PoV KeylaHari ini hari minggu, sudah dua hari bang Ardan tidak pulang ke rumah. Dia pun juga tidak ada menelepon maupun mengirim pesan kepadaku dimana posisinya sekarang. Kalau aku yang bertanya dimana dia, ah maaf saja. Gengsi dong! Buat apa aku menghubunginya lebih dulu. Paling dia malah marah-marah kalau kuhubungi. Biarlah sekarang terserah dia mau apa. Urusi saja urusan masing-masing! Aku malas sekali untuk memasak, bawaannya mager aja. Aku langsung mengambil gawaiku untuk memesan bubur ayam dan telur puyuh pindang lewat aplikasi online. Lima belas menit kemudian pesananku datang. Hmm nikmat sekali pagi-pagi begini makan bubur ayam hangat dan enak ditemani secangkir teh panas. Selesai makan, aku berniat untuk mandi pagi. Tapi tiba-tiba gawaiku berbunyi. Siapakah gerangan yang menelepon pagi-pagi seperti ini? Apa bang Ardan? Nggak mungkin banget deh kayaknya. Langsung saja aku mengambil gawaiku di nakas dan melihat siapa yang menelepon. Oh, Soni. Ada apa ya dia menelepon di pagi
PoV KeylaMataku membelalak sempuna. Dan ternyata yang memergokiku adalah wanita yang selama ini sangat kucintai.“I, ibu,” jawabku gugup. “Kenapa ibu ada di sini?”“Hei Keyla, harusnya ibu yang bertanya, kenapa kamu ada di sini? Mana Ardan? Kok kamu malah jalan sama cowok lain," omel ibu merepet.Kulirik sekilas wajah Soni seketika langsung memerah dan menunduk karena malu. Aku pun menjawab dengan gelagapan.“Ma, maafkan Key bu. Dengar dulu penjelasan Key. Key belum sempat cerita semuanya ke ibu. Maafkan Key selama ini menutupi dan membohongi masalah rumah tangga Key kepada ibu.” Seketika tangisku pecah dan langsung memeluk ibu. Ibu pun menyambutku dalam pelukannya. Mengusap-usap punggung dan kepalaku.“Nak, kamu masih jadi istri orang. Kamu salah jika kamu jalan dengan cowok lain. Jujur, ibu sudah ada firasat kalau rumah tanggamu dengan Ardan sedang tidak baik," jawab ibu lembut tapi sangat menenangkan.“Tapi secepat mungkin Key pasti akan menceraikan bang Ardan bu. Insya Allah, beb
PoV SoniKeyla, wanita yang mengisi hatiku beberapa bulan ini. Aku dan dia kebetulan lulus tes CPNS di instansi yang sama namun berbeda divisi. Dia bagian keuangan dan aku bagian IT. Sudah lama aku memperhatikan dia, walaupun hanya sebatas tegur sapa. Awalnya aku kira dia masih gadis tapi ternyata sudah menikah.Sayang sekali, aku tidak punya kesempatan untuk mendekatinya. Entahlah aneh juga perasaanku, kok aku malah suka dengan istri orang. Padahal banyak gadis-gadis yang berusaha mendekatiku. Tapi aku malah mengabaikan mereka. Bukannya aku sebagai pegawai merasa jumawa di dekati gadis-gadis. Karena tak ada satupun dari mereka yang menarik perhatianku. Mamiku bahkan berusaha menjodohkanku dengan anak gadis teman beliau, namun aku menolaknya. Walaupun sempat membuat mami marah.Suatu ketika aku melihat dia di kantor sedang sibuk mengurus administasi. Para pegawai terutama ibu-ibu sudah berbisik-bisik. Aku pun pura-pura mengamati dan mendengarkan apa yang para ibu itu bicarakan. Oh ter
PoV Keyla Aku tiba-tiba terbangun di tengah malam. Kulirik jam weker di sebelah nakas ranjangku sekitar jam satu lewat. Ini sudah hari senin, bang Ardan belum juga menampakkan batang hidungnya di rumah ini. Entah kemana perginya. Yang jelas dia tidak mengabariku dan aku juga malas menghubungi dia duluan. Biarkan saja suka-suka dia. Lima menit kemudian, kudengar deru mobil di pekarangan rumah. Ah, sudah pasti itu bang Ardan datang. Rupanya masih ingat juga ya pulang. Kukira sudah tidak bakalan pulang lagi. Tapi tak mungkin juga sih dia langsung bablas tidak pulang sedangkan baju-baju dan barangnya masih di rumah ini. Kudengar bang Ardan memasukkan anak kunci membuka pintu depan. Maklum kami sama-sama membawa kunci serep bila pergi kemana-mana supaya tidak merepotkan satu sama lain. Tak berselang lama, bang Ardan membuka pintu dan menuju kamar. Aku pura-pura saja tidur ngapain aku menyambut dia layaknya tamu agung! Sedangkan dia tak memberi kabar dia pergi kemana. Suami macam apa itu!
