Share

BAB LIMA

Author: Ilaina
last update Last Updated: 2023-12-07 22:12:48

"Apa? kau sudah mendapatkan pekerjaan baru? Syukurlah. Aku sangat senang mendengarnya," seru perempuan berambut keriting itu.

"Iya aku juga sangat senang sekali. Aku juga sangat berterimakasih kepada kalian berdua karena telah menampung aku di rumah ini. Sayang sekali aku harus pergi dari rumah ini. Aku pasti akan sangat merindukan kalian berdua," ucapku dengan wajah sedih.

"Kami berdua akan mengunjungi tempat kau bekerja jika kau merindukan kami. Benar kan lili?" tanya Sarah dengan antusias.

"Oh maaf tidak bisa. Ya sepertinya tidak bisa. Karena aku bekerja di kantor Cristian. Aku takut itu akan menganggu. Aku berjanji akan menemui kalian jika aku mempunyai waktu luang," ucapku tersenyum lebar.

"Oh jadi kau bekerja di kantor Cristian? Ya tidak mengapa meski kau di sana sebagai tukang bersih bersih kantor. Itu tidak buruk bukan?" Kata Sarah.

"Ya itu tidak buruk sama sekali. Justru aku sangat bahagia sekali. Karena gajinya cukup menjanjikan," jelasku dengan berbohong . Aku terpaksa harus berbohong kepada kedua temanku itu. Karena aku tidak bisa mengatakan kepada kedua sahabatku jika dirinya menjadi seorang istri kontrak.

"Jaga baik baik dirimu ya Selena. Pintu rumah kami berdua akan selalu terbuka untukmu. Kau adalah sahabat terbaik kami berdua," ucap Lili merangkul Sarah.

Aku kini memeluk mereka berdua. Kami sahabat saling berpelukan dengan hangat. Aku berharap akan sering bertemu satu Minggu sekali.

***

Kini aku segera menarik koper dengan hati hati dan masuk ke dalam bus. Kali ini Cristian benar benar membuatku sangat geram.

"Sial, dia membuatku susah saja. Koper berat ini harus aku bawa ke dalam bus. Harusnya dia menjemput aku menggunakan mobil mewah miliknya," ucapku dengan kesal.

Sampailah aku di depan sebuah hotel. Cristian yang menyuruhku untuk menyewa hotel. Setelahnya Cristian berjanji akan menemuiku di hotel.

Memasuki hotel yang begitu mewah. Aku tersenyum merasakan indahnya menjadi gadis kaya raya.

"Hotel ini sangat mewah sekali," ucapku sambil tersenyum manis. Aku memesan kamar yang paling mahal. Itu adalah perintah dari Cristian.

Sampai malam hari aku menunggu kedatangan Cristian. Aku menunggu dengan bosan dan malah tertidur di depan televisi yang menyala dengan makanan di meja yang berantakan.

Tiba tiba pintu terbuka. Kedua bola mata pria bertubuh tinggi itu membelalak kaget.

"Dasar perempuan gila! Apa dia tidak bisa menjaga kebersihan? Ini benar benar menjijikan sekali," Cristian melihat meja yang begitu kotor dengan makanan. Ia bergidik berwajah jijik. Tangannya segera mematikan televisi dengan suara cukup keras.

"Ya Tuhan, apakah aku harus membangunkan gadis menjijikan ini?" tanya Cristian tidak percaya melihat air liur yang meleset ke pipi.

Jari telunjuk Cristian mendorong lenganku dengan keras beberapa kali.

"Hei! Bangunlah! Hei bangunlah!" seru Cristian dengan cukup keras.

Aku hanya menguap lalu tidur lagi di sofa dengan posisi miring. Cristian hanya bisa menggeleng gelengkan kepala melihatku.

"Harus dengan cara apalagi aku membangunkan dia?" Cristian benar benar kesal. Akhirnya ia menepuk dengan keras pundakku.

"Bangun bangun bangun!" ucapnya dengan keras di telingaku .

Suara keras itu akhirnya berhasil membangunkanku. Aku kaget sekali dan membuka mata dengan cepat. Aku melihat kanan kiri dan akhirnya aku melihat wajah Cristian dengan melongo.

"Kau! Ya Tuhan! Sejak kapan kau disini? Apa yang kau lakukan? Kau melakukan sesuatu saat aku tertidur?" tanyaku dengan kedua tangan menyilang di dada.

