Share

Bab 112. Kembalikan Putriku!

Ketakutan Adisti makin melebar. Dia tidak tahu harus ke mana mencari Felicia. Adisti terduduk lemas, bersandar pada dinding di kamarnya dengan air mata yang masih terus mengalir.

"Sayang, aku akan cari nomor Ramon. Lalu aku akan hubungi dia. Aku akan minta dia bawa Cia balik," kata Vernon.

"Iya, Mas. Aku tunggu." Adisti menutup telpon. Dia menunduk dan menangis sesenggukan. Mengapa Ramon setega itu? Apa yang dia mau sampai membawa kabur Felicia diam-diam?

"Tuhan, aku mohon, jangan sampai terjadi hal buruk pada Cia, kumohon," doa Adisti di dalam hati.

Dengan rasa tak menentu, Adisti bangun dan mengambil botol minum yang ada di meja kamar. Dia duduk di kursi dan meneguk beberapa kali air untuk melegakan kerongkongannya dan berusaha kembali tenang.

Tubuhnya masih gemetar dan rasa cemas belum juga berkurang. Adisti menatap ponselnya, berharap segera ada pesan masuk atau panggilan dari Vernon dan membawa kabar baik. Beberapa menit berikutnya, Vernon mengirim nomor. Pesannya dia coba ko
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status