“Kenapa kita tidak langsung masuk saja?!” tanya Elang dengan kesal. Dia tak mampu lagi menahan rasa penasarannya.“Sabar, Pak. Kita tunggu waktu yang tepat!” jawab pria itu.“Tunggu!” Elang seperti mendengar suara desahan seorang wanita yang sangat dikenalnya dari dalam kamar. Dadanya bergemuruh. Detak jantungnya mulai tak beraturan.Elang mencoba menempelkan telinganya ke pintu kamar. Suara itu tidak begitu jelas tapi tetap saja membuat perasaannya tak karuan.“Ada apa, Elang?” Zahra mendekat ke arah suaminya.“Aku seperti mendengar suara jessica di dalam sana!” jawab Elang dengan suara gemetar. Wajahnya mulai menegang. Rahangnyapun mulai mengeras.“Mungkin saja memang dia sedang istirahat di sini!”“Tapi suara itu seperti sedang ....” Elang menggantung ucapannya. Dia segan untuk berkata hal yang buruk di depan istrinya.Sementara, Baskoro bisa tersenyum puas melihat putranya yang mulai emosi. Dia bahkan tak melakukan apapun saat sang putra menatap ke arahnya untuk minta penjelasan.
“Elang! Lepaskan dia. Kau bisa membunuhnya nanti!”Zahra berusaha melepaskan tangan suaminya dari leher Jessica.“Aku memang ingin penghianat ini mati di tanganku! Kau manusia paling jahat yang pernah kutemui! Bahkan demi kamu aku hampir saja kehilangan keluarga yang begitu menyayangiku! Aku merasa menjadi manusia paling bodoh di dunia ini! Sekarang, enyahlah kau dari bumi ini, wanita menjijikkan!” Elang semakin kalap. Dia menekan leher Jessica lebih keras, hingga membuat gadis itu benar-benar tak bisa bernapas.“Elang! Jangan bertindak bodoh! Lepaskan Jessica!” Baskoro berusaha melepaskan Jessica dari cengkeraman putranya.“Diam, Pah! Aku benar-benar menjadi manusia bodoh yang dipecundangi oleh gadis menjijikkan itu! Aku berterimakasih pada Papah karena sudah memberitahukan hal ini!”“Tapi Papah memberitahumu bukan untuk membunuhnya! kalau itu terjadi dan kau masuk penjara bagaimana dengan karir, mamahmu dan juga Zahra? siapa yang akan melindungi istrimu?!” Baskoro berusaha meredam am
“Elang, jangan lakukan itu. Aku mohon, maafkan aku. Kau hanya salah paham. Pria itu menjebakku dan memberikan minuman hingga membuatku tak sadar dan melakukan hal ini. Percayalah padaku, Sayang. Aku hanya mencintaimu dan tak menginginkan pria lain menyentuhku! Aku berjanji akan setia kepadamu!” Jessica berlutut di hadapan suaminya. Dia memeluk kedua kaki suaminya ditemani air mata buaya.“Dasar pembual! Kau pikir aku tak mendengar lenguhanmu yang membuatku ingin memuntahkan isi perut! Kau begitu menikmatinya! Aku jijik padamu!” Elang mendorong tubuh Jessica hingga wanita itu terjatuh.“Mulai detik ini, aku ceraikan kamu! saat ini kau bukan istriku lagi!” seru Elang dengan kesal. Sorot matanya begitu tajam.“Elang! Jangan mudah kau mengucapkan cerai saat sedang marah. Hal itu bisa membuatmu menyesal saat kau menyadarinya!” Zahra berusaha untuk mengingatkan suaminya.“Aku tidak akan menyesal telah membuang sampah menjijikkan seperti dia!” Elang menunjuk wajah Jessica.“Sayang, aku tidak
Elang memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Sesekali memukul kemudi dengan kesal. Napasnya naik turun tak beraturan akibat dari amarah yang memuncak.Zahra yang duduk di samping tampak ketakutan saat mobil melaju dengan kencang. Gadis itu hanya bisa menarik napas panjang untuk mengurangi rasa takutnya.Tak mungkin memberi nasihat saat seseorang sedang berada dalam balutan amarah. Percuma saja karena tak mungkin akan didengar olehnya.Dengan tiba-tiba Elang menghentikan kendaraan hingga membuat Zahra hampir saja terbentur dashboard mobil.“Astaghfirulloh hal’adzim. Hati-hati, Elang!” ucap Zahra sembari melayangkan pandangan ke arah luar. Ternyata mereka berhenti di sebuah danau dengan dedaunan yang rimbun. Tempat ini sangat sepi hingga membuat bulu kuduk berdiri.“Elang. Kita mau apa ke sini?” tanya Zahra perlahan.Elang hanya melirik sekilas ke arah istrinya. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Dia hanya ingin menenangkan diri sejenak. Puncak kepalanya sedang mem