Cristian menatap wajahku dengan tajam.

"Fikiranmu sungguh kotor sekali sama seperti perilakumu!" Seru pria dengan mata hazel itu.

Aku dengan cepat berdiri.

"Apa maksudmu mengomentari perilaku aku? Maksudmu apa hah?" Aku menantang wajah.

"Lihat saja meja itu!" ucap Cristian dengan tegas.

Aku hanya melongo melihat meja yang kotor karenaku.

"Itu karena kau lama sekali datang ke sini. Aku memesan banyak makanan agar aku tidak tertidur. Tapi akhirnya aku malah kekenyangan. Kenapa kau lama sekali kemari?" tanyaku dengan cerewet.

"Aku ada meeting untuk acara pesta pensiunan ayahku," jawab Cristian dengan tanpa rasa bersalah.

"Harusnya kau itu menelfon aku jika kau terlambat. Jadi aku tidak perlu memesan banyak makanan agar aku tidak mengantuk," aku tetap saja menyalahkan Cristian.

"Ya Tuhan, kau benar benar membuatku muak. Cepat ikut denganku," kata Cristian dengan berbalik melangkah menuju ke pintu.

"Hei! Tunggu dulu! Koperku sangat berat. Maukah kau membantu aku?" tanyaku dengan cepat.

Cristian mendengus dengan kesal. Ia lalu berbalik menatapku.

"Aku tidak butuh koper itu. Buang saja! Ayo cepat ikut denganku," kata Cristian dengan cepat memegang pergelangan tangan gadis kecil itu.

Mereka berjalan cepat sekali melewati lorong dengan pintu pintu berwarna gold. Sepanjang jalan aku terus saja mengomel.

"Aku tidak bisa meninggalkan koperku disana! Hei Cristian stop!" seruku dengan keras. Tanganku berusaha terlepas dari genggaman pria berdagu manis itu.

"Kalau kau membuka mulutmu lagi. Aku akan membatalkan pekerjaanmu!" mata Cristian mendelik dengan tajam melihatku yang ada di belakangnya.

Aku hanya bisa menelan ludah. Karena melihat wajah marah milik Cristian sangat mengerikan sekali.

"Ya Tuhan, koperku dan semua barang barang aku ada disana. Aku tidak rela jika koper itu hilang," ucapku di dalam hati penuh harap.

Sampai di dalam mobil. Aku masih saja terdiam. Aku berusaha untuk menaati perintah Cristian. Seakan Cristian menculik seorang gadis yang ketakutan dan hanya bisa terdiam. Ya itulah aku.

"Kau tidak usah memikirkan kopermu yang berisi barang murahan. Aku akan memberikanmu baju dan semua yang di butuhkan. Tentunya baju dan barang barangmu harus terlihat mahal," kata Cristian dengan tegas.

Aku hanya diam saja menatap jalanan kota di malam yang dingin. Aku benar benar membenci Cristian. Cristian tidak tahu bagaimana perasaanya sekarang.

"Kalau kau diam. Itu artinya kau setuju untuk tidak memikirkan kopermu itu dan besok kita akan belanja kebutuhanmu," ucap Cristian dengan tegas.

"Sial! Kenapa kau harus menangis? Apa aku salah? Aku bahkan tidak memukulmu Selena," ucap cristian dengan nada marah. Ia menghembuskan nafas berat melihat jalanan malam di depan sana.

"Kau tidak tahu betapa berharganya barang yang ada di koper itu!" ucapku dengan keras sambil menitikkan air mata.

"Aku tidak peduli dengan koper itu. Harusnya kau itu profesional dalam bekerja! Kau tidak bisa menangis di depanku!" Ucap Cristian dengan lebih keras.

Akhirnya aku hanya bisa terdiam. Aku berfikir mungkin nanti aku akan menelpon ke bagian hotel untuk menyimpan koper itu dan jika ada waktu aku akan mengambil koper itu.

Sampai di depan sebuah gerbang yang besar menjulang tinggi. Desain gerbang yang begitu elegan. Terbuat dari kayu mahal yang berwarna coklat.

Gerbang terbuka dengan hanya menyentuh layar ponsel milik Cristian. Melihat kecanggihan itu mataku terpana.

"Kali ini aku berusaha bersikap profesional untuk pekerjaanku ini. Aku tidak akan menangis lagi di depan Cristian," ucapku di dalam hati

Kini aku dan Cristian melangkah masuk ke dalam rumah yang besar. Ada banyak lampu di rumah ini. sangat terlihat mewah sekali.

