Home / Rumah Tangga / Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin / Bab 73 : Pengirim Paket Misterius

Share

Bab 73 : Pengirim Paket Misterius

Author: NACL
last update Last Updated: 2025-04-11 18:15:50
Yasmin menahan napas saat membuka kardus itu. Sebuah kain merah membungkus isinya, membuat jantung wanita itu berdetak lebih cepat.

Tangannya gemetar saat dia menyingkirkan kain itu, dan begitu matanya menangkap isi kotak cokelat tersebut, Yasmin sontak menutup mulut dengan satu tangan. Matanya membelalak, tidak percaya apa yang baru saja dilihatnya.

“Si—siapa yang mengirim ini?” bisiknya, dan lelehan hangat pun mengalir perlahan di pipi wanita itu.

Dia menoleh ke arah pagar yang kini sudah tertutup rapat, berharap ada bayangan seseorang berdiri di sana. Namun, yang tersisa hanya sua orang satpam saja.

“Yasmin?” panggil Kezia dari dalam rumah, tatapannya mengarah penuh kecemasan. “Kamu pesan paket, ya?”

Yasmin menggeleng pelan sambil menghapus air mata. Lalu dengan hati-hati, dia membuka kotak itu lebih lebar, memperlihatkan isinya pada Kezia.

“Ada orang baik kirim Yasmin buku-buku kedokteran, Mi. Lengkap … Yasmin bisa belajar sekarang. Tapi nggak tahu siapa pengirimnya,” ucap Yasmin
NACL

Harus diksih hukuman apa ini Cindy? juga Bram?

| 9
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
NACL
sudah up dong kakak makasih kk semangatnya
goodnovel comment avatar
Michellyn
up lagi thor, semangat
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 74 : Mau Dipanggil Mas?

    Selesai menemui Bram, Cindy bergegas ke rumahnya. Namun, langkahnya langsung terhenti ketika melihat petugas bank menunggu di depan gerbang rumahnya. “Kurang ajar!” desisnya lirih. Dia pun mengurungkan niat untuk masuk dan memilih terus mencoba menghubungi Airin. Sialnya, ponsel wanita paruh baya itu tidak tersambung sama sekali. “Mami, keterlaluan!” geramnya. Dengan hati terbakar, Cindy langsung melajukan mobil menuju rumah Barra. Begitu tiba, langkahnya melambat saat melihat pemandangan yang membuat darahnya mendidih. Yasmin duduk santai di teras, mengayun tubuh Cleo perlahan di gendongannya, sementara Boy tampak duduk manja di pangkuan babysitter. “Ayo, naik pesawat sama Bunda, tapi satu-satu, ya.” Yasmin terkikik, tangannya menirukan gerakan terbang, membuat Cleo tergelak. Bayi mungil itu tertawa lebar hingga gusinya tampak jelas. Boy yang melihat itu langsung membulatkan mata, lalu kedua tangannya menggapai-gapai, ingin ikut. “Mbak Yasmin, Boy mau ikut juga,” ujar babysitte

    Last Updated : 2025-04-11
  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 75 : Apa Alasannya Melakukan Ini?

    "Saya … sebelumnya mohon maaf kalau lancang, Pak… Mas." Yasmin menelan ludahnya yang terasa kental. Lidahnya seolah kelu, berat sekali untuk melanjutkan ucapannya.Barra, yang semula fokus membaca berkas kasus, menutup map itu perlahan. Tatapan iris cokelat kini sepenuhnya tertuju pada Yasmin. Dia menempelkan punggung ke sandaran kursi, menyilangkan lengan di dada hingga otot-otot lengannya tampak tegang dan mengintimidasi."Katakan, ada perlu apa?" tanya pria itu dengan, suaranya tegas dan dingin seperti biasa."Mas tunggu sebentar di sini. Saya mau ambil sesuatu dulu di kamar," ucap Yasmin, lalu berlari menuju kamar bayi. Di sana, dia menggenggam erat secarik kertas yang sejak tadi menghantui pikirannya.Tidak menunggu lama, dia kembali dan menyerahkan kertas itu kepada Barra.Yasmin menunggu reaksiMata pria itu hanya menyipit, menatap kertas tanpa sedikit pun perubahan ekspresi. Semua terasa datar, seolah kertas itu hanya selembar catatan tanpa arti."Tadi pagi saya terima paket bu

