihat kondisinya sendiri.
Dia adalah anak dari guild mafia terkuat di dunia. Namun terbaring di atas kasur usang dengan ruangan kamar yang penuh dengan debu. Aksesorisnya pun juga telah tua dan berkarat. Tak ada yang bisa dia banggakan.Sekarang, Xora tak lagi bisa melakukan apa-apa. Tak ada yang mau datang hanya untuk sekadar menjenguknya.Dia adalah gadis buruk rupa dengan kulit hitam, tubuh kurus seperti mumi. Ditambah jerawat bernanah memenuhi permukaan wajahnya.Status hanyalah status. Dia menghela napas pelan, merenung dalam sepi tentang keadaannya sekarang. Tubuhnya benar-benar melemah secara perlahan. Sejak kecil dia memanglah lemah, tapi keadaannya menjadi semakin lemah ketika dia menutup diri. Tak memakan apapun selama kurang lebih dua minggu.“Tak ada yang bisa dibanggakan dariku. Sudah tidak goodlooking, keberuntungan buruk, ditambah dengan tubuh yang penyakitan. Sungguh, tak ada yang mengharapkanku untuk hidup,” batin Xora dengan mata yang berkaca-kaca.Dia kemudian menarik napas dalam dan menutup mata, membiarkan air mata jatuh. Napasnya mulai sesak, tapi hati Xora malah terasa lega. Dia merasa sangat yakin, bahwa inilah ajalnya.Xora membuka kedua matanya dan menatap ke langit-langit kamar dengan penuh permohonan. “Jika memang ini akhirnya. Maka aku mohon, jika ada kehidupan kedua. Berikan aku keluarga yang penuh kasih sayang dengan tubuh yang goodlooking,” pintanya—dalam hati—sambil menutup mata secara perlahan.[Notifikasi! Kode aktivasi 'God of Beauty and War' telah diaktifkan!][Notifikasi! Mengidentifikasi pemilik God of Beauty and War!][Notifikasi! Proses identifikasi selesai!]]Baru saja dia menutup mata, kini kelopak mata itu kembali terbuka. Bahkan terbelalak dengan lebar. “Apa ini?” batin Xora. Dia kaget melihat sesuatu berbentuk persegi empat di hadapannya muncul.[Notifikasi! Sistem God of Beauty and War meminta persetujuan. Apakah Anda ingin menjalin kontrak dengan sistem?][Notifikasi! Cukup anggukkan kepala jika Anda menerima. Dan jika Anda tidak menerimanya, cukup gelengkan kepala Anda!][Ya] [Tidak]Xora terdiam seraya mengernyitkan alisnya bingung. Dia tak tahu harus apa. Namun kemudian, seekor lalat muncul dan terbang ke atas kepala Xora. Membuat Xora mendongkak ke atas. Setelah itu, si lalat kembali terbang. Kabur ke bagian dagu. Membuat Xora lagi-lagi menengok ke arah bawah. Jika diamati, gerakan Xora seperti sedang mengangguk iya.Sistem God of Beauty and War itu menganggap bahwa gerakan barusan adalah bentuk persetujuan dari Xora.[Notifikasi! Anda telah menyetujui kontrak dengan sistem God of Beauty and War!]Panel notifikasi baru muncul dan panel sebelumnya menghilang.[Notifikasi! Sekarang, kontrak di antara Anda dan Gof of Beauty and War telah terjalin!][Notifikasi! Anda menerima item 'Whip of War and Beauty' tingkat Rare!][Notifikasi! Anda menerima item 'Face Cream' tingkat Epic!][Notifikasi! Anda menerima 35 poin distribusi!][Notifikasi! Stamina Anda akan disembuhkan oleh God of Beauty and War, bertambah +2 poin secara permanen.]Notifikasi terus menerus berdatangan, hingga di panel terakhir. Setiap jengkal tubuh Xora mengeluarkan cahaya berwarna hijau.Dia langsung terkejut, tapi anehnya. Cahaya itu memberikan rasa aman dan nyaman pada tubuhnya. Perlahan, dia juga merasa lebih kuat dan membaik dari sebelumnya."Apa yang sebenarnya terjadi di sini?" tanya Xora yang kemudian bangkit dari kasurnya dengan perasaan terkejut, lalu menatap kedua tangannya sekarang. Dia lalu menatap ke arah panel sistem."Siapa kau sebenarnya?" tanya Xora pelan dengan tatapan waspada.