“Cukup, Elang! Jangan menyakiti dirimu sendiri! Kau seorang lelaki. Jangan menjadi lemah hanya gara-gara seorang wanita!” Zahra memegangi tangan suaminya yang terus meronta. Zahra terus saja berusaha semampunya untuk menenangkan suaminya.Hingga pada saat Zahra tak kuat lagi menahan tangan suaminya yang begitu kuat, tiba-tiba saja Elang memeluknya begitu erat.Zahra yang tak mengira akan hal itu tidak siap dan hampir saja terjatuh jika tak bisa menguasai diri.“Zahra. Aku memang lemah jika berhubungan dengan hati. Tolong jangan pernah meninggalkan aku.” Elang semakin erat memeluk istrinya. Tentu saja hal itu membuat debaran jantung wanita berkulit putih itu semakin kencang. Namun gadis itu berusaha menguasai hatinya.“Mmm, sebaiknya kita segera pergi dari sini. Tempat ini sangat sepi. Takutnya tidak aman. Apa lagi ini sudah hampir jam dua malam,” ujar Zahra. Dia sangat takut berada di tempat yang tentunya sangat rawan dengan kejahatan.“Baiklah!”Zahra berusaha membantu suaminya untu
“Sayang. Apa kau baik-baik saja? Mamah tidak percaya kalau Jessica tega menghianatimu. Kau pasti sangat terluka, Sayang!” Widya meneteskan air mata. Dia sangat sedih melihat putra tercintanya dihianati oleh wanita yang sangat dicintai.Elang menarik napas panjang. Dia berusaha untuk menguatkan diri. Bahkan satu tangannya tetap mengandeng sang istri tercinta sebagai penguat dan penyemangat.“Mah! Aku baik-baik saja dan tak terpengaruh oleh penghianatan Jessica!” jawab Elang dengan suara bergetar. Walau berusaha sekuat apapun, tetap saja ada rasa nyeri yang menusuk hatinya.Baskoro juga hanya bisa menarik napas dalam. Dia tahu putranya pasti sangat bersedih. Namun berusaha tak menunjukkan kesedihan kepada mamahnya.Baskoro menatap ke arah menantu tersayangnya sembari berucap dalam hati. “Semua pasti berkat bantuan dari Zahra. Ternyata, Aku tak salah pilih menantu. Dia bisa menjadi apa saja saat Elang membutuhkannya.”“Widya. Kau tak perlu khawatir. Saat ini kau masih punya menantu yang
“Dasar penjahat! Beraninya kau menghianati anakku! Awas kau!” Widya sangat marah saat melihat Jessica berani datang ke rumahnya. Dia hendak menyerang gadis itu. Untung saja Baskoro menahan dengan memeluk istrinya.“Tenang, Mah! Jangan mengotori tanganmu hanya demi wanita murahan itu!” seru Baskoro dengan kesal.“Murahan? Kau salah Papah Mertua! Anak kesayanganmu membayar tubuhku dengan mahal. Kau tanya saja padanya!” ucap Jessica sambil menaikkan dagunya.“Diam kamu wanita sialan!” seru Elang dengan kesal.“Wanita sialan, penjahat, tak tahu malu dan apalagi? Tak peduli kalian mau ngomong apa tentang aku. Tapi yang jelas, aku ke sini untuk memberi kabar gembira kepada kalian!”‘Cuih! Kabar darimu sudah pasti membuatku jijik! Sekarang pergilah dari rumahku!” Elang menunjuk ke arah pintu gerbang.“Tunggu dulu. Aku sekarang sedang mengandung cucu kalian dan juga anakmu, Elang!” Jessica membusungkan dada sembari tersenyum sinis dan menatap orang-orang di hadapannya secara bergantian.“Apah
Tiba-tiba saja, Elang mencekik leher Jessica dengan sangat kencang, hingga gadis itu sulit berbicara.“Kau tahu kalau aku tak pernah menyentuhmu! Sekarang katakan pada istriku bahwa kau hanya berpura-pura hamil!” ucap Elang dengan tegas. Matanya memerah laksana api yang siap melahap musuhnya.“Akku.... aahh ....” Jessica kesakitan dan memegangi tangan Elang.“Cukup Elang! Aku tidak suka kau berbuat kasar. Apalagi kepada seorang wanita!” Zahra mencoba menarik tangan suaminya.Dengan terpaksa Elang melepas tangannya dari leher Jessica.“Bukankah kau tadi berjanji hanya akan membuktikan kehamilannya, bukan untuk menyerangnya!”“Aku hanya ingin si penghianat itu menghentikan sandiwaranya!”“Uhuk ...uhuk ....” Jessica memegangi lehernya. “Tapi aku tidak bersandiwara. Aku benar-benar hamil! Kalau tak percaya kita bisa memeriksanya bersam-sama!”“Apa peduliku! kalaupun kau hamil sudah jelas itu bukan anakku!” jawab Elang dengan lantang.“Berapa uang yang kau minta, akan aku berikan! Setelah