    Last Updated : 2025-04-12
  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 76 : Diawasi Pengacara Dingin

    Dorongan bara api yang tidak terlihat memaksa pria itu untuk mendorong pintu lebih lebar. Namun, sebelum benar-benar terjadi, Barra mendengar celotehan Yasmin yang tampaknya belum menyadari kehadirannya."Wah, ternyata Mas Bagas menang kasus. Keren, beritanya dimuat di media," ucap Yasmin sambil memandangi layar ponsel dengan senyum lebar yang sulit dia sembunyikan.Saking fokusnya, Yasmin tidak menyadari bahwa Barra kini berdiri tepat di belakangnya. Pria itu membaca highlight berita yang terpampang di layar :"Kasus ini ditangani oleh Jaksa Muda Bagas Prasetya, yang dikenal publik lewat keberhasilannya menjerat pelaku kekerasan seksual viral tahun lalu."Tiba-tiba, suara decakan terdengar. Yasmin terlonjak kaget hingga tanpa sengaja menginjak tumpukan buku, nyaris membuat tubuhnya terjatuh. Namun, dengan sigap Barra meraih pinggangnya.Lagi-lagi, jarak mereka menjadi terlalu dekat."Mas?""Ya?""Lepas," pinta Yasmin lirih. Pipi wanita itu sudah memerah.Perlahan, Barra melepaskannya

    Last Updated : 2025-04-12
  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 77 : Godaan Baru?

    Yasmin berharap Barra menolaknya, tetapi siapa sangka pria itu justru mengulurkan tangan kanan pada Cindy, mempersilakan dengan mata yang melirik pada Yasmin. Tatapan itu menyebalkan.Yasmin yang sudah kesal sedari pagi makin panas. Dia membalas tatapan pria itu dengan sengit, tetapi Barra hanya mengedikkan dagu, seakan menang.Sebelum Yasmin sempat memberikan mangkuk bubur pada Cindy, wanita itu lebih dulu merebutnya. Dengan gaya santai dan senyum yang dibuat-buat, Cindy menyuapi Boy dan Cleo."Buka mulutnya, kesayangan Tante. Aaaa," ucap Cindy dengan suara yang terdengar geli di telinga Yasmin.Akan tetapi, Boy dan Cleo justru tampak bingung. Mata mereka menatap Yasmin dan Cindy bergantian, seolah mencari wajah familiar, yang memberi rasa aman."Ayo makan," desak Cindy, suaranya mulai terdengar memaksa.Yasmin melirik ke arah Barra. Pria itu masih berdiri santai, menikmati pemandangan seperti penonton yang puas melihat sandiwara. Padahal dia yakin, Barra tahu Boy dan Cleo tidak nyama

    Last Updated : 2025-04-13
  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 78 : Isinya Kamu Semua

    "Mas mau ke mana? Sebentar lagi makan malam," ucap Yasmin, melihat Barra yang tergesa-gesa menuruni anak tangga. Wanita itu sedang memegang mesin pompa ASI, sedikit terkejut dengan sikap pria itu.Barra menoleh sekilas dan menghela napas saat pandangannya tertuju pada alat pompa itu. Ingin rasanya mengabaikan Yasmin, tetapi mulutnya justru berkata, "Cari angin.""Tapi … Mas, Mami bilang—"Ucapan Yasmin menggantung di udara, sebab Barra sudah melangkah keluar tanpa menoleh lagi. Dari lantai dua, Yasmin hanya bisa terdiam, lalu mengusap dadanya. Ada yang janggal. Belakang ini, pria itu lebih sering berangkat siang ke kantor, lalu tiba-tiba membelikannya barang mewah, sekarang keluar malam-malam begini.Ah, ya, mungkin Barra sedang menangani kasus besar. Mencari bukti atau saksi? Dia mengangguk kecil, mencoba menenangkan pikirannya, lalu masuk ke kamar bayi.Bersamaan dengan itu denting notifikasi dari ponsel di atas nakas membuat langkah Yasmin terhenti. Matanya membulat saat melihat pe

