“Selamat pagi, Nyonya Katty. Aku datang lebih awal hari ini.” Bryan menyapa Nyonya Katty yang agak terkesiap melihatnya.
“Kau tidak mengenakan jas seperti biasa, Tuan Frank? Memangnya kau tidak bekerja hari ini?” Nyonya Katty menjawab dan membalikkan pertanyaan Bryan sambil menerima gendongan Lizzie.
“Seperti yang kukatakan tadi malam, aku hanya akan mengantarkan bosku ke bandara hari ini. Dan mulai beberapa hari ke depan aku akan menjemput Lizzie sore hari. Jam kerjaku dikurangi hanya sampai saat bosku kembali dari Jepang.” Bryan menjelaskan ulang. Ayahnya Lizzie itu memaklumi di usia Nyonya Katty ini, sering kali ingatan tidak tertangkap dengan sempurna.
“Oh, seperti itu. Maafkan aku karena kau harus mengulangi ucapanmu tadi malam, ha ha. Ada banyak hal yang kupikirkan, jadi mungkin tanpa sadar aku tidak mendengarmu baik-baik sebelumnya.” jawab Nyonya Katty mengakui. Ia t
“Ah… akhirnya aku bisa bersantai di sisa hari dengan bermain bersama putriku yang cantik.” Bryan berucap lega sambil meregangkan tubuhnya yang kaku pada kursi mobil yang direndahkan posisinya. Padahal hanya beberapa jam saja berlalu bersama Harry, tapi entah mengapa majikannya itu seakan membawa aura jelek yang menghabiskan tenaga dan pikiran Bryan.“Ayolah, kau harus tersenyum dan bersemangat lagi untuk Lizzie, Bro. Anakku tidak boleh mendapatkan aura buruk dari apapun yang kurasaka.” sambungnya bergumam dan mulai memosisikan kursi mobilnya lagi dengan baik. Ayah hebatnya Lizzie segera meluncur ke daycare tempat putrinya berada.Perjalanan sedikit melambat dikarenakan hujan lebat yang membatasi jarak pandang, ditambah lagi de
Bryan lalu memutuskan untuk mengembalikan dompet Jane besok hari, saat dirinya akan menjemput Jane di apartemen menuju kantor. Ia merasa itulah yang terbaik. Akan tetapi, sisi hati kecilnya mendorong Bryan untuk pergi menemui Jane saat ini juga.“Sial. Sepertinya aku harus bersiap mendengar omelan Bos Harry.” sambil berdecak, Bryan mencoba menanggapi kalau apa yang dilakukannya ini adalah hal benar. Dompet memang sangat dibutuhkan siapa saja, dan kebetulan saat ini adalah milik Jane.Bryan mengarahkan mobilnya menuju je kantor AoS Fashion karena yakin bos wanitanya itu masih berada di kantor. Akan tetapi, Bryan dibuat bingung karena resepsionis dan security mengatakan kalau Jane pergi bersama Victor sejak jam makan siang.
“Dasar sial! Aku harus cepat. Aku harus menyelesaikan sampah satu itu sebelum dia mengoceh.” Victor mengumpat kesal pada Bryan yang pingsan terkena pukulan vas besar di kepalanya.“Ugh...” rintih Jane, tapi matanya masih tertutup. Hanya raut wajahnya saja yang sedikit memiliki pergerakan, dan itu sukses mengundang perhatian Victor dari Bryan. Ia pun mendekati Jane.“Tapi pasti akan sayang sekali kalau aku meninggalkan Jane begitu saja. Aku sudah sangat lama menahan kerinduanku pada tubuhnya.” Pikiran kotornya pada Jane kembali, tapi ia masih mempertimbangkan waktu untuk menyingkirkan Bryan sebelum ia menggagahi bos wanitanya itu. Dan ya, nafsu mengalihkan niat membunuh.Victor semakin mendekat pada Jane dan membelai wajah Jane yang cantik, “Tenang saja, Jane-ku sayang. Aku tidak akan menghilangkan kesempatan untuk menghangatkan tubuhmu. Walau hanya satu kali, tapi aku pasti akan sangat bersyukur. Begitu juga denganmu, Sayang...” bisik Victor di telinga Jane dan segera mengecupi seluru
Bryan masih membatu setelah Jane bertindak spontan dan berani seperti itu. Tapi yang terjadi pada Bryan sebenarnya adalah konflik batin yang hebat. Dirinya diam karena sedang memilah yang mana yang harus dirinya percaya, cinta yang mulai tumbuh pada Jane atau kenyataan kalau dirinya dan Jane baru saja melakukan tindakan yang salah.Bahkan setelah Jane mengambil alih Lizzie dan menyusuinya hingga si bayi tertidur pulas lagi, Bryan masih terlihat diam.“Bryan, apa di matamu aku adalah wanita menjijikkan?” Jane yang baru saja duduk setelah membawa Lizzie ke kamarnya, kembali duduk di hadapan Bryan, “Maafkan aku karena ciuman barusan. Aku hanya mencoba mengakui apa yang kurasakan padamu setelah kejadian sedih saat itu. Tapi nyatanya, aku juga kebingungan dengan semua yang kupikirkan.”“Aku wanita bersuami, tapi entah mengapa memiliki perasaan yang terlarang padamu. Sebab itulah aku bertanya, apakah aku begitu menjijikkan sebagai wanita?” sambung Jane mengulangi pertanyaannya.“Kenapa bert