Aku segera mengemas semua pakaian, sepatu, tas-tas, dan yang paling penting dokumen berhargaku seperti ijazah dan surat BPKB mobil bang Ardan. Jangan sampai bang Ardan sadar kalau surat BPKB mobilnya sudah ada di tanganku! Lihat saja nanti bang akan kujual mobilmu, kalau perlu akan kulelang di situs online! Untung kemarin aku iseng memfoto mobil bang Ardan. Haha, kartu as sudah ada di tanganku. Begitu putusan pengadilan bahwa kita sudah bercerai keluar. Akan kutuntut mobil itu dan kujual. Kamu tak bisa meminta hasil penjualan mobil itu karena bukan hasil harta gono gini. Bang Ardan lupa, bahkan ada aturan perundang-undangan bahwa seorang wanita PNS tidak bisa di madu. Biar saja dia tidak tahu. Nanti pasti dijelaskan mas Hendra saat sidang. Mudahan saja sidangnya berjalan lancar. Tapi aku tidak yakin juga sih kalau bang Ardan tidak berkelit dalam persidangan. Ah ya sudah, masalah itu nanti saja dipikirkan. Lagipula aku kan nanti sudah ditemani pengacara handal. Apa mungkin setelah tah
PoV Ardan 4Beberapa hari ini kunikmati kebersamaanku dengan Ira, serasa bangkit lagi gairah jiwa mudaku. Ira gadis cantik dan pintar menggodaku. Rasanya bagai berbulan madu kembali. Ah jadi tidak sabar rasanya aku ingin menikahi Ira dan menjadikannya istri keduaku. Enak kan jadi aku, walau hanya pegawai honorer mempunyai istri dua. Istri pertama akan kujadikan mesin pencetak uangku. Nanti ku katakana saja kepada papah dan mamah alasanku ingin menikah lagi karena aku ingin memiliki momongan. Rasa hampa sudah dua tahun menikah tapi ditanya terus oleh orang-orang kapan mempunyai anak. Lagian bisa jadi Keyla mandul. Mudahan Ira bisa memberikanku keturunan yang membuatku merasa sempurna sebagai seorang pria. Tapi apa bisa ya aku menikah resmi? Sedangkan Keyla seorang PNS. Biarlah urusan nanti. Kalau aku tak sabar lagi, akan kunikahi Ira secara siri dulu.Aku mengantarkan Ira pulang ke kostnya.“Makasih ya Ra, nanti kita kencan lagi ya sayang," kataku sambil mengedipkan mata kepada Ira.“T
PoV KeylaKetika sedang asyik menulis laporan, tiba-tiba aku dikagetkan oleh gawaiku yang berdering. Tertera di layar gawaiku, telepon dari mas Hendra. [Hallo, assalamualaikum Keyla?] sapa mas Hendra dengan ramah. [Wa'alaikumsalam mas, ada kabar apa nih?] jawabku sopan. [Oh iya sesuai dengan apa yang kamu minta, surat panggilan persidangan dari pengadilan sudah dikirim ke kantor Ardan.] balas mas Hendra. [Baiklah, kalau begitu mas. Terima kasih atas bantuannya.] aku sumringah.[Sama-sama Key, ingat sidang perceraian akan di gelar seminggu lagi. Kamu sudah menyiapkan bukti-bukti yang akan memberatkan Ardan kan?][Sudah mas, gimana kalau sore nanti sehabis pulang kerja kita ketemuan mas. Saya ingin berkonsultasi, sekaligus menunjukkan bukti yang saya dapat.][Oke, kalau gitu dimana?][Di kedai bebek panggang, nggak jauh dari kantor saya bisa kan mas?][Okelah kalau begitu. Sampai ketemu nanti Key.] Tutup mas Hendra. Pip, telepon kumatikan. Aku tak bisa membayangkan betapa geramnya
PoV KeylaBerat mataku untuk kubuka, bau obat-obatan menguar begitu kuat menusuk hidungku. Pelan-pelan kubuka mata. Padanganku buram lama-lama menjadi jelas, kulihat ibu dan Soni menemaniku. Terasa kaku tangan kiriku, rupanya jarum infus yang terpasang dengan cairan infus. Kuamati aku sedang terbaring di ruangan yang bercat putih. Apa aku sedang di rumah sakit ya? Separah itukah sakitku sampai harus di rawat di rumah sakit?“Alhamdulillah Key, kamu sudah bangun," kata ibu sambil terisak. Sepertinya sejak pingsan sampai sekarang ibu menangisiku. Ibu langsung mengusap kepalaku.“Alhamdulillah.” Soni menimpali sambil mengusap tangan kananku“Bu, Keyla ada dimana? Kenapa kepala Keyla sakit?” tanyaku lirih. Betul kepalaku terasa berat dan seluruh badanku kaku.“Kamu tadi pingsan Key, mungkin kamu syok menghadapi kejadian tadi yang tiba-tiba dan nggak disangka-sangka," jelas Soni menambahkan. Terlihat lelah dari wajah ibu maupun Soni, tetapi tetap semangat menemaniku di rumah sakit. Berbeda