    Last Updated : 2025-04-13
  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 79 : Membawa Yasmin

    Barra pulang dalam keadaan mabuk, beruntunglah dia sampai dengan selamat di rumah. Diantar oleh Dariel dan Stefan. Namun, pria itu mendapat kesialan di rumah. Kezia yang membukakan pintu untuknya, dan menggantikan putra sulungnya itu pakaiannya. "Mami ini sudah tua, Barra! Kamu bikin capek saja! Papi kamu sakit, kamu mabuk-mabukan lagi," keluh Kezia dengan suara tertahan, khawatir seisi rumah mendengarnya. "Yasmin di mana, Mi? Aku mau—" "Mau apa kamu, hah?" geram Kezia, "jangan keluar kamar! Yasmin bisa takut lihat kamu mabuk begini, Barra!" omel wanita paruh baya itu. Pada akhirnya Kezia menemani Barra di kamar hingga pagi, wanita itu memastikan putra sulungnya tidak melakukan perbuatan di luar nalar. Bahkan ketika pagi hari, Kezia memberikan Barra pereda pengar akibat alkohol semalam. "Jangan sampai Papi tahu kamu mabuk lagi!" ancam Kezia sebelum keluar kamar. Namun, Barra hanya mengacungkan ibu jari saja, lalu menelan obatnya. Setelah pening di kepala menghilang, Barra menggu

    Last Updated : 2025-04-13
  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 80 : Gelisah

    "Dua wanita yang berarti dalam hidupku ... tapi mereka pergi." Suara Barra datar dan pelan. Pandangan pria itu kosong, terpaku pada dedaunan pohon yang bergoyang pelan diterpa angin. Suasana kuburan yang sudah hening makin terasa senyap. Angin berembus pelan, membawa aroma tanah basah dan dedaunan tua. Bahkan Boy dan Cleo, yang biasanya berceloteh, kini terdiam seolah ikut meresapi kesunyian itu. Yasmin memandangi wajah tampan pria itu. Di sana, tidak terlihat kesedihan atau amarah. Hanya ada kekosongan—dan sesuatu yang sulit untuk dia jelaskan. Yasmin tidak bertanya lagi, dia mengingat ucapan Kezia tentang Jeslyn–Barra akan marah jika mengungkitnya. Dia memilih diam, menghormati luka yang membelenggu pria itu. "Ayo," ajak Barra seraya mengulurkan tangan. Yasmin melangkah, belum sempat menyambut, pria itu lebih dulu menggenggam tangannya, menarik dengan lembut. Jelas, ini tidak seperti Barra yang dingin. Alih-alih langsung pulang ke rumah, justru Barra membawa Yasmin ke kantornya

    Last Updated : 2025-04-15
  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 81 : Itik Buruk Rupa Tidak Pernah Jadi Angsa

    “Halo, Bram … ini waktu yang tepat. Yasmin ada di luar rumah. Aku kirim lokasinya,” ucap Cindy pelan melalui sambungan telepon, pandangannya tajam menatap layar ponsel.Beberapa jam lalu wanita itu duduk di balik kemudi mobilnya yang terparkir tak jauh dari rumah Barra. Hampir setiap hari, Cindy hanya mengintai Yasmin—menunggu waktu wanita itu lengah.Hari ini, seperti momentum yang sudah lama ditunggunya.“Oke. Aku pastikan sendiri dia mendapat hukumannya,” desis Bram dengan rahang mengeras, tangannya meremukkan kertas kontrak kerja sama yang dibatalkan.Tidak butuh waktu lama, Bram melajukan mobilnya menuju lokasi yang Cindy kirim. Bahkan, sejak di pemakaman, dia sudah membuntuti Yasmin dan Barra dalam diam. Tatapan pria itu menyala dengan amarah, seolah api dendam siap melahap segalanya.“Itik buruk rupa tidak akan pernah berubah jadi angsa,” geram Bram sambil menyeringai tajam saat tatapannya bertemu Yasmin di depan restoran. Sesaat kemudian, dia berbalik arah, menyusup ke gang k