[Notifikasi! Sistem adalah 'Miracle' dari sebuah tempat yang dikirim untuk membantu Anda. Dungeon akan segera bermunculan di segala tempat dan membahayakan Bumi dalam waktu singkat.]Membaca notifikasi dari sistem. Alis Xora kembali mengerut mencoba mencerna apa yang sedang tertera."Dungeon?" tanyanya pelan.[Notifikasi! Iya Dungeon. Berawal pada retakan ruang dan waktu yang terbuka semakin lebar, menyebabkan keluarnya para monster yang akan memusnahkan manusia dalam waktu singkat.]Manik mata Xora terbelalak tak percaya. "Apa hal seperti itu benar-benar nyata?" tanyanya yang masih tak percaya sambil menundukkan kepala."Bukankah sekarang setiap negara memiliki persenjataan yang canggih? Apa itu masih belum cukup kuat?" tanya Xora mengangkat kepala menatap sistem.[Notifikasi! Sayangnya tidak, meski senjata itu rudal sekalipun. Dungeon itu benar-benar berbeda dari dunia modern ini. Mereka memiliki kekuatan masing-masing, lebih kuat dari rudal dan mesin pembunuh sekalipun.]Xora kembali terkejut melihat jawaban dari sistem God of Beauty and War. Kedua tangannya mengepal. Dia menghela napas dan melonggarkan kepalan tangannya. "Jadi, apakah aku harus menyelamatkan dunia seperti di novel-novel? Memangnya, apa yang telah dunia berikan untukku, selain penghinaan dari wajah yang tak good looking ini?" tanya Xora kembali.Gadis muda berumur 19 tahun itu benar-benar tersenyum masam. Sistem God of Beauty and War pun terdiam untuk sesaat.[Notifikasi! Tentu saja Anda akan menjadi goodlooking, kuat dan kaya raya dengan kekuasaan tak tertandingi. Mungkin saja, keluarga yang telah mengabaikan Anda ini akan mulai melihat potensi dalam diri Anda.]Tawa Xora pecah membaca panel sistem yang tampil di hadapannya. "Apa yang kuharapkan dari orang-orang di sini? Aku sudah menyerah, lebih baik cari orang lain untuk mendapatkan itu," sambung Xora menjawab.[Notifikasi! Apa Anda yakin? Sistem bisa membantu Anda untuk sembuh dari penyakit yang tergolong 'langka' itu. Apa Anda yakin tidak ingin membalas dendam terhadap orang-orang yang telah menghina Anda? Dengan sistem, Anda bisa menjadi kuat, cantik, menawan dan tentunya sehat!]Xora terdiam ketika membaca panel sistem. Penawaran di hadapannya ini lebih dari cukup. Dia mengangkat kedua tangan ke depan wajah dan melihatnya dengan teliti. Dia menurunkan kedua tangan dan menatap ke arah panel sistem."Sebelum aku memutuskan, apakah aku bisa berjalan-jalan keluar ke tempat yang jauh?" tanya Xora pelan.Dari wajahnya, jelas bahwa dia tak ingin berharap. Namun berbeda dengan apa yang ada di dalam hati. Dia sangat ingin dan sangat berharap bahwa itu bisa dilakukan.[Notifikasi! Tentu itu bisa dilakukan. Tapi ketika Anda tidak sanggup, jangan memaksakan diri untuk terus ‘berjalan’.]Xora mengangguk. Tanpa dia sadari, senyum lebar terukir di bibirnya yang pucat itu. Dia lalu segera beranjak dari kasur dan mulai melangkah perlahan keluar.