Setelah hari itu, hubungan Jane dan Bryan semakin akrab layaknya teman. Ya, teman baik. Tapi apa ada pertemanan yang tulus di antara pria dan wanita tanpa ada sedikit rasa apapun? Tentunya begitu karena Bryan merasakannya.Dekat dengan Jane membuat rasa cinta itu semakin jelas.Terhitung sudah 10 hari Harry berada di Jepang, selama itu juga Jen memohon pada Brian untuk tinggal di apartemennya dengan alasan menemaninya karena takut akan ada hal buruk serupa yang menimpanya ketika dirinya sendirian.Jane juga memiliki alasan penting. Ia ingin menyusui Lizzie, karena air susunya sudah melimpah akibat tidak diperas dan diantarkan ke rumah sakit. Dirinya akan sakit jika air susunya tidak dikeluarkan dengan baik, dan Lizzie adalah bayi beruntung menerima itu tanpa ayahnya harus mengeluarkan dana lebih.Selama itu juga, Bryan memiliki kegiatan lebih. Jane yang bekerja dari rumah sambil menjaga Lizzie, membutuhkan Bryan untuk mengantarkan berkas langsung ke pegawai AoS Fashion. Meskipun agak
Bryan mengepalkan tangannya kuat di kemudi. Ia sangat berusaha menutup telinganya dari suara-suara menjijikkan Harry di sela permintaan melepaskan dari Jane. Ia mulai melajukan mobil.“Harry, kumohon... Ini memalukan. Kau tidak bisa melakukan ini padaku sekalipun aku istrimu. Ini pemerkosaan namanya!” Jane kembali melawan sekuat, tapi usahanya masih percuma.“Kenapa? Apa kau benar-benar takut kalau pria simpananmu melihatmu mendesah karena berhubungan dengan suamimu sendiri? Ayolah, Jane. Ini menyenangkan melihat wajahnya memerah karena malu melihatmu, hahaha.” Harry menjawab dengan ejekan, “Atau... dia malah menikmati dan segera berfantasi liar di pikiran kotornya itu?” sambungnya.“Harry!” Jane membentak dan langsung menampar suaminya itu. Seketika suasana hening. Telinga Harry pun berdenging. Tidak hanya Harry, Bryan pun membelalakkan matanya dan sontak melihat apa yang terjadi di belakang dengan melirik spion depan.“Wanita murahan! Kau berani memukul suami sendiri di depan pria s
“Ini adalah permintaan maafku yang tulus, mohon maafkan aku. Saat itu aku memang benar-benar ketakutan. Hujan besar membuat suara apapun tidak terdengar. Dan saat aku mengecek kembali kamar bayi, aku melihatmu.”“Pandangan awal tentangmu dariku memang buruk. Di desa tempatku berasal, pria bertubuh besar sepertimu banyak menjadi preman dan kasar. Tidak ada pernah kutemui pria besar sepertimu menyayangi anak kecil, jadi aku tidak percaya denganmu, walaupun bibiku sudah menjelaskan sebaik dan sesopan apa anda, Tuan Bryan.”“Kedatanganmu kemarin semakin membuatku yakin dengan pemikiran kau hanya memakai kedok sebagai ayahnya Lizzie dengan maksud akan menculik bayi lain di sini untuk dijual. Tapi yang terjadi malah sebaiknya, kau bahkan tidak membalas memukulku meskipun aku berulang kali memukulmu.”“Sekali lagi maafkan aku. Tolong maafkan aku. Dan terima kasih karena tidak mempermasalahkanku pada Bibi Katty.”Mia menyambung maksud permintaan maafnya dengan jelas dan tulus, membuat Bryan m
Ucapan yang dikeluarkan jin seketika petir menyambar di telinga Nyonya beti. Menantu perempuan yang selalu menerima apapun yang ia katakan meskipun harus diawali dengan argumentasi, kini terlihat berbeda. Jane berdiri dari duduknya dan kembali ke meja kerjanya, “Aku memiliki banyak sekali pekerjaan mah jadi aku tidak bisa membahas hal omong kosong yang Mama bawa ke sini.” Setelah merapikan beberapa berkas di atas meja dan berjalan menuju ke arah pintu, tapi ia tetap menoleh pada ibu mertuanya sebelum bicara, “Kalau Mama masih ingin di sini, tinggallah lebih lama dan nikmati waktu santai Mama. Aku akan menghadiri rapat dulu. Mungkin Harry juga akan ada di sana. Aku akan mengatakan kalau Mama di ruanganku.” Setelah berucap tenang seperti tadi, Jane pergi dan menghilang di balik pintu yang kembali tertutup rapat. Nyonya Betty yang sempat berdiri mendengar ucapan menantunya, setelah Jane tidak di sana lagi, tubuhnya berangsur lemas. Tubuhnya ia jatuhkan ke sofa di tempatnya duduk sebel