    Last Updated : 2025-04-15

Latest chapter

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 121 : Seperti Wanita PMS

    “Aku juga,” ungkap Barra sambil menoleh sejenak pada Yasmin.Jawaban yang tak terduga itu membuat jantung Yasmin berdebar tidak keruan. Napasnya tersendat, tetapi sorot matanya sulit berpaling dari wajah Barra yang tampak begitu tenang, hingga membuatnya gugup.“Maaf, ya, Mas. Saya—”“Bukan masalah, aku suka,” sela Barra. Tangan pria itu tiba-tiba meraih jemari Yasmin yang berada di pangkuannya.Seketika Yasmin terkesiap, otaknya memerintah untuk menarik diri, tetapi tubuhnya justru membatu. Apa-apaan ini?Sentuhan itu hangat dan membius. Tidak munafik—relung hatinya bergetar pelan. Jujur, ada rasa nyaman. Bahkan senang, seperti disentuh lembut dari dalam.Genggaman itu tidak terlepas sampai Rubicon putih yang mereka tumpangi tiba di area kampus. Lebih dari itu, Barra justru turun lebih dulu, lalu membukakan pintu untuk Yasmin.Dia tercengang. Bukan cuma karena Barra bersikap begitu manis, tetapi perutnya terasa geli seakan penuh kupu-kupu yang beterbangan.“Ayo, masuk,” ajak Barra sa

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 120 : Karena Memikirkan Kamu

    Mata Yasmin mengerjap beberapa kali. Dia sudah berguling di atas kasur, tetapi pikirannya masih dipenuhi dengan ucapan Barra barusan. Bahkan tangannya refleks menyentuh pipi yang terasa panas. Ini tidak wajar! Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah dia mulai membuka perasaannya lagi?Bukankah ini terlalu cepat?“Apa Mas Barra serius, ya?” gumam Yasmin, lalu menarik napas dalam-dalam sambil menatap langit-langit kamar dengan cahaya temaram.Akibat tak kunjung bisa tidur, dia turun dari ranjang. Langkahnya pelan saat menghampiri dua bayi kembar yang tampak nyenyak di dalam boks. Setelah kenyang menyusu, mereka terlelap tanpa gelisah. Justru Yasmin yang kini terserang insomnia.Tubuhnya terasa hangat, seperti demam ringan. Namun, dia enggan menyalakan pendingin ruangan. Dia memilih keluar, ke balkon. Berharap udara malam bisa menenangkan pikiran. Dari sana, iris hitamnya menangkap sosok pria yang baru saja memasuki Rubicon putih.Entah ke mana pria itu akan pergi.Rasa penasaran membuatnya

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 119 : Ada Aku

    Sungguh, Yasmin tidak menyangka akan mendapat kunjungan tak terduga ini. Matanya langsung basah, tubuh bergetar, dan langka tertahan di tempat. Dia tidak sanggup mendekat hingga tamu itu menghampiri lebih dulu—memeluknya begitu erat, seolah menolak dilepaskan.“Akhirnya … aku bisa bertemu denganmu lagi, Yasmin.” Suara itu terisak, emosi yang lama tertahan.Yasmin menggigil dalam dekapan hangat itu, lalu dengan tangan gemetar, dia membalas pelukan tersebut.“Iya, Dokter … saya juga senang,” balasnya pelan, dan akhirnya menangis di bahu Samantha.“Mereka jahat, tidak mengajakku pergi. Kalau saja aku tahu, pasti aku ambil cuti dan ikut.” Tatapan Samantha pun melayang tajam ke arah Barra dan Kezia yang berdiri tak jauh dari Yasmin.“Maaf, Dokter. Menunggu lama, ya? Ayo masuk, aku punya oleh-oleh.” Yasmin melepaskan pelukan mereka, lalu mengusap air matanya sambil tersenyum kecil.Samantha mengangguk. Dia merangkul bahu Yasmin dan keduanya berjalan ke ruang tamu. Barra, Kezia, juga Leo meny

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 118 : Barra Merajuk?

