Share

Ungkapan Maaf

Meskipun masih canggung, aku bisa kembali merasakan kebahagiaan. Dipeluk dengan hangat oleh Mas Zaidan memang hal yang sangat kurindukan. Dia segalanya untukku, tapi kekecewaan Ayah mengekang hingga belum mengizinkan kami bersatu lagi.

Malam ini pun aku diam-diam menemui Mas Zaidan setelah mendapat telepon dari Bu Padma kalau laki-laki berhidung mancung itu pingsan. Tentu sebagai seorang istri, aku tidak bisa mengabaikannya. Bagaimanapun, aku harus bertanggung jawab pada sebuah kewajiban.

Terenyuh, satu kata yang melambangkan perasaan ini saat melihat kondisi Mas Zaidan. Satu pekan ini aku seperti seorang yang munafik. Tidak ingin diabaikan, tapi yang kulakukan saat ini sama saja dengan apa yang dilakukan Mas Zaidan dulu. Ini memang tidak benar.

"Anak Ayah dari mana? Jam segini baru pulang." Ayah Hasyim ternyata menungguku di ruang tamu. Tadi, aku berpamitan untuk mengecek restoran peninggalan Mama, padahal pergi menemui Mas Zaidan setelah mendengar kabar dari Bu Padma.

"Tadi, res
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status