Barang barang yang terlihat elegan dengan tema hitam putih. Terlihat nyaman sekali untuk bersantai. Tidak ada warna pink kesukaanku di rumah ini. Itu membuat bibirnya mengerucut.

"Hei! Siapa wanita itu? Kau berani sekali membawa wanita ke rumah ini. Aku bahkan tidak pernah melakukannya," kata pria yang tiba tiba muncul di ruang tengah. Pria dengan kulit sawo matang itu mendekat kepada Cristian.

"Ini adalah tuanganku. Dia akan tinggal disini. Kau harus pergi dari rumah ini. Kau tinggal di apartemen milikku saja," ucap Cristian dengan tegas.

"Hahaha ternyata kau serius dengan perempuan ini. Dia tunanganmu? Wow fantastis!" ucap laki laki itu  dengan wajah bercahaya.

Ia lalu mendekat kepadaku.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ISTRI TUJUH MILIAR UNTUK TUAN MUDA   BAB EMPAT PULUH TIGA

    "Sabrina keluar dari apartemen ini sekarang juga!" July perempuan gendut itu menggedor gedor pintu dengan emosi. Anak kecil yang ada di dalam apartemen itu berlari kencang menghampiri sang kakak. "Kakak siapa itu? Aku takut," rengeknya sambil memeluk gadis berusia enam belas tahun. "Kau tetap disini ya. Duduklah," Sabrina memegang pundak adiknya sesaat. Lalu segera pergi menuju ke arah pintu. Tangannya membuka pintu dengan gementar. Ia sungguh takut sekali. "Bisakah kau pelan pelan," ucap Sabrina memohon. "Kau itu telah menunggak sewa apartemen selama tiga bulan! Dasar miskin!" Si gendut itu benar benar marah. "Maafkan aku July. Aku akan melunasinya. Tapi nanti," "Kau itu tidak bisa aku andalkan. Sudahlah pergi sekarang juga! Ayo cepat kemasi barang barangmu!" July menerobos masuk membuat Jason terlihat ketakutan. "Jangan sentuh barang barangku July. Aku pasti kan keluar dari sini!" bentak Sabrina di saat tangan July melempar keluar rak sepatu dan stand han

  • ISTRI TUJUH MILIAR UNTUK TUAN MUDA   BAB EMPAT PULUH TIGA

    Lucas dan Kitty merasakan kerasnya kenyataan penjara sejak mereka pertama kali memasuki sel mereka. Kitty, yang terbiasa dengan gaya hidup mewah, mendapati dirinya terjebak dalam keadaan yang sangat berbeda. Di penjara wanita, ia hanya bisa duduk di sudut selnya, meratapi nasibnya yang kini terkungkung oleh jeruji besi.Kitty merasa seolah-olah telah kehilangan segalanya. Kepahitan menguasai hatinya, dan kesedihan menyakiti harga dirinya. Makanan penjara yang disajikan tidak mencerminkan kemewahan yang biasa ia nikmati. Ia menatap hidangan di depannya dengan wajah penuh kekecewaan, merindukan rasa dan kualitas yang sudah lama menjadi bagian dari gaya hidupnya.Sementara Kitty mencoba menahan air matanya menghadapi makanan yang tidak menggugah selera, seorang petugas penjaga dengan tatapan tajam mengamatinya. Suasana dingin di penjara membuatnya merasa terasing dan terjebak. Kitty merasa seolah-olah dunianya runtuh, dan sekarang, ia harus menghadapi akibat dari tindakan buruknya.Malam

  • ISTRI TUJUH MILIAR UNTUK TUAN MUDA   BAB EMPAT PULUH DUA

    Angin malam bertiup lembut di sekitar rumah mewah Christian dan Selena saat mereka kembali dari liburan yang diisi dengan kenangan manis. Cahaya bulan purnama menerangi taman yang indah, memberikan sentuhan magis pada malam yang seharusnya penuh kedamaian.Namun, semuanya berubah begitu mereka pulang dan melihat kepulan asap hitam yang meloncat-loncat di langit-langit. Hati mereka berdetak kencang saat mereka mendekati rumah mewah mereka, dan ketika mereka memasuki halaman, mata mereka langsung terbelalak kaget.Api merah menyala dan membara, melahap setiap sudut rumah mereka yang dulu begitu indah. Percikan api menerpa langit-langit, dan knalpot bergegas dari truk pemadam kebakaran di kejauhan. Christian dan Selena bersandar di mobil mereka, pandangan terpaku pada rumah mereka yang tengah dilalap oleh kobaran api."Apa yang terjadi?" Christian berbisik, suaranya penuh dengan kebingungan dan kesedihan.Selena hanya bisa menangis, hatinya hancur melihat rumah impian mereka menjadi jend