    Pada akhirnya … setelah Boy dan Cleo terlelap, Yasmin pun turut terbuai dalam mimpinya malam ini. Dia bahkan menikmati kehangatan dari selimut yang menutupi tubuhnya.Ya, Barra bukannya membangunkan dan meminta Yasmin pindah. Justru pria itu membiarka tetap di sana, menikmati pemandangan hangat di sampingnya. Sebuah senyum mengembang perlahan di wajah Barra. Dia menyapu pelan kening Yasmin, menyingkirkan helaian rambut yang jatuh sembarangan.Pandangan Barra kemudian bergeser pada dua bayi kembar yang tidur menempel di sisi Yasmin. Seolah keduanya enggan berjauhan dari wanita itu.Dia mengecup lembut dahi Boy, lalu saat hendak menempelkan ciuman serupa pada Cleo, gerakannya terhenti di udara. Namun, Barra menepis pikirannya. Dia tidak mau merusak momen damai ini.“Bantu Papi bujuk Bunda, ya,” bisiknya lembut di telinga Cleo.Setelah itu, pria itu ikut terlelap di samping Cleo, dan tubuhnya menghadap Yasmin.Pagi harinya, Yasmin masih tertidur pulas, sementara Barra telah terbangun leb

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 117 : Yang Spesial

    Tidak!Ini salah. Mana mungkin seorang majikan terus mendekat seperti ini kepada pekerjanya?Yasmin tahu dia harus segera menjauh. Tubuhnya beringsut perlahan ke sisi kursi besi. Namun, baru saja tangannya menyentuh besi dingin di samping, dan tubuhnya sedikit terangkat, tangan hangat pria itu merangkum wajahnya, lalu sesuatu yang lembap dan lembut menyentuh keningnya.Hangat dan menenangkan. Yasmin membeku dibuatnya.Sudah pernah menikah, tetapi Yasmin belum sekalipun merasakan sentuhan sehalus dan setulus ini. Bukan nafsu, bukan pura-pura. Rasanya seperti … penerimaan."Mas...," gumamnya. Kepala Yasmin terangkat, dan manik hitamnya bertemu dengan sorot cokelat milik pria itu. Penuh cahaya yang memantulkan kerlip lampion dari kejauhan.Sebelum Yasmin sempat bertanya apa maksud semua ini, Barra lebih dulu bicara. "Bisa kenal lebih dekat?"Yasmin hanya bisa berkedip dengan mata yang membulat. Ini terlalu cepat. Sentuhan itu barusan … maksudnya apa? Lalu ucapan ini? Satu hal pasti—Barra

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 116 : Sama-sama Single

    Untuk sejenak, ruangan itu menjadi hening. Bahkan Yasmin bisa merasakan helaian rambutnya yang tertiup udara dari pendingin ruangan. Wanita itu menelan saliva saat Barra makin mendekat dan ...."Malam ini kamu punya waktu, bukan?" bisik pria itu, tepat di telinganya.Napas hangat Barra membelai daun telinga Yasmin, dan suara beratnya membuat sekujur tubuh wanita itu bagai disetrum. Ia menggigil pelan, tanpa bisa mengelak dari efek suara yang menelusup hingga ke nadinya.Aneh, Yasmin tidak mempertimbangkan jawaban. Dengan mudahnya dia mengangguk, seolah terhipnotis oleh cara bicara pria itu. Bahkan ketika Barra tersenyum, Yasmin hanya terpaku menatapnya. Demi Tuhan, pria itu benar-benar seperti serangan jantung yang datang tiba-tiba."Nanti aku tunggu kamu di lobi," kata Barra seraya melepaskan tangannya dari tubuh Yasmin.Barra lantas bersikap biasa saja, seolah tak terjadi apa-apa. Namun, bagi Yasmin itu luar biasa. Kini, dia sulit menjalani perannya sebagai Ibu Peri di mata anak-anak