“Ini berbeda dari sebelumnya,” batin Xora senang.Akhirnya dia tak perlu lagi menggunakan alat bantu seperti kursi roda untuk keluar. Di saat dia berada di gerbang. Beberapa pelayan dan penjaga menatapnya sambil terpaku."Eh? Bukankah itu Nona Penyakitan? Dia bisa berjalan?""Benar, itu si Paling Penyakitan. Aku pun juga baru kali ini melihatnya berjalan. Tapi, dia mau kemana?"Bisik-bisik pelayan terdengar sampai telinga Xora. Tetapi, gadis itu sama sekali tidak mempedulikannya. Yang penting, dia sudah bisa berjalan tanpa ada bantuan dari kursi roda.Trangg! Saat pedang Xora menyentuh bulu Poison Tongue Bird, pedang itu langsung terlempar jauh dari tangan Xora. "Apa yang terjadi? Kenapa aku tak bisa menebasnya?" lirih Xora dengan mata terbelalak. Di saat yang bersamaan, Poison Tongue Bird di hadapan Xora bergerak cepat untuk mencengkram tubuh Xora. Boom! Poison Tongue Bird itu mencengkram tubuh Xora, dan menghempasnya ke atas tanah dalam waktu singkat. Rasa sakit luar biasa pun menyerang punggung Xora. 'Sakit,' keluh Xora di dalam hati. Mata Xora melirik ke arah Poison Tongue Bird yang menghempasnya ke tanah. Ada kebencian yang tersorot jelas dari tatapan Xora. Dia kemudian beralih menatap pedangnya yang tergeletak cukup jauh. Xora berusaha mengabaikan rasa sakit pada punggungnya, lalu bangkit dan meraih pedang itu. Xora menatap Pedang Kutukan di genggamannya. 'Kenapa aku tidak bisa menebas mereka dengan mudah, seperti Flyor?' batin Xora bertanya-tanya. Dia merasa kecewa karena kemampuannya tidak seperti Flyor."Miss. U!" Teri
Flyor meraba bibirnya yang tengah tersenyum lebar."Akhir-akhir ini ... aku banyak tersenyum," gumam Flyor yang merasakan perbedaan drastis pada dirinya, setelah Xora datang. "Tapi sebelum itu, lebih baik aku segera menentukan latihan apa yang perlu diberikan kepada Miss. U," sambung Flyor sambil mencuci piring. ***Mentari mengangkasa dengan angkuh dan terik. Suasana sekitar terasa begitu panas, tapi tak berlaku bagi Xora yang duduk di bawah rindangnya pohon ketapang. Gadis itu mengangkat telapak tangannya ke depan wajah, lalu memandang mereka dengan ekspresi tak percaya. "Baru saja, aku mengayunkan pedang sebanyak 3000 kali." Dia bergumam lirih dengan napas terengah-engah. [Notifikasi! Anda menyelesaikan Quest Tambahan!][Notifikasi! Anda mendapatkan item rahasia berupa 'Kalung Usang'.][Notifikasi! Anda mendapatkan bonus berupa 5 distribution point!]Kening Xora mengerut melihat panel di hadapannya. Dia berlatih sampai 3000 kali ayunan sampai setengah mati, tapi hanya mendapa
"Mengayunkan pedang sebanyak 2000 kali saja perlu waktu sampai sore. Apalagi 3000 pedang?" sambung Xora dengan intonasi tak percaya diri. Dia merasa tak yakin bisa menyelesaikan misi besok. Xora membaringkan tubuhnya di atas kasur, lalu menghela napas. "Jika seperti itu, aku harus bangun lebih pagi lagi," lirih Xora. Xora mulai menutup mata, dan mulai terlelap dalam mimpi.Pagi menjelang .... Flyor yang ada di kamarnya mulai terbangun. Dia segera beranjak dari kasur dan melangkah menuju dapur. 'Aku harus segera memasak, sebelum Miss U bangun,' batin Flyor. Dia dengan cepat berkutat di dapur, memasak menggunakan teknik dan bumbu dari tumbuhan di Dungeon. Menu utamanya adalah sup Jamur Dore. Jamur Dore adalah jamur Dungeon, yang bisa menambah stamina dan vitalitas tubuh. 'Ini cocok untuk dia yang akan berlatih mengayunkan pedang sebanyak 3000 kali,' pikir Flyor.Flyor tersenyum kecil di sudut bibirnya, sambil meletakkan sup Jamur Dore itu di atas meja. Tak hanya sup Jamur Dore yang