  • ISTRI TUJUH MILIAR UNTUK TUAN MUDA   BAB EMPAT PULUH SATU

    Rumah besar dengan desain yang modern menyambut Selena dengan keanggunan dan kemewahan. Begitu ia melangkah masuk, seorang pelayan dengan pakaian rapi menyambutnya dan mengajaknya menuju ruang tamu yang luas. Selena duduk di sofa yang nyaman, mengamati sekeliling yang dipenuhi dengan karya seni dan furnitur elegan."Rumah ini masih sama saat aku dan Christian berada disini," ucap Selena di dalam hati yang diam diam merindukan saat dulu.Pelayan ramah itu memberitahu Selena bahwa tuan rumah akan segera menyambutnya, dan ia diminta untuk menunggu sebentar. Dalam keheningan yang mewah, Selena merenung, merasakan ketegangan dalam suasana yang seolah-olah terkandung di udara.Tak lama kemudian seorang pria tua yang berwibawa melangkah mendekat ke ruang tamu. Itu adalah Mark, ayah dari Christian. Sorot matanya penuh dengan campuran kebahagiaan dan kesedihan saat melihat Selena. Mark menyambutnya dengan senyuman hangat."Selena, betapa senangnya saya bisa bertemu denganmu lagi setelah begitu

  • ISTRI TUJUH MILIAR UNTUK TUAN MUDA   BAB EMPAT PULUH

    Suasana di restoran di New York begitu hangat dan elegan. Cahaya lampu gemerlap menyelimuti setiap sudut, menciptakan atmosfer yang romantis dan nyaman. Meja yang ditempati oleh Selena dan Cody dihiasi dengan lilin kecil yang memancarkan cahaya lembut.Cody duduk di kursi dengan senyuman tulus di wajahnya, walaupun ia mengalami kebutaan. Asistennya yang setia berada di sebelahnya, membantunya dengan penuh kehati-hatian. Pelayan yang profesional dengan sigap menyusun peralatan makan di depan Cody, memastikan semuanya berada di tempat yang tepat.Selena, dengan senyuman hangat, duduk di seberang Cody. Rambutnya yang tergerai indah dan gaun malamnya memberikan kesan elegan. Mata mereka bertemu, dan dalam keheningan sejenak, terasa keajaiban pertemuan di antara mereka."Selena, aku sangat senang kita bisa bertemu lagi. Maafkan aku atas segala kesalahanku di masa lalu."Selena tersenyum lembut, "Cody, kita semua pernah melakukan kesalahan. Yang penting, kita belajar darinya dan menjadi leb

  • ISTRI TUJUH MILIAR UNTUK TUAN MUDA   BAB TIGA PULUH SEMBILAN

    "Ayah maafkan aku, aku mohon ayah," Christian mendekat kepada sang ayah dan bersujud di kaki sang ayah untuk memohon maaf.Melihat itu Lucas sangat merasa menang. Sementara Selena menatap Lucas."Lucas benar benar jahat sekali. Pasti ini adalah balas dendam Lucas. Karena cintanya di tolak oleh aku," ucap Selena di dalam hatinya dengan amarah."Berdirilah Christian," ucap Mark dengan mengangkat kedua lengan Christian.Sementara di dalam hati Selena sangat takut. Ia takut akan di usir oleh Mark. Karena sudah menjadi istri kontrak Christian. Kebohongannya sudah terungkap. Selena benar benar merasa takut. Ia sudah mengira bahwa sebentar lagi pasti ia akan di usir dari rumah ini.. "Aku ingin kalian tahu bahwa sebenarnya aku sudah mengetahui sejak lama tentang pernikahan kalian menikah kontrak," ucap Mark membuat ketiga orang di depannya itu membelalak."Koper yang ada di kamar crhistian. Itu adalah koper Selena kan? Banyak barang barang Selena di sana. Sejak saat itu saat ayah membuka kop

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status