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 115 : Mr. Barra Bear

    Mata bulat Yasmin masih membesar mendengar ucapan pria itu. Dia sungguh tidak tahu harus merespons apa. Pandangannya beralih ke arah kanan, melihat yang lainnya mulai berjalan ke tempat sama. Ah, dia akan sekamar saja dengan Mbok Inah. Aman. Yasmin pun mengangguk mantap, pura-pura kalem padahal gugupnya merambat ke ubun-ubun.“Kenapa?” tanya Barra serius, tetapi sudut bibirnya yang terangkat membuat Yasmin menatap curiga.“Saya mau kasbon, Mas,” ucap Yasmin akhirnya, setengah menunduk. Barra menaikkan satu alis, menunggu penjelasan. Yasmin pun menambahkan, “Umm … itu, untuk sewa kamar di sini. Masa saya harus sekamar sama Mas?”Tawa Barra meledak seketika. Pria itu langsung merangkul bahu Yasmin secara impulsif, membuat wanita itu kaget bukan main. Dia mengedip-ngedipkan mata, mencoba memproses apa yang baru saja terjadi. Jantungnya berdetak seperti genderang perang.Terdengar bunyi ‘beep’ saat kartu menyentuh sensor, diikuti garis hijau pada handle pintu. Pintu terbuka lebar. Tanpa

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 114 : Satu Kamar Denganku

    Mata Cindy mengerjap, tetapi kelopak itu berat untuk terbuka. Samar-samar, dia teringat Bram menyuntikkan sesuatu ke lengannya. Namun, telinga wanita itu menangkap suara ketikan keyboard dan hiruk-pikuk yang asing. Apa ini mimpi? “Bram sialan!” geramnya pelan. Dia sontak terkejut—karena bisa bicara. Cindy memaksa membuka mata. Cahaya ruangan menyilaukan, suasana ini jauh berbeda dari tempat sebelumnya. Sebelum sempat bangkit, seorang polwan mendekat dan membuka ikatan di tangan Cindy. “Jaga sikap!” hardik Polwan itu, “Pelapor masih berbaik hati mengantarmu ke sini. Bukan main hakim sendiri.” “Hah? Pelapor?” Cindy menyeringai sinis. “Bram? Baik hati?” Yang benar saja. Pria itu jelas-jelas mempermainkannya hingga dia pingsan karena ketakutan. Suntikan itu … ternyata hanya berisi air bening biasa. Permainan kotor! Duduk di kursi seberang, Bram menatap tajam. Dengan satu isyarat tangan, dia menegaskan bahwa Cindy tidak bisa lari ke mana pun. Belum sempat Cindy membalas tatapan itu

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 113 : Monster Betina vs Jantan

    Cindy tahu pasti Sarah menerima informasi entah dari Bram, atau mungkin … Barra yang menghasut. Namun, dia bangkit sambil memegangi pipinya yang masih mati rasa.“Tante, dengar dulu penjelasan aku,” elaknya, tidak menyerah.“Aku memang benci sama si Yasmin, tapi nggak sangka kawan sendiri jadi lawan. Jahat kamu!” seru Sarah, tangannya menunjuk-nunjuk wajah Cindy.Cindy tertawa miris. “Tan, pengadilan aja belum kasih keputusan. Jadi … semua info yang Tante dengar bisa aja palsu,” katanya, mencoba terdengar tenang. Meskipun debar jantungnya bergejolak hebat.“Ah … banyak omong!” Sarah kembali mendorong Cindy dengan keras. Emosi wanita paruh baya itu meledak. Dia menarik rambut dan mencakar kulit mulus Cindy. Lorong rumah sakit seketika berubah jadi ‘ring’ pertarungan.“Beraninya kamu membunuh anakku!”Cindy berontak. Dia bahkan menarik tubuh Sarah hingga keduanya jatuh dan bergumul di lantai. Teriakan dan cacian membahana, membuat lorong rumah sakit jadi tontonan public. Para perawat pu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status