Mendengar kata-kata itu, mulut Xora terbuka lebar. Sama dengan matanya yang terbelalak tak percaya.''Bukankah hukuman ini harusnya dikurangi?!' teriak Xora di dalam hati. "Apa itu masih berat untukmu?" Xora membeku di tempat, usai mendengar jawaban yang tak sesuai dengan harapannya. Melihat Xora membeku di tempat, Flyor kembali bertanya, "Apa itu masih berat untukmu?"Secara spontan, Xora langsung tersadar dan menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak-tidak! Ini sudah cukup bagi saya!"Xora pun dengan sekuat tenaga mengangkat pedang itu, lalu mengayunkannya. Tetapi, belum sampai satu ayunan. Pedangnya langsung terjatuh dan lepas dari tangan Xora. 'Berat,' keluh Xora di dalam hatinya. Selama satu bulan Xora berlatih, total ayunan yang harus dicapai setiap harinya tidak berubah ... yaitu 2000 kali ayunan. Sayangnya, Xora tidak sekuat itu. Xora hanya mampu mencapai 1000 kali ayunan. Bahkan ketika di akhir bulan. Satu bulan berikutnya, Xora juga terus berlatih dan baru mencapai
Xora mendongkak menatap langit, yang dipenuhi dengan para Poison Tongue Bird. Para Poison Tongue Bird itu terbang ke sana ke mari, seperti menjaga pintu goa. Mendengar kalimat Xora, Flyor menoleh ke arah Xora yang berada di sampingnya. Flyor mengernyitkan alisnya dan bertanya, "Kaumenyebut Monster Burung itu dengan nama Poison Tongue Bird?" Xora menoleh dan mengangguk. "Ya," jawab Xora dengan senyum yang bisa dilihat oleh Flyor, karena dagu dan bibir Xora tidak ditutupi oleh topeng. "Seperti yang Anda katakan sebelumnya, air liur mereka mengandung racun. Makanya mereka dinamakan seperti itu," sambung Xora. Mata Flyor membola. 'Gadis ini benar-benar seorang Penyihir! Dia mengetahui segalanya, bahkan memberikan monster itu nama,' batin Flyor yang beralih menatap para Poison Tongue Bird. Flyor benar-benar salah paham terhadap Xora. "Bagaimana kita menyerangnya? Apakah Anda merasa yakin untuk melawan para Poison Tongue Bird itu?" Xora bertanya dan menoleh, menatap wajah Flyor. Flyor p
Dua panel notifikasi itu muncul di hadapan Xora, bertepatan ketika Flyor membelah tubuh monster yang tersisa di sekitar mereka. "Harus sampai seratus persen?" tanya Xora dengan nada yang sangat pelan. [Notifikasi! Benar!]Membaca notifikasi yang muncul di hadapannya, Xora membeku di tempat. 'Tadi ada banyak Monster yang dibunuh oleh Flyor, tapi, itu hanya sepuluh persennya saja?' batin Xora tak percaya. 'Memangnya, ada sebanyak apa Monster-monster di Dungeon ini?' sambung Xora bertanya-tanya. Dia mendongkakkan kepala menghadap langit yang berwarna biru cerah. "Miss U?" melihat Xora hanya berdiam di tempat sambil mendongkak menatap langit, tentu saja Flyor penasaran. Flyor memanggil nama samaran milik Xora, membuat Xora menoleh. "Apa yang kaupikirkan?" tanya Flyor yang dipenuhi rasa penasaran. Tersadar dari lamunannya, Xora segera berdiri dari posisi duduk. "Ah, tidak. Saya tiba-tiba berpikir, berapa banyak waktu yang akan diperlukan jika ingin memusnahkan semua Monster di sini,"
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments