Share

Menjadi Putri Mertuaku

"Jangan bercanda, Dok, gak suka," balasku sewot. Dia memang suka bercanda, tapi waktunya tidak tepat.

"Aku gak bercanda, Nur. Serius, aku akan menyayangi ketiga anak kamu sekaligus menggantikan tugas seorang ayah untuk menafkahi mereka sampai dewasa," tegasnya.

Mataku membeliak. Jujur aku sedang bingung dengan masa depanku dan juga anak-anak, tapi haruskah aku memikirkan menikah sekarang?

Tidak, aku tidak siap membagi cintaku yang masih seluruhnya buat Bang Yaqin. Aku belum percaya kalau dia meninggalkanku seperti ini, apalagi sampai berpisah dengan tiga darah dagingnya.

Masih terbayang saat aku mengatakan akan berpisah dengannya setelah sembuh, pria kesayanganku itu begitu marah. Dia memberiku pilihan agar membunuhnya saja daripada berpisah saat raga masih bisa bernapas. Lalu dimana bukti semua kata-katanya yang melenakan itu?

Aku masih berharap kalau priaku itu akan kembali dan meminta maaf. Aku tidak keberatan suamiku tetap berpoligami meskipun aku sudah sehat. Aku tidak